Sinopsis K- Drama : Law School Episode 12/1

 


Original Network : jTBC Netfix

“Pengacara pembela belum kembali?” tanya Hakim.

Mendengar itu, Joon Hwi mencoba menghubungi Jong Hoon.




“Bunuh dia!” tantang Jong Hoon. Lalu dia memotret menggunakan ponselnya. Dan melihat itu, Man Ho merasa marah serta menendang Jong Hoon. Tapi Jong Hoon tetap saja terus memotret nya. “Ayolah! Habisi dia dan membusuklah di penjara sebagai pembunuh,” teriak Jong Hoon, menantang.

Enyah kau! teriak Man Ho, marah.


Lalu disaat itu, Joon Hwi datang. Dengan panik, Man Ho langsung mendorong Dewan Ko serta melarikan diri. Dan Joon Hwi berlari mengejarnya.


Dewan Ko merapikan pakaiannya yang jadi berantakan karena Man Ho. Dan dengan geram, dia mengatakan kepada Jong Hoon bahwa jika dia benar- benar dibunuh, maka Jong Hoon juga akan dituntut atas penghasutan pembunuhan. Namun Jong Hoon bersikap acuh, karena tidak mungkin Dewan Ko mati dan dia sangat yakin itu, sebab Man Ho pasti tidak ingin dipenjarakan lagi.

Hapus itu, perintah Dewan Ko, saat melihat Jong Hoon menyimpan ponsel dengan tenang ke dalam saku.


Soal sertifikat medis. Yang menyatakan kecil peluang lengan dan kaki kanan putramu pulih, kata Jong Hoon, membahas kasus Yeong Chang. Kau dekat dengan dirut rumah sakit itu. Kau memintanya menulisnya seperti itu untuk hancurkan klienku? tanyanya, menebak dengan agak yakin. Meski dia bisa sembuh lewat terapi fisik.

Benar. Kini kau tahu kau berurusan dengan siapa, balas Dewan Ko dengan bangga. Jika gadis bodoh itu berkata dia akan menerima hukumannya, aku, setidaknya, akan meloloskannya dari hukuman berat, katanya, mengingatkan. Lalu dia pergi duluan.

Setelah Dewan Ko pergi, Jong Hoon memegang perutnya yang barusan ditendang oleh Man Ho. Karena dia mulai merasakan sakitnya.


Saat Man Ho berlari menuruni tangga darurat, dia tergelincir dan terjatuh, jadi Joon Hwi pun berhasil mengejarnya. Ternyata alasan Joon Hwi mengejar Man Ho adalah untuk mengambil sepatunya dan mengukurnya. Ukuran sepatu pembunuh Byung Ju adalah Lebar, 13 cm. Panjang, 30 cm. Ukuran 275 mm. Cocok dengan ukuran sepatu Man Ho.



Hei. Kenapa kau mengejarku? teriak Man Ho, kesal, sambil memakai kembali sepatunya.

Ini milik pamanku. Tapi seseorang melakukan ini, kata Joon Hwi sambil menunjukkan pena Byung Ju. Didalam pena Byung Ju terdapat kamera tersembunyi.

Kenapa dengan itu? tanya Man Ho, berpura- pura bodoh.

Bukan kenapa, tapi bagaimana. Bukankah itu yang ingin kau ketahui? balas Joon Hwi. Bagaimana ini bisa ada di tanganku. Prof. Yang memberikannya. Katanya, ini milik pamanku, jelas nya.


Mendengar itu, Man Ho merasa panik serta ingin kabur lagi. Dan Joon Hwi mengucapkan sampai jumpa kepada Man Ho, sampai jumpa dikantor polisi.


Det. Dong Su menjadi saksi disidang Ye Seul. Dia menjelaskan bahwa pada saat Ye Seul berada dirumah sakit, Ye Seul ditemani oleh Joon Hwi, dan Joon Hwi sangat protektif, sampai dia merasa Joon Hwi serta Ye Seul berpacaran.

Mendengar pernyataan itu, Jaksa Bae merasa puas dan berhenti mengajukan pertanyaan kepada Det. Dong Su. Lalu Hakim mempersilahkan Jong Hoon untuk melakukan periksa silang. Namun Jong Hoon menolak, sebab dia tidak ada pertanyaan. Mendengar itu, setiap orang merasa bingung.


Tak ada pertanyaan? tanya Hakim, memastikan.

Benar, jawab Jong Hoon dengan yakin.


Seung Jae sibuk mengecek data yang Jong Hoon berikan. Lalu Istri Seung mendekatinya dengan membawakan segelas kopi serta memberitahunya bahwa dia akan segera bersaksi. Dan Seung Jae hanya diam.

Lalu ketika Istri Seung sudah berjalan pergi, Seung Jae menatapnya dengan tatapan merasa bersalah.


Jong Hoon membagikan foto luka penyiksaan Ye Seul kepada para juri. Lalu dia menanyai Dokter yang menerbitkan sertifikat medis Ye Seul. Untuk memastikan apakah itu benar luka pukulan. Dan ketika Dokter membenarkan, Jong Hoon menunjukkan tendangan didekat perutnya.

Separah apa pukulannya? Lebih parah dari ini? tanya Jong Hoon kepada Dokter. Dan Dokter mengiyakan.


Jong Hoon kemudian menunjukkan lukanya kepada para juri. Ini luka tendangan dan terasa amat menyakitkan. Tidak bisa saya bayangkan sakitnya luka itu, jelasnya.


Melihat foto luka penyiksaan Ye Seul, Ibu Kang A merasa sangat emosi. Mungkin dia teringat akan lukanya sendiri, saat dia disiksa oleh Ayah Byeol.


Jaksa Bae mempertanyakan Jong Hoon, apakah ada bukti kalau Yeong Chang yang memukul Ye Seul. Dan Jong Hoon menjawab bahwa pada saat sertifikat medis diterbitkan, Ye Seul selalu bersama dengan Yeong Chang. Buktinya ada pesan tertulis dan foto yang bisa membuktikan.


Kita tak bisa menarik kesimpulan hanya berdasarkan fakta bahwa mereka bersama sebelum memeriksakan diri, keluh Jaksa Bae.

Bagaimana jika hanya dia yang ditemuinya? balas Jong Hoon, bertanya.


Gantian Jaksa yang mengajukan pertanyaan. Dokter menjelaskan bahwa pada saat Ye Seul berkunjung ke kliniknya, Ye Seul ditemani oleh pacarnya. Dan sebelum dia datang ke persidangan ini, dia memastikan nama dikartu kredit yang digunakan oleh pacar Ye Seul pada saat itu dan nama dikartu kredit itu adalah Yeong Chang. Pada hari itu, Yeong Chang tampak sangat marah, Yeong Chang memberitahunya bahwa Ye Seul diserang oleh penguntit, jadi mereka membuat sertifikat medis ini untuk membuktikan kekerasan fisik. Sedangkan Ye Seul tidak banyak bicara.


Apakah Anda mencurigai dia sebagai orang yang melakukan kekerasan terhadapnya? kata Jaksa Bae, mengajukan pertanyaan yang menjebak.

Tidak sama sekali, jawab Dokter.

Kalian dengar itu? tanya Jaksa Bae kepada para juri. Tn. Ko bukanlah pelaku yang menyebabkannya harus masuk ke rumah sakit. Justru dia membawanya ke sana sebagai wali pasien, jelasnya.

Flash back. 26 MARET 2020. BEBERAPA BULAN SEBELUM INSIDEN KO YEONG-CHANG.

Yeong Chang membawa Ye Seul ke rumah sakit untuk merawat luka- luka ditubuhnya. Dan dia juga mengajak Ye Seul untuk membuat sertifikat medis, jadi apabila dia membuat Ye Seul seperti ini lagi, maka Ye Seul bisa menggunakan sertifikat medis itu untuk menuntutnya.

Mendengar itu, Ye Seul hanya diam saja dan tidak beraksi apapun. Dengan sikap penurut, dia mengikuti Yeong Chang yang menariknya. Walaupun sebelah sepatunya terlepas, tapi dia tetap berjalan mengikuti Yeong Chang.

Flash back end


Tidak masuk akal. Dia mengantarnya setelah memukulnya, kata Ibu Kang A, merasa emosi.

Juri 4, harap tenang, kata Hakim, memperingatkan dengan tegas. Juri dilarang berbicara di tengah sidang. Jika Anda punya pertanyaan, silakan tulis dan serahkan kepada petugas, jelasnya.


Pengacara Song segera memeriksa informasi Ibu Kang A. Lalu dia menatap Kang Sol A yang duduk diseberang.



Eun Suk datang ke persidangan Ortu Jahat dan duduk disamping Dewan Ko. Dan Dewan Ko merasa heran, kenapa Eun Suk datang ke sini.

Klinik Hukum kami membantu terdakwa, kata Eun Suk, menjelaskan. Bagaimana sidang anakmu? tanyanya dengan sikap berbasa- basi. Dan Dewan Ko tersenyum penuh percaya diri.

Kang Sol A keluar dari ruang sidang untuk menenangkan diri. Dia merasa stress untuk Ibu Kang A, karena harus mengingat kenangan buruk dulu.


Flash back

Ketika Ayah Byeol memukul Ibu Kang A didalam kamar, Kang Sol A sama sekali tidak bisa perbuat apapun untuk membantu Ibu Kang A. Dia ingin menerobos masuk ke dalam kamar, tapi tidak bisa, walaupun dia sudah memukul pintu berkali- kali sampai tangannya terluka dan berdarah. Lalu Kang Dan menghentikannya dan menghubungi 112.

Disaat itu, Kang Sol A merasa sangat stress dan tertekan sekali.

Flash back end


Joon Hwi menghampiri Kang Sol A. Karena Juri 4? tanyanya, menebak. Wajahnya tampak tak asing. Aku tak pernah lupa wajah orang.

Mendengar itu, Kang Sol A mengabaikan Joon Hwi dan berjalan pergi.


Saksi akan membahas cara Yeong Chang melakukan kekerasan seksual terhadap Ye Seul. Jadi karena itu, Jong Hoon meminta izin kepada Hakim agar mengizinkan Ye Seul untuk meninggalkan ruangan sejenak, sebab dia tidak ingin mengungkit trauma Ye Seul.

Ini sidang kekerasan fisik, bukan kekerasan seksual, protes Jaksa Jin, keberatan.

Itu tak akan terjadi jika tak ada kekerasan seksual dan percobaan penyebaran video, balas Jong Hoon dengan tegas. Nn. Jeon seharusnya dilindungi sebagai korban kekerasan seksual.

Kami tak setuju jika terdakwa dipandang sebagai korban, kata Jaksa Jin, tetap protes.

Mendengar perdebatan Jaksa Jin dan Jong Hoon, Hakim pun berunding dengan rekan dikanan- kirinya. Lalu dia bertanya kepada saksi dan Ye Seul.



Anda memeriksa Nn. Jeon terkait pemerkosaan, benar? tanya Hakim kepada Hakim. Dan Istri Seung mengiyakan. Jika Anda merasa tak nyaman, Anda boleh keluar, kata Hakim, mengizinkan Ye Seul.

Saya akan tetap di sini, kata Ye Seul, memutuskan. Dan Jong Hoon merasa agak heran dengannya.


Ketika Jong Hoon mengajukan pertanyaan, Istri Seung menjawab semuanya dengan jujur. Dia pernah menangani hal serupa seperti korban pemerkosaan. Pada hari Yeong Chang cedera, Ye Seul juga dibawa ke rumah sakit dan diperiksa. Dalam proses pemeriksaan, dia menemukan beberapa hal yang seharusnya tak ada jika hubungan seks dilakukan suka sama suka.

Seperti cedera pembelaan diri saat melawan? tanya Jong Hoon.

Pertanyaan menggiring, protes Jaksa Jin.


Giliran selanjutnya, Jaksa Jin yang mengajukan pertanyaan. Istri Seung menjelaskan bahwa dia menemukan adanya luka gores dan memar dilengan serta kaki Ye Seul, dan sel kulit Yeong Chang ditemukan dibawah kuku Ye Seul, juga ada trauma diarea kewanitaan.


Bukankah itu dapat terjadi apabila hubungan seksual dilakukan secara kasar? tanya Jaksa Jin.

Tapi secara normal…” kata Istri Seung, mau menjelaskan.

Ya atau tidak? tekan Jaksa Jin.

Ya, jawab Istri Seung dengan agak terpaksa.

Setiap orang memiliki selera, termasuk soal hubungan seks, kata Jaksa Jin.

Itu benar, jawab Istri Seung dengan agak terpaksa lagi.


Jaksa Jin kemudian menyatakan bahwa Ye Seul dan Yeong Chang setuju untuk merekam saat berhubungan badan, jadi ini tidak bisa dikatakan pemerkosaan. Lalu dia lewat didepan Jong Hoon, dan Jong Hoon menyemburkan air yang ada didalam mulutnya ke tubuh Jaksa Jin.

Maaf, kata Jong Hoon, tanpa rasa bersalah. Ocehan Anda membuat saya tersedak, jelasnya. Dan dengan kesal, Jaksa Jin menggertakkan giginya.


Eun Suk menjadi saksi disidang Ortu Jahat. Dan disaat itu, Kang Sol A datang menghampiri persidangan serta duduk disebelah Pengacara Park.

Eun Suk menjelaskan bahwa dinegara lain, menunggak pembayaran tunjangan anak dianggap sebagai pelecehan anak dan dijatuhi hukuman pidana, karena itu adalah sebuah tindak kriminal yang mengancam hidup anak. Dan situs Ortu Jahat ini dibuat untuk para orang tua yang menunggak meski mampu untuk membayar.


Flash back

Didalam situs Ortu Jahat, ada satu kasus yang sudah dinyatakan selesai. Dan Ji Ho menunjukkan itu kepada Kang Sol A.

Kau tahu siapa mereka? tanya Ji Ho. Dan Kang Sol A tidak tahu. Lalu Ji Ho menunjukkan foto situs Ortu Jahat sebelumnya, sebelum kasus itu dinyatakan selesai. Ternyata dulu itu adalah kasus seseorang bernama Song Ki Joon, lebih dikenal sebagai Pengacara Song.


Melihat informasi itu, Kang Sol A merasa terkejut, karena dia sama sekali tidak menyangka.

Flash back end


Bahkan pengacara dari firma hukum terkenal menolak membayar tunjangan anak untuk kedua putrinya, sampai akhirnya isu ini viral dan dia putuskan untuk bayar 100 juta won, kata Eun Suk, mengungkit kasus Pengacara Song. Jika tak percaya, Anda bisa pergi ke balai sidang lainnya, tempat sidang digelar. Dia berada di sana, sebagai pengacara penggugat, jelasnya sambil tersenyum.

Mendengar itu, Dewan Ko dan setiap orang merasa terkejut. Lalu para wartawan langsung bergegas untuk pergi ke ruang sidang Ye Seul.


Wartawan Choi merasa sangat puas dengan berita yang Ji Ho berikan. Ketika para wartawan yang lain belum tahu dan baru mau mencari tahu, dia sudah selesai menuliskan artikelnya duluan.

Anggota Dewan Ko Hyeong-su mendukung Ortu Jahat. Tetapi dia merekrut Song, pengacara yang menunggak tunjangan anak. Informasinya diunggah di Ortu Jahat untuk mewakili putranya.

HARIAN HAEWON, WARTAWAN CHOI JUNG-HYEOK


Saat banyak wartawan memasuki ruang sidang, Ji Ho sudah bisa menebak untuk apa mereka datang, jadi dia tidak merasa terkejut.



Jong Hoon menunjukkan pesan ancaman dari Yeong Chang kepada Ye Seul. Dan sebagai saksi, Joon Hwi menunjukkan bukti yang dibawanya, yaitu rekaman CCTV, saat Ye Seul menerima sms ancaman dari Yeong Chang dan pingsan begitu saja karena terkejut.

Anda tahu itu video seks yang direkam diam-diam? tanya Jong Hoon.

Saya hanya menebak, jawab Joon Hwi dengan jujur. Ye-seul panik, saya tak bisa menanyainya, jelasnya.

Jika itu direkam dengan persetujuan, seperti yang diyakini oleh jaksa, akankah reaksinya seperti itu saat menerimanya? kata Jong Hoon, menanyai para juri.

Kita tak bisa simpulkan reaksi itu diakibatkan oleh video itu hanya berdasarkan rekaman ini, protes Jaksa Jin, keberatan.


Giliran Jaksa Bae. Dia sengaja menanyai pertanyaan yang membuat orang- orang berpikir seperti ada sesuatu antara Joon Hwi dan Ye Seul.

Pertama Jaksa Bae menanyai, Joon Hwi mengendong Ye Seul ke rumah sakit padahal ada ambulans yang bisa menjemput. Dan Joon Hwi mengiyakan. Kedua Jaksa Bae menanyai, Joon Hwi mendampingi Ye Seul dirumah sakit. Dan Joon Hwi mengiyakan. Ketiga Jaksa Bae menanyai, Joon Hwi meminta teman untuk memeriksa kamar terdakwa setelah insiden terjadi. Dan Joon Hwi mengiyakan. Keempat Jaksa Bae menanyai, karena Joon Hwi takut Ye Seul ditahan atau ditangkap tanpa surat perintah, maka Joon Hwi berusaha melindungi Ye Seul. Dan Joon Hwi mengiyakan.


Berdasarkan hal tersebut, bukankah hubungan mereka tampak begitu dekat? kata Jaksa Bae, bertanya kepada para juri.

Saya melindunginya dari kekerasan. Jika saya "berusaha"…” kata Joon Hwi, mengoreksi kesimpulan yang dibuat oleh Jaksa Bae. Ya, saya berusaha melindunginya. Saya menghentikan Anggota Dewan Ko yang hendak menamparnya di rumah sakit. Tapi saya pun tak akan biarkan teman yang lainnya diperlakukan serupa, jelasnya dengan tegas. Teman saya tak boleh dianiaya, tekannya.



Dengan kesal, Jaksa Bae berusaha untuk menahan emosinya. Lalu dia menanyai, apa yang Joon Hwi dan Ye Seul bicarakan direkaman CCTV itu.

Harus saya katakan semuanya? tanya Joon Hwi, memastikan.

Akan saya berikan pertanyaan jika Anda enggan bercerita, balas Jaksa Bae. Pada saat itu, apa Anda tahu dia berencana bersaksi di sidang Tn. Yang? tanyanya.

Hanya sebatas firasat, jawab Joon Hwi.

Jadi, Anda tak tahu pasti, komentar Jaksa Bae. Anda juga menebak video itu adalah hasil rekaman kamera pengintai. Itu berarti, Anda tak tahu pasti.

Benar, jawab Joon Hwi.


Sebagai mahasiswa hukum, bukankah seharusnya Anda tak bersaksi jika tak mengetahui kebenarannya? Itu dapat memicu juri untuk berasumsi, kritik Jaksa Bae.

Anda benar, jawab Joon Hwi dengan pelan.

Jika saya mengajar hukum pidana di Universitas Hankuk, hal dasar seperti ini tak akan terlewat. Dia tak mengajarkan ini? tanya Jaksa Bae, menyindir Jong Hoon. Cara kalian bertukar pandang tadi membuat saya berpikir hubungan kalian amat dekat,komentarnya. Saya ingin kalian mengingatnya, katanya kepada para juri.


Jaksa Bae kemudian menanyai, apa yang Joon Hwi berikan kepada Ye Seul diCCTV tersebut. Dan Joon Hwi menjelaskan bahwa dia memberikan surat pernyataan yang Yeong Chang tanda tangani. Surat itu menyatakan bahwa Yeong Chang tidak akan pernah menyusup ke kamar Ye Seul lagi.



Apa kata Anda saat memberikannya? tanya Jaksa Bae, menggiring lagi. Seharusnya kau dengarkan Prof. Yang, bukan Yeong-chang. Dengarkan profesormu untuk bertahan di fakultas hukum. Jika Nn. Jeon, yang terkejut dengan ucapan itu…” kata Jaksa Bae, menunjukkan pesan yang dikirim oleh Jong Hoon kepada Ye Seul. BISA BERTEMU SEKARANG?. “…membaca pesan ini, yang dikirimkan oleh Tn. Yang, profesornya, dia pasti ketakutan, bukan? Maka dia jatuhkan ponselnya dan tampak panik, katanya, menyimpulkan.

Jong Hoon ingin mengajukan keberatan, tapi Jaksa Bae tidak memberikannya kesempatan sama sekali.

Saya kira Anda tak akan mengajukan keberatan atau pertanyaan, komentar Jaksa Bae.


Kenapa Anda memintanya bertemu larut malam? Kenapa dia ingin menemui muridnya yang hendak bersaksi melawannya? Setelah ini, Nn. Jeon mengubah pikirannya. Untuk berterima kasih, Anda datang mendampinginya. Bukankah karena itu Anda berada di sini? tanya Jaksa Bae dengan suara keras, seperti membentak Jong Hoon.



Tepat disaat suasana sedang tegang dan serius, Ibu Kang A meminta izin kepada Hakim untuk ke kamar mandi. Sehingga Hakim pun mengumumkan reses 30 menit.

Post a Comment

Previous Post Next Post