Sinopsis Lakorn : Praomook E07 - 1



Nuch kesal setengah mati karena Lan memutuskan telepon mereka tanpa menjawab pertanyaannya karena Mook. Padahal, dia hampir saja berhasil membuat Lan jatuh pada perangkapnya. Alasan kenapa Nuch begitu berani dan gencar mendekati Lan bukan hanya karena perintah yang didapatkannya, tapi juga dukungan yang diterimanya dari Lak. Lak sangat ingin Nuch mendapatkan Lan kembali dari Mook. Nuch senang dengan dukungan yang diberikan Lak padanya, tapi di sisi lain, dia juga heran kenapa Lan memilihnya untuk bekerja sama? Lak hanya menjawab kalau Nuch harus terus mendakati Lan dan jauhkan Lan dari Mook.



Nuch sebenarnya yakin kalau dia bisa mengalahkan Mook, namun, saingan terbesarnya bukan Mook, tapi Rut yang adalah pacar Lan. Lak dengan sangat yakin memberitahu Nuch kalau Lan hanya berbohong sebagai gay agar tidak dipaksa menikah waktu itu. Lagipula, Lan dan Rut terkenal sebagai playboy, jadi mustahil kalau mereka adalah gay. Yang harus Nuch ingat adalah Nuch adalah cinta pertama Lan dan cinta yang selalu ada di hatinya. 

“Gelar menantu LS Group menantimu,” tambahkan Lak.

Ucapan yang membuat Nuch semakin berambisi untuk mendapatkan Lan kembali dan menyingkirkan Mook.


Lak sangat licik. Dia tidak hanya menggunakan Nuch untuk menyingkirkan Mook, tapi juga Win. Dia sudah memberikan perintah pada Win untuk menyingkirkan Mook dari hidupnya. Caranya? Win harus membuat Mook jatuh cinta padanya agar Mook mengakhiri pernikahannya dengan Lan. 


Win sepertinya sangat menuruti Lak, entah karena hubungan pertemanan mereka atau dia menyimpan perasaan pada Lak? Tidak ada yang tahu. Disaat dia sedang memikirkan permintaan Lak tersebut, dia malah berpas-pasan dengan Danai. Danai segera memanggilnya untuk menyindir Win yang pergi bersama Mook. Setelah menyindir, dia baru memberitahu tujuannya mencari Win, yaitu untuk memperingatkan desain produk yang dibuat oleh Win. Dua koleksi terakhir yang Win buat menggunakan bahan mahal sehingga harga jual juga naik dan dengan kondisi ekonomi saat ini, tidak ada yang mau membelinya. Win nggak terima disalahkan karena teamnya hanya membuat produk kemudian memberikannya ke bagian pemasaran. Jika bagian pemasaran menolak, mereka akan merevisi desain produk tersebut sampai disetujui. 


Danai tertawa santai dan menyuruh Win untuk bersikap santai. Dia nggak peduli walaupun Lak memihak Win karena yang dipikirkannya hanya kepentingan perusahaan. Dia juga mengingatkan Win mengenai perbedaan posisi mereka : boss dan pegawai, jadi Win harus menurutinya.


Flashback

Dulu, Win pernah meninju wajah Danai karena memergokinya sedang bersama seorang wanita di sebuah café. Win sangat marah saat itu karena Danai adalah pacar Lak dan dia sudah pernah memperingatinya untuk tidak menyakiti Lak. Lak saat itu ada di sana juga dan berusaha menahan Win agar tidak memukuli Danai lagi. Win saking emosinya, menyuruh Danai untuk putus dari Lak jika dia memacari Lak hanya karena Lak adalah putri pimpinan.



Danai yang sudah dipukuli, tetap bersikap tenang. Dia mengakui dirinya sebagai pegawai rendahan dan tidak pantas bersama Lak. Tapi, dia berusaha terus untuk membuktikan diri. Dan hari ini, dia bersama wanita itu, karena dia meminta bantuannya untuk memilih cincin melamar Lak sebagai kejutan.

Lak yang sudah marah saat itu, merasa terharu. Dia tidak menyangka kalau Danai akan melamarnya detik itu dengan cincin yang sudah disiapkannya. Dia langsung menerima pinangan Danai tanpa berpikir dua kali.


Sayangnya, Lak tidak menyadari seulas senyum licik tersungging dibibir Danai saat mereka berpelukan. Senyum yang ditujukan untuk Win.

End


Dan hingga kini, Win masih mengingat senyum licik tersebut. Namun, posisi Danai sudah berbeda dibandingkan dulu. Win hanya bisa berusaha keras menahan diri.

--


Petch sebenarnya berbakat, namun, sayangnya, sikapnya menyebalkan. Dia bekerja, tapi terus saja mencuri pandang ke ruangan Rut. Saat Rut tiba-tiba muncul disampingnya ketika dia sedang menggambar, dia langsung gelagapan. Rut menyadari kalau Petch sedari tadi memperhatikan. Dengan gugup, Petch berdalih hanya ingin Rut memeriksa gambarnya.


Rut nggak punya perasaan apapun pada Petch, tapi Petch punya perasaan padanya. Saat wajah Rut sedikit dekat padanya, jantungnya langsung berdetak cepat. Sebelum Rut mendengar suara detak jantungnya yang cepat, Petch segera pergi menjauh.


Dia menenangkan dirinya sendiri agar tidak suka pada Rut karena Rut adalah pacar lan. Dia hanya boleh menjadi penggemar. Tidak boleh ada rasa suka. Tingkah anehnya itu kepergok sama Poom. Poom ternyata melihat tingkah salting Petch saat Rut memeriksa pekerjaannya. Poom sadar kalau Petch menyukai Rut, makanya, dia mengingatkannya sekali lagi, tujuan Petch mau bekerja disini adalah untuk belajar dari Rut, jadi jangan terbawa perasaan (alasan yang Petch katakan saat diwawancarai).


“Aku tahu itu tidak akan terjadi. Aku tidak akan terbawa perasaan. Aku akan fokus bekerja,” jawab Petch, yakin. “Aku tidak akan jatuh cinta pada Bos. Rut punya pacar. Mereka jelas saling mencintai. Aku tidak mau terlibat cinta segitiga. Aku akan kembali bekerja,” lanjut Petch dan langsung pergi.

Poom bingung, sejak kapan Rut punya pacar? Tidak mungkin.

--


Oak baru saja menerima telepon Mook dan tidak setuju dengan keputusan Mook pindah ke rumah Rut. Mereka kan tidak tahu pasti apakah Rut dan Lan beneran nggak tertarik sama wanita. Mook menyuruh Oak untuk tidak khawatir. Lan sangat membencinya dan tidak sudi melihatnya, jadi tidak akan terjadi apapun. Dia kemari hanya untuk mencaritahu, apakah Lan dan Rut sunggak pacaran atau hanya pura-pura. 

Oak tahu mau dilarang bagaimanapun, Mook tidak akan mendengarkannya. Yaudahlah, dia setuju saja dengan keptuusan Mook. Mungkin dia akan datang berkunjung dan membantu jika bisa. Mook sangat berterimakasih dan meminta bantuan Oak untuk menjaga Ibunya juga. Oak tidak masalah karena dia sudah menganggap Da sebagai ibunya sendiri.

--


Rut dan Poom yang mengantar pulang Petch yang harus bekerja lembur. Sebagai tanda terimakasih sudah mengantarkan Petch, Da mengajak Rut dan Poom untuk makan malam bersama mereka. Dan juga, ada yang ingin dibicarakannya mengenai Mook.


Saat tahu kalau Mook akan pindah ke rumah Rut, Petch langsung ngamuk walaupun di sana ada Rut dan Poom. Da sudah menegur agar memelankan suaranya, tapi Petch semakin saja mengeraskan suara. Dia masih saja menilai kakaknya sendiri dengan penilaian negatif. Padahal, Da membicarakan ini hanya karena mau meminta maaf Mook sudah merepotkan Rut. Rut tidak mempermasalahkannya dan malah senang karena ada yang mengawasi Lan.

“Dia disana bukan untuk mengawasi P’Lan. Dia disana untuk menjadi orang ketiga atau bertengkar dengan P’Lan,” ujar Petch, memotong pembicaraan Rut dengan Da. 


Petch beneran nggak tahu malu atau nggak bisa mikir. Dia tadi marah karena Mook pindah ke rumah Rut, tapi sekarang malah mengajukan untuk ikutan pindah ke rumah Rut juga dengan dalih untuk mencegah Mook dan Lan bertengkar. 

“TIDAK BISA!” teriak Da dan Rut bersamaan. (Good Job!)

Da menegaskan kalau Petch harus tetap tinggal di rumah bersamanya! Petch langsung memasang wajah sok memelas (sumpah, makin ke sini, makin muak dengan karakter Petch. Mau dia dibuat seolah polos atau gimana, tapi aku malah nilainya egois dan munafik!)

--


Sementara itu, Lan memasak telur goreng untuk dimakan bersama nasi putih, sendirian. Mook yang memergokinya, langsung menyindir Lan sangat egois karena tidak memaksa untuknya juga. Eit, tapi Mook juga nggak mengharapkan kok! Karena dia juga sudah memesan makanan via ojol.


Makanannya tentu jauh lebih enak daripada punya Lan. Dengan baiknya, Mook juga menawari Lan untuk berbagi. Lan mana mau. Mook memesan makanan itu bukan hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga memikirkan Lan. Buktinya, dia memesan seporsi udang goreng bawang putih. Yah, walaupun dia beralasan itu gratis dari restoran dan dia nggak suka, jadi memberikannya untuk Lan.



Flashback

Udang bawang putih adalah makanan kesukaan Lan. Saat mereka masih remaja dulu, Mook sering membawa bekal itu untuk dibagi bersama Lan. Walaupun sudah dibawakan, Lan tidak akan mengucapkan terimakasih dan tetap berbicara ketus sama Mook.

End


Dan sekarang, dia sama sekali tidak mau menyentuhnya. Dia takut kalau Mook meletakkan pelet disana. Ya udah, kalau Lan nggak mau, Mook akan memakannya sendiri. 


Makan malam sudah usai. Lan kembali duluan ke kamar sementara Mook masih mencuci piring. Selesai mencuci piring, pas sekali Mook mendapat SMS. SMS itu dari Nuch yang mengirimkan foto café saat Lan menembaknya dulu sekaligus saat Mook dan Lan bertengkar hebat yang membuat Mook memilih melupakan Lan. Di pesan itu, Nuch bilang akan mengudang Lan malam ini ke sana untuk mengenang masa lalu.


Mook segera menelpon Nuch. Nuch memang sudah menanti telepon Mook. Begitu mengangkat telepon, Nuch segera memanasi kalau Lan akan segera datang begitu dia menelpon. Dia juga peduli walaupun Mook bilang Lan tidak mencintainya lagi, karena dia yakin bisa membuat Lan jatuh cinta padanya lagi. Mook sangat marah dan menegaskan tidak akan membiarkan Lan menemui Nuch.


Lan yang sedang dibicarakan tersebut, sedang bersiap untuk renang malam. Baru juga mau mulai, dia sudah mendapat pesan dari Nuch. Nuch mengirimkan foto café yang sama pada Lan dan menanyakan, apakah Lan masih ingat tempat itu? Lan mungkin tidak ingat, tapi dia akan selalu ingat. Itu adalah tempat dimana Lan pertama kali bilang mencintainya. Lan adalah cinta pertamanya.


Laelah, wajah Lan langsung kelihatan bimbang. Dia juga langsung mengangkat telepon dari Nuch. Sebelum dia sempat mengatakan ‘halo’, Mook tiba-tiba muncul dan merebut ponselnya. Mook langsung bilang kalau Lan akan tetap bersamanya. Dia tidak akan membiarkan Lan pergi. Jika dia begitu kesepian, cari pria lain! Jika tidak mau disebut selingkuhan, berhenti menelpon suaminya!



Selesai mengatakan semua itu, Mook mematikan sambungan telepon. Emosi Lan langsung memuncak. Keduanya mulai berdebat. Lan nggak suka Mook mengaturnya. Saat Mook mengingatkan statusnya adalah istri sah Lan, Lan menegaskan kalau Mook adalah istri sah yang tidak ingin dinikahinya! Dia tidak akan menuruti Mook. Mook balik menantang akan menuntut Lan yang mau selingkuh karena dia adalah istri sah.

Semakin Mook bersikap demikian, semakin Lan membenci dan mencaci makinya! Dia menyebut Mook wanita serakah dan egois. Mook sudah kebal dengan hinaan itu dan menegaskan kalau Lan adalah miliknya. Kata ‘milik’ membuat emosi Lan mencapai ubun-ubun! Dia tidak pernah menjadi milik Mook! Hentikan semua omong kosong tersebut! Dia tidak akan pernah mencintai Mook!

Ucapan yang membuat Mook teringat ke saat Lan meneriaki kata yang sama di café tersebut dulu, saat mereka remaja. Mook kelihatan sangat marah dan terluka. Dia mengepalkan tangannya sangat kuat hingga memerah dan berkat dalam hatinya sendiri, mengingatkan dirinya berulang kali untuk tenang, dia tidak punya perasaan apapun pada Lan.


Di moment seperti itu, Nuch kembali menelpon. Dengan tegas, Mook memerintahkan Lan untuk tidak mengangkatnya. Lan semakin ingin mengangkat. Dia tidak akan menuruti perintah Mook. Mereka mulai saling berebutan ponsel. Hingga Lan muak dan mendorong Mook ke dalam kolam renang.


Setelah mendorong Mook, Lan langsung berbalik pergi. Di dalam kolam, Mook mengalami keram kaki. Lan perlahan mulai ketakutan karena Mook tidak mengejar. Saat dia berbalik, Mook tidak keluar dari kolam renang. Lan langsung teringat kenangan masa lalu, saat Mook remaja tenggelam dan meminta tolong diselamatkan.


Dengan panik, Lan segera melompat ke dalam kolam untuk menyelamatkan Mook. Mook sudah tidak sadarkan diri. Lan segera membawanya ke tepian. Baru juga sampai tepi, Mook sudah membuka mata. Hal itu membuat Lan berkesimpulan Mook menipunya dengan pura-pura tenggelam.


Mook tidak menyangkal dan malah berkata kalau dia tidak menipu Lan, Lan akan pergi menemui wanita itu. Lan semakin marah dan merasa Mook beneran gila hingga rela mengorbankan nyawa hanya demi mencegahnya menemui Nuch! Jika dia tidak kembali dan menyelematkan Mook tadi, entah apa yang akan terjadi. Mook malah menjawab kalau dia lebih baik mati. 

Melihat kekhawatiran Lan tadi saat menyelematkannya, Mook juga jadi tahu kalau Lan peduli padanya. Lan tidak mau mengakuinya dan berdalih hanya tidak mau ada yang mati di sini. Dia sangat membenci Mook, jadi untuk apa dia menolongnya?!


Mook masih saja bersikap posesif. Dia menyentuh pipi Lan dan berujar bahwa cara Lan menatapnya tidak berubah. Tatapannya penuh rasa kesal, marah, frustasi, juga merendahkan dan mengejek. Namun terkadang, Lan menatapnya dengan rasa cemas, seperti sekarang. Tapi ,hal yang tidak akan pernah dilupakannya adalah tatapan kebencian Lan.

Lan tidak peduli mau apapun yang Mook katakan. Dia tidak akan merasa iba ataupun peduli pada Mook. Bahkan, dia menyuruh Mook untuk selalu mengingat kebenciannya ini kaerna Mook akan menghadapinya seumur hidupnya!! 


Setelah menerima semua ucapan penuh kebencian Lan dan saat Lan pergi meninggalkannya, Mook menenggelamkan dirinya di dalam kolam. Berusaha menyembunyikan air mata dan kemarahan serta kesedihan yang begitu meluap di dalam dirinya.


Setelah beberapa waktu, Mook kembali ke permukaan. Di tepi kolam, sudah ada Rut yang sedari tadi menunggunya keluar. Dia sudah ada di sana sedari Lan mencaci maki Mook. Rut benar-benar bersikap gentleman dengan membantu Mook naik ke permukaan dan mengambilkan handuk untuk Mook, walaupun tangannya masih dalam keadaan di gips.

--


Lan sudah siap membersihkan dirinya. Baru juga selesai mandi, dia sudah mendapat telepon dari ayahnya yang marah-marah karena tinggal di rumah Rut padalah punya rumah sendiri. Chat terus mengomel dan tidak memberi kesempatan sedetikpun pada Lan untuk bicara.

Untung Pat segera merebut telepon dari tangan Chat dan bicara pada Lan dengan baik-baik. Pat menasehati Lan untuk mendengarkan perkataan istri dan jaga Mook dengan baik. Lan malah menjawab dengan nada kesal kalau Mook bisa menjaga dirinya sendiri. Woah, Chat makin marah mendengarnya dan lanjut mengomelinya.


Lan jadi muak dan memutuskan menutup telepon walaupun ayahnya masih bicara. Chat jadi semakin marah. Pat balik memarahinya karena terus mengomel dan tidak membiarkan Lan bicara. Jika dia di posisi Lan, dia juga akan mematikan telepon!

Setelah selesai teleponan, Lan tiba-tiba terpikir sesuatu dan memposting di IG-nya.




Apa yang diposting Lan? Foto saat dia menyuapi Rut beserta caption : Bersama dalam kebahagiaan dan kesulitan. Semoga lekas sembuh.

Postingan tersebut dilihat oleh Mook dan Petch. Petch itu menyukai Rut, tapi terus saja menyangkal perasaannya. (Aku ngerti kalau dia menyangkal perasaannya, tapi bukan berarti, dia harus selalu nethink sama Mook, kakaknya sendiri!)



Chat dan Pat juga melihat postingan IG Lan. Pat ternyata jauh lebih santai dibandingkan Chat. Dia merasa itu hanya foto biasa yaitu teman menjaga teman yang sakit. Tidak usah berpikir terlalu berlebihan. Dia bahkan yakin kalau Lan sedang tertawa sekarang karena berhasil membuat Chat marah.



Dugaan Pat benar, putranya tersebut sedang tertawa senang setelah memposting foto tersebut. Berbanding dengan Rut yang kesal. Di saat sedang kesal tersebut, Mook muncul dan membantunya memakai salep. Rut sampai kaget, karena dia kira yang ada di belakangnya itu Poom. Waktu tahu yang membantu memakaikan obat adalah Mook, Rut langsung salting dan hendak mengambil kembali obat olesnya. Mook tidak mengembalikan dan mau tetap membantu mengoleskan obat sebagai tanda terimakasih atas bantuan Rut pada adiknya.


“Apa kau masih mencintai Lan?” tanya Rut tiba-tiba.

“Kenapa kau bertanya?”

“Aku hanya penasaran.”


“Aku tidak bisa mencintai Lan,” jawab Mook. Dan pas saat itu, Lan baru saja keluar dari kamar dan berdiri di tangga hendak turun. 

“Kenapa tidak bisa?”

“Kau tidak sadar kalau dia membenciku? Dia bahkan tidak sudi melihatku. Jika jatuh cinta padanya, aku yang akan terluka.”


Jawaban yang terdengar menyedihkan. Tapi, Rut memanfaatkannya untuk merayu Mook. Mook udah merasa aneh, tapi Lan langsung turun dan menjauhkan mereka berdua. Lagi-lagi, Lan malah menghina Mook sebagai perayu pria dan tidak masalah walaupun pria itu suka sesama jenis. Mook langsung balik menyebut otak Lan yang kotor padahal dia hanya membantu mengoleskan obat.

Rut membela Mook. Lan makin mengeraskan suara dan merasa sikap posesifnya wajar karena Rut kan pacarnya.


Brukk! Poom yang hendak mengantarkan laporan pada Rut, tidak sengaja mendengar ucapan Lan. Dia shock setengah mati! Sejak kapan Lan dan Rut pacaran?! Mustahil!!

“Kenapa mustahil?” tanya Mook.


Sebelum Poom menjawab, Lan segera menariknya pergi dengan dalih ada urusan yang mau dibicarakan. Rut ikut dengannya. Mereka membawa Poom ke dalam kamar dan menjelaskan situasi mereka yang berpura-pura pacaran. Setelah memberitahu semuanya, Lan mulai mengancam Poom agar tutup mulut. Jika Mook sampai tahu kebohongan mereka, maka Poom sebagai rekan pemilik perusahaan baru mereka dan dia sebagai calon boss Poom, akan memotong gaji Poom 40 persen. Tidak ada bonus atau hadiah liburan. 

Poom tentu saja menurut demi uang gaji, bonus dan liburannya yang dipertaruhkan.

--


Lan benar-benar ingin menghindari Mook dan membuat Mook percaya sepenuhnya kalau dia tidak suka wanita, hingga dia memilih untuk tidur di kamar Rut. Tapi, Mook bukan wanita biasa. Dia memilih untuk tidur di kamar Rut juga. 



Perdebatan kembali dimulai. Lan melarang Mook tidur di kamar Rut, sementara Mook ngotot mau tidur di sana. Mook beralasan kalau dia ingin tidur bersama suaminya. Namun, kalau Lan mau tidur bersama Rut, tidak masalah karena mereka bisa tidur bertiga. 


Lan bersikap agak kasar saat dia menarik untuk keluar dari kamar Rut. Poom yang melihatnya saja sampai menegur Lan untuk pelan-pelan. Mook tetap tenang dan bahkan berspekulasi kalau perasaan Lan pada Rut hanya cinta sepihak. Itu karena Rut nggak pernah bilang cinta dan selalu kelihatan terpaksa. 



Sebagai rekan yang baik, Poom langsung berbohong kalau Lan dan Rut saling mencintai, namun Rut adalah tipe yang pasif. Untuk membuktikannya, Poom mendorong Rut cukup keras hingga Lan dan Rut jadi bertabrakan. Bukan tabrakan biasa, bibir keduanya menyentuh. Mook dan Poom kaget setengah mati. Poom terutama, karena dia tidak niat sampai mereka ciuman gitu.


Rut dan Lan juga jijik. Eh, Lan malah memanfaatkannya seolah itu bukan kecelakaan tapi atas dasar perasaan. Rut saja sudah bergidik geli dan mau pergi kalau saja Lan tidak menahannya.

Walaupun sudah melihat kejadian itu, Mook tetap saja nggak mau pergi dan tetap mau tidur di kamar Lan. Lan semakin kesal dan mendorong Mook dengan kasar hingga Mook hampir saja terjatuh jika Rut tidak menolong. Rut memutuskan mengizinkan Mook tinggal di kamarnya. Poom setuju dengan Rut, toh Lan dan Rut kan nggak suka wanita, jadi nggak ada masalah Mook tidur bersama di kamar ini (Wkwkw, terlalu menghayati nih si Poom). 


Kekesalan Lan sudah sangat memuncak hingga dia menyeret Mook kembali ke kamar dengan kasar. Rut juga jadi marah melihat perlakuan Lan. Dia langsung menolong Mook dan meneriaki Lan yang kejam dan menyakiti Mook. Keduanya mulai bertengkar hebat! Rut dengan tegas mengingatkan kalau ini kamarnya dan dia yang berhak memutuskan siapa yang boleh tidur di kamarnya. 


Pertengkaran mereka berakhir dengan Mook yang tidur bersama mereka. Mook dengan cepat tertidur lelap diantara dua lelaki, sementara dua lelaki tersebut tidak bisa tidur sama sekali. Udah gitu, Mook tidurnya lasak dan menendang keduanya jatuh dari kasur.


Daripada stress tidur dengan Mook, mereka berdua lebih memilih tidur di sofa besar merangkap kasur yang ada di samping kasur utama. Saat mereka berebutan tempat itu, Mook diam-diam tersenyum. Dia nggak benar-benar tidur dan melakukan itu untuk mengetest keduanya saja. 


Post a Comment

Previous Post Next Post