Sinopsis Lakorn : Praomook E02 - 2

 

Sinopsis Lakorn : Praomook E02 - 2



Mook setiap harinya sibuk dengan aktivitasnya untuk mengumpulkan uang yaitu dengan melakukan endorse dan DJ. Darika juga sibuk membuat kue dengan dibantu Ting. Mereka menjualnya secara onlie dan dibantu Mook untuk promosi. Ketika ibu dan kakaknya sibuk bekerja mengumpulkan uang, Petch malah bermalas-malasan dikamarnya, tanpa ada niat membantu sedikitpun. 


Lama kelamaan, Mook jadi kesal karna Petch tidak membantu sama sekali. Setidaknya, bantu ibu mereka membuat kue. Tapi, Petch malah menolak dan bersikap masa bodoh. Wajar kalau Mook marah dan mengatakan kalau tidak ada uang saku jika tidak memaksa. Bukannya sadar, Petch malah jauh lebih marah karna Mook lagi-lagi membahas uang dan juga, sudah ada Ting yang membantu, jadi untuk apa dia membantu.

“Kau benar. Ting bukan keluarga, tapi tetap membantu ibu. Kenapa kau tidak membantu Ibu, alih-alih menjadi beban?”

Petch tersinggung dengan perkataan Mook yang benar. Dia malah jauh lebih marah daripada Mook dan berbicara kurang ajar, emangnya kalau dia membantu, dia akan menghasilkan 100 juta baht! Mook sangat marah dan berusaha mengontrol emosi menyuruhnya untuk membantu daripada hanya tidur-tiduran di kamar.


Petch malah menangis dan meratapi nasib keluarga mereka yang tiba-tiba bangkrut dan ayah masuk ICU. Dia juga menantang Mook untuk membiarkannya mati kelaparan jika Mook memang menganggapnya sebagai beban! Sikapnya sangat kurang ajar, hingga Mook kehabisan kata-kata untuk membalasnya.


Tiba-tiba saja, dari dapur, terdengar suara Ting dan Oak yang berteriak panik karna Darika tiba-tiba pingsan. Darika pingsan karna dia kelelahan bekerja sampai malam membuat kue. Untungnya, dia pingsan nggak lama. Mook sangat mengkhawatirkan kondisi Ibunya dan meminta Ibunya untuk menjaga kesehatan dan tidak kelelahan bekerja.


Saat ibunya sudah seperti itu, Petch baru menangis. Tapi, apa gunanya menangis jika tidak ada niat untuk membantu sama sekali?



Masalah keuangan yang mereka hadapi bukan hanya hutang, tapi juga biaya pengobatan ayah mereka. Untuk perawatan pertama saja, mereka sudah harus menghabiskan uang 320.000 baht. Mook mencoba membayar menggunakan kartu kreditnya, tapi kartu kreditnya pun sudah mencapai limit. Mook akhirnya membayar menggunakan uang tunai.



Setelah biaya pengobatan, dia juga harus membayar uang pengadilan. Pengacaranya sudah membantu mengurus permohonan ke bank dan bank setuju soal penggabungan hutang. Tapi. Mook harus membayar terlebih dahulu tunggakan bunga dan biaya penanganannya, kemudian dia baru bisa menyerahkan dokumennya ke pengadilan.


Semua masalah uang ini sangat membebani Mook. Walaupun dia sudah bekerja lebih dari 12 jam sehari hingga ibunya jatuh pingsan karna kelelahan, tapi tetap saja uang yang terkumpul tidak bisa menutupi biaya yang begitu besar dan banyak. Banyak hal yang dipikirkan Mook saat ini, tapi dia juga tidak bisa menyerah karna dialah tumpuan keluarganya saat ini.


Mook benar-benar hanya ingin fokus bekerja saat ini, tapi Lan malah terus mengganggunya. Buktinya, sekarang saja, dia datang ke tempat kerja Mook lagi dan membawanya ke tempat sepi. Alasannya? Karna dia mengetahui bahwa DJ Prao adalah Pramook.


Bagaimana dia bisa tahu? Karna Lan penasaran mengenai informasi DJ Prao dan mencarinya diinternet. Dia akhirnya tahu kalau DJ Prao bernama asli Praomook. Dia juga melihat informasi mengena Pethai yang koma dan bangkrut.


“Saat pertama kita bertemu, aku merasa tidak asing denganmu. Ternyata memang kamu. Kenapa tidak bilang kalau kau adalah Praomook?”

“Untuk apa? Buang-buang waktu. Kita tidak lagi berkaitan.”


Lan sepertinya orang yang narsistik. Dia menuduh Mook sedari awal mengatur penembakannya kemudian menyelamatkannya agar dia menganggap pahlawan. Dan kemudian, Mook berlagak jual mahal padahal menginginkannya. Mook juga pasti mencuci otak orang tuanya agar menikahkan mereka padahal Mook mengincar uang keluarganya untuk melunasi hutang. Semua adalah rencana Mook.

Woahhh, Lan sepertinya punya kemampuan menjadi penulis drama makjang hingga bisa berpikir demikian. Bahkan waktu Mook menyangkal semua tuduhannya, Lan malah menolak percaya dan semakin merendahkan Mook. Dia menuduh Mook berusaha melunasi hutang menggunakan tubuhnya. Dia menyebut Mook murahan.


“Pikiranmu lebih kotor dariku. Kau benar. Selama ini memang rencanaku. Aku butuh uang untuk melunasi utangku. Jadi, aku menyewa pembunuh bayaran untuk mengikuti setiap gerakanmu. Aku ingin membuatmu terkesan dan jatuh cinta padaku. Ternyata aku berhasil. Kau tertarik kepadaku dan menginginkanku. Soal pria, sedikit rayuan, akan membuat mereka merasa tertantang dan jatuh ke dalam perangkapmu,” ujar Mook, memilih untuk mengakui semua tuduhan Lan agar Lan puas.

Sepertinya, Mook sudah sangat muak dengan semua tuduhan dan hinaan Lan, sehingga dia memilih untuk mengakui semuanya agar Lan puas dan pergi.

“Kau menjijikkan!” hina Lan.


Hinaan itu membuat Mook semakin meradang. Jika Lan menganggapnya begitu menjijikkan, dia malah akan menikahi Lan. Walau Lan menolak, orang tuanya menginginkan mereka menikah. Dia akan memberitahunya pada orang tua Lan besok dan Lan tidak akan bisa lari darinya. 

“Makin kau ingin aku lari darimu, makin ingin aku menikahimu.”

“Aku membencimu.”

“Ingatlah ucapanmu barusan. Karna aku akan membuatmu mencintaiku,” peringati Mook.

“Aku tidak akan pernah mencintaimu.”

“Pastikan kau tidak menarik ucapanmu sendiri.”

“Tidak akan,” jawab Lan, yakin.


Dia sudah mau pergi, tapi malah terpikir hal absurd lainnya. Dia merasa Mook melakukan semua ini karena masih mencintainya. Karna itu, dia akan merendahkan diri dan bermalam dengan Mook hingga Mook melupakan mantannya. Tapi, besoknya, hubungan mereka berakhir dan Mook harus pergi dari hidupnya.


Hinaan Lan benar-benar kelewatan. Dia sudah terlalu melewati batasnya. Mook sudah tidak bisa menahan emosinya lagi sehingga dia mengigit daun telinga Lan saat Lan mencoba menciumnya. Semakin Lan merendahkannya seperti itu, dia akan mengalahkan narsistik sepertinya. Dia akan membuat Lan jatuh cinta padanya. Bersiaplah untuk menikahinya.

--



Ucapan Lan barusan sangat menyakiti hati Mook. Benar, bahwa masih ada perasaan yang tersisa untuk Lan, karna jika tidak, tidak mungkin dia masih menyimpan cincin pernikahan mereka dulu. Pernikahan takhayul yang sangat dibenci Lan.


Flashback

Mook remaja pergi dengan hati gembira ke café. Dia pergi ke sana karna menerima pesan Lan yang menyuruhnya datang jam 7 malam. Hatinya sudah gembira karna saat dia tiba, Lan sedang bernyanyi di atas panggung dan tersenyum ke arahnya.

“Lagu ini mewakili perasaanku terdalam,” ujar Lan, di akhir lagunya.


Lan kemudian turun dari panggung dan berjalan ke sebuah meja. Dia menyatakan cintanya pada Treenutch (Nutch) di hadapan semua orang. Seolah tidak menyadari kalau di sana ada Mook, Nuch menanyakan pada Lan mengenai perasaannya pada Mook. Dia melihat saat Mook menyatakan cinta pada Lan di lapangan sepak bola saat itu.


“Dia mencintaiku, tapi aku tidak mencintainya. Aku tidak akan pernah mencintai itik buruk rupa itu,” jawab Lan, sampi menatap tajam ke Mook. “Dia tidak pantas mendapatkanku.”

Nuch malah ikutan mengejek Mook jelek dan Lan terlalu baik untuknya. Dia merasa kasihan pada Mook.


Mook sangat marah mendengar hinaan mereka. Dengan amarah, dia mengambil gelas minum orang di atas meja dan menyiramkannya di wajah Mook. Dia balas menghina Nuch yang berwajah cantik tapi bermulut busuk. Nuch marah dipermalukan seperti itu dihadapan banyak orang. Dia pun melampiaskannya pada Lan dan memutuskan hubungan mereka jika Lan tetap berteman dengan Mook.


Lan panik dan hendak mengejar Nuch, tapi Mook menghalangi dengan berdiri di hadapannya. Dia ingin bicara dengan Lan. Mook sangat marah karna Lan menyuruhnya datang hanya untuk melihat ini. Lan membenarkan dan menambahkan bahwa ini agar Mook sadar bahwa dia tidak pernah mencintai Mook. Tidak akan pernah.

Mook tidak bisa menerima itu dan malah jadi histeris. Dia memaksa Lan untuk mencintinya. Hanya mencintainya. Harus.


“Kau menyebalkan. Jika harus sakit atau mati daripada kau hadir di hidupku, lebih baik aku mati daripada kau menghancurkan hidupku.”

Dengan emosi, Mook menyiram wajah Lan dengan air minum dari meja orang lain (astaga, yang punya minum apa nggak marah ya? Tadi di ambil buat nyiram Nuch, sekarang buat nyiram Lan), “Baiklah. Jika menurutmu orang lain lebih baik dariku, pergilah! Aku tidak akan mengganggumu lagi. Aku akan menjauh dari hidupmu selamanya.”

“Meski kau tidak pergi dari hidupku, aku akan menjauhimu. Aku tidak menginginkan orang menjijikan sepertimu.”


Usai mengatakan semua itu, Lan pergi meninggalkan Mook. Mook hanya bisa menangis.

Dia yang sangat menyukai cincin pernikahannya dengan Lan, hari itu, memutuskan untuk melepaskannya. Bersama dengan cintanya.

End


Dan kini, setelah bertahun-tahun berlalu, Lan muncul di hadapannya dan menghinanya dengan sangat kasar, di saat dia sudah tidak mendekatinya sama sekali.

“Aku akan membuatmu sangat mencintaiku hingga kau tidak bisa hidup tanpaku. Aku juga akan meninggalkanmu seperti kau meninggalkanku. Aku akan menyakitimu seperti kau menyakitiku,” tekad Mook.

--



Lan sebenarnya sudah menaruh hati pada Mook. Jika tidak, tidak mungkin dia bermimpi kalau Mook ada dihadapannya. Parah! Udah mimpi kayak gitu, dia masih saja menghipnotis dirinya sendiri untuk tidak memikirkan Mook.


Pat pagi-pagi juga sudah datang ke kamar Lan untuk menyuruhnya bersiap karna ada tamu penting yang datang.

--



Huft. Ibu dan kakaknya sibuk bekerja keras. Petch malah melakukan hal nggak guna. Dia datang ke Mars Wiz hanya untuk mengembalikan kancing Marut yang waktu itu lepas. Tapi, bukannya langsung mencari Marut, dia malah berkeliling untuk menikmati ruangan-ruangan ilusi yang ada di MarsWiz.



Dia juga melihat-lihat model-model yang ada di MarsWiz. Secara kebetulan, Marut melihatnya. Petch semakin semangat dan berkata ingin mengembalikan sesuatu. Tapi, pas di cari, kancingnya nggak ada. Marut juga nggak bisa meladeninya karna dia masih ada rapat. Pas tahu Petch hanya ingin mengembalikan kancing, Marut menyuruhnya untuk melupakannya saja. Eh, Petch malah bersikeras kalau kancing itu harus dikembalikan ke Marut.


Daripada bicara nggak penting dengan Petch, dia menyuruh Petch mengembalikan kancing itu jika sudah ketemu kepada salah satu pegawainya saja. Marut udah mau beranjak pergi, tapi hatinya nggak tenang karna Petch sibuk mencari kancing itu di dekat koleksi-koleksi modelnya. Dia takut kalau Petch bersikap ceroboh dan menjatuhkan koleksi model medusa miliknya.


Jadi, dia menarik Petch ke ruang tunggu yang luas dan menyuruhnya untuk mencari di sana. Jangan kemana-mana. Jangan menyentuh apapun. Jika sudah ketemu, berikan pada pegawainya dan pergi. Petch malah terkesima dan bukannya serius mendengarkan.



Lan akhirnya selesai bersiap. Dan tamu yang dibicarakan ibunya adalah Mook. Dihadapan Chat dan Pat, Mook berpura-pura seolah ini adalah pertemuan pertama mereka. Dia juga tetap tenang walaupun Lan menunjukkan reaksi sinis padanya.


Padahal yah, tujuan Mook datang karna ibunya meminta tolong Mook untuk mengantarkan kue pesanan Pat. Mook sebenarnya nggak mau pergi ke rumah Lan, tapi karna ibunya yang meminta sebagai bentuk terimakasih karna Pat membantu bisnis kuenya.


Lan nggak tau tujuan sebenarnya Mook, jadi dia sangat tegang saat Mook bilang ingin mengatakan sesuatu.

“Aku ingin bilang… terimakasih sudah mendukung bisnis ibuku,” ujar Mook.

Lan langsung kelihatan kecewa. Chat dan Pat lebih kecewa lagi.


“Ada satu hal yang ingin ku katakan lagi,” ujar Mook saat melihat Lan berbalik pergi, “Aku akan menikahi Lan.”


Jderrr!!! Kebahagiaan langsung melingkupi Chat dan Pat. Sementara Lan seperti terkena petir di siang bolong.

“Aku senang bisa membantunya. Jika kemujuranku bisa melindunginya dan membuat hidupnya lebih baik, aku akan dengan senang hati menikahinya. Aku sangat peduli padanya dan ingin membantu,” lanjut Mook.


Chat semakin senang. Dia membanggakan Mook yang begitu baik dan Lan beruntung bisa mendapatkan Mook sebagai istri, padahal Lan tidak berguna, tidak punya masa depan dan tidak bisa melakukan apapun. Wahahahhaa, makin kesal Lan karna di hina begitu di depan Mook.

“Aku tidak mau menikahinya.”

Ujarannya itu langsung mendapat amukan dari ayah dan ibunya. Dia tetap pada keyakinannya kalau pernikahan takhayul tidak akan menyelamatkan nyawanya. Dan juga, mana tahu yang dimaksud oleh peramal itu bukan Mook tapi wanita lain.

Yahhh, mau apapun yang Lan katakan, ayah dan ibunya lebih percaya pada omongan peramal itu. Lagipula, peramal itu adalah peramal yang sama yang menyelamatkan nyawa Lan dulu. Peramal itu dengan jelas bilang Lan harus menikahi wanita yang sama.


“Tidak apa-apa jika dia tidak mau. Tapi, jika terjadi sesuatu padanya, aku tidak yakin bisa membantu,” ujar Mook. “Maaf karna dia mengabaikan kekhawatiranku untuknya.”

Lan semakin kesal. Walaupun mati, dia tidak akan menikahi Mook.

 

1 Comments

Previous Post Next Post