Sinopsis Lakorn- Fah Mee Tawan Episode 10/3

 


Original Network : Channel 7

Paul, Nai dan Dr. Kashane, Patcharee. Mereka berempat bertemu. Melihat Paul mengendong Nai, Dr. Kashane dan Patcahree merasa curiga kepada Paul. Dan Nai buru- buru menjelaskan bahwa ini karena kaki nya tidak sengaja tersandung batu dan terluka. Kemudian Nai meminta agar Paul menurunkan nya. Dan Dr. Kashane setuju serta berniat untuk mengendong Nai. Tapi Paul tidak mendengarkan mereka berdua dan berjalan pergi langsung.

Dengan cemburu, Dr. Kashane mengambek. Dan Patcharee menarik nya untuk cepat ikuti Paul dan Nai.


Dibelakang pohon. Gina diam- diam memotret Paul yang mengendong Nai. Lalu setelah itu, dia mengirimkan foto itu kepada seseorang. “Foto ini pasti memiliki harga bagus,” gumamnya, senang.

Menerima foto dari Gina, Dan merasa sangat kesal. Karena itu diapun tidak jadi bermain- main dan bermesraan bersama kekasih disamping nya.

Dr. Kashane memberikan obat kepada Nai. Lalu dia menjelaskan bahwa jika dalam 4 jam, Nai masih merasa sakit, maka Nai bisa meminum satu pil lagi. Dan Nai mengucapkan terima kasih banyak.


“Khun Pat bilang Paul selalu memberikan banyak pekerjaan kepadamu?” tanya Dr. Kashane, memastikan dengan khawatir.

“Ada beberapa perubahan di perusahaan. Jadi ada lebih banyak hal yang harus diurus sekarang. Pat mungkin terlalu khawatir padaku,” jawab Nai, menenangkan Dr. Kashane aga tidak perlu khawatir.


“Gini, jika Paul memberimu banyak pekerjaan, beritahu aku. Aku akan mengurus nya,” kata Dr. Kashane, menawarkan bantuan.

“Tidak perlu,” balas Nai, tidak enak.

“Aku bisa melakukan apapun untuk memastikan orang yang aku cintai bahagia,” balas Dr. Kashane sambil tersenyum lembut.

Patcharee yang datang untuk mengantarkan selimut dan bantal untuk Dr. Kashane, dia tidak sengaja mendengar perkataan Dr. Kashane. Dan dia merasa patah hati. Lalu secara diam- diam, diapun berjalan pergi.


Dengan canggung, Nai diam. Dan Dr. Kashane menjelaskan bahwa dia tulus mengatakan ini, tidak ada maksud lain. Mendengar itu, Nai pun merasa lega.


Patcharee memberikan selimut dan bantal yang dipegang nya kepada Ting. Lalu dia langsung masuk ke dalam rumah. Dan Ting merasa heran, karena barusan Patcharee mengatakan mau memberikan selimut dan bantal ini kepada Dr. Kashane, tapi sekarang Patcahree malah balik dengan raut wajah patah hati.


Pagi hari. Nai terkejut, saat Yot dan Paul datang cepat ke tempatnya. Dan Yot heran, karena Nai tampak tidak tahu apa- apa.

“Tidak masalah jika aku memberitahunya atau tidak. Khun Nai harusnya sudah siap untuk bekerja kapanpun,” komentar Paul.

“Tapi jika kamu tidak memberitahuku terlebih dahulu, tidak seorangpun akan tahu apa yang harus mereka lakukan nantinya,” protes Nai.

“Ada masalah apa? Kamu hanya perlu mengikuti perintahku,” tegas Paul.

Dengan kesal, Nai pun diam dan berjalan duluan. Melihat itu, Paul tersenyum geli.


Dua preman datang dan bertanya kepada para warga desa, dimana Paul. Melihat itu, Suthee merasa agak curiga, ada apa. Jadi secara diam- diam dia bersembunyi di belakang pohon, lalu menguping pembicaraan dua preman tersebut.


Seorang preman menghubungi Bos Kasin. “Jangan khawatir. Jika aku menemukan dia, aku akan mengurusnya langsung.”



Dr. Kashane terkejut saat tahu kalau Paul dan Nai sudah pergi bersama dengan Yot sejak pagi ini. Dan Dr. Kashane langsung ingin menyusul mereka berdua, dengan alasan, dia khawatir dengan luka di kaki Nai. Melihat itu, Ting merasa heran, kenapa Dr. Kashane tampak begitu khawatir kepada Nai. Lalu dia menyarankan supaya Patcharee menemani Dr. Kashane untuk mencari Paul dan Nai. Tapi Patcahree menolak.

Dengan paksa, Ting mendorong Patcharee. Dan akhirnya, Patcharee pun mengikuti Dr. Kashane. Melihat itu, Gina mendengus.

Yot membawa Paul dan Nai ke tengah hutan. Dia menjelaskan bahwa setelah mereka melewati hutan ini, mereka akan menemui bukit. Dua hari lalu dia tidak sengaja tersesat disana, lalu dia melihat para warga memecahkan batu yang ada disana dan mendapatkan emas. Dia menunjukkan batu yang di dapatnya sebagai bukti.


Yot kemudian berniat menyalakan dupa dan meminta izin kepada dewa terlebih dahulu, supaya perjalanan mereka bisa lebih aman. Dan Paul serta Nai mengerti.

“Kepala desa Singh dan para warga desa menyembunyikan ini dari kita. Itu mengapa mereka tidak ingin terlalu bersahabat dengan kita,” kata Paul, memberikan batu tersebut untuk Nai lihat juga.

“Tidak bisa dipercaya, ada banyak biji emas disini,” gumam Nai, tidak menyangka.



Selesai berdoa, Yot menjelaskan kepada Nai bahwa apa yang Paul katakan benar. Dan menurutnya, tempat ini layak di investasikan.

“Kamu lihat sekarang? Siapa yang salah?” tanya Paul dengan bangga.

“Aku ingin melihatnya dengan kedua mataku sendiri terlebih dahulu,” balas Nai sambil cemberut.


Dipertengahan jalan. Dr. Kashane, Patcharee, dan Wit, Mee yang sedang melakukan survei menggunakan drone. Mereka berempat bertemu. Jadi mereka pun berjalan bersama- sama.



Nai mulai merasa capek. Karena itu, Yot pun menyarankan agar mereka beristirahat terlebih dahulu. Dan dengan sinis, Paul menyindir Nai bahwa ini bukanlah piknik, dimana mereka bisa berhenti dan bersantai sambil menikmati pemandangan. Mendengar itu, Nai merasa kesal dan cemberut.

“Aku capek juga. Sebaiknya kita beristirahat juga Khun Paul,” ajak Yot, mencoba menenangkan suasana. Dan Nai langsung tersenyum penuh kemenangan.

“Sejak dua orang ingin beristirahat, maka aku juga,” kata Paul, setuju.


Setelah duduk, Nai menanyai Yot, apakah selain mereka, ada orang lain yang menggunakan rute ini juga. Dan Yot menjawab tidak. Para warga desa biasanya  melewati rute lain, jadi demi menghindari mereka, maka diapun mengambil rute ini. Mendengar itu, Nai merasa heran.

“Jadi mengapa dua orang itu disini?” tanya Nai sambil menatap ke jauhan.


Dua preman bayaran Bos Kasin melewati rute yang sama seperti Paul, Nai, dan Yot. Dan menyandari keberadaan mereka berdua, Yot merasa terkejut serta bertanya. Tapi tiba- tiba mereka berdua malah menembak.

Dengan panik, Yot pun langsung berlari. Dan Paul menarik Nai untuk lari juga.


Yot, Paul, dan Nai, bersembunyi dibelakang pohon untuk menghindari tembakan mereka berdua. “Khun Yot, siapa mereka?” tanya Paul, heran.

“Aku tidak tahu juga,” jawab Yot.

Dengan perhatian, Paul kemudian menanyai, apakah Nai baik- baik saja dan masih bisa lanjut jalan. Dan Nai mengiyakan sambil menarik nafas.


Kedua preman tersebut menemukan mereka bertiga dan mulai menembak lagi. Dan ketika Yot berlari, dia tidak sengaja tersandung serta terjatuh. Sedangkan Paul menarik Nai untuk segera berlari.

Mendengar suara tembakan, Suthee berlari ke arah suara. “Mereka mencoba membunuh?” gumamnya, tertegun.


Paul membawa Nai bersembunyi. Lalu dia memeriksa, apakah Nai baik- baik saja. Dan Nai mengiyakan.

“Aku minta maaf, karena membahayakan hidupmu,” kata Paul dengan tatapan tulus. Dan Nai merasa tertegun melihat tatapan mata Paul.

Paul kemudian menyarankan agar Nai pergi duluan. Tapi Nai menolak. Namun Paul memaksa nya untuk tetap pergi duluan.

Setelah Nai pergi, Paul melihat ke sekeliling dan mengambil satu batang kayu didekat nya. Lalu ketika kedua preman tersebut lewat, dia langsung menyerang mereka berdua.


Seorang preman memukuli kepala Paul dari belakang. Dan Paul langsung merasa pusing serta sakit. Lalu sebelum dia sempat melawan balik, kedua preman tersebut menodongkan pistol ke arah nya.

    Tepat disaat itu, Nai kembali. Dia melemparkan batang kayu besar kepada kedua preman tersebut. Lalu dia memukuli mereka habis- habisan sampai mereka pingsan.

Melihat itu, Paul menghentikan Nai dan membawanya untuk segera berlari.


Singkorn menunjukkan barang yang berhasil diselundupkannya. Dan Bos Kasin memuji kerja bagus Singkorn.

Singkorn kemudian meminta bayaran dari Bos Kasin. Dan dengan dermawan, Bos Kasin memberikan bayaran memuaskan untuk Singkorn, dan dia berharap kerja sama ini bisa terus berlanjut tanpa kendala.

Net lega ketika mengetahui Singkorn berhasil. Dan dia memuji Singkorn. Tepat disaat itu, Paramee lewat, dan dia menanyai, apa yang Net bicarakan dengan Singkorn.



Net merasa sangat terkejut. Namun dengan cepat, dia merubah raut wajahnya dari raut terkejut menjadi raut tersenyum. “Tentang pekerjaan. Ini sebenarnya kerjaan Paul, tapi dia sibuk dengan tambang, jadi Singkorn yang menguruskan untuknya,” jelasnya, beralasan.

“Aku tidak tahu mengapa dia membawa Nai berusah payah disana,” balas Paramee, masih merasa tidak senang dengan Paul. “Paul mungkin ingin pamer bahwa dia bisa melakukan segalanya, bahkan ketika dia tahu bahwa tidak ada apa- apa di tempat itu,” katanya sambil mendengus.

“Terserah. Jika tempat itu memang tidak layak di investasikan, maka mereka pasti akan kembali,” kata Net, menenangkan Paramee.


Sampai malam, Paul dan Nai belum juga kembali. Sehingga Dr. Kashane dan yang lainnya merasa khawatir.


Paul mengendong Nai dipunggung nya dan membantunya menyebrangi sungai, karena kaki Nai sedang terluka, jadi Paul tidak ingin dia kebasahan. Dan Nai tidak menolak bantuan dari Paul.

“Kita harus menghabiskan malam disini. Ini terlalu gelap untuk lanjut berjalan,” kata Paul, menjelaskan.

“Bagaimana dengan Khun Yot?” tanya Nai, khawatir.

“Dia tahu area ini lebih baik daripada kita. Jadi dia akan aman,” balas Paul, menenangkan Nai untuk tidak perlu khawatir.



Dengan perhatian, Nai kemudian menanyai tentang sakit kepala Paul. Dan Paul menjawab bahwa dia baik- baik saja. Lalu mereka berdua saling diam sambil berdiri dan bertatapan.


Dr. Kashane dan Patcharee berkeliling mencari Paul dan Nai. Lalu mereka bertemu dengan Singh dan seorang warga yang kebetulan lewat. Dengan panik, mereka berdua meminta bantuan Singh agar membantu mereka untuk menemukan Paul dan Nai yang menghilang. Mendengar itu, Singh dan si warga teringat bahwa tadi siang ada terdengar suara tembakan di dalam hutan. Dan mengetahui itu, Dr. Kashane dan Patcharee sama- sama merasa terkejut dan bertambah panik.

“Bisakah kalian membawa kami ke sana,” pinta Dr. Kashane. Dan Singh menolak, karena ini sudah malam, jadi akan berbahaya jika mereka ke sana sekarang.


Dengan panik, Patcharee mulai mengomel- ngomeli Singh, karena Singh tidak mau membantu mereka, kepadahal ini menyangkut masalah nyawa. Namun Singh tidak peduli dan tetap menolak. Singh menyarankan supaya mereka ke sana besok pagi saja, untuk sekarang Dr. Kashane dan Patcharee bisa kembali dan beristirahat dulu.

“Terima kasih,” kata Dr. Kashane, mengerti.

“Tapi aku ingin kesana sekarang,” protes Patcharee. Dan Dr. Kashane langsung menghentikannya agar jangan protes.

Paul ingin menelpon, tapi sayang nya tidak ada sinyal. Jadi diapun masuk ke dalam sungai untuk menangkap ikan.

“Mengapa kamu tidak mencari sesuatu yang lebih mudah untuk dimakan? Buah. Contohnya, pisang, mangga, …” kata  Nai, menyarankan.

“Lihat ke sekitar mu, apa ada?” balas Paul. Dan Nai pun tersadar kalau Paul benar.


“Apa ini berarti, kamu pernah menangkap ikan?” tanya Nai, ingin tahu.

“Tidak,” jawab Paul, singkat.




Cara Paul menangkap ikan adalah dengan cara melemparkan batu. Melihat itu, Nai mengejek Paul. Lalu dia ikut mencoba menangkap ikan dengan cara melemparkan batu dan dia berhasil. Kemudian dengan bersemangat, dia masuk ke dalam air, dan mengambil ikan tersebut sambil tertawa gembira.

Melihat itu, Paul ikut tertawa.


Nai bersembunyi dibelakang pohon dengan bertelanjang, karena semua pakaiannya basah. Dan dia melemparkan pakaiannya kepada Paul untuk di keringkan di dekat api. Melihat itu, Paul merasa geli.

Setelah pakaiannya kering, Nai kembali memakai pakaiannya dan lalu dia duduk di dekat Paul yang sudah siap membakar ikan.

Dengan agak ragu- ragu, Nai memakan ikan yang Paul bakarkan. Lalu ketika dia melihat Paul tampak lapar, diapun membagi ikan nya. Jadi satu ikan tersebut mereka makan berdua.



Setelah selesai makan, Nai memperhatikan api yang Paul nyalakan. “Setiap kali aku melihat api, aku merasa seperti …” gumam Nai, bercerita. Sambil mengingat kembali kenangan buruknya dulu. “… aku kehilangan seseorang yang aku cintai lagi, lagi, dan lagi,” katanya dengan raut sedih.


Mendengar itu, Paul langsung mengambil air dan memandam kan api tersebut. Dan Nai merasa tidak menyangka.


Dengan senang, Nai kemudian mulai tersenyum sambil menatap Paul. Dan dengan jaim, Paul melihat ke arah lain.

Yang mau dengarkan lagunya. Klik aja disini :

I know that your eyes tells me

I know that the truth is you have feelings

I’m ready to love, you don’t need to be afraid

Because I give you all of my heart

Hug me

Hug me



Ketika Paul dan Nai sedang tidur dengan nyenyak. Kedua preman yang menyerang mereka tadi siang, lewat di dekat mereka.

I want to say I love You

I love you

Because I love you

From now on I will be by your side and hug you

No need to be afraid

Please hug me

Because I love you

I will protect and look after you from now on

Please trust me and hold my hands

The sky will rage

That you will get discouraged

No matter what tommorow will be

No matter how cold it will get

I am ready to go with you

Because I love you


From now on I will be by your side and hug you

No need to be afraid

Please hug me

Because I love you

I will protect and look after you from now on

Please trust me and hold my hands

The sky will have the sun

Like I will have you

No matter what tommorow will be

No matter how cold it will get

I am ready to go with you

1 Comments

Previous Post Next Post