Note :
Drama ini
berisi adegan yang tidak sesuai untuk usia di bawah 19 tahun. Pemirsa di harap
bijak.
Jika ada
pembaca berusia dibawah 19 tahun, diharapkan untuk tidak lanjut membaca.
Terimakasih.
Nuch menemui Lak lagi. Saat tahu Lan dan Mook pergi berbulan madu, Nuch marah. Kenapa Lak tidak memberitahunya? Kalau seperti ini, mungkin sekarang Mook sedang mendekati Lan. Apa sebaiknya dia menyusul mereka? Lak melarang. Lak yakin tidak terjadi apapun karena dia dengar Rut juga pergi ke sana untuk urusan bisnis. Dia menduga Lan pasti punya rencana, makanya setuju untuk berbulan madu. Yang perlu Nuch lakukan sekarang adalah mencari cara untuk membuat Lan jatuh cinta padanya setelah kembali nanti.
Ditengah pembicaraan mereka, Win masuk untuk mengantarkan laporan kejadian di pabrik tempo hari. Nuch segera sadar diri dan undur diri. Setelah Nuch pergi, Lak baru melihat laporan kejadian hari itu. Win masih di sana untuk menyampaikan hasil pemeriksaan kalau kejadian waktu itu murni kecelakaan yang disebabkan kelalaian pekerja dalam menata barang. Tidak ditemukan hal yang mencurigakan.
“Kau harus lebih berhati-hati,” ujar Lak.
--
Lan dan Mook berjalan ke taman yang dipenuhi banyak bunga dan pepohonan. Keduanya tampak santai setelah merasa tidak ada lagi yang mengikuti. Mook juga memanfaatkan moment untuk mengajak Lan berfoto dengan dalih ingiin mengirimkannya pada orang tua Lan.
Tentu saja, Lan melakukannya dengan setengah hati. Tapi Mook tidak peduli dan terus saja mengajaknya berselfie. Seiring berjalannya waktu, Lan terlihat menikmati saat Mook memotret-motretnya.
Sesuai yang Mook katakan, dia mengirimkan foto itu pada Chat (di subtitle Lim) dan Pat. Lim dan Pat sangat senang melihat foto-foto mereka tersebut. Yah, walaupun Lim agak kesal karena di foto itu, wajah Lan terlihat sangat songong dan menyebalkan. Pat benar-benar ingin segera mempunyai cucu dan udah berharap akan segera mendapatkannya dari Lan dan Mook.
--
Rombongan Rut juga sudah tiba di Korsel. Mereka akan menginap di sebuah penginapan hanok. Tempatnya sangat bagus. Masalahnya, saat hendak melakukan check-in ternyata ada masalah pipa di kamar yang mereka pesan. Sebagai gantinya, pihak penginapan sudah menyiapkan kamar yang besar untuk mereka semua.
Ah, mendengar itu, wajah Petch langsung berseri. Berbanding terbalik dengan Rut. Dia sangat marah karena Poom tidak mengatur segalanya dengan benar. Alasan Rut marah sangat beralasan. Tidak mungkin dia membiarkan Petch yang seorang perempuan, tidur satu kamar dengan tiga pria!
Uh, Petch malah tidak peduli. Dia tetap saja bersikeras kalau mereka bisa tidur bersama. Ini kan hanya untuk satu malam. Lagipula, Rut adalah pacar Lan, Poom bisa dipercaya dan Oak adalah orang yang dikenalnya. Rut sangat marah karena Petch terus saja bersikeras dan tidak mau mengerti juga! Ini bukan masalah kenal atau nggak!
Daripada mereka terus ribut, Oak menyarankan agar mereka melihat dulu kamar tersebut baru memutuskan. Poom dan Petch setuju.
Kamar yang disediakan memang sangat luas dan besar. Tapi, tidak ada pembatasnya. Petch semakin senang dan ngotot minta ampun kalau mereka bisa tidur bersama disini. Poom juga menyampaikan kalau dia sudah mencari di hotel terdekat di sekitar sini, tapi tidak ada lagi kamar kosong. Poom dan Oak juga membujuk Rut agar mereka berbagi kamar saja. Dengan berat hati, Rut setuju.
--
Di hotel,
Lan melihat-lihat fotonya dengan Mook yang dikirimkan Mook padanya. Dan diam-diam, dia menyimpan semua foto tersebut di galeri hp-nya. Hal itu ketahuan sama Mook yang baru siap mandi dan tiba-tiba muncul di belakangnya. Seperti biasa, Mook menggoda Lan yang pasti sudah jatuh hati padanya. Dan seperti biasanya juga, Lan menyangkal.
Mook nggak mau menyerah. Dia malah mengajak Lan untuk mandi bersama. Lan sontak kaget dan memarahinya sudah gila. Namun, di dalam pikirannya, dia malah membayangkannya, mereka mandi bersama. Pikiran itu membuatnya ketakutan sendiri. Dia tidak boleh terpikat sama Mook.
Sebelum khayalannya semakin merajarela, Lan segera membuat batasan diri. Dia menolak mandi bersama Mook dan menegaskan kalau dia hanya mandi bersama Rut. Mook hanya senyum saja dan menantang akan merayu Lan. Lan nggak peduli. Dia balik mengancam, jika Mook terus menggodanya, dia akan mengikat Mook ke pilar. Mook tidak peduli sama sekali dan pergi ke kamarnya.
Umur panjang, setelah Mook pergi, Lan mendapat telepon dari Rut. Rut menelepon untuk menyampaikan rencananya. Setelah pekerjaannya beres besok, dia akan segera menemui Lan. Lan seperti anak kecil, memohon agar Rut secepatnya ke tempatnya karena dia sudah tidak tahan. Mook terus ingin mengujinya apakah dia gay atau tidak, dan itu membuatnya sangat muak. Rut juga sebenarnya curiga, apakah Oak ikut untuk mengamatinya? Keduanya harus berhati-hati.
Seperti yang diduga, Oak juga menelpon Mook. Awalnya mereka hanya saling bercanda, tapi Oak kemudian mulai serius. Dia mengingatkan Mook mengenai batas waktunya yang hanya 1 tahun. Dan tujuannya adalah membalas Lan dengan membuat Lan jatuh cinta padanya, lalu mencampakkannya. Artinya, Mook tidak boleh mencintainya atau tidur dengannya. Jika tidak, Mook lah yang paling terluka nantinya. Jangan biarkan perasaan menguasainya.
“Aku mengerti. Aku tidak akan gegabah dengan orang yang tidak aku cintai.”
--
Lak beneran emosi karena Danai tidak bisa dihubungi sama sekali. Dia sampai harus meninggalkan pesan suara agar Danai segera menghubunginya.
--
Huft. Nuch menghubungi Lan. Kali ini, Lan tidak mengangkat teleponnya dan dengan sengaja meninggalkan hp-nya di atas meja ruang tamu. Dan yang mengangkat telepon itu adalah Mook. Saat mendengar suara Mook, Nuch langsung emosi. Keduanya mulai saling bertengkar lagi via telepon, mengenai Lan adalah milik siapa. Tapi, kali ini, Nuch yang memilih mengakhiri telepon dengan alasan tidak mau mengganggu ‘bulan madu’ mereka.
Nuch udah sangat kesal karena yang mengangkat telepon Lan adalah Mook. Eh, kekesalannya semakin bertambah karena Mook mengirimkan fotonya bersama Lan dan juga foto sertifikat pernikahan mereka. Double jengkel lah Nuch. Dia semakin ingin memisahkan Lan dan Mook.
Dengan hati riang, Mook pergi ke kamar. Di kamar, Lan sudah menunggunya dan menyuruhnya untuk tidur di sofa dan tidak boleh masuk ke kamar ini. Mook mana mau. Akhirnya, mereka malah bertengkar memperebutkan kasur.
Pertengkaran itu baru berakhir saat Mook tertidur lelap di kasur. (Cepet kali euy! Padahal lagi tarik-tarikan sama Lan, eh tiba-tiba udah tidur macam pingsan).
--
Rut bekerja lembur menyiapkan bahan presentasi untuk besok. Saat dia mau tidur, space yang tersisa hanya di antara Oak dan Petch. Harusnya, Rut tidur di samping Poom, tapi Poom udah tidur nyenyak dan mengambil tempat Rut. Sementara itu, Oak yang harusnya tidur di samping Petch, malah bergeser hingga menempel ke Poom. Mau tidak mau, Rut terpaksa tidur di sebelah Petch. Tentu saja, dia menggeser tubuhnya, agar bisa sejauh mungkin dari Petch.
Baru juga tidur sebentar, Oak malah berbalik. Rut akhirnya juga membalikkan badan ke arah badan Petch. Eh, Petch juga tiba-tiba berbalik. Mutarnya sangat jauh, hingga sampai di dekat Rut. Wajahnya beneran nempel ke Rut. Rut shock. Gimanapun, Petch ini cewek! Rut sangat panik dan mendorong Petch menjauh.
Tapi, jantungnya jadi berdebar kencang karena wajah Petch yang tadi sangat dekat dengannya.
--
Lan juga akhirnya tidur di kasur setelah capek bertengkar tadi. Baru juga mau tidur, Mook malah memeluknya dengan erat, seolah dia guling. Lan udah berusah menyingkirkan Mook, tapi Mook malah semakin kuat memeluknya. Lan beneran panik. Dia sampai harus menghitung domba agar tertidur dan mengabaikan pelukan Mook.
--
Danai pulang larut malam. Saat dia sampai, Lak udah tidur pulas.
“Darimana saja kau?” tanya Lak, terjaga dari tidurnya.
“Sudah kubilang aku keluar kota.”
Lak nggak peduli dengan jawaban itu. Dia mau tahu kenapa Danai mematikan ponselnya dan tidak menjawab pesan suaranya! Danai langsung mengecek ponselnya dan baru menyadari kalau baterai ponselnya habis. Dia tadi sangat sibuk dan tidak memeriksanya sama sekali. Dia juga langsung kembali begitu kerjaannya selesai.
Sayangnya, Lak nggak percaya. Dia mencurigainya. Danai membela diri. Dia nggak akan bermain-main. Begitu pekerjaan selesai, dia langsung kembali walaupun tempatnya jauh. Dia bahkan tidak pernah menginap di hotel.
Setelah bujuk rayu panjang, Lak akhirnya mau mempercayai Danai.
--
Rut nggak bisa tidur. Begitu pagi tiba, dia segera pergi keluar untuk lari pagi. Pas lagi push-up, Petch tiba-tiba saja nongol dan mendekatkan wajahnya. Karena hal kemarin malam, Rut masih merasa grogi saat melihat wajah Petch. Jantungnya sampai berdebar kencang. Dia langsung buru-buru pergi menjauhi Petch.
--
Lan bangun terlebih dulu. Dia beneran kaget, saat membuka mata, yang dilihatnya adalah wajah Mook. Udah gitu, dia tidur sambil memeluk Mook. Mook jugat tidur dibawah tangannya. Mook yang baru bangun, menangkap basah Lan sedang mengamatinya. Dia langsung menggoda Lan.
Lan langsung mendorongnya dan segera pergi ke kamar mandi. Mook tersenyum misterius melihat tingkahnya tersebut. Kenapa? karena kemarin malam, dia memang sengaja memeluk Lan saat tidur. Dia juga mendengar saat Lan menghitung domba agar bisa tidur.
--
Hari ini adalah hari seminar di kampur. Selama Rut, Poom dan Petch menghadiri seminar, Oak berjalan-jalan sendiri di sekitar kampus sambil mengirim pesan mengenai hasil pengamatannya pada Rut.
Sementara itu, saat Rut melakukan presentasi, Petch hanya fokus menatapnya, bukan kepada materi yang disampaikan Rut. Rut juga masih grogi setiap kali melihat wajahnya karena teringat kejadian kemarin malam. Namun, Rut beneran pro, dan bisa mengendalikan diri dengan baik. Dia tetap mampu fokus menyampaikan materi dengan baik.
Begitu acara seminar selesai, Rut segera pergi menemui Lan. Tentu saja, Poom, Oak dan Petch mengikutinya seperti anak ayam mengikuti induk. Mereka pergi ke hotel tempat Lan menginap. Lan kelihatan sangat bahagia bertemu dengan Rut dan memeluknya dengan erat! Sambil berbisik, dia memberitahu Rut kalau dia telat sedetik saja, Mook akan memangsanya.
Petch baru menyadari kehadiran Mook dan langsung berlari sambil bilang merindukannya. Dia juga mengajak Mook berbincang karna banyak yang ingin diceritakannya. Mook menolak dengan halus. Dia tidak bisa menemani Petch saat ini karena dia dan Lan sedang berbulan madu. Jika mau bicara, nanti saja, pas makan siang.
Mumpung lagi di hotel, Oak menanyakan sama Poom mengenai tempat mereka menginap hari ini. Cring! Ide langsung terbersit di kepala Lan. Dia menyuruh Rut untuk tidur di kamar hotelnya dengan dalih merindukannya. Petch beneran menyebalkan!!! Dia malah ‘memaksa’ Mook untuk bersamanya karena dia sangat merindukannya. (Itu hanya alasan. Kan waktu masih di Thai, dia bilang sama Rut, akan membantu menjauhkan Mook dari Lan. Nah, ini yang dilakukannya sekarang!)
Lan setuju. Dia menyuruh Mook dengan Petch, sementara dia dengan Rut. Mook nggak mau. Dia beralasan mau sama Rut juga karena dia ingin bercerita. Oak sampai lelah dan memutuskan agar mereka tidur bersama di kamar hotel ini, malam ini!
Perdebatan baru saja selesai dan Mook sudah mendapat telepon. Yang menelpon adalah Ibunya.
Saat menjawab telepon itu, wajah Mook langsung menegang dan pucat. Kabar buruk.
“Ayah mengalami gagal jantung. Dokter berusaha menyelamatkannyaa,” beritahu Mook pada Petch.
Semuanya sangat terkejut dengan berita itu.
--
Di Thailand,
Dokter sedang berusaha menyelamatkan Pethai. Da dan Ting menunggu di depan ruang operasi dengan perasaan cemas, sedih dan takut. Semua perasaan itu bercampur aduk dan sangat sulit diungkapkan.
--
Mook meminta Oak untuk membelikannya dan Petch tiket. Mereka harus pulang sekarang juga! Poom langsung menawarkan diri untuk mengurus segalanya sementara Oak dapat menenangkan Mook. Mook nggak bisa tenang. Dengan perasaan sedih yang sangat sulit diungkapkan, Mook segera mengemas barangnya.
Saat mengambil barangnya di kamar mandi, dan karena sedang tidak fokus dengan berbagai perasaan yang berkecamuk, Mook tanpa sengaja membuka keran air showe. (hm, jadi kan Mook mau ambil kayak kantong gitu yang di gantugnya itu di gagang keran, pas mau di ambil, kantongnya nyangkut. Mook maksa buat narik, yang akibatnya, malah keran terputar dan airnya membahas Mook).
Lan yang menyusul, segera mematikan keran air tersebut. Mook lagi sangat kacau. Dia meminta Lan pergi karena dia sedang tidak ingin bertengkar. Untuk kali ini, Lan bersikap sangat baik pada Mook. Dia menyuruh Mook tidak usah melakukan apapun. Dengan lembut, Lan mengambil handuk yang tergantung dan membantu mengeringkan rambut Mook dengan lembut.
Mook menatapnya dengan pandangan penuh kesedihan yang sulit dilukiskan. Lan tidak tahu kata menghibur yang tepat. Dia hanya meminta Mook untuk bersiap apapun yang terjadi nanti. Dan juga, dia akan membantu Mook berkemas. Dia akan ikut pulang bersama Mook.