Sinopsis Lakorn : Praomook E07 - 2

 




Pagi menyingsing! Hari baru menyambut! Masalah baru juga menyambut!

Nah, Lan udah bangun duluan dan mandi di kamar mandi yang ada di kamar Rut. Namun, desain kamar mandi Rut itu transparan dan bisa kelihatan dari luar. Mook yang baru bangun dan mau ke kamar mandi, refleks menutup mata. Lan memergokinya dan malah mengejek Mook. Dia bersikap seolah merayu Mook, namun diakhiri dengan hinaan! 

Mulut Lan ini beneran jahat dan kotor! Tiada satu haripun tanpa dia merendahkan Mook.


“Itik buruk rupa menjadi bebek buruk rupa. Tetap tertutup lumpur. Dia tidak akan pernah menjadi angsa. Itu cerita anak-anak yang tidak pernah terwujud. Sudah ku peringatkan. Bertahanlah. Karena tidak ada lagi yang bisa kau lakukan!” ujar Lan, menghadapkan wajah Mook ke cermin agar melihat pantulan dirinya.

Memuakkan! 


--


Keluarga Chat memulai hari dengan sarapan bersama. Harusnya, sarapan kali ini bisa berlangsung damai tanpa Lan, namun, kenyataannya tidak begitu. Chat malah membuat huru hara baru dengan memberi perintah agar Lak menyerahkan proyek pemasaran dengan pengembang real estate yang sedang dikerjakannya pada Lan. Chat juga tidak memberikan alasan dan memaksa Lak menyerahkan. 


Danai mencoba menyarankan agar Chat memberikan proyek baru saja pada Lan. Alasannya cukup bagus, jika mengubah pemipin proyek secara tiba-tiba, akan mengganggu proyek yang sedang dikerjakan. Chat tidak mendengar saran dan memaksa mereka untuk mendengarkan perintahnya saja.

Lak muak. Dia semakin benci dengan Lan. Dia bersedia memberikan proyek itu pada Lan, namun, jika Lan mengacaukannya, dia tidak akan membantu. Usai mengatakan itu, Lak langsung pergi tanpa menyelesaikan makannya. Danai juga mengikuti Lak.


Giliran Pat yang memarahi Chat! Kenapa dia harus selalu membahas pekerjaan di meja makan! Dia tidak setuju pada keputusan Chat yang menyuruh Lak menyerahkan proyek yang sedang dikerjakannya pada Lan! Siapapun akan marah jika mendengarnya! 

Chat menjelaskan pada istrinya, dia melakukan itu karena yakin Lan bisa menangani proyek itu. Dan juga, dia punya proyek baru untuk Lak. Lagipula direktur tidak harus mengawasi setiap proyek hingga akhir.

“Kenapa kau tidak mengatakan ini kepadanya sebelum dia pergi?” tegur Pat.

“Dia pergi sebelum aku sempat mengatakannya.”


Hhh. Lak sudah terlanjut kecewa dan merasa Lan merebut proyeknya. Danai seperti biasa, selalu berusaha menjadi penengah. Tapi, untuk kali ini, Lak sudah sangat kecewa. Dia semakin merasa ayahnya pilih kasih! Saking kecewanya, dia berharap kalau proyek itu akan gagal di tangan Lan agar ayahnya sadar bahwa Lan tidak pantas menjadi ahli waris. Danai tidak setuju karena itu proyek penting untuk perusahaan. Mereka tidak boleh membiarkannya gagal. Lak nggak peduli. Dia nggak akan membantu Lan sama sekali.

--


Hari ini, gips Rut sudah dilepas. Begitu dilepas, Rut langsung pergi berenang. Eh, baru juga berenang, tiba-tiba saja, Petch udah ada di tepi kolam. Rut tentu marah Petch masuk tanpa izin. Ini rumahnya, bukan tempat umum! Udah gitu, bukan menjawab, dia malah senyum.

“Karena aku sudah masuk tempat ini, tolong izinkan aku. Terimakasih,” ujar Petch, sambil senyum manis.


Petch benera nggak punya sopan santun sedikitpun, namun, merasa tindakannya nggak salah. Dia malah bertingkah sok seperti pahlawan yang datang untuk memusnahkan penjahat. Kenapa aku bilang begitu? Karena dia bilang alasannya datang untuk memeriksa apakah kakaknya menyulitkan Rut. Jika kakaknya menyinggung Rut, dia yang akan menanganinya! (Cih! Justru sikapnya yang menyinggung Rut!)

“Sekarang, keluar. Jangan ikut campur,” usir Rut.

Bukannya pergi, Petch malah menatap tajam Rut, seolah menantang. Tidak lama, tatapannya malah beralih ke bawah tubuh Rut. (Astaga! Aku paling nggak suka kalau ketemu cewek kayak Petch!)

Petch sok perhatian menanyakan mengenai lengan Rut yang belum pulih tapi sudah berenang. Dia hendak memeriksa lengan Rut, tapi Rut segera menghentikannya. Dengan nada tegas, dia melarang Petch menyentuhnya. Petch nggak peduli dan masih saja sok care hendak memakaikan salep.


Tapi, ujung-ujungnya, karena tidak berhati-hati, dia malah terpeleset dan hampir jatuh ke kolam kalau Rut nggak menahannya. Yah sayang, Rut menahan bukan untuk menolong tapi untuk memberikan pelajaran pada anak yang tidak tahu sopan santun dan kurang ajar. Dia melepaskan pegangannya dan membiarkan Petch jatuh ke kolam. 


Byur! Rut tertawa puas melihat Petch tercebur. Suara teriakan Petch yang heboh saat tercebur, kedengaran sama Poom yang ada di dapur. Dia segera ke belakang untuk memeriksa. Waktu melihat Petch tercebur, Poom segera membantunya untuk keluar.

Rut langsung menghentikan. Kenapa? karena baju Petch jadi transparan dan dalamannya kelihatan. Jadi, dia menyiapkan handuk, agar ketika Petch keluar dari kolam, bisa langsung dibalut. Sikapnya yang begitu, membuat Petch makin tergila-gila.


Untungnya Mook tinggal di sana jadi ada baju yang bisa dipakai Petch sebagai baju ganti. Udah minjam baju sama kakaknya, bukannya mengucapkan terimakasih, dia malah mencerca kakaknya dengan tuduhan pindah kemari agar Rut dan Lan putus. (astaga! Kenapa sih harus ada karakter Petch?! Sikapnya itu menjengkelkan, munafik dan sok baik. Ish, beneran membuat kesal!)

“Aku sudah menikah, Petch. Aku mengikuti Lan kemanapun.”


“Tetap saja, aku tidak setuju kamu pindah ke sini! P’Mook, kurasa menikah dengan Lan sudah cukup. Masalah rumah ktia sudah ditangani. Apa yang sebenarnya kau inginkan dari Lan? Kau tidak ingin dia bahagia?” tanya Petch, sok pintar.

“Berhentilah bertanya! Ini masalah antara aku danLan.”


Eh, bukannya berhenti, Petch terus saja bicara seolah Mook adalah perusak hubungan. Saat Mook tidak mau mendengarkannya, dia malah menganggap Mook memperlakukannya seperti anak kecil. Terserah Mook mau melakukan apa, karena dia juga akan melakukan hal yang menurutnya benar! Jangan coba-coba menghentikannya!

(astaga! Gini ya, dia nggak tahu apa perjanjian yang sudah Mook buat dengan Chat, tapi daripada mencaritahu atau bicara dari hati ke hati dengan Mook, dia lebih suka menuduh. Padahal, Da saja mempercayai Mook untuk setiap keputusannya. Tapi, Petch yang malah sok bertingkah seperti ibu dan mengatur-atur Mook! Kalau menurut kalian, gimana karakter Petch ini?!)

Mook kelihatan jelas sedih dan kecewa dengan ucapan Petch. Udah Lan selalu menghina dan merendahkannya, sekarang Petch pun begitu. Dari dia pulang ke Thailand hingga sekarang, Petch nggak pernah menunjukkan rasa hormat padanya.

--


Lan meminta Rut untuk mengusir Mook. Rut nggak mau. Dia harus memanfaatkan kesempatan yang ada untuk mendapatkan hati Mook. Dia memperingatkan Lan agar tidak berubah pikiran kelak. Dengan sangat yakin, Lan menjawab tidak akan. Dengan tatapan sangat serius, Rut memperingatinya sekali lagi agar ingat dengan ucapannya hari ini.


Ditengah pembicaraan sengit itu, Lan malah mendapat telepon dari Nuch. Kali ini, Lan ragu untuk menjawab telepon tersebut. Rut sampai heran, kenapa tidak diangkat? Dia menduga Lan takut pada diri sendiri (takut jatuh cinta lagi). Lan juga nggak tahu perasaannya sekarang. Mendadak Nuch muncul dan instingnya menyuruhnya untuk berhati-hati. Tapi, entah untuk apa?

“Kau memang harus berhati-hati. Hanya ada beberapa alasan orang yang menghilang dari kehidupanmu tiba-tiba muncul kembali. Entah itu niat khusus atau takdir. Tapi, aku tidak percaya takdir.”

“Apa maksudmu? Katakan saja. Aku tidak mau berpikir.”

“Kau berada dalam situasi berbahaya. Aku harus memeriksa latar belakang semua orang yang mendekatimu. Tapi aku tidak menemukan informasi apapun soal Treenuch. Bukankah itu aneh?”


Lan merasakan keanehan yang sama. Tapi, dia nggak bisa memikirkannya sekarang karena harus pergi bekerja. Lak sudah menelpon dan menyuruhnya datang sekarang. Tentu saja, Mook menumpang di mobil Lan. Tujuan mereka kan sama. 




Begitu sampai, keduanya langsung ke ruangan Lak. Lak memberitahu kalau Mook akan bekerja dengan Win untuk proyek desain. Sementara Lan harus menangani proyeknya yang dialihkan ke Lan. Lan langsung menolak. Dia nggak mau menangani proyek milik Lak. Lak juga nggak mau memberikannya, tapi ayah mereka yang memutuskan. 

Ah, sikap Lan yang begitu, lebih membuat Lak kesal. Dia muak dengan sikap Lan yang mengambang nggak jelas, tapi ayah mereka malah mau dia menangani proyek besar ini! Mulailah bertanggung jawab! Berhenti main-main!


“Aku tidak bermain-main. Aku hanya ingin menjalani kehidupan yang ku pilih! Tapi ayah, kau atau bahkan Ibu tidak pernah mendengarkan! Kau terus memerintahku. Saat aku menolak, kau tidak peduli! Aku tidak bermain-main dengan hidupku! Jangan menghakimi kalau kau tidak tahu apapun tentang aku!”

“Kau sudah selesai? Jika sudah, terima proyek ini. Aku tidak peduli kau tidak mau. Selesaikan saja tugasmu.”


Mook saja bisa merasakan ketegangan diantara kedua bersaudara tersebut. Sikap Lak hari ini benar-benar kelihatan menyeramkan. 


Lan kembali ke ruangannya dengan penuh amarah. Padahal, dia hanya di anggap remeh sama Lak, tapi dia sudah sangat marah. Nah, gimana sikapnya selama ini sama Mook? Kebayangkan betapa dia sudah melukai perasaah Mook.

Walau sudah berulang kali dikasari Lan, Mook tetap saja mencoba menasehatinya. Dia menyarankan Lan menerima proyek dan menyelesaikannya. Dia menyuruh Lan untuk bersikap dewasa dan gunakan kesempatan ini untuk menunjukkan bahwa dia mampu. 

Lan nggak mau sama sekali. Mook berusaha tetap sabar. Dia menasehati, kalau Lan nggak mau, harusnya Lan menjelaskan apa yang sebenarnya ingin dilakukannya. Jika dia tidak bicara, tidak akan ada yang tahu keinginannya. Woah, Lan melampiaskan emosinya sama Mook. Membentak dan memarahi Mook. 

“Aku dulu seperti kau. Aku tidak mau bertanggung jawab. Aku ingin lakukan apapun yang aku suka. Tapi, saat kehilangan semuanya, aku menyadari betapa aku menyesal telah menolak kesempatan yang ada. Jika memungkinkan, aku ingin semuanya kembali seperti dahulu. Kau tidak akan mengerti maksudku. Kau tidak pernah menghadapi konsekuensinya.”


Lan tidak suka dengan perkataan Mook. Emang seberapa jauh Mook mengenalnya? Jika tidak tahu apa-apa, diam saja! Dia membentak Mook untuk pergi. Seolah belum cukup, dia melempar barang di mejanya saat Mook berjalan keluar.


Huft. Baru menghadapi Lan, sekarang dia harus menghadapi Nuch. Nuch baru saja datang dan ingin menemui Lan, kebetulan melihat Mook keluar dari ruangan Lan. Baru juga bertemu, Nuch malah mengganggu Mook. Yah, dan tidak lupa, bilang kalau Lan adalah miliknya.

“Lan bukan benda. Aku tidak bisa menyerahkannya kepadamu! Jangan lupa, perasaannya kepadamu tidak sama seperti dahulu.”

Nuch mana peduli. Dia yakin bisa membuat Lan jatuh cinta kepadanya lagi.


“Itik buruk rupa!” ejek Nuch. 

“Diam! Kau tidak berhak memanggilku begitu.”

“Maaf. Aku terlalu jujur. Kau sebenarnya tidak begitu jelek, tapi kau tetap gagal membuat Lan tertarik. Menyedihkan.”


Mook membalas kalau Nuch yang menyedihkan. Udah tahu Lan punya istri, tapi alah mau jadi selingkuhan. Wanita baik tidak akan begitu. Dia tidak akan menyerahkan Lan. Jika dia menginginkannya, langkahi mayatnya. 

Emosi Nuch terpancing dan hendak memukul Mook dengan tasnya. Mook nggak takut dan mengingatkan Nuch agar tahu diri. Ini adalah tempatnya. Jika dia di pukuli dan orang tua Lan tahu, entah apa yang akan bos Nuch katakan karena kehilangan kesempatan kerja sama. Nuch mengurungkan niatnya dan beranjak pergi.

--


Poom ke ruangan Rut untuk menyampaikan kalau sebuah universitas mengudang Rut menjadi pembicara tamu. Rut memeriksa sebentar undangan itu dan menerimanya. Udah itu, Rut memberitahukan Poom untuk segera menempelkan pengumuman kompetisi game baru di perusahaan. Yang menjadi pemenang, akan dia bawa serta.

--


Dengan setengah hati, Lan memeriksa progres proyek yang diserahkan Lak barusan. Baru melihat sekilas, dia menemukan hal aneh. Jumlah realisasi biaya dengan yang ada di laporan keuangan, berbeda. Ada yang aneh.


Huft, lagi sibuk kerja, Nuch malah menelpon. Nuch berbohong kalau mobilnya rusak di depan kantor Lan dan meminta bantuan untuk memeriksa. Lan langsung pergi menemuinya. Ya udah, Nuch langsung minta tolong Lan mengantarkannya pulang. Lan dengan mudahnya langsung setuju.

--


Pengumuman lomba game sudah di tempel. Petch langsung semangat untuk mendaftar, apalagi saat tahu hadiahnya bisa menemani Rut menghadiri seminar, dapat liburan gratis dan uang saku. 

--


Saat tiba di rumahnya, Nuch mengajak makan malam. Aku singkat aja ya, dia merayu Lan dan Lan menunjukkan ketertarikan. Nuch juga sengaja mengotori bajunya dan bertukar menjadi baju tidur yang seksi. 



Tanpa Nuch sadari, saat dia di kamar mandi, Lan berkeliling apartemennya memeriksa. Lan ternyata menghubungi Rut sebelumnya dan memberitahu mengenai Nuch yang bilang mobilnya rusak. Rut sudah bisa menebak kalau itu hanya akal-akalan Nuch, jadi kalau Nuch meminta Lan mengantarkannya pulang, antarkan saja. Awasi dan periksa jika ada yang mencurigakan. Mungkin mereka bisa menemukan petunjuk pria yang sering mengunjunginya. 


“Berhati-hatilah. Jangan sampai tertipu. Jika ada kesalahan, permainan bisa berbalik dan kamu akan kalah. Aku harus mengingatkan karena aku tahu kamu akan tergoda. Ingat, jika kamu tergoda, fokuslah pada ucapanku tadi,” peringati Rut.


Saat sedang menggeledah lemari Nuch, Nuch udah terlanjur keluar dari kamar mandi. DI amengenakan baju tidur minim dan itu membuat Lan menjadi tidak fokus. Benar seperti yang sudah diduga oleh Rut, Lan tergoda. Aish! Bayangkan saja, dia membiarkan Nuch melepaskan kancing bajunya.


Enggak usah ku jelaskan, mereka hampir saja melakukannya jika tidak ada suara bel. Nuch memeriksa melalui lubang pengintip, tapi tidak kelihatan siapapun. Ternyata, Mook yang datang! Dia bersembunyi agar Nuch membuka pintu. 

Bagaimana Mook bisa ada disana? Dia ternyata sudah melihat mereka sejak di kantor dan mengikuti. Karena keduanya tidak kunjung keluar, dia tahu ada sesuatu yang terjadi.


Walau mau disangkal, buktinya ada di depan mata. Mook sangat marah hingga menampar Lan dan menyebutnya menjijikan (setuju!). Lan mau menyangkal, tapi Mook menunjuk ke kondisi Lan yang bajunya terbuka. Siapapun bisa menebak apa yang terjadi tadi! Lan bilang menyukai Rut, tapi sekarang bersama Nuch! Tentukan pilihan yang jelas dan jangan bermain-main.


Nuch malah menantang ingin lapor polisi. Mook nggak tahu. Dia juga ingin melapor ke polisi mengenai perselingkuhan mereka. Sekarang, sudah ada hukum yang melindungi hak istri! Jika Nuch terbukti berselingkuh dengan suaminya, dia bisa menuntutnya! 

Nuch lebih galak dan mau menampar Mook. Mook semakin menantang, dengan begitu, dia bisa menuntut Nuch dengan pasal penyerangan. 

Setelah pertengkaran panjang, Lan pergi dari sana. Mook tentu mengikutinya.

Nuch yang ditinggalkan sangat marah. Dia bertekad akan merebut Lan kembali. 


And…tidak lama, dia mendapat pesan dari seseorang yang tahu rencananya gagal. Dengan cepat, Nuch membalas kalau ini gagal karena Mook datang tiba-tiba. Selanjutnya, dia tidak akan gagal lagi. Orang itu, segera membalas dengan menyebut Nuch tidak berguna. Jika selanjutnya gagal lagi, tidak ada kesempatan bagi Nuch. Nuch tidak akan mendapatkan apapun.


Mood Nuch semakin buruk. Eit, tapi ada sesuatu yang teringat oleh Nuch. Ternyata, Nuch meletakkan kamera tersembunyi di lemarinya. 


Post a Comment

Previous Post Next Post