Original Network : Channel 7
Paul,
Nai dan Dr. Kashane, Patcharee. Mereka berempat bertemu. Melihat Paul
mengendong Nai, Dr. Kashane dan Patcahree merasa curiga kepada Paul. Dan Nai
buru- buru menjelaskan bahwa ini karena kaki nya tidak sengaja tersandung batu
dan terluka. Kemudian Nai meminta agar Paul menurunkan nya. Dan Dr. Kashane
setuju serta berniat untuk mengendong Nai. Tapi Paul tidak mendengarkan mereka
berdua dan berjalan pergi langsung.
Dengan
cemburu, Dr. Kashane mengambek. Dan Patcharee menarik nya untuk cepat ikuti
Paul dan Nai.
Dibelakang
pohon. Gina diam- diam memotret Paul yang mengendong Nai. Lalu setelah itu, dia
mengirimkan foto itu kepada seseorang. “Foto ini pasti memiliki harga bagus,”
gumamnya, senang.
Menerima
foto dari Gina, Dan merasa sangat kesal. Karena itu diapun tidak jadi bermain-
main dan bermesraan bersama kekasih disamping nya.
Dr.
Kashane memberikan obat kepada Nai. Lalu dia menjelaskan bahwa jika dalam 4
jam, Nai masih merasa sakit, maka Nai bisa meminum satu pil lagi. Dan Nai
mengucapkan terima kasih banyak.
“Khun
Pat bilang Paul selalu memberikan banyak pekerjaan kepadamu?” tanya Dr.
Kashane, memastikan dengan khawatir.
“Ada
beberapa perubahan di perusahaan. Jadi ada lebih banyak hal yang harus diurus
sekarang. Pat mungkin terlalu khawatir padaku,” jawab Nai, menenangkan Dr.
Kashane aga tidak perlu khawatir.
“Gini,
jika Paul memberimu banyak pekerjaan, beritahu aku. Aku akan mengurus nya,”
kata Dr. Kashane, menawarkan bantuan.
“Tidak
perlu,” balas Nai, tidak enak.
“Aku
bisa melakukan apapun untuk memastikan orang yang aku cintai bahagia,” balas
Dr. Kashane sambil tersenyum lembut.
Patcharee
yang datang untuk mengantarkan selimut dan bantal untuk Dr. Kashane, dia tidak
sengaja mendengar perkataan Dr. Kashane. Dan dia merasa patah hati. Lalu secara
diam- diam, diapun berjalan pergi.
Dengan
canggung, Nai diam. Dan Dr. Kashane menjelaskan bahwa dia tulus mengatakan ini,
tidak ada maksud lain. Mendengar itu, Nai pun merasa lega.
Patcharee
memberikan selimut dan bantal yang dipegang nya kepada Ting. Lalu dia langsung masuk
ke dalam rumah. Dan Ting merasa heran, karena barusan Patcharee mengatakan mau
memberikan selimut dan bantal ini kepada Dr. Kashane, tapi sekarang Patcahree
malah balik dengan raut wajah patah hati.
Pagi
hari. Nai terkejut, saat Yot dan Paul datang cepat ke tempatnya. Dan Yot heran,
karena Nai tampak tidak tahu apa- apa.
“Tidak
masalah jika aku memberitahunya atau tidak. Khun Nai harusnya sudah siap untuk
bekerja kapanpun,” komentar Paul.
“Tapi
jika kamu tidak memberitahuku terlebih dahulu, tidak seorangpun akan tahu apa
yang harus mereka lakukan nantinya,” protes Nai.
“Ada
masalah apa? Kamu hanya perlu mengikuti perintahku,” tegas Paul.
Dengan
kesal, Nai pun diam dan berjalan duluan. Melihat itu, Paul tersenyum geli.
Dua
preman datang dan bertanya kepada para warga desa, dimana Paul. Melihat itu,
Suthee merasa agak curiga, ada apa. Jadi secara diam- diam dia bersembunyi di
belakang pohon, lalu menguping pembicaraan dua preman tersebut.
Seorang
preman menghubungi Bos Kasin. “Jangan khawatir. Jika aku menemukan dia, aku
akan mengurusnya langsung.”
Dr.
Kashane terkejut saat tahu kalau Paul dan Nai sudah pergi bersama dengan Yot
sejak pagi ini. Dan Dr. Kashane langsung ingin menyusul mereka berdua, dengan
alasan, dia khawatir dengan luka di kaki Nai. Melihat itu, Ting merasa heran,
kenapa Dr. Kashane tampak begitu khawatir kepada Nai. Lalu dia menyarankan
supaya Patcharee menemani Dr. Kashane untuk mencari Paul dan Nai. Tapi
Patcahree menolak.
Dengan paksa, Ting mendorong Patcharee. Dan akhirnya, Patcharee pun mengikuti Dr. Kashane. Melihat itu, Gina mendengus.
Yot
membawa Paul dan Nai ke tengah hutan. Dia menjelaskan bahwa setelah mereka
melewati hutan ini, mereka akan menemui bukit. Dua hari lalu dia tidak sengaja
tersesat disana, lalu dia melihat para warga memecahkan batu yang ada disana
dan mendapatkan emas. Dia menunjukkan batu yang di dapatnya sebagai bukti.
Yot
kemudian berniat menyalakan dupa dan meminta izin kepada dewa terlebih dahulu,
supaya perjalanan mereka bisa lebih aman. Dan Paul serta Nai mengerti.
“Kepala
desa Singh dan para warga desa menyembunyikan ini dari kita. Itu mengapa mereka
tidak ingin terlalu bersahabat dengan kita,” kata Paul, memberikan batu
tersebut untuk Nai lihat juga.
“Tidak
bisa dipercaya, ada banyak biji emas disini,” gumam Nai, tidak menyangka.
Selesai
berdoa, Yot menjelaskan kepada Nai bahwa apa yang Paul katakan benar. Dan
menurutnya, tempat ini layak di investasikan.
“Kamu
lihat sekarang? Siapa yang salah?” tanya Paul dengan bangga.
“Aku
ingin melihatnya dengan kedua mataku sendiri terlebih dahulu,” balas Nai sambil
cemberut.
Dipertengahan
jalan. Dr. Kashane, Patcharee, dan Wit, Mee yang sedang melakukan survei
menggunakan drone. Mereka berempat bertemu. Jadi mereka pun berjalan bersama-
sama.
Nai
mulai merasa capek. Karena itu, Yot pun menyarankan agar mereka beristirahat
terlebih dahulu. Dan dengan sinis, Paul menyindir Nai bahwa ini bukanlah
piknik, dimana mereka bisa berhenti dan bersantai sambil menikmati pemandangan.
Mendengar itu, Nai merasa kesal dan cemberut.
“Aku
capek juga. Sebaiknya kita beristirahat juga Khun Paul,” ajak Yot, mencoba
menenangkan suasana. Dan Nai langsung tersenyum penuh kemenangan.
“Sejak
dua orang ingin beristirahat, maka aku juga,” kata Paul, setuju.
Setelah
duduk, Nai menanyai Yot, apakah selain mereka, ada orang lain yang menggunakan
rute ini juga. Dan Yot menjawab tidak. Para warga desa biasanya melewati rute lain, jadi demi menghindari
mereka, maka diapun mengambil rute ini. Mendengar itu, Nai merasa heran.
“Jadi
mengapa dua orang itu disini?” tanya Nai sambil menatap ke jauhan.
Dua
preman bayaran Bos Kasin melewati rute yang sama seperti Paul, Nai, dan Yot.
Dan menyandari keberadaan mereka berdua, Yot merasa terkejut serta bertanya.
Tapi tiba- tiba mereka berdua malah menembak.
Dengan
panik, Yot pun langsung berlari. Dan Paul menarik Nai untuk lari juga.
Yot,
Paul, dan Nai, bersembunyi dibelakang pohon untuk menghindari tembakan mereka
berdua. “Khun Yot, siapa mereka?” tanya Paul, heran.
“Aku
tidak tahu juga,” jawab Yot.
Dengan
perhatian, Paul kemudian menanyai, apakah Nai baik- baik saja dan masih bisa
lanjut jalan. Dan Nai mengiyakan sambil menarik nafas.
Kedua
preman tersebut menemukan mereka bertiga dan mulai menembak lagi. Dan ketika
Yot berlari, dia tidak sengaja tersandung serta terjatuh. Sedangkan Paul
menarik Nai untuk segera berlari.
Mendengar
suara tembakan, Suthee berlari ke arah suara. “Mereka mencoba membunuh?”
gumamnya, tertegun.
Paul
membawa Nai bersembunyi. Lalu dia memeriksa, apakah Nai baik- baik saja. Dan
Nai mengiyakan.
“Aku
minta maaf, karena membahayakan hidupmu,” kata Paul dengan tatapan tulus. Dan
Nai merasa tertegun melihat tatapan mata Paul.
Paul
kemudian menyarankan agar Nai pergi duluan. Tapi Nai menolak. Namun Paul
memaksa nya untuk tetap pergi duluan.
Setelah
Nai pergi, Paul melihat ke sekeliling dan mengambil satu batang kayu didekat
nya. Lalu ketika kedua preman tersebut lewat, dia langsung menyerang mereka
berdua.
Seorang preman memukuli kepala Paul dari belakang. Dan Paul langsung merasa pusing serta sakit. Lalu sebelum dia sempat melawan balik, kedua preman tersebut menodongkan pistol ke arah nya.
Tepat disaat itu, Nai kembali. Dia melemparkan batang kayu besar kepada kedua preman tersebut. Lalu dia memukuli mereka habis- habisan sampai mereka pingsan.Melihat
itu, Paul menghentikan Nai dan membawanya untuk segera berlari.
Singkorn
menunjukkan barang yang berhasil diselundupkannya. Dan Bos Kasin memuji kerja
bagus Singkorn.
Singkorn
kemudian meminta bayaran dari Bos Kasin. Dan dengan dermawan, Bos Kasin
memberikan bayaran memuaskan untuk Singkorn, dan dia berharap kerja sama ini
bisa terus berlanjut tanpa kendala.
Net
lega ketika mengetahui Singkorn berhasil. Dan dia memuji Singkorn. Tepat disaat
itu, Paramee lewat, dan dia menanyai, apa yang Net bicarakan dengan Singkorn.
Net
merasa sangat terkejut. Namun dengan cepat, dia merubah raut wajahnya dari raut
terkejut menjadi raut tersenyum. “Tentang pekerjaan. Ini sebenarnya kerjaan
Paul, tapi dia sibuk dengan tambang, jadi Singkorn yang menguruskan untuknya,”
jelasnya, beralasan.
“Aku
tidak tahu mengapa dia membawa Nai berusah payah disana,” balas Paramee, masih
merasa tidak senang dengan Paul. “Paul mungkin ingin pamer bahwa dia bisa
melakukan segalanya, bahkan ketika dia tahu bahwa tidak ada apa- apa di tempat
itu,” katanya sambil mendengus.
“Terserah.
Jika tempat itu memang tidak layak di investasikan, maka mereka pasti akan
kembali,” kata Net, menenangkan Paramee.
Sampai
malam, Paul dan Nai belum juga kembali. Sehingga Dr. Kashane dan yang lainnya
merasa khawatir.
Paul
mengendong Nai dipunggung nya dan membantunya menyebrangi sungai, karena kaki Nai
sedang terluka, jadi Paul tidak ingin dia kebasahan. Dan Nai tidak menolak
bantuan dari Paul.
“Kita
harus menghabiskan malam disini. Ini terlalu gelap untuk lanjut berjalan,” kata
Paul, menjelaskan.
“Bagaimana
dengan Khun Yot?” tanya Nai, khawatir.
“Dia
tahu area ini lebih baik daripada kita. Jadi dia akan aman,” balas Paul,
menenangkan Nai untuk tidak perlu khawatir.
Dengan
perhatian, Nai kemudian menanyai tentang sakit kepala Paul. Dan Paul menjawab
bahwa dia baik- baik saja. Lalu mereka berdua saling diam sambil berdiri dan
bertatapan.
Dr.
Kashane dan Patcharee berkeliling mencari Paul dan Nai. Lalu mereka bertemu
dengan Singh dan seorang warga yang kebetulan lewat. Dengan panik, mereka
berdua meminta bantuan Singh agar membantu mereka untuk menemukan Paul dan Nai
yang menghilang. Mendengar itu, Singh dan si warga teringat bahwa tadi siang
ada terdengar suara tembakan di dalam hutan. Dan mengetahui itu, Dr. Kashane
dan Patcharee sama- sama merasa terkejut dan bertambah panik.
“Bisakah
kalian membawa kami ke sana,” pinta Dr. Kashane. Dan Singh menolak, karena ini
sudah malam, jadi akan berbahaya jika mereka ke sana sekarang.
Dengan
panik, Patcharee mulai mengomel- ngomeli Singh, karena Singh tidak mau membantu
mereka, kepadahal ini menyangkut masalah nyawa. Namun Singh tidak peduli dan
tetap menolak. Singh menyarankan supaya mereka ke sana besok pagi saja, untuk
sekarang Dr. Kashane dan Patcharee bisa kembali dan beristirahat dulu.
“Terima
kasih,” kata Dr. Kashane, mengerti.
“Tapi
aku ingin kesana sekarang,” protes Patcharee. Dan Dr. Kashane langsung
menghentikannya agar jangan protes.
Paul
ingin menelpon, tapi sayang nya tidak ada sinyal. Jadi diapun masuk ke dalam
sungai untuk menangkap ikan.
“Mengapa
kamu tidak mencari sesuatu yang lebih mudah untuk dimakan? Buah. Contohnya,
pisang, mangga, …” kata Nai,
menyarankan.
“Lihat
ke sekitar mu, apa ada?” balas Paul. Dan Nai pun tersadar kalau Paul benar.
“Apa
ini berarti, kamu pernah menangkap ikan?” tanya Nai, ingin tahu.
“Tidak,”
jawab Paul, singkat.
Cara
Paul menangkap ikan adalah dengan cara melemparkan batu. Melihat itu, Nai
mengejek Paul. Lalu dia ikut mencoba menangkap ikan dengan cara melemparkan
batu dan dia berhasil. Kemudian dengan bersemangat, dia masuk ke dalam air, dan
mengambil ikan tersebut sambil tertawa gembira.
Melihat
itu, Paul ikut tertawa.
Nai
bersembunyi dibelakang pohon dengan bertelanjang, karena semua pakaiannya
basah. Dan dia melemparkan pakaiannya kepada Paul untuk di keringkan di dekat
api. Melihat itu, Paul merasa geli.
Setelah
pakaiannya kering, Nai kembali memakai pakaiannya dan lalu dia duduk di dekat
Paul yang sudah siap membakar ikan.
Dengan
agak ragu- ragu, Nai memakan ikan yang Paul bakarkan. Lalu ketika dia melihat
Paul tampak lapar, diapun membagi ikan nya. Jadi satu ikan tersebut mereka makan berdua.
Setelah
selesai makan, Nai memperhatikan api yang Paul nyalakan. “Setiap kali aku
melihat api, aku merasa seperti …” gumam Nai, bercerita. Sambil mengingat
kembali kenangan buruknya dulu. “… aku kehilangan seseorang yang aku cintai
lagi, lagi, dan lagi,” katanya dengan raut sedih.
Mendengar
itu, Paul langsung mengambil air dan memandam kan api tersebut. Dan Nai merasa
tidak menyangka.
Dengan
senang, Nai kemudian mulai tersenyum sambil menatap Paul. Dan dengan jaim, Paul
melihat ke arah lain.
Yang
mau dengarkan lagunya. Klik aja disini :
♫ I know that your eyes tells me ♫
♫ I know that the truth is you have feelings ♫
♫ I’m ready to love, you don’t need to be afraid ♫
♫ Because I give you all of my heart ♫
♫ Hug me ♫
♫ Hug me ♫
Ketika
Paul dan Nai sedang tidur dengan nyenyak. Kedua preman yang menyerang mereka
tadi siang, lewat di dekat mereka.
♫ I want to say I love You ♫
♫ I love you ♫
♫ Because I love you ♫
♫ From now on I will be by your side and hug you ♫
♫ No need to be afraid ♫
♫ Please hug me ♫
♫ Because I love you ♫
♫ I will protect and look after you from now on ♫
♫ Please trust me and hold my hands ♫
♫ The sky will rage ♫
♫ That you will get discouraged ♫
♫ No matter what tommorow will be ♫
♫ No matter how cold it will get ♫
♫ I am ready to go with you ♫
♫ Because I love you ♫
♫ From now on I will be by your side and hug you ♫
♫ No need to be afraid ♫
♫ Please hug me ♫
♫ Because I love you ♫
♫ I will protect and look after you from now on ♫
♫ Please trust me and hold my hands ♫
♫ The sky will have the sun ♫
♫ Like I will have you ♫
♫ No matter what tommorow will be ♫
♫ No matter how cold it will get ♫
♫ I am ready to go with you ♫
semangat ya ...lanjuttt trruss..
ReplyDelete