Original Network : Channel 7
Sore
hari. Dr. Kashane merasa khawatir, ketika mengetahui kalau siang tadi Dan ada
membawa preman untuk memukuli Paul. Lalu Wang menawarkan Paul untuk lebih baik
bersembunyi selama sementara di rumah Paman Ken Yang, karena Paul bisa saja
terluka lagi. Tapi Paul menolak, karena dia baik- baik saja serta dia tidak
takut, ditambah rumah ini sangat berarti baginya.
Mendengar
itu, Dr. Kashane agak tidak mengerti dan menatap Wang untuk mencari tahu. Tapi
Wang tidak menjawab dan menundukkan kepalanya.
Ketika
pulang, Dan langsung menemui Ayahnya, dia memberitahu bahwa dia ingin segera
menikahi Nai. Namun Ayah Dan tidak setuju, karena pernikahan bukanlah lelucon,
juga untuk menikah, Dan perlu memikirkan keuntungannya.
“Ayah,
apa pernikahan memerlukan keuntungan?” tanya Dan, protes.
“Untukku,
iya. Jika tidak mengapa aku begitu bodoh untuk menikah? Jadi jangan bicarakan
ini dengan ku lagi sekarang,” balas Ayah Dan dengan tegas.
Net
bermain judi lagi. Tapi kali ini dia datang sendiri, tidak ditemani oleh Wirit.
Dan seperti biasa, dia terus saja kalah.
Akhirnya
Net mencoba menghubungi Wirit untuk mengundangnya main bersama. Tapi sayangnya,
Wirit tidak menjawab telponnya. Lalu Singkorn datang. Dan Net langsung mengeluh,
karena keberuntungan tidak ada disisi nya, diapun jadi terus- terusan kalah.
Dan dia menyalahkan Singkorn untuk ini.
“Bagaimana
kamu bisa menyalahkan ku? Salahkan Paul yang menjadi penghalang kita,” keluh
Singkorn. “Jangan khawatir. Aku punya cara untuk membuat uang untuk kita,”
katanya dengan percaya diri.
“Lakukan
apapun yang kamu inginkan. Hanya jangan membawaku ke dalam masalah,” balas Net
dengan sikap sedikit melembut. Dan mendengar itu, Singkorn tersenyum senang,
karena ini berarti Net mau mendukung nya.
Paul
mengadakan rapat dan mengumumkan bahwa dari sekarang perusahaan mereka akan
meningkatkan langkah- langkah inspeksi untuk barang impor dari luar negri.
Mendengar itu, Singkorn tampak sangat terkejut. Sedangkan Net langsung
mengajukan sedikit protes, menurutnya tindakan Paul ini seperti Paul tidak
mempercayai orang yang biasa nya mengurus. Dan Singkorn setuju dengan Net,
karena biasanya tidak pernah ada masalah dengan produk apapun, jadi menurutnya,
mereka tidak perlu meningkatkan langkah- langkah inspeksi.
“Mengapa
disana tidak ada masalah?” tanya Paul sambil menatap Singkorn dan Net dengan
sikap tenang.
“Khun
Paul akhir- akhir ini ada mengecek barang impor dan dia menemukan banyak produk
yang tidak biasa. Dia tidak yakin jika disana ada error pada dokumen atau
tidak,” kata Nai, menjelaskan.
Net
tetap tidak setuju dengan Paul, dengan alasan, Paul terlalu memperumit
pekerjaan. Namun Paul tetap bersikeras untuk menjalankan langkah- langkah
inspeksi tambahan ini, karena dia khawatir, ini bukan kesalahan dari dokumen,
melainkan memang ada produk lain yang tercampur dengan produk perusahaan
mereka, dan ini bisa menjadi masalah ke depannya. Jadi untuk barang
selanjutnya, dia yang akan mengecek nya sendiri.
“Jika
itu masalah besar, mengapa kamu tidak mengadakan rapat besar? Mengapa disini?”
kata Singkorn, mempertanyakan sikap Paul. “Selain itu, pekerjaan ini adalah
pekerjaan ku. Kamu ikut campur seperti ini, hati- hati, Khun Paramee tidak akan
senang dengan itu,” kata Singkorn, mencoba menakuti Paul.
“Tidak perlu bagiku untuk membuatnya senang. Karena semua keputusan di perusahaan ini, aku punya hak penuh,” balas Paul.
Mendengar
itu, dengan tidak senang serta gugup, Singkorn dan Net langsung terdiam. Lalu
mereka berdua pamit dan pergi duluan meninggalkan ruang rapat.
Setelah
rapat selesai, Nai menghentikan Paul yang ingin pergi. Dia menebak kalau Paul
sengaja melakukan ini untuk bertengkar dengan Singkorn. Dan Paul tidak
menyangkal, karena dia senang bertengkar dengan Singkorn, selama itu bisa
menghentikan bahaya didalam perusahaan.
“Tapi
disana tidak ada bukti?” protes Nai.
“Kelihatannya
kamu terbiasa ditipu sampai tidak bisa membedakan apapun,” komentar Paul.
“Dan
kamu sangat bagus menipu orang, terus berpikiran kalau orang lain sama seperti
kamu,” balas Nai dengan ketus.
Dikantor.
Net mengomeli Singkorn, karena sebelumnya, Singkorn tampak sangat percaya diri sekali
bisa melakukan pekerjaan dengan baik. Tapi belum lama, Singkorn sudah ketahuan.
Dan dia mengingatkan Singkorn bahwa Paul adalah orang yang pintar, jadi lebih
baik Singkorn melakukan segalanya dengan hati- hati. Jika barang yang di
antarkan bersama dengan Jade (batu perhiasan) nantinya, dan barang itu
tertangkap, maka mereka bisa habis.
“Aku
akan menunjukkan padamu bahwa antara aku dan dia, siapa yang lebih pintar,”
kata Singkorn dengan penuh tekad, karena tidak senang Net meremehkannya.
Dan
datang ke kantor untuk menjemput Nai. Sebelum Nai sempat menjawab apapun, Paul
datang dan mengingatkan Nai untuk segera mengirimkan dokumen ke tempat nya.
“Tapi
jam kerja sudah selesai,” protes Dan.
“Kamu
mungkin jarang bekerja jadi tidak mengerti pekerjaan yang mendesak,” balas
Paul, memandang rendah Dan. “Kamu harus bekerja dengan rajin, jangan sampai
terkena penyakit malas dari orang di samping mu sekarang,” katanya kepada Nai.
Mendengar
itu, Dan merasa marah dan ingin memukul Paul. Tapi Nai langsung
menghentikannya. Sedangkan Paul sama sekali tidak takut, malahan dia menantang
Dan untuk coba memukulnya.
Setelah
Dan pergi, Nai mulai marah kepada Paul, karena Paul terus- terusan mencoba
berkelahi dengan Dan serta membully orang. Menurutnya, sejak Paul mengambil
alih kekuasaan, Paul menjadi terlalu berlebihan.
“Mengapa
aku tidak tahu? Aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan. Menurutku
sekarang, kamu harus pergi dan melakukan pekerjaan yang aku minta,” perintah
Paul, mengingatkan. Dan dengan kesal, Nai diam.
Wirit
melaporkan kepada Singkorn bahwa Ken Yang tidak pernah memiliki anak, dan Paul
hanyalah anak adopsi, tapi tidak ada yang tahu sejak kapan Paul diadopsi. Lalu
Ken Yang pernah bersekolah di Thailand, sebagai buktinya, dia menunjukkan foto
kelulusan Ken Yang sewaktu di Thailand.
Ketika
melihat foto yang Wirit berikan, Singkorn sangat terkejut.
Nai
memberikan dokumen yang Paul inginkan dengan wajah cemberut. Melihat itu, Paul
tersenyum serta mengomentari kalau Nai tampak tidak senang. Dan dia menebak
bahwa alasan Nai tidak senang itu pasti karena dia telah mengganggu kebahagian
Nai bersama Dan. Sebab Nai sangat ingin mejadi menantu putra politisi.
“Jika
itu membuat keluarga ku bahagia, maka aku akan menikahi Dan,” kata Nai dengan
yakin. Dan Paul tidak merasa senang.
“Mengapa
menggunakan orang lain sebagai alasan? Sejak kamu bersedia untuk melakukannya
untuk kebahagiaan mu sendiri,” komentar Paul dengan ketus. Lalu dia meremas
dokumen yang barusaja Nai buat dan membuang nya. “Banyak kata yang salah.
Perbaiki. Tapi aku tidak memiliki waktu untuk duduk dan mengecek nya. Jadi
kirimkan saja nanti melalui email,” perintahnya. Lalu dia pergi duluan.
Dengan
kesal, Nai memungut dokumen yang Paul buang dan meremasnya.
Paul
mengingat ketika Nai melindungi Dan serta ketika Nai mengatakan bahwa dirinya
bersedia untuk menikahi Dan. Mengingat itu, Paul merasa sangat tidak senang.
Patcharee
datang menemui Dr. Kashane untuk menanyai tentang kapan Paul akan pulang. Dan
Dr. Kashane pun menelpon Paul serta bertanya, lalu dia memberitahu kalau Paul
sedang dalam perjalan pulang. Setelah itu, dia mengeluh, kenapa Patcharee
datang dan bertanya kepadanya dimana Paul, kepadahal dia hanya teman Paul,
bukan istri Paul.
“Kamu
mungkin tidak tahu betapa jahatnya temanmu itu sekarang!” keluh Patcharee
dengan penuh emosi.
Saat
Nai dan Singkorn tidak sengaja saling bertabrakan, Nai pun menjatuhkan folder-
folder yang dipegang nya, kemudian Singkorn bantu memungutkan folder- folder
tersebut, lalu dia melihat isi nya.
“Ini
folder proyek yang kita batalkan,” tanya Singkorn.
“Benar.
Khun Paul yang menyuruh Khun Nai untuk membawa nya,” kata Patcharee,
menjelaskan.
“Mengapa?”
tanya Singkorn, tidak senang.
Paramee
kemudian kebetulan lewat. Dan Singkorn melapor kepadanya.
Paramee
datang ke kantor Paul, dengan ditemani oleh Singkorn. Dia menanyai, kenapa Paul
mau mengulang kembali proyek yang sudah dibatalkan. Dan dengan tenang, Paul
menjawab bahwa jika dia tertarik, maka Paramee ada masalah apa.
“Setiap
proyek yang ditolak, itu karena ada kesalahan. Apapun yang dilakukan, itu akan
membuang waktu, jadi mengapa kamu mengungkit itu lagi?” protes Paramee. “Aku
kira kamu mau Crown Diamond untuk bergerak maju? Melakukan ini hanya membawa
nya mundur ke dalam lubang lagi,” keluhnya.
“Benar,”
kata Singkorn, setuju dengan Paramee. “Contohnya, proyek besar seperti tambang
emas, Khun Paramee sudah mengirim orang untuk menyelidiki dan disana tidak ada
apapun. Para warga juga tidak ingin bekerja sama, jadi mengapa di ungkit lagi?”
protes nya.
Paramee
menganggap kalau Paul hanya bermain- main dan menghabiskan waktu saja. Namun
Paul tetap pada keputusannya. Dan Singkorn dengan sengaja mengatakan kalau Paul
tidak percaya dengan Paramee, sehingga Paramee semakin tidak senang terhadap
Paul.
“Bagaimana
aku bisa mempercayaimu? Dimasa lalu, kamu cukup berlebihan. Itu mengapa aku
duduk ditempat mu sekarang,” kata Paul sambil tersenyum tenang.
Paramee
keluar dari ruangan Paul dengan raut wajah penuh emosi. Dan melihat itu,
Patcharee bisa menebak kalau Paramee tampak tidak senang.
“Aku
akan pergi dan bertanya,” kata Nai. Lalu dia masuk ke dalam kantor Paul.
Nai
masuk ke dalam kantor Paul tanpa mengetuk pintu sama sekali, dan juga dia
langsung berteriak memanggil namanya. Dan dengan capek, Paul menghela nafas
serta bertanya, apakah Nai tidak ada diajarkan sopan santun.
“Alasan
ku ke sini, karena aku ingin tahu apa yang kamu bicarakan dengan Ayah sampai
membuatnya kesal,” keluh Nai secara langsung.
“Aku
hanya ingin membuktikan bahwa apa yang Ayahmu pikirkan tidak selalu benar. Aku
akan mengulang proyek tambang emas lagi,” balas Paul.
“Tapi
ini proyek 5 tahun lalu. Ayah melihat ini tidak layak untuk di investasikan dan
membuang uang banyak ke sana,” protes Nai, mendukung keputusan Paramee.
“Kalau
begitu, aku akan pergi dan melihatnya sendiri. Kita berdua akan melihat betapa
salahnya Ayahmu,” balas Paul dengan percaya diri.
“Kita?”
gumam Nai.
“Benar.
Kamu ikut dengan ku ke sana,” tegas Paul, tidak mau di bantah.
Para
karyawan bertanya- tanya, apa yang Paul inginkan sebenarnya dengan membawa Nai
ikut bersama. Dan Patcharee menebak bahwa Paul pasti ingin menyiksa Nai, karena
disana hanya ada hutan dan gunung saja. Dan yang lainnya setuju.
“Aku
tidak akan membiarkan dia ke sana sendirian,” kata Patcharee, bertekad. Lalu
dia berpikir keras, gimana caranya supaya dia juga bisa ikut.
Dibar.
Net mengaku cemburu karena Paul membawa Nai pergi bersama- sama ke lokasi
tambang emas. Dan Singkorn tidak senang, karena sekarang dia sedang bekerja
keras untuk Net, tapi Net malah memikirkan tentang Paul.
“Aku
tidak tahu apa yang sedang kamu lakukan,” kata Net, beralasan.
“Menurutku,
Paul ingin mengalahkan Khun Paramee. Itu mengapa aku meletakkan umpan disana
dan dia akan menangkap nya,” balas Singkorn. Lalu dengan bersemangat, dia mulai
menceritakan rencana nya. “Untuk memudahkan kita memindahkan barang tersebut,
aku akan membuat orang- orang kita mengantarkannya selagi Paul tidak ada
disini. Dan aku harap, kamu akan melihat masa depan kita lebih penting daripada
hal-hal omong kosong,” jelasnya, menekan kan.
Singkorn
kemudian menghubungi Jao Sua (Bos Kasin) untuk membicarakan tentang bisnis
ilegal mereka. Dan Net mendengarkan semua nya sambil diam.
Paramee
tidak senang, Nai pergi berduaan dengan Paul. Dan Ratnee kemudian datang serta
memberitahu bahwa Nai dan Paul tidak pergi berdua saja, karena Gina dan seluruh
tim juga akan ikut bersama ke lokasi tambang emas.
Mengetahui
itu, Paramee pun berhenti bersikap kesal. Dan Net berhenti bersikap cemburu.
Paul
heran, kenapa semuanya datang ke kantor dan ingin ikut juga. Dan Patcharee
beralasan bahwa karena ini adalah proyek yang sangat penting, maka mereka juga
ingin membantu. Lalu Dr. Kashane juga ingin ikut untuk menemani.
“Aku
mengerti bahwa mereka ingin ikut karena pekerjaan. Tapi mengapa kamu ingin ikut
juga?” tanya Paul secara pelan kepada Dr. Kashane.
“Aku
ingin ikut. Kenapa? Ada yang sesuatu yang kamu tidak ingin aku tahu?” balas Dr.
Kashane sambil menatap curiga.
Mendengar
itu, Paul pun akhirnya mengizinkan Dr. Kashane untuk ikut juga. Dan dengan
senang, Dr. Kashane tersenyum lebar, lalu dia mengajak semuanya untuk masuk ke
dalam mobil dan berangkat.
Nai
ingin ikut naik ke satu mobil yang sama dengan para anggota timnya. Melihat
itu, Paul menghentikan Nai dan mengajak nya untuk ikut bersama dengan nya dan
menaiki mobilnya. Tapi Nai menolak, karena dia ingin bersama dengan tim nya.
Mendengar itu, Paul diam dan tersenyum.
Didalam
mobil. Patcharee mengingatkan Dr. Kashane bahwa sesampainya dilokasi, mereka
harus mengawasi Paul dengan baik, supaya Paul tidak berbuat macam- macam kepada
Nai.
“Mengapa
kamu tidak menaiki mobilmu sendiri? Mengapa mengambil ruang disini?” keluh Nai
sambil cemberut.
“Aku
juga ingin ikut dengan tim,” jawab Paul dengan sikap santai. “Mengapa? Kamu ada
masalah aku duduk disini?” tanyanya.
“Tidak
ada,” balas Nai sambil tersenyum terpaksa.
Sesampainya
dilokasi. Para karyawan merasa heran, kenapa para warga desa menatap mereka dengan
aneh.
Yot,
orang yang akan memandu mereka di desa, dia merasa heran, kenapa Paul tiba-
tiba datang dengan membawa banyak orang. Dan Paul menjawab bahwa ada sedikit
perubahan rencana. Dan Yot mengerti, lalu dia mengajak mereka ke tempat mereka
akan menginap. Dengan bersemangat, semua orang mulai mengambil barang bawaan
masing-masing dari dalam mobil.
“Para
warga tidak terlalu bekerja sama dan untuk informasi…” kata Yot, agak ragu.
“Woh…
akankah ini seperti kata Ayah? Perjalanan yang sia- sia,” sindir Nai dengan
sinis. “Aku berharap kamu tidak menyia- nyiakan budget ke sini karena kamu
terlalu percaya diri, ya.”
“Setelah
kita survei area disini, kita akan tahu, aku atau Ayahmu yang terlalu percaya
diri,” balas Paul sambil tersenyum tenang.
Para
karyawan memutuskan bahwa yang wanita akan tidur di dalam rumah, sedangkan yang
pria akan tidur di tenda. Sedangkan Dr. Kashane dan Paul akan tidur di rumah
yang lain.
Yot
membawa Paul dan Nai mensurvei lokasi. Dia menjelaskan bahwa memanen emas
adalah pekerjaan utama para warga di desa ini. Lalu kemudian kepala desa,
Singh, bersama beberapa warga datang menghampiri mereka bertiga. Singh tidak
setuju bila Paul ingin berinvestasi di desa mereka.
Dengan
sopan, Paul memberikan salam kepada Singh. “Halo, aku Paul. Perwakilan dari
Crown Diamond,” katanya, memperkenalkan diri.
“Aku
sudah tahu. Itu mengapa aku mengatakan ini supaya kamu mengerti. Tempat ini
tidak cocok untuk di investasi kan,” balas Singh dengan tegas.
“Tidak
cocok? Kemudian bolehkah aku turun dan lihat?” tanya Paul dengan tenang. Dan
Singh mengizinkan. Lalu Paul pun melepaskan pakaian yang dipakai nya.
Melihat
dada telanjang Paul, Nai merasa panas. Dan ketika Paul memanggil nya, barulah
dia tersadar, lalu dia mulai mengibas- ngibaskan wajahnya yang terasa panas.
Paul
masuk ke dalam sungai. Dia memakai mangkuk untuk mencari emas di dalam sungai.
Dan dia berhasil menemukan emas. Melihat itu, Singh merasa kagum kepada Paul.
Tepat
disaat Nai melihat ke belakang, dia melihat Suthee. Dan dia langsung berlari ke
arah nya, tapi tanpa sengaja, dia malah tersandung dan terjatuh.
Menyadari
keberadaan Nai, Suthee menutupi wajah nya dan pergi.
Dengan
perhatian, Paul memperhatikan kaki Nai yang terluka. Namun Nai menjawab bahwa
dia tidak apa- apa. Setelah itu, Nai berniat untuk mencari Suthee, tapi tidak
bisa, karena kakinya terasa sakit.
“Aku
ingat kamu bilang bahwa kamu bisa?” komentar Paul. Lalu dia langsung mengendong
Nai dengan cara mengendong princess.
Dengan
terkejut, Nai menatap Paul dengan mata lebar. Dan Paul balas menatap Nai. Lalu
dia menggendong Nai untuk pergi darisana.
Patcharee
dan Dr. Kashane berniat untuk mencari Nai dan Paul. Tapi mereka malah bertemu
dengan Gina yang sedang sibuk mencari sinyal ponsel.
“Oi,
apa yang kamu lakukan?” teriak Patcharee, bertanya dengan keras. “Aku kira kamu
bersama P’Mee untuk membantunya?”
“Aku
disini untuk mencari sinyal, karena aku perlu menelpon,” balas Gina, menjawab.
Mendengar itu, Pathcaree dan Dr. Kashane sama- sama membuang muka karena malas.
“Aku tidak datang bersama pria seperti seseorang,” sindir nya.
Mendengar itu, Patcharee merasa kesal dan ingin menyerang Gina. Untungnya, Dr. Kashane cepat menarik Patcharee untuk pergi darisana.