Original Network : jTBC Netfix
Jong Hoon menguncungi si Penusuk yang telah
menusuknya, ketika dia berada dipenjara. Dia menyarankan si Penusuk untuk
mengajukan banding dan dia juga akan membantu si Penusuk dengan mengajukan
petisi, sehingga hukuman si Penusuk bisa di peringan. Dan si Penusuk menolak,
karena itu sia- sia saja. Lalu dia menatap ke arah penjaga penjara, kemudian
dia berteriak dengan keras.
“Itu ulahku sendiri karena aku dendam! Tidak
ada yang memerintahku!” teriak si Penusuk, tampak penuh arti. Dan Jong Hoon
menyadari hal tersebut.
Joon Hwi mencari tahu di Internet, mengenai
artikel yang dibacanya di koran- koran yang tertempel dirumah Man Ho. JEJAK
KAKI, PEMBUNUH. DARAH BAUNYA ENAK. PEMBUNUHAN SEMPURNA TANPA BARANG BUKTI. SOL
SEPATU TERPOTONG UNTUK MENGHILANGKAN JEJAK KAKI.
Tepat disaat itu, seseorang berjas biru lewat
didekat Joon Hwi sambil bertelponan. “Ada yang mendahuluiku untuk menemuinya…
Aku tak tahu siapa dia… Ah, Aku tahu siapa orangnya. Dia Yang Jong-hoon…”
katanya. Lalu saat Jong Hoon keluar, dia langsung pergi.
Secara diam- diam, Joon Hwi memotretnya dari
dalam mobil.
Joon Hwi dan Jong Hoon mengikuti Pria Berjas
Biru tersebut sambil membahas tentang si Penusuk. “Mencurigakan. Pelatnya
tampak palsu, 'kan? Orang yang menyuruhnya membunuhmu di pusat penahanan
pastilah pelakunya,” tebak Joon Hwi.
Lalu pas didekat persimpangan, Joon Hwi hampir
saja menabrak mobil lain. Dan mereka berdua pun kehilangan mobil si Pria Berjas
Biru.
Joon Hwi kemudian menunjukkan buku catatan
gula darah Byung Ju. Dan memberitahu bahwa ada satu lagi barang pamannya yang
hilang, yaitu pena.
Ketika Bok Gi, Ye Beom, Kang Sol A dan B,
serta Ji Ho, datang ke ruangan kelompok. Mereka menemukan pizza diatas meja,
dan pizza itu di pesan oleh Seung Jae. Namun mereka heran, kenapa Seung Jae
tidak menunggu mereka.
“Dia trauma karena nilainya jatuh. Aku paham.
Dia selalu dapat A plus,” komentar Ye Beom, menebak.
“Mungkin nilai A plus itu masalahnya,” balas
Kang Sol B.
“Masalahnya? Kau mengetahui sesuatu?” tanya Ye
Beom, tertarik.
“Diam. Jangan bergosip di belakangnya,”
perintah Kang Sol A.
Yeong Chang menyuruh Ye Seul untuk datang, dan
Ye Seul pun datang menjenguknya. Lalu ketika Ye Seul datang, Yeong Chang
meludahi wajahnya. Dan Ye Seul sama sekali tidak marah serta menerima.
“Maafkan aku,” kata Ye Seul, tulus.
“Kalau begitu memohonlah. Mohon sampai kakimu
keram,” geram Yeong Chang. “Kau melakukan ini padaku. Lalu pembelaan diri?
Kenapa? Apa itu saran dari bajingan itu?” tuduhnya dengan sikap menjengkelkan.
Ringkasan argumen Jaksa yang seperti novel.
Yeong Chang dan Ye Seul sudah berpacaran selama lebih dari tiga tahun, mereka
mendaftar difalkutas yang sama, tapi hanya Ye Seul yang diterima. Kemudian
Yeong Chang bersikeras bahwa Ye Seul berselingkuh setelah masuk falkutas hukum,
dan selingkuhannya itu adalah Joon Hwi. Lalu Yeong Chang bersikeras bahwa Ye
Seul ada menyaksikan pembunuhan Byung Ju, tapi Jong Hoon mengancam Ye Seul dan
membuatnya tertekan, sehingga Yeong Chang pun membujuk Ye Seul untuk bersaksi
saja. Jadi akhirnya, Ye Seul pun bersaksi, tapi Joon Hwi memaksa Ye Seul untuk
mengubah pernyataan dan membantu Jong Hoon. Oleh karena itu, kejadian ini
terjadi.
“Kau "memaksa" dia? Bagaimana
caranya?” tanya Bok Gi kepada Joon Hwi, heran.
“Kudengar bajingan itu, Han Joon-hwi,
mengancam akan sebarkan berita soal kunjunganku setiap malam. Karena itu, kau
mengkhianatiku dan mengganti pernyataanmu, artinya, kau ingin kita putus,” kata
Yeong Chang, seperti mencoba memancing Ye Seul untuk mengatakan sesuatu yang
buruk.
Merasakan ada yang aneh, Ye Seul menatap Yeong
Chang dan berpikir sesaat. “Aku akan…” katanya, lalu jeda. Dan kemudian,
“berdoa untuk kesembuhanmu,” lanjutnya.
Setelah mengatakan itu, Ye Seul berdiri dan
berjalan pergi. Dan dengan keras, Yeong Chang mengumpat. “Kau bisa berdoa di
penjara!” umpatnya.
Yeong Chang telah menyingkirkan ponsel,
laptop, bahkan kamera dasbornya. Lalu dia berkata bahwa dia tidak pernah memasang
kamera pengintai. Karena itu, mereka harus mempertegas bahwa Yeong Chang ada
menganiaya Ye Seul. Mendengar ide tersebut, Kang Sol A menolak dengan keras.
“Tidak!” tolak Kang Sol A. “Maksudku bukan
itu. Jika media meliputnya, ini akan jadi berita palsu,” jelasnya. Lalu dia langsung
berlari pergi.
Ye Seul memberikan sertifikat medis nya dan
rekaman ketika Yeong Chang berjanji tidak akan mengulang untuk menganiaya nya.
Dia ingin Jong Hoon menggunakan ini untuk membuktikannya tidak bersalah. Namun
dia tetap tidak ingin menuntut Yeong Chang. Walaupun dia tahu Yeong Chang
menyakitinya, tapi Yeong Chang sudah mendapatkan ganjarannya.
“Mari kita luruskan faktanya. Dia tidak
mendapatkan ganjarannya,” tegas Jong Hoon. “Kecelakaan terjadi saat dia hendak
mencelakaimu. Itu salah dia, bukan salahmu,” jelasnya, mencoba menyadarkan Ye
Seul untuk berpikiran jernih, jangan hanya menggunakan perasaan saja.
Kang Sol A kemudian datang ke ruangan untuk
membahas tentang Dewan Ko. Karena itu, Jong Hoon meminta Ye Seul untuk keluar
sejenak.
Dewan Ko pernah memakai berita palsu agar
lawannya bunuh diri. Karena itulah sekarang Dewan Ko membayar banyak pengacara
untuk membantu Yeong Chang supaya Yeong Chang bisa menang, lalu Dewan Ko akan
menyebarkan berita palsu. Jadi Kang Sol A ingin sidang ini di menangkan agar Ye
Seul tidak menjadi korban berita palsu. Kemudian dia membahas tentang Kang Dan.
Dulu Kang Dan menjadi pelapor pelanggaran agar Dewan Ko dihukum atas korupsi,
tapi kemudian Kang Dan malah menyerah dan menerima uang kotor dari Dewan Ko.
“Prof. Yang, aku ingin
buktikan bahwa Ye-seul hanya membela diri, agar aku bisa beri Anggota Dewan Ko
pelajaran. Aku ingin tunjukkan padanya bahwa dia tak bisa memakai berita palsu
dan memanipulasi segalanya,” kata Kang Sol A, bertekad kuat. Lalu dia melihat
sertifikat medis Ye Seul yang berada di atas meja. “Ini…”
“Kekerasan dalam berpacaran dapat membantu.
Pelajari sidang juri dahulu,” balas Jong Hoon, menasehati.
Eun Suk datang ke rumah sakit menemui Istri
Seung untuk memeriksa tubuhnya, sekaligus berbincang- bincang sebentar.
Pertama, mereka mengobrolkan hal biasa, Eun Suk mengucapkan selamat atas
kehamilan Istri Seung, dan dengan senang Istri Seung mengiyakan. Kedua, mereka
mengobrolkan tentang kasus Ye Seul.
Sebenarnya Eun Suk ingin membahas tentang
perbuatan Seung Jae, tapi merasakan betapa ramah dan baiknya sikap Istri Seung,
serta betapa bahagianya Istri Seung atas kehamilannya sekarang, dia jadi merasa
ragu serta dilema untuk membahas tentang perbuatan Seung Jae.
Lamaran magang Ye Beom dan Ji Ho, diterima.
Masalahnya itu adalah firma hukum yang direkrut oleh Dewan Ko untuk Yeong
Chang. Jadi karena itu, mereka tidak bisa membantu kasus Ye Seul.
“Tunggu. Apa ini? Namamu tidak ada. Apa ada
kesalahan? Kau ditolak?” tanya Ye Beom dengan terkejut kepada Kang Sol B.
Ketika dia melihat nama Kang Sol B tidak ada di list peserta yang di terima.
“Tanyakan mereka,” kata Ji Ho, menyarankan.
Dan Kang Sol B mengabaikannya serta berjalan pergi.
Tiba- tiba masuk pengumuman dari Jong Hoon. “Seluruh mahasiswa Fakultas Hukum Hankuk
diundang untuk menghadiri sidang final kasus Prof. Seo Byung-ju pada hari ini
pukul 14.00.”
“Apa yang ingin dia tunjukkan? Sudah jelas dia
kalah,” komentar Ye Beom dengan sinis.
Ketika Ye Seul akan berangkat ke pengadilan, Seung
Jae datang menemuinya. Dia menitipkan usb kecil kepada Ye Seul.
“Aku tak cukup berani untuk menjadi saksi.
Pastikan Prof. Yang menerimanya,” kata Seung Jae, meminta bantuan Ye Seul.
Sesampainya di gedung pengadilan, ketika Ye
Seul baru saja keluar dari taksi, sebuah motor lewat dan mencuri tas nya.
Penjaga Dong menaiki sepeda dan sampai di
gedung pengadilan. “Sudah kubilang, ini lebih cepat saat macet. Di mana
Seung-jae?” katanya, bertelponan.
Seung Jae berada di dekat sungai dan
memancing.
Ye Seul berlari dengan panik menghampiri Jong
Hoon. “Flash disk nya… “ katanya sambil menarik nafas capek.
SIDANG FINAL PROFESOR YANG JONG-HOON
Man Ho datang ke sidang Jong Hoon.
Pengacara Park menunjukkan buku catatan gula
darah Byung Ju untuk membuktikkan kalau tuduhan Jaksa Jin disidang sebelumnya
adalah salah.
Angka gula darah dialat buku catatan dan
glukometer, itu sama. 227. Tapi tanggal di buku catatan dan glukometer, tidak
sama. Beda satu hari, yaitu hari sebelum kejadian dan hari kejadian. Tanggal 25
dan 26 September.
Pada tanggal 25 September, kelas sidang
simulasi dibatalkan dan dipindahkan ke tanggal 26 September. Dan tanggal di
glukometer tertulis 26 September pukul 11.30. Masalahnya, pada tanggal 26
September, kelas diadakan selama tiga jam dari pukul 11.00 sampai 14.00, yang
berarti Byung Ju tidak sempat untuk memeriksa gula darahnya dalam rentang waktu
tersebut. Dan ini tandanya, tanggal yang tertulis di glukometer, itu salah.
Yang benar adalah tanggal yang tertulis di buku catatan.
“Tetap ada kemungkinan buku catatan itu
dimanipulasi,” protes Jaksa Ji dengan keras.
Jong Hoon berbisik di telinga Pengacara Park. Lalu Pengacara Park mengajukan permintaan kepada Hakim. Untuk membuktikan kalau buku catatan gula darah ini tidak ada di manipulasi dan benar diisi oleh korban sendiri, maka mereka ingin memanggil seorang saksi. Yaitu supir Byung Ju, Man Ho.
“Keberatan. Lee Man-ho sudah bersaksi,” protes
Jaksa Jin.
“Begitu juga Nn. Jeon Ye-seul, tapi pengadilan
menerima permintaan Anda,” balas Pengacara Park, melawan.
“Ini lain! Tn. Lee Man-ho adalah pelaku
pelecehan seksual. Kredibilitasnya…” kata Jaksa Jin. Lalu dia terdiam.
“Apa maksud Anda kredibilitasnya di bawah Nn.
Jeon?” kata Jong Hoon, mempertanyakan. Dan Hakim menatap Jaksa Jin.
“Saya minta kita reses,” pinta Jaksa Jin, karena tidak bisa menjawab.