Sinopsis K- Drama : Law School Episode 11/2

 

Original Network : jTBC Netfix

Jong Hoon memuji taktik Jaksa Jin. Karena Jaksa Jin membuat Joon Hwi menyudutkan Seung Jae, lalu dialah yang akan menghiburnya.


Flash back

Ketika Seung Jae sudah mau pergi dari kantor kejaksaan, Jaksa Jin menghentikan mobilnya sambil tersenyum dan memberikan tanda supaya mereka bisa bicara.

Flash back end


Joon Hwi baru tersadar kalau dia dimanfaatkan oleh Jaksa Jin. Lalu Jong Hoon menunjuk kan tas hitam yang ditemukannya kemarin kepada Joon Hwi. Tapi ditas itu tidak ada sidik jari yang di temukan.

Ketika Joon Hwi mengeluarkan taplak sepatu, Jong Hoon menjelaskan. “Lebar, 13 cm. Panjang, 30 cm. Untuk sepatu berukuran 275 mm.”


Lalu ketika Joon Hwi mengeluarkan jarum suntik, dia sudah bisa menebak nya sendiri. “Orang yang bisa menusuk perutnya pasti seorang dokter atau suster. Atau…”

“Dia harus paham anatomi tubuh,” kata Jong Hoon, melanjutkan. Lalu dia teringat perkataan Man Ho tentang penjualan organ. “Seperti riwayat perdagangan organ.”


“Kenapa dia tak lenyapkan ini?” tanya Joon Hwi, tidak mengerti.

“Kau pikir kenapa Ki Du-seong memberikan itu, alih-alih mengungkap pelakunya?” balas Jong Hoon, bertanya. “Firasatmu mungkin salah. Artinya ada orang lain di balik pelakunya yang ingin aku mati,” jelasnya.


Ketika Ibu Kang A sedang mengisi kertas kuesioner, Kang Sol A pulang. Dan diapun langsung berpura- pura tidur untuk menutupi kertas tersebut.

“Berhenti menghindariku,” pinta Kang Sol A, menyadari kalau Ibu Kang A hanya sedang berpura- pura tidur. “Kau menghindariku karena dokumen yang diaktakan itu, 'kan?” tanyanya.

Ibu Kang A ingin pergi dari rumah dan menghindari Kang Sol A. Tapi Kang Sol A tidak membiarkannya dan menahan tangannya. Dia yakin kalau Ibu Kang A mengenal Dewan Ko yang mendekati Ayah Byeol untuk membungkam Kang Dan dan Ibu Kang A mengetahui apa yang terjadi.


“Dia hampir kehilangan organnya akibat utang judinya. Makanya aku memohon agar dia membantuku satu kali saja Aku melakukannya…,” jelas Ibu Kang A dengan jujur. “karena aku tak tahu apa yang akan terjadi pada Dan. Jadi, kenapa kau lakukan ini padaku?” teriaknya, emosi.

Mendengar itu, Kang Sol A melepaskan tangan Ibu Kang B.


Dari atas, Man Ho memperhatikan mereka berdua.


Saat Joon Hwi pulang ke asrama, dia tidak mau membahas tentang Seung Jae keapda Ji Ho, jadi dia menanyai tentang Wartawan Choi. Lalu saat dia tahu kalau Wartawan Choi sudah menghapus foto putranya yang memegang mainan, dia menasehati Ji Ho bahwa itu berarti Wartawan Choi mulai tergugah. Jadi Ji Ho harus terus mendekati Wartawan Choi sampai pikirannya terbuka. Sementara dia akan membantu mencari petunjuk soal publikasi tuntutan Jaksa Jin.

“Oh ya. Bagaimana di firma hukum? Semua lancar?” tanya Joon Hwi, perhatian.


Keesokan harinya, Ji Ho kembali bergabung dengan kelompok, karena dia telah dipecat. Dan Kang Sol B menanyai, apakah mereka ada menanyai sesuatu.


Flash back

“Sebagai gantinya, ada yang ingin kami dengar darimu,” kata Pengacara Song.

Flash back end

“Mereka mau aku bilang Ye-seul dan Joon-hwi berpacaran,” kata Ji Ho, memberitahu dengan jujur. Dan Joon Hwi mengerti itu.

Jika Ji Ho menuruti permintaan Pengacara Song untuk menjadi saksi palsu, maka mereka akan sukses besar. Dan alasan Ji Ho dipecat sekarang adalah supaya Ji Ho tidak tampak mencolok. Masalahnya, Ji Ho masih belum jelas, mau menuruti Pengacara Song atau tidak. Dan Bok Gi langsung merasa waspada padanya.


“Bukankah kau ketemu Yeong-chang di asrama Ye-seul dan suruh dia tanda tangan?” tanya Ji Ho kepada Joon Hwi.

“Jangan dijawab,” kata Bok Gi, melarang Joon Hwi untuk menjawab.

“Kalian bertukar pesan dengan mesra?” tanya Ji Ho lagi kepada Joon Hwi.

“Aku harus membungkamnya. Berhenti bicara,” kata Bok Gi, menutup mulut Ji Ho. Dan Kang Sol A juga membantu menutup mulut Ji Ho.




PRASIDANG PERTAMA

Hakim memulai prasidang juri untuk kasus Ye Seul nomor 2020-GH311. Tapi sebelum dimulai, Jong Hoon meminta sesuatu kepada Jaksa. Dia berharap tidak ada permainan kotor dan membesar- besarkan statusnya sebagai tersangka kasus pembunuhan kepada para juri disidang nantinya. Mendengar itu, Jaksa 1 marah, karena dia merasa Jong Hoon seperti menuduh mereka bermain kotor. Sementara Jaksa 2 dengan tenang tersenyum dan menegaskan bahwa mereka tidak akan bermain kotor. Kemudian prasidang pun dimulai.



“Sidang ini adalah sidang harian,” jelas Hakim, membaca data yang ada. “Bisa Anda kurangi jumlah saksi?” pintanya kepada Jaksa.

“Kami pilih yang diperlukan. Jadikan saja dua hari…” balas Jaksa.

“Para juri akan terkontaminasi,” komentar Jong Hoon.


“Maksud Anda kami akan menyuap juri?” tanya Jaksa 1, kesal.

“Bukan Anda, Jaksa,” kata Jong Hoon dengan tenang. “Maksud saya, ayah korban. Dia menekan para pengacara agar terdakwa dihukum, sehingga saya berada di sini. Entah apa yang bisa dia lakukan terhadap juri,” jelasnya, agak menyindir.

“Pembela,” kata Hakim, memperingatkan.

Mendengar pembicaraan mereka, Jaksa 2 hanya diam saja dan tersenyum.


Pengacara Song berpendapat kalau Yeong Chang tidak bisa hadir disidang. Namun Yeong Chang protes keras, dia ingin hadir disidang dan membiarkan semuanya melihat keadaannya sekarang. Dan Dewan Ko menyuruh Yeong Chang untuk tenang, karena dia sedang bertelponan dengan Eun Suk. Jadi dengan patuh, Yeong Chang langsung terdiam.



“Kita hanya perlu menunggu, akan kubuat ledakan besar… Dia membawa hadiah darimu, Prof. Kim. Bagaimana bisa kutolak? Aku harus terima dia,” kata Dewan Ko merasa puas dengan hadiah dari Eun Suk.

Hadiah dari Eun Suk adalah dokumen berjudul Penghapusan fitnah dengan cara mengungkap fakta secara terbuka dan menuntut ganti rugi melalui kasus perdata. Hal ini akan menarik perhatian, jika Dewan Ko mengadakan konferensi pers diwaktu yang tepat, yaitu hari persidangan Ortu Jahat.


Kang Sol A pulang ke kampus dan menemui Eun Suk yang berada diruang fotocopy. Mengenai dokumen yang Eun Suk berikan kepada Dewan Ko itu, Kang Sol A merasa agak tidak rela. Dia tidak rela hasil kerja Eun Suk diberikan kepada orang seperti Dewan Ko, hanya supaya dia bisa diterima magang.

“Kau pikir itu karenamu?” tanya Penjaga Dong dengan ketus. “Dia tak menyerahkannya untukmu. Aku yakin dia punya rencana. Jalani saja magangmu,” jelasnya, menasehati.


“Prof. Kim,” panggil Kang Sol A, agak tidak percaya.

“Kau merekam kelasku?” tanya Eun Suk. Dan Kang Sol A mengiyakan. “Kau rekam kelasku saat Lee Man-ho datang?” tanyanya, lagi.



Dewan Ko berdiskusi dengan Pengacara Song. Dia ingin membuat isu yang Eun Suk berikan menjadi viral supaya perhatian media teralihkan dari kasus Yeong Chang. Juga isu yang Eun Suk berikan tampak sempurna. Namun dia ingin tahu situs bernama ‘Ortu Jahat’ itu kapan sidangnya.

“Pada tanggal yang sama dengan sidang Yeong-chang,” kata Pengacara Song, memberitahu. Dan Dewan Ko mengerti serta berpikir.


Diruang kelompok. Eun Suk sudah membagikan 41 kuesioner kepada para kandidat yang tertarik untuk menjadi juri. Diantaranya, 40 orang sudah mengembalikan kuesionernya. Ada data jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan, hubungan keluarga, dan informasi dasar lainnya. Dan Eun Suk membagikan semua itu ke anggota kelompok untuk dipilih. Namun Jong Hoon tidak mau ikut dan pergi, karena menurutnya ini percuma.

“Hei. Prof. Yang… Prof. Yang!” teriak Eun Suk, tidak mengerti.


Bok Gi tidak mengerti dengan sikap Jong Hoon. Ye Beom mengeluh kenapa ini baru diberikan dua hari lalu, bukannya dua minggu. Dan Kang Sol A berpikiran positif, karena ini sudah ditangan mereka, maka manfaatkan sebaik mungkin. Sedangkan Joon Hwi berpikiran kalau ini bagus, jika mereka diberikan waktu dua minggu, maka pihak Ko akan cek latar belakang para juri dan mendapatkan lebih banyak informasi.Dan bisa jadi pihak Ko akan menyuap para juri.


“Posisi juri amat penting, tapi akankah mereka suka gaya Prof. Yang?” kata Kang Sol B, menanyakan pertanyaan yang cukup penting.

“Kau benar,” gumam Bok Gi, setuju.

“Kabarnya, jaksanya memenangkan setiap sidang yang dia tangani. Dia memukau para juri. Bahkan, namanya berarti "juri". Bae Sim-won (Jaksa 2),” jelas Ye Beom.


Sesampainya digedung pengadilan. Eun Suk banyak memberikan saran kepada Jong Hoon untuk bersikap dan berpakaian seperti apa nantinya. Sebab sidang juri berbeda dengan sidang pidana. Banyak juri yang beretika, tapi tidak paham hukum, jadi kesan dan sikap Jong Hoon amatlah penting, supaya mereka makin menyukai Jong Hoon dan mudah untuk berpihak pada Jong Hoon. Karena hal ini jugalah, Jaksa Bae andal dalam sidang juri. Dan Jaksa Bae akan menjadi musuh terbesar Jong Hoon.


“Lama tak berjumpa. Senang bertemu kalian,” sapa Jaksa Bae.

“Senang bertemu denganmu,” balas Eun Suk.


“Dia menolakku dulu. Aku tak akan menyimpan dendam. Aku dulu sangat menyukaimu. Kau masih sama, Jong-hoon,” kata Jaksa Bae sambil tersenyum ramah dan menatap Jong Hoon. “Sidang ini tidak sulit. Kita tidak akan bertengkar,” komentarnya.

“Bertengkar di pengadilan? Maksudmu berselisih,” balas Eun Suk sambil tertawa. “Kita lihat saja sidang ini sulit atau tidak.”


Tepat disaat itu, Jaksa Jin datang ditemani dua anak magangnya, yaitu Joon Hwi dan Ye Beom. Karena Ibu Jaksa Ha (Jaksa 1) meninggal, maka Jaksa Jin yang akan menggantikannya untuk sidang juri hari ini.

“Ini sidang juri pertamaku. Aku akan belajar banyak,” kata Jaksa Jin, menyapa Jaksa Bae. Lalu dia memperkenalkan Joon Hwi. “Ini orang yang menjadi selingkuhan si korban.”

“Pembela Khusus Yang Jong-hoon sebaiknya bersiap untuk sidang ini,” kata Jaksa Bae sambil tersenyum percaya diri. Lalu dia berjalan pergi duluan.

Jaksa Jin menghentikan Jong Hoon yang ingin berjalan pergi dan mengajaknya untuk bicara. Dan Jong Hoon pun berhenti.


Jaksa Jin memberitahu Jong Hoon bahwa sidang akan dilanjutkan, tapi kemungkinan Byung Ju mati karena disuntik alih- alih diracuni lewat minuman adalah nihil, karena  itu tidak ada dilaporan autopsi pertama. Dan Jong Hoon tidak setuju, dia ingin pemeriksa autopsi mayat Byung Ju untuk dipanggil, karena bisa saja ada informasi yang terlewat.


“Yu Seung-jae…” kata Jaksa Jin. “tak akan bersaksi sesuai keinginanmu,” jelasnya, memberitahu.

“Lakukan semaumu,” balas Jong Hoon bersikap acuh.


Kang Sol B menebak alasan Eun Suk memberikan dokumen proposalnya kepada Dewan Ko. Proposal tersebut mungkin akan digunakan oleh Ortu Jahat dan menguntungkan Ortu Jahat. Dan bila Dewan Ko yang mengumumkan proposalnya, maka sebagai sosok politi yang kuat, maka Dewan Ko akan bisa mengecoh media.


Ye Beom menelpon Kang Sol A dan menceritakan tentang Jaksa Jin yang hari ini akan menggantikan Jaksa Han disidang Ye Seul.


Tepat disaat itu, Ibu Kang A datang. Dan melihatnya, Kang Sol A berhenti bertelponan dengan Ye Beom dan mendekati Ibu Kang A.


Kaki Ibu Kang A terluka, karena terpeleset ditangga saat membagikan brosur. Dan dia datang hari ini untuk mendaftar sebagai juri, karena katanya dia akan bisa mendapatkan 60.000 won dan uang itu melebihi penghasilannya dari membagikan brosur.

“Aneh sekali. Aku tak melihat kuesionermu,” gumam Kang Sol A, heran.

“Aku lupa mengumpulkannya. Apa sudah terlambat?” tanya Ibu Kang A sambil menunjukkan kuesioner yang dibawanya.



Penjaga Dong mengumpulkan formulir kuesionernya. Lalu ketika dia bertemu Eun Suk, dia mengaku bahwa dia sangat gugup sekali dan dia berharap agar bisa lolos menjadi juri. Dan Eun Suk tertawa serta menenangkan Penjaga Dong.


Tepat disaat itu, Pengacara Park datang bersama anak magangnya, yaitu Bok Gi. “Dia pasti lolos,” katanya dengan yakin. “Dia mencegahku untuk membelanya agar menjadi juri,” jelasnya. “Jika kau tampak terlalu berharap, mereka justru akan menolakmu. Cobalah agak acuh,” katanya, menyarankan Penjaga Dong.

“Baik,” kata Penjaga Dong, mendengarkan.

Tiba- tiba Eun Suk mendapatkan sms dari Kang Sol A yang mengajak untuk bertemu dan bicara. Jadi diapun pergi.


Didepan Penjaga Dong, Pengacara Park menyemangatinya supaya lolos. Tapi dibelakangnya, dia berharap supaya Penjaga Dong tidak lolos. Lalu dia memberitahu Bok Gi bahwa dia ada membawa kontraknya, kalau Penjaga Dong gagal, maka dia mengajak Bok Gi untuk bergabung ke tim pembela.

“Katamu dia tak akan dinyatakan tak bersalah,” komentar Bok Gi.

“Kau lihat wartawan di luar. Anggota Dewan Ko tertarik pada sidang ini, makanya aku juga,” balas Pengacara Park, menjelaskan.

Kang Sol A mengomentari keputusan Eun Suk untuk memberikan proposal itu kepada Dewan Ko, menurutnya itu bukanlah keputusan yang tepat. Sebab Dewan Ko mencoba memanfaatkan sidang Ortu Jahat untuk mendapatkan simpati masyarakat, dan Eun Suk malah memanfaatkannya untuk sidang Ortu Jahat. Jadi apa bedanya Eun Suk dengan Dewan Ko. Mendengar itu, Eun Suk mengerti. Lalu dia mengajak Kang Sol A untuk menonton konferensi pers Dewan Ko yang sudah dimulai.




Dewan Ko : “Mengungkapkan kebenaran harus dilindungi oleh UU kebebasan berpendapat. Tidaklah konstitusional untuk menindak pidana seseorang yang menyatakan kebenaran demi melindungi reputasi seseorang yang dibangun di atas kepalsuan. Pasal 307.1 Hukum Pidana dan Pasal 70.1 Undang-undang Perlindungan Informasi dapat menghukum individu yang mempublikasikan fakta. Aku ingin menghapus fitnah dengan mengungkap fakta dan mengakhiri penderitaan  yang tak adil ini bagi para korban yang diperlakukan seperti kriminal. Begitu rancangan ini lolos, kasus pencemaran nama baik seperti Ortu Jahat, yang disidang juri hari ini, tidak akan lagi menjadi sasaran hukuman pidana.”


Man Ho menghubungi seseorang dengan marah. “Ini bukan kesepakatan kita! Aku kemari untuk menemukan putraku.”

Lalu Man Ho membuka tv, dan kebetulan melihat berita konferensi pers yang sedang Dewan Ko adakan. Dan video nya yang dulu, saat dia menghadiri kelas Eun Suk, video tersebut tersebar di media.


Dewan Ko : “Setelah UU Lee Man-ho, aku tahu bahwa dia mempersiapkan diri untuk menuntut mereka yang mengkritiknya atas pencemaran nama baik. Aku sungguh terkejut. Jika dia benar-benar sadar dan ingin menebus kesalahannya, bagaimana mungkin dia melakukan hal macam itu? Aku berharap rancangan ini segera diloloskan karena Lee Man-ho.”

Menonton berita tersebut, Man Ho merasa sangat kesal dan melemparkan minumannya ke dinding.


Dewan Ko : “Jika dia menuntut, aku tak akan tinggal diam dan dengan senang hati menghadapinya. Akan kutunjukkan pada Lee Man-ho, si penjahat itu, seperti apa keadilan yang sesungguhnya.”

Eun Suk menonton siaran konferensi tersebut sampai selesai.

Saat Dean Oh dan Wakil Dean Ju ingin berangkat ke persidangan, mereka berpapasan dengan President kampus. Dan President kampus mengkritik mereka berdua memalukan, karena mau hadir dipersidangan Ye Seul. Sebab sekarang kampus mereka sudah dikritik oleh masyarakat sebagai sarang kriminal.


“Hanya jika mereka terbukti bersalah. Jika tak bersalah, ini akan jadi pelajaran berharga,” kata Dean Oh dengan sikap acuh. “Ayo pergi bersama,” ajak nya.



PENGADILAN

Proses seleksi kandidat juri akan dimulai. Sebelum proses dimulai, Hakim memberitahukan kepada semuanya bahwa apabila ada kandidat juri yang membuat pernyataan palsu di tengah proses seleksi, maka mereka akan didenda sebesar 2 juta won, menurut pasal 60 Undang-undang Partisipasi Penduduk dalam Sidang Pidana. Kemudian Hakim menjelaskan tugas juri dipersidangan. Ketika mereka duduk dikursi juri tempat sidang berlangsung, hakim, jaksa, dan pengacara pembela, akan memberikan banyak pertanyaan.

Kang Sol A mengobrol ditelpon sambil berjalan menuju ke ruang sidang. Namun sesampainya dia didepan ruang sidang, dia dilarang masuk ke dalam, karena pemilihan juri bukan untuk umum.


Joon Hwi dan Ye Beom kemudian  datang mendekati Kang Sol A. Joon Hwi menenangkan Kang Sol A untuk jangan khawatir, karena ada Jong Hoon. Tapi Kang Sol A tidak bisa berhenti khawatir, karena ada Jaksa Bae yang tidak terkalahkan dan dia berharap para juri akan berpihak pada Ye Seul.

“Semoga dia pakai daftar seleksi yang kita susun secara cermat,” gumam Ye Beom.

Ye Beom kemudian menanyai Joon Hwi, dimana mereka akan duduk nantinya, karena mereka datang bersama Jaksa Jin. Dan Kang Sol A mempersilahkan nya untuk duduk dimana saja. Sementara Joon Hwi tidak menjawab.



“Di mana Ye-seul?” tanya Joon Hwi.

“Di sini. Aku harus pergi,” jawab Kang Sol A. “Hei, selingkuhan. Situasi akan memburuk jika kalian terlihat bersama,” katanya, mengingatkan.

“Aku boleh ikut, 'kan?” tanya Ye Beom, ingin ikut.

“Dampingilah Jin Hyeong-u,” sindir Kang Sol A sambil tertawa.

Post a Comment

Previous Post Next Post