Original
Network : jTBC Netfix
“Pengacara pembela belum kembali?” tanya Hakim.
Mendengar itu, Joon Hwi mencoba menghubungi Jong
Hoon.
“Bunuh dia!” tantang Jong Hoon. Lalu dia memotret
menggunakan ponselnya. Dan melihat itu, Man Ho merasa marah serta menendang
Jong Hoon. Tapi Jong Hoon tetap saja terus memotret nya. “Ayolah! Habisi dia
dan membusuklah di penjara sebagai pembunuh,” teriak Jong Hoon, menantang.
“Enyah kau!” teriak Man Ho, marah.
Lalu disaat itu, Joon Hwi datang. Dengan panik,
Man Ho langsung mendorong Dewan Ko serta melarikan diri. Dan Joon Hwi berlari
mengejarnya.
Dewan Ko merapikan pakaiannya yang jadi
berantakan karena Man Ho. Dan dengan geram, dia mengatakan kepada Jong Hoon
bahwa jika dia benar- benar dibunuh, maka Jong Hoon juga akan dituntut atas
penghasutan pembunuhan. Namun Jong Hoon bersikap acuh, karena tidak mungkin
Dewan Ko mati dan dia sangat yakin itu, sebab Man Ho pasti tidak ingin
dipenjarakan lagi.
“Hapus itu,” perintah Dewan Ko, saat melihat Jong Hoon
menyimpan ponsel dengan tenang ke dalam saku.
“Soal sertifikat medis. Yang menyatakan kecil
peluang lengan dan kaki kanan putramu pulih,” kata Jong Hoon, membahas kasus Yeong Chang. “Kau dekat
dengan dirut rumah sakit itu. Kau memintanya menulisnya seperti itu untuk
hancurkan klienku?” tanyanya,
menebak dengan agak yakin.
“Meski dia
bisa sembuh lewat terapi fisik.”
“Benar. Kini kau tahu kau berurusan dengan
siapa,” balas Dewan
Ko dengan bangga. “Jika gadis bodoh
itu berkata dia akan menerima hukumannya, aku, setidaknya, akan meloloskannya
dari hukuman berat,” katanya,
mengingatkan.
Lalu dia pergi duluan.
Setelah Dewan Ko pergi, Jong Hoon memegang
perutnya yang barusan ditendang oleh Man Ho. Karena dia mulai merasakan
sakitnya.
Saat Man Ho berlari menuruni tangga darurat,
dia tergelincir dan terjatuh, jadi Joon Hwi pun berhasil mengejarnya. Ternyata
alasan Joon Hwi mengejar Man Ho adalah untuk mengambil sepatunya dan mengukurnya.
Ukuran sepatu pembunuh Byung Ju adalah Lebar, 13 cm. Panjang, 30 cm. Ukuran 275
mm. Cocok dengan ukuran sepatu Man Ho.
“Hei. Kenapa kau mengejarku?” teriak Man
Ho, kesal, sambil memakai kembali sepatunya.
“Ini milik pamanku. Tapi seseorang melakukan
ini,” kata Joon
Hwi sambil menunjukkan pena Byung Ju. Didalam pena Byung Ju terdapat kamera
tersembunyi.
“Kenapa dengan itu?” tanya Man
Ho, berpura-
pura bodoh.
“Bukan kenapa, tapi bagaimana. Bukankah itu
yang ingin kau ketahui?” balas Joon
Hwi. “Bagaimana
ini bisa ada di tanganku. Prof. Yang memberikannya. Katanya, ini milik pamanku,” jelas nya.
Mendengar itu, Man Ho merasa panik serta
ingin kabur lagi. Dan Joon Hwi mengucapkan sampai jumpa kepada Man Ho, sampai
jumpa dikantor polisi.
Det. Dong Su menjadi saksi disidang Ye Seul.
Dia menjelaskan bahwa pada saat Ye Seul berada dirumah sakit, Ye Seul ditemani
oleh Joon Hwi, dan Joon Hwi sangat protektif, sampai dia merasa Joon Hwi serta
Ye Seul berpacaran.
Mendengar pernyataan itu, Jaksa Bae merasa
puas dan berhenti mengajukan pertanyaan kepada Det. Dong Su. Lalu Hakim
mempersilahkan Jong Hoon untuk melakukan periksa silang. Namun Jong Hoon
menolak, sebab dia tidak ada pertanyaan. Mendengar itu, setiap orang merasa
bingung.
“Tak ada pertanyaan?” tanya
Hakim, memastikan.
“Benar,” jawab Jong Hoon dengan yakin.
Seung Jae sibuk mengecek data yang Jong Hoon
berikan. Lalu Istri Seung mendekatinya dengan membawakan segelas kopi serta
memberitahunya bahwa dia akan segera bersaksi. Dan Seung Jae hanya diam.
Lalu ketika Istri Seung sudah berjalan pergi,
Seung Jae menatapnya dengan tatapan merasa bersalah.
Jong Hoon membagikan foto luka penyiksaan Ye
Seul kepada para juri. Lalu dia menanyai Dokter yang menerbitkan sertifikat
medis Ye Seul. Untuk memastikan apakah itu benar luka pukulan. Dan ketika
Dokter membenarkan, Jong Hoon menunjukkan tendangan didekat perutnya.
“Separah apa pukulannya? Lebih parah dari ini?” tanya Jong
Hoon kepada Dokter. Dan Dokter mengiyakan.
Jong Hoon kemudian menunjukkan lukanya kepada
para juri. “Ini luka
tendangan dan terasa amat menyakitkan. Tidak bisa saya bayangkan sakitnya luka
itu,” jelasnya.
Melihat foto luka penyiksaan Ye Seul, Ibu
Kang A merasa sangat emosi. Mungkin dia teringat akan lukanya sendiri, saat dia
disiksa oleh Ayah Byeol.
Jaksa Bae mempertanyakan Jong Hoon, apakah
ada bukti kalau Yeong Chang yang memukul Ye Seul. Dan Jong Hoon menjawab bahwa
pada saat sertifikat medis diterbitkan, Ye Seul selalu bersama dengan Yeong
Chang. Buktinya ada pesan tertulis dan foto yang bisa membuktikan.
“Kita tak bisa menarik kesimpulan hanya
berdasarkan fakta bahwa mereka bersama sebelum memeriksakan diri,” keluh Jaksa
Bae.
“Bagaimana jika hanya dia yang ditemuinya?” balas Jong
Hoon, bertanya.
Gantian Jaksa yang mengajukan pertanyaan. Dokter menjelaskan bahwa pada saat Ye Seul berkunjung ke kliniknya, Ye Seul ditemani oleh pacarnya. Dan sebelum dia datang ke persidangan ini, dia memastikan nama dikartu kredit yang digunakan oleh pacar Ye Seul pada saat itu dan nama dikartu kredit itu adalah Yeong Chang. Pada hari itu, Yeong Chang tampak sangat marah, Yeong Chang memberitahunya bahwa Ye Seul diserang oleh penguntit, jadi mereka membuat sertifikat medis ini untuk membuktikan kekerasan fisik. Sedangkan Ye Seul tidak banyak bicara.
“Apakah Anda mencurigai dia sebagai orang yang
melakukan kekerasan terhadapnya?” kata Jaksa Bae, mengajukan pertanyaan yang
menjebak.
“Tidak sama sekali,” jawab
Dokter.
“Kalian dengar itu?” tanya Jaksa
Bae kepada para juri. “Tn. Ko
bukanlah pelaku yang menyebabkannya harus masuk ke rumah sakit. Justru dia
membawanya ke sana sebagai wali pasien,” jelasnya.
Flash back.
26 MARET 2020. BEBERAPA BULAN SEBELUM INSIDEN KO YEONG-CHANG.
Yeong Chang membawa Ye Seul ke rumah sakit
untuk merawat luka- luka ditubuhnya. Dan dia juga mengajak Ye Seul untuk
membuat sertifikat medis, jadi apabila dia membuat Ye Seul seperti ini lagi,
maka Ye Seul bisa menggunakan sertifikat medis itu untuk menuntutnya.
Mendengar itu, Ye Seul hanya diam saja dan
tidak beraksi apapun. Dengan sikap penurut, dia mengikuti Yeong Chang yang
menariknya. Walaupun sebelah sepatunya terlepas, tapi dia tetap berjalan
mengikuti Yeong Chang.
Flash back
end
“Tidak masuk akal. Dia mengantarnya setelah
memukulnya,” kata Ibu
Kang A, merasa emosi.
“Juri 4, harap tenang,” kata Hakim,
memperingatkan dengan tegas. “Juri
dilarang berbicara di tengah sidang. Jika Anda punya pertanyaan, silakan tulis
dan serahkan kepada petugas,” jelasnya.
Pengacara Song segera memeriksa informasi Ibu
Kang A. Lalu dia menatap Kang Sol A yang duduk diseberang.
Eun Suk datang ke persidangan Ortu Jahat dan
duduk disamping Dewan Ko. Dan Dewan Ko merasa heran, kenapa Eun Suk datang ke
sini.
“Klinik Hukum kami membantu terdakwa,” kata Eun
Suk, menjelaskan. “Bagaimana
sidang anakmu?” tanyanya
dengan sikap berbasa- basi. Dan Dewan Ko tersenyum penuh percaya diri.
Kang Sol A keluar dari ruang sidang untuk
menenangkan diri. Dia merasa stress untuk Ibu Kang A, karena harus mengingat
kenangan buruk dulu.
Flash back
Ketika Ayah Byeol memukul Ibu Kang A didalam
kamar, Kang Sol A sama sekali tidak bisa perbuat apapun untuk membantu Ibu Kang
A. Dia ingin menerobos masuk ke dalam kamar, tapi tidak bisa, walaupun dia
sudah memukul pintu berkali- kali sampai tangannya terluka dan berdarah. Lalu
Kang Dan menghentikannya dan menghubungi 112.
Disaat itu, Kang Sol A merasa sangat stress
dan tertekan sekali.
Flash back
end
Joon Hwi menghampiri Kang Sol A. “Karena Juri
4?” tanyanya,
menebak. “Wajahnya
tampak tak asing. Aku tak pernah lupa wajah orang.”
Mendengar itu, Kang Sol A mengabaikan Joon
Hwi dan berjalan pergi.
Saksi akan membahas cara Yeong Chang
melakukan kekerasan seksual terhadap Ye Seul. Jadi karena itu, Jong Hoon
meminta izin kepada Hakim agar mengizinkan Ye Seul untuk meninggalkan ruangan
sejenak, sebab dia tidak ingin mengungkit trauma Ye Seul.
“Ini sidang kekerasan fisik, bukan kekerasan
seksual,” protes
Jaksa Jin, keberatan.
“Itu tak akan terjadi jika tak ada kekerasan
seksual dan percobaan penyebaran video,” balas Jong Hoon dengan tegas. “Nn. Jeon
seharusnya dilindungi sebagai korban kekerasan seksual.”
“Kami tak setuju jika terdakwa dipandang
sebagai korban,” kata Jaksa
Jin, tetap protes.
Mendengar perdebatan Jaksa Jin dan Jong Hoon,
Hakim pun berunding dengan rekan dikanan- kirinya. Lalu dia bertanya kepada
saksi dan Ye Seul.
“Anda memeriksa Nn. Jeon terkait pemerkosaan,
benar?” tanya Hakim
kepada Hakim. Dan Istri Seung mengiyakan. “Jika Anda merasa tak nyaman, Anda boleh
keluar,” kata Hakim,
mengizinkan Ye Seul.
“Saya akan tetap di sini,” kata Ye
Seul, memutuskan.
Ketika Jong Hoon mengajukan pertanyaan, Istri
Seung menjawab semuanya dengan jujur. Dia pernah menangani hal serupa seperti
korban pemerkosaan. Pada hari Yeong Chang cedera, Ye Seul juga dibawa ke rumah
sakit dan diperiksa. Dalam proses pemeriksaan, dia menemukan beberapa hal yang
seharusnya tak ada jika hubungan seks dilakukan suka sama suka.
“Seperti cedera pembelaan diri saat melawan?” tanya Jong
Hoon.
“Pertanyaan menggiring,” protes
Jaksa Jin.
Giliran selanjutnya, Jaksa Jin yang
mengajukan pertanyaan. Istri Seung menjelaskan bahwa dia menemukan adanya luka
gores dan memar dilengan serta kaki Ye Seul, dan sel kulit Yeong Chang
ditemukan dibawah kuku Ye Seul, juga ada trauma diarea kewanitaan.
“Bukankah itu dapat terjadi apabila hubungan
seksual dilakukan secara kasar?” tanya Jaksa
Jin.
“Tapi secara normal…” kata Istri
Seung, mau menjelaskan.
“Ya atau tidak?” tekan Jaksa Jin.
“Ya,” jawab Istri Seung dengan agak terpaksa.
“Setiap orang memiliki selera, termasuk soal
hubungan seks,” kata Jaksa
Jin.
“Itu benar,” jawab Istri Seung dengan agak terpaksa lagi.
Jaksa Jin kemudian menyatakan bahwa Ye Seul
dan Yeong Chang setuju untuk merekam saat berhubungan badan, jadi ini tidak
bisa dikatakan pemerkosaan. Lalu dia lewat didepan Jong Hoon, dan Jong Hoon
menyemburkan air yang ada didalam mulutnya ke tubuh Jaksa Jin.
“Maaf,” kata Jong Hoon, tanpa rasa bersalah. “Ocehan Anda
membuat saya tersedak,” jelasnya.
Dan dengan kesal, Jaksa Jin menggertakkan giginya.
Eun Suk menjadi saksi disidang Ortu Jahat.
Dan disaat itu, Kang Sol A datang menghampiri persidangan serta duduk disebelah
Pengacara Park.
Eun Suk menjelaskan bahwa dinegara lain,
menunggak pembayaran tunjangan anak dianggap sebagai pelecehan anak dan
dijatuhi hukuman pidana, karena itu adalah sebuah tindak kriminal yang
mengancam hidup anak. Dan situs Ortu Jahat ini dibuat untuk para orang tua yang
menunggak meski mampu untuk membayar.
Flash back
Didalam situs Ortu Jahat, ada satu kasus yang
sudah dinyatakan selesai. Dan Ji Ho menunjukkan itu kepada Kang Sol A.
“Kau tahu siapa mereka?” tanya Ji
Ho. Dan Kang Sol A tidak tahu. Lalu Ji Ho menunjukkan foto situs Ortu Jahat
sebelumnya, sebelum kasus itu dinyatakan selesai. Ternyata dulu itu adalah
kasus seseorang bernama Song Ki Joon, lebih dikenal sebagai Pengacara Song.
Melihat informasi itu, Kang Sol A merasa terkejut,
karena dia sama sekali tidak menyangka.
Flash back
end
“Bahkan pengacara dari firma hukum terkenal
menolak membayar tunjangan anak untuk kedua putrinya, sampai akhirnya isu ini
viral dan dia putuskan untuk bayar 100 juta won,” kata Eun Suk, mengungkit kasus Pengacara
Song. “Jika tak
percaya, Anda bisa pergi ke balai sidang lainnya, tempat sidang digelar. Dia
berada di sana, sebagai pengacara penggugat,” jelasnya sambil tersenyum.
Mendengar itu, Dewan Ko dan setiap orang
merasa terkejut. Lalu para wartawan langsung bergegas untuk pergi ke ruang
sidang Ye Seul.
Wartawan Choi merasa sangat puas dengan
berita yang Ji Ho berikan. Ketika para wartawan yang lain belum tahu dan baru
mau mencari tahu, dia sudah selesai menuliskan artikelnya duluan.
Anggota
Dewan Ko Hyeong-su mendukung Ortu Jahat. Tetapi dia merekrut Song, pengacara
yang menunggak tunjangan anak. Informasinya diunggah di Ortu Jahat untuk
mewakili putranya.
HARIAN
HAEWON, WARTAWAN CHOI JUNG-HYEOK
Saat banyak wartawan memasuki ruang sidang,
Ji Ho sudah bisa menebak untuk apa mereka datang, jadi dia tidak merasa terkejut.
Jong Hoon menunjukkan pesan ancaman dari
Yeong Chang kepada Ye Seul. Dan sebagai saksi, Joon Hwi menunjukkan bukti yang
dibawanya, yaitu rekaman CCTV, saat Ye Seul menerima sms ancaman dari Yeong
Chang dan pingsan begitu saja karena terkejut.
“Anda tahu itu video seks yang direkam
diam-diam?” tanya Jong
Hoon.
“Saya hanya menebak,” jawab Joon
Hwi dengan jujur. “Ye-seul
panik, saya tak bisa menanyainya,” jelasnya.
“Jika itu direkam dengan persetujuan, seperti
yang diyakini oleh jaksa, akankah reaksinya seperti itu saat menerimanya?” kata Jong
Hoon, menanyai para juri.
“Kita tak bisa simpulkan reaksi itu
diakibatkan oleh video itu hanya berdasarkan rekaman ini,” protes
Jaksa Jin, keberatan.
Giliran Jaksa Bae. Dia sengaja menanyai
pertanyaan yang membuat orang- orang berpikir seperti ada sesuatu antara Joon
Hwi dan Ye Seul.
Pertama Jaksa Bae menanyai, Joon Hwi
mengendong Ye Seul ke rumah sakit padahal ada ambulans yang bisa menjemput. Dan
Joon Hwi mengiyakan. Kedua Jaksa Bae menanyai, Joon Hwi mendampingi Ye Seul
dirumah sakit. Dan Joon Hwi mengiyakan. Ketiga Jaksa Bae menanyai, Joon Hwi
meminta teman untuk memeriksa kamar terdakwa setelah insiden terjadi. Dan Joon
Hwi mengiyakan. Keempat Jaksa Bae menanyai, karena Joon Hwi takut Ye Seul
ditahan atau ditangkap tanpa surat perintah, maka Joon Hwi berusaha melindungi
Ye Seul. Dan Joon Hwi mengiyakan.
“Berdasarkan hal tersebut, bukankah hubungan
mereka tampak begitu dekat?” kata Jaksa
Bae, bertanya kepada para juri.
“Saya melindunginya dari kekerasan. Jika saya
"berusaha"…” kata Joon
Hwi, mengoreksi kesimpulan yang dibuat oleh Jaksa Bae. “Ya, saya
berusaha melindunginya. Saya menghentikan Anggota Dewan Ko yang hendak
menamparnya di rumah sakit. Tapi saya pun tak akan biarkan teman yang lainnya
diperlakukan serupa,” jelasnya
dengan tegas. “Teman saya
tak boleh dianiaya,” tekannya.
Dengan kesal, Jaksa Bae berusaha untuk
menahan emosinya. Lalu dia menanyai, apa yang Joon Hwi dan Ye Seul bicarakan
direkaman CCTV itu.
“Harus saya katakan semuanya?” tanya Joon
Hwi, memastikan.
“Akan saya berikan pertanyaan jika Anda enggan
bercerita,” balas Jaksa
Bae. “Pada saat
itu, apa Anda tahu dia berencana bersaksi di sidang
Tn. Yang?” tanyanya.
“Hanya sebatas firasat,” jawab Joon
Hwi.
“Jadi, Anda tak tahu pasti,” komentar
Jaksa Bae. “Anda juga
menebak video itu adalah hasil rekaman kamera pengintai. Itu berarti, Anda tak
tahu pasti.”
“Benar,” jawab Joon Hwi.
“Sebagai mahasiswa hukum, bukankah seharusnya
Anda tak bersaksi jika tak mengetahui kebenarannya? Itu dapat memicu juri untuk
berasumsi,” kritik
Jaksa Bae.
“Anda benar,” jawab Joon Hwi dengan pelan.
“Jika saya mengajar hukum pidana di
Universitas Hankuk, hal dasar seperti ini tak akan terlewat. Dia tak
mengajarkan ini?” tanya Jaksa
Bae, menyindir Jong Hoon. “Cara kalian
bertukar pandang tadi membuat saya berpikir hubungan kalian amat dekat,”komentarnya.
“Saya ingin
kalian mengingatnya,” katanya
kepada para juri.
Jaksa Bae kemudian menanyai, apa yang Joon
Hwi berikan kepada Ye Seul diCCTV tersebut. Dan Joon Hwi menjelaskan bahwa dia
memberikan surat pernyataan yang Yeong Chang tanda tangani. Surat itu
menyatakan bahwa Yeong Chang tidak akan pernah menyusup ke kamar Ye Seul lagi.
“Apa kata Anda saat memberikannya?” tanya Jaksa
Bae, menggiring lagi. “Seharusnya
kau dengarkan Prof. Yang, bukan Yeong-chang. Dengarkan profesormu untuk
bertahan di fakultas hukum. Jika Nn. Jeon, yang terkejut dengan ucapan
itu…” kata Jaksa
Bae, menunjukkan pesan yang dikirim oleh Jong Hoon kepada Ye Seul. BISA BERTEMU
SEKARANG?. “…membaca
pesan ini, yang dikirimkan oleh Tn. Yang, profesornya, dia pasti ketakutan,
bukan? Maka dia jatuhkan ponselnya dan tampak panik,” katanya,
menyimpulkan.
Jong Hoon ingin mengajukan keberatan, tapi
Jaksa Bae tidak memberikannya kesempatan sama sekali.
“Saya kira Anda tak akan mengajukan keberatan
atau pertanyaan,” komentar
Jaksa Bae.
“Kenapa Anda memintanya bertemu larut malam?
Kenapa dia ingin menemui muridnya yang hendak bersaksi melawannya? Setelah ini,
Nn. Jeon mengubah pikirannya. Untuk berterima kasih, Anda datang
mendampinginya. Bukankah karena itu Anda berada di sini?” tanya Jaksa
Bae dengan suara keras, seperti membentak Jong Hoon.
Tepat disaat suasana sedang tegang dan serius, Ibu Kang A meminta izin kepada Hakim untuk ke kamar mandi. Sehingga Hakim pun mengumumkan reses 30 menit.