Original Network
: Channel 7
Singkorn merebut ponsel yang Paul pegang. Dan bawahannya menahan
Wang. Saat keadaan terlihat sudah berbalik menguntungkan Singkorn dan Bos
Kasin. Tiba- tiba datang kabar bahwa polisi datang.
“Ini bagaimana
kamu akan berakhir malam ini Khun Singkorn. Serahkan dirimu,” kata Paul, menyarankan. Lalu dia maju dan merebut pistol yang
Singkorn pegang serta menggunakan itu untuk menyelamatkan Wang yang disandera.
Nai mencoba menghubungi Paul. Tapi tidak ada diangkat.
Polisi datang. Dan tembak menembak terjadi. Disaat itu, Singkorn
dan Bos Kasin diam- diam kabur dari lokasi kejadian.
Paul menghadang mobil Singkorn. Dan lalu dia memeriksa ke bangku
penumpang. Tapi tidak ada siapapun disana. Yang ada hanya Suthee yang berada di
bangku pengemudi.
Flash back
Wirit menawarkan Suthee sebuah pekerjaan. Yaitu malam ini, Suthee
hanya harus menjadi supir bagi Boss nya.
Flash back end
“Bagaimana kamu
bisa disini?” tanya Paul, terkejut.
Lalu polisi datang menghampiri mereka. Dia membawa Suthee
bersamanya ke kantor polisi. Dan Paul membiarkannya.
Didalam mobil yang lain. Bos Kasin mempertanyakan Singkorn,
bagaimana bisa polisi menemukan lokasi mereka. Lalu dia menjelaskan, jika dia
sampai terlibat dalam masalah, maka Singkorn harus mengambil tanggung jawab
menggantikannya. Dan Singkorn merasa panik serta kesal kepada Paul.
Seorang petugas polisi menjelaskan kepada Paul bahwa sekarang
mereka tidak punya cukup bukti menangkap dalangnya. Jika mereka memiliki saksi,
maka itu baru bisa dilakukan.
“Bagaimana dengan
supir Khun Singkorn?” tanya Paul.
“Dia menolak untuk
mengatakan apapun,” jawab si Petugas. Lalu dia pamit dan pergi duluan.
Paul diam dan menatap Suthee yang berada di ruang introgasi. Lalu
tiba- tiba Nai datang. Dan dia memberitahukan apa yang terjadi kepada Nai.
Seseorang menggunakan nama Crown Diamond untuk menyelundupkan barang ilegal
bersamaan dengan barang mereka yang asli, dan pada malam kejadian, Suthee
berada di dalam mobil Singkorn.
Seorang petugas polisi masuk ke ruang introgasi dan menanyai
Suthee. Dan Suthee menjawab bahwa dia tidak tahu apapun, dia hanya datang
karena seseorang membayarnya untuk menjadi supir.
“Kemudian beritahu
aku siapa yang menyuruh mu?” tanya si
Petugas. Dan Suthee hanya diam saja. “Aku ingin kamu
segera membuat keputusan. Alasan kamu belum ditangkap, karena tidak ada cukup
bukti saja pada pemilik obat ilegal tersebut. Tapi jika kamu bekerjasama dengan
kami, kamu akan menjadi saksi dalam kasus ini,” jelas si
Petugas.
Nai mengikuti Paul pergi dan menanyai, apakah alasan Paul pergi
tiba- tiba semalam adalah untuk menangkap Singkorn. Dan Paul membenarkan. Lalu
Nai menjelaskan bahwa dia tidak percaya kalau Suthee terlibat dalam konspirasi
obat- obatan ilegal. Dan Paul menyarankan Nai untuk berbicara kepada Suthee
supaya segera mengaku dan menjai saksi, jadi mereka bisa menangkap orang
jahatnya. Sebab dia tidak akan membiarkan siapapun menggunakan nama Crown
Diamond untuk melakukan hal ilegal seperti ini lagi.
“Aku akan
mendiskusikannya dengan Ayah,” jelas Nai.
“Apa yang bisa
Ayahmu lakukan sekarang? Kamu pikirkanlah. Sampai hari ini saja dia tidak tahu
bahwa dia membesarkan ular,” komentar Paul.
“Dia hanya
mempercayai orang yang sudah lama bekerja dengan nya,” balas Nai, membela Paramee. “Selain itu, Paman
Singkorn selalu bekerja dengan baik dalam membantu Ayah di masa lalu.”
“Kamu benar- benar
mirip Ayahmu. Aku tidak terkejut sama sekali mengapa Suriyakan berada dalam
kondisi sekarang,” ejek Paul. Lalu dia pergi duluan.
Paramee memarahi Singkorn, karena Singkorn menggunakan Crown
Diamond untuk menyelundupkan barang ilegal. Dan Net berusaha menenangkan
Paramee, untuk jangan marah, karena ini hanya salah paham saja. Tapi Paramee
tidak percaya, karena Nai sudah memberitahu semuanya.
“Ini salahku,” kata Singkorn, mengaku. “Aku salah untuk
membuat Khun Paul tidak senang,” katanya,
ternyata dia tidak mau mengaku, melainkan melemparkan kesalahan kepada Paul.
“Apa maksudmu?” tanya Paramee, tidak mengerti.
“Apa Khun Nai yang
memberitahumu? Bukankah dia berada disisi Khun Paul? Kamu sudah tahu bahwa Khun
Paul bisa melakukan apapun. Dia menutup identitas nya, berbohong kepada kita
semua. Tapi kali ini dia mungkin ingin menguburku hidup- hidup, jadi dia
menjebakku,” jelas Singkorn. Dan Paramee merasa goyah.
“Singkorn sudah
lama bekerja dengan kita. Tentang hal ilegal itu, dia tidak akan mungkin berani
melakukannya,” kata Net, membantu Singkorn. Dan Paramee jadi percaya dengan
mereka.
Ketika Paramee dan Paul berpapasan jalan. Dengan malas, Paramee
berjalan melewati Paul begitu saja. Tapi Paul menghentikannya dengan membahas
tentang Singkorn.
“Sangat mengejutkan, orang yang paling kamu
percayai adalah orang yang paling membahayakan perusahaan,” komentar
Paul.
“Begitukah? Kamu kira aku mempercayai setiap
perkataanmu?” balas
Paramee dengan sikap tenang. “Jika kamu ingin aku memilih, antara orang
yang selalu setiap pada perusahaan dan orang yang ingin mencuri perusahaan,
siapa yang kamu pikir akan aku percayai?” tanyanya. “Bukankah aku pernah bilang kamu mirip
denganku sewaktu muda dulu? Sampai sekarang aku masih percaya itu. Ketika aku
muda, aku membuat banyak keputusan buruk. Sekarang aku lihat apa yang kamu
lakukan, aku pikir kamu akan menerima konsekuensi nya, seperti aku juga,” jelasnya,
menegaskan bahwa dia tidak mempercayai Paul sama sekali.
Hasil tes
DNA keluar. Dan hasilnya, Paul adalah Poramee.
Wang datang
menemui Suthee dipenjara. Dia menanyai, apakah Suthee mau membantu Paul dan
menceritakan kebenaran.
Setelah
berbicara dengan Suthee, Wang menghubungi Paul dan memberitahu bahwa Suthee
bersedia untuk membantu mereka. Dan Suthee akan segera memberitahu polisi
tentang Singkorn yang menyuruh nya datang ke gudang pada malam itu.
Mendengar kabar
tersebut, Paul berterima kasih kepada Wang. Dan bersyukur karena Suthee mau
membantu, serta dia tidak salah menilai orang.
Paul datang
bersama polisi untuk menangkap Singkorn. Dan Singkorn merasa panik, tapi dia
tetap mencoba tampak tenang dan mengikuti polisi.
Wirit datang
ke perusahaan untuk memberitahukan hasil yang didapatkannya. Tapi tepat ketika
dia datang, dia melihat Singkorn ditangkap oleh polisi. Jadi dengan ngeri,
diapun langsung pergi darisana.
Ketika Wirit
keluar dari perusahaan, dia ditabrak oleh sebuah mobil. Kemudian tepat disaat
itu, Nai datang. Melihat itu, Nai menyuruh orang disekitar untuk segera
memanggil ambulans.
Para
karyawan menggosipi tentang Singkorn yang ditangkap oleh polisi. Net yang
kebetulan lewat dan mendengar itu, merasa panik.
Nai juga
mendapatkan kabar tentang Singkorn ditangkap. Lalu disaat itu, perawat yang
merawat Wirit datang serta memberitahu bahwa Wirit masih tidak sadarkan diri.
“Ng. Aku punya urusan untuk dilakukan. Jadi
jika dia bangun, bisakah kamu menyuruhnya untuk menghubungi nomor ini?” pinta Nai,
memberikan kartu nama nya.
Nai masuk ke
dalam mobil dan pergi dari rumah sakit. Dan didalam mobilnya terdapat tas milik
Wirit.
Dikantor
polisi. Singkorn menyangkal bahwa dia ada ke gudang pada malam kejadian. Tapi
polisi tidak percaya, karena mereka memiliki kesaksian dari Suthee. Dan polisi
meminta Singkorn untuk bekerja sama dengan mereka serta memberitahukan siapa
saja komplotan Singkorn yang lain. Tapi Singkorn menolak untuk berbicara sampai
pengacaranya datang.
Paramee
menghubungi polisi dan mencari tahu tentang kasus Singkorn. Lalu dia
memberitahu Net. Dan Net merasa sangat gugup, tapi dia menutupinya dengan baik
dihadapan Paramee.
“Siapa saksinya?” tanya Net, ingin tahu.
“Suthee.”
Nai membawa
Suthee yang sudah bebas dari penjara untuk makan bersama. Dan Suthee tidak
menolak, tapi dia menjelaskan bahwa dia pasti akan membayar Nai untuk makanan
ini nantinya, ketika dia sudah punya uang, karena dia tidak ingin berhutang
apapun kepada Nai. Dan Nai tidak memaksa. Lalu dia ingin membantu Suthee
mencari tempat tinggal, sehingga tidak ada yang mengusir Suthee lagi.
“Siapa yang kamu maksud?” tanya
Suthee, tidak mengerti.
“Khun Paul,” jawab Nai.
“Khun Paul tidak pernah mengusir ku. Dia
mencoba memberiku pekerjaan, tapi aku menolak,” balas Suthee, memberitahukan yang sebenarnya.
Mendengar
itu, Nai teringat akan perkataan kasar yang telah dikatakan kepada Paul. Dan
dia jadi merasa bersalah.
“Kamu tahu mengapa? Karena aku tidak ingin
kamu terlibat dalam hidupku lagi. Pulanglah sekarang,” usir
Suthee. “Aku ada
janji bertemu dengan Khun Paul,” jelasnya. Dan Nai diam.
Karena Nai
tampak tidak mau pergi, maka Suthee pun berniat pergi duluan. Tapi ketika dia
berbalik untuk pergi, dia melihat seorang anak buah Bos Kasin datang. Dan dia
merasa panik. Tepat disaat itu, Paul datang.
Paul membuat
Suthee untuk kembali duduk ditempatnya. “Seseorang mengikuti kalian berdua. Bertindak
biasa saja dan lakukan apa yang aku katakan,” jelas nya dengan serius.
Paul dan Suthee
saling bertukar pakaian. Lalu Paul yang berpura- pura menjadi Suthee membawa
Nai untuk kabur bersamanya. Dan si bawahan Bos Kasin langsung mengejar mereka
berdua.
Sementara
Suthee yang berpura- pura menjadi Paul, dia kabur dari pintu belakang resto,
dan bertemu dengan Wang yang telah menunggu nya. Lalu dia mengikuti Wang.
Paul dan Nai
sampai dijalan buntu. Jadi dengan terpaksa, mereka hanya bisa bersembunyi
dibelakang truk besar untuk sementara.
Dua bawahan
Bos Kasin semakin berjalan mendekati truk besar. Mendengar langkah kaki mereka,
Nai merasa panik. Sedangkan Paul berpikir dengan keras.
Ketika dua
bawahan Bos Kasin sampai didekat truk besar, Paul dan Nai sama sekali tidak ada
disana. Lalu merekapun memeriksa ke dalam truk besar. Dan ternyata Paul dan Nai
juga tidak ada disana. Hal itu membuat dua bawahan Bos Kasin merasa bingung.
Karena tidak ada tempat sembunyi lain yang lebih mencurigakan selain truk besar
tersebut.
Ternyata,
Paul dan Nai bersembunyi diatas truk besar. Mereka berbaring disana.
Dan datang ke bar bersama seorang wanita cantik. Melihat itu, Net sama sekali tidak peduli. Lalu ketika Dan datang mendekatinya, Net tiba- tiba mendapatkan ide. Yaitu ide tentang pernikahan Dan serta Nai.
Paul
menyarankan Nai agar mereka tetap tinggal diatas truk untuk sementara, sampai
dua bawahan Bos Kasin pergi. Dan Nai hanya diam saja.
“Berbaring disini, bisa melihat bintang yang
cantik,” gumam Paul
sambil tersenyum menatap bintang dilangit.
Mendengar
itu, Nai ikut menatap bintang di langit. Lalu dia menatap Paul. “Mengapa kamu
harus berakting seperti orang tidak berhati? Mengapa kamu berbohong padaku?” tanyanya,
ingin tahu.
“Ketika aku jujur, kamu pikir aku bohong. Jadi
aku memilih untuk berbohong saja,” balas Paul.
“Kamu suka mengatakan dan melakukan sesuatu
yang sebaliknya?”
“Mungkin,” jawab Paul, singkat, sambil menatap Nai.
“Kalau begitu, segala yang kamu lakukan
kepadaku adalah yang sebaliknya kamu rasakan terhadap ku?” tanya Nai,
memastikan. Mendengar itu, Paul diam. “Apa itu sulit Khun Paul untuk mengikuti kata
hatimu?”
“Tanya dirimu sendiri, jika kamu bisa mengikuti kata hatimu atau tidak,” balas Paul.
Lalu dia memegang tangaan Nai dengan erat.
Secara
perlahan, Paul mendekati Nai untuk menciumnya. Dan Nai menutup matanya serta
menunggu Paul mendekatinya.
Tapi
sayangnya, sebelum bibir mereka berdua sempat bersentuhan, tiba- tiba terdengar
suara orang- orang yang mengganggu suasana mereka.
“Hey! Hey! Simpan cepat! Sudah mau hujan!”
Mendengar
itu, dengan canggung, Paul dan Nai langsung saling berjauhan. Lalu mereka bergegas turun dari atas truk.
Saat sudah
sampai dirumah, Nai mengabari Paul dari telpon. Lalu dia menanyai tentang
bagaimana Suthee. Dan Paul menjelaskan bahwa dia sudah menyuruh orangnya untuk
membawa Suthee ke tempat yang aman. Mengetahui itu, Nai merasa lega dan
berterima kasih pada Paul.
Net kemudian
pulang. Dia pulang dalam keadaan agak mabuk. “Apa kamu tahu siapa yang aku temui hari ini?” tanyanya.
“Siapa?” tanya Nai.
“Tunanganmu. Kamu pasti begitu sibuk akhir-
akhir ini sampai kamu tidak punya waktu untuk menemui Dan, huh?! Jadi Dan
memberitahuku untuk menyampaikan padamu untuk bersiap. Dia akan segera membawa
orang tuanya untuk mendiskusikan pernikahan denganmu,” jelas Net
sambil tersenyum sinis.
Wang melihat
Paul tersenyum- senyum sendiri. Dan dia menebak, pasti terjadi sesuatu yang
bagus, ketika Paul dan Nai sedang bersembunyi barusan. Mendengar itu, Paul
hanya diam saja sambil terus tersenyum.
Pagi hari.
Paul mendesign kan cincin pernikahan yang disuruh oleh Paramee. Dan mengetahui
itu, Dr. Kashane memberikan saran supaya Paul membuat cincinnya semewah
mungkin. Dan Paul tidak setuju, karena tidak semua wanita suka hal mewah.
“Itu benar. Jika itu Khun Nai, dia akan suka
sesuatu yang lebih alami tapi cantik,” gumam Dr. Kashane sambil tersenyum.
“Kamu berbicara seperti kamu sudah berada
didalam hatinya,” komentar
Paul dengan nada agak cemburu.
“Khun Nai satu- satunya yang ada didalam
hatiku,” balas Dr.
Kashane.
Mendengar itu,
Paul langsung berhenti mendesign dan pergi untuk jalan- jalan sebentar.
Didalam
kamar. Paul melanjutkan designnya. Lalu ketika dia mengingat perkataan Dr.
Kashane tentang cincin yang cocok untuk Nai, dia tersenyum.
Dikantor.
Gina dan yang lainnya ingin melihat cincin buatan Paul. Tapi Ting menghentikan
mereka, karena jika cincin nya terbahayakan sedikit saja, mereka bisa
bermasalah. Lalu dia membawa cincin tersebut pergi.
Ting
memberikan cincinnya kepada Paul. Lalu Paul membuka kotaknya dan menunjuk kan
cincin itu kepada Patcharee, Nai, dan Paramee, yang berada diruang rapat.
“Inspirasi cincin ini berasal dari cantiknya
bintang- bintang saat malam,” kata Paul sambil menatap ke arah Nai. “Dua orang
yang menginginkan waktu untuk bergerak perlahan, menghargai satu sama lain
didalam ingatan mereka,” jelasnya.
Mendengar
itu, Nai teringat akan kenangannya bersama dengan Paul. Dan lalu dia balas
menatap Paul sambil tersenyum.
Ternyata
klien VIP yang memesan cincin tersebut adalah Dan. Mengetahui itu, setiap orang
merasa terkejut. Dan Paul merasa cemburu serta kecewa.
Melihat
tatapan kecewa Paul, Nai merasa
bersalah. Tapi dia tidak tahu harus mengatakan apa.
Nai kemudian
menarik Dan keluar dari ruang rapat, dan menanyai, apa tujuan Dan membuat Paul
untuk mendesign kan cincin ini. Dengan jujur, Dan memberitahu bahwa ini
bukanlah idenya, tapi ide Paramee. Alasan dia setuju adalah untuk memberikan
kejutan kepada Nai.
Mengetahui
hal tersebut, Nai merasa terkejut dan terdiam.
Paramee
menghampiri Paul dan memberitahu bahwa mulai hari ini, dia berharap Paul bisa
lebih paham dengan jelas. Yaitu Paul tidak akan pernah menjadi orang yang
meletakkan cincin ke jari Nai. Karena dia tidak akan membiarkan Paul menyentuh
orang yang dia sayangi.
Mendengar
itu, Paul diam. Lalu ketika Paramee pergi, dia mencengkram gelas air dengan
erat sambil tangannya berdarah.
Dari jauh, Nai melihat itu dan merasa khawatir.
semangat...lanjuttbyrrus..
ReplyDelete