Sinopsis Lakorn : Praomook E09 - 2



Note : 

Drama ini berisi adegan yang tidak sesuai untuk usia di bawah 19 tahun. Pemirsa di harap bijak.

Jika ada pembaca berusia dibawah 19 tahun, diharapkan untuk tidak lanjut membaca. Terimakasih.

 



Mook dan Petch akhirnya tiba di Thailand dan segera menuju ke rumah sakit. Da sudah menanti mereka dengan perasaan yang sulit diungkapkan. Ada kabar buruk untuk mereka. Mereka harus memutuskan sesuatu, dan dia ingin memutuskannya bersama Mook dan Petch.


Flashback

Dokter memberitahu Da kalau dari hasil pemeriksaan, sudah dipastikan otak Pethai tidak berfungsi. Pethai masih hidup karena bantuan alat bantu medis. Secara klinis, dia dianggap meninggal. 

Kabar yang diberitahukan dokter, membuat kaki Da menjadi lunglai. Dia tidak mampu berdiri hingga Ting harus memegangnya.

Dokter melanjutkan, kalau Pethai adalah donor organ terdaftar. Proses donor hanya bisa dilanjutkan dengan persetujuan Da. Da harus memutuskan, apakah dia ingin meneruskan pengobatan atau menghormati permintaan pasien. 

End



Dan dia ingin Mook dan Petch juga ikut memutuskan. Mereka harus memutuskan mempertahankan atau merelakan Pethai. Semua terjadi begitu tiba-tiba dan terasa berat. Petch ingin mereka tetap mempertahankan ayah mereka. Da mengerti, namun, dia juga tidak mau mengabaikan permintaan suaminya.



Keputusan ini sangat sulit. Mook tidak bisa menjawabnya. Dia meminta ibunya memberikannya waktu untuk memikirkannya malam ini. Da mengizinkan, tapi, dokter juga bilang kalau mereka harus secepat mungkin memutuskan sebelum semua organ Pethai berhenti berfungsi.

Kesedihan menyelimuti keluarga Mook. Poom, Lan, Rut dan Oak yang ada di sana, hanya mampu terdiam. Tidak ada satu kata penghiburan apapun yang bisa mereka ucapkan saat ini.

--


Mook kembali ke rumahnya. Rumah itu penuh dengan kenangan bersama ayahnya. Mook masih ingat saat ayahnya menunjukkan kartu donor organ yang dimilikinya. Saat itu, ayahnya bilang padanya, jika sesuatu terjadi padanya, maka Mook, Petch dan Da yang harus memutuskan. Mook tidak suka mendengarnya karena ayahnya akan baik-baik saja. Pethai menjawab kalau tidak ada yang tahu masa depan. Dia hanya ingin agar Mook bersiap.

“Tapi, jika kamu harus memutuskan, pikirkanlah ucapan ayah. Jika terjadi sesuatu kepada ayah, jika ayah harus pergi, dan bagian tubuh ayah bisa menyelematkan nyawa seseorang yang punya keluarga sendiri seperti ayah punya kamu, Da dan Petch, dan ayah bisa membantunya kembali kepada keluarganya, ayah bersedia. Meski tidak akan bersama secara fisik, ayah akan hidup di tubuh orang lain. Ayah ingin kamu berpikir seperti itu. Itu permintaan ayah. Ingatlah ucapan ayah.”


Ucapan itu masih diingat oleh Mook hingga sekarang. Tapi, dia takut tidak bisa hidup tanpa Ayahnya. Itulah yang membuatnya berat memutuskan.

--


Sementara itu, Lan pulang ke rumah Rut. Lim yang sudah mendengar apa yang terjadi pada Pethai, menelpon Lan. Lim sangat marah saat tahu Lan bukannya menemani Mook, malah membiarkan Mook pulang sendiri! Dasar tidak berguna.

Lan nggak terima dimarahi. Dia ikut bersama Mook juga, dia nggak bisa buat apa-apa. Lim menjawab balik, kalau Lan bisa mendampingi Mook. Suami dan istri seharusnya saling mendampingi. Kalian tetap bersama saat moment bahagia dan berpegangan tangan selama masa sulit! Lan masih beralasan kalau dia memberi waktu bagi Mook dengan keluarganya. Lim nggak menerima alasan itu karena Lan juga adalah keluarga Mook! Dia ingin Lan berhenti membuat alasan dan menemani Mook besok.



Dasar kurang ajar! Lan baru mau melakukannya jika ayahnya memohon padanya. Lim berusaha menahan amarahnya, mengingatkan bagaimana ayah Mook membantunya hingga mereka melewati kesulitan keuangan. Keluarga mereka memiliki ikatan kuat. Bagaimana mereka bisa diam saja saat keluarga Mook kesulitan? Dia ingin Lan menjaga Mook dan keluarganya mewakili dia dan Pat. Setidaknya pada saat seperti ini.

“Memohonlah, maka aku bersedia.”


Lim kelihatan kecewa pada Lan. Namun, rasa peduli pada keluarga Mook, mengalahkan rasa kecewa tersebut, “Baiklah. Ayah mohon padamu.”

Lan terhenyak. Dia tidak menyangka ayah yang selama ini selalu memarahi dan menyebutnya tidak berguna, akan memohon padanya. 

--


Begitu pagi tiba, Mook memberitahu ibu mengenai keputusannya. Dia setuju mengenai donor organ tersebut, sama seperti keputusan Da. Saat mendengar keputusan tersebut, Petch malah menyebut Mook tidak sayang sama ayah dan membiarkan ayah mereka meninggal. 

“Ayah sudah meninggal, Petch. Dokter sudah menyatakan hal itu!”


Petch tetap saja menyangkal. Menuduh dokter sudah salah diagnosa dan menyarankan agar mereka memindahkan ayah ke rumah sakit lain atau mencarikan dokter lain. (uang darimana woy!) Da sudah lelah pada kekeraskepalaan putrinya tersebut dan dengan tegas, mengatakan kalau tidak ada keajaiban lagi. Dokter sudah memeriksa kondisi Pethai berulang kali, baru memberitahu padanya begitu hasilnya sudah jelas. Ayah sudah meninggal.

Petch tidak mau menerima! Dia bahkan mau kabur ke kamarnya. Mook menahannya untuk tidak pergi. Dengan suara keras, dia menyatakan kalau Petch tidak bisa lari dari kenyataan! Dia harus tabah dan menghadapi kenyataannya! Ayah sudah meninggal! Relakan kepergiannya! Ini adalah hal terakhir yang bisa mereka lakukan untuk ayah.


Petch terdiam dan menangis terisak-isak dipelukan Mook.

Lan yang baru tiba, melihat kesedihan keluarga Mook. 




Keluarga Mook akhirnya pergi ke rumah sakit. Mereka mendampingi Da untuk menandatangani surat pernyataan. Hati Da terasa sangat berat untuk melakukannya, namun, ini adalah keputusan terbaik. 


Begitu surat ditandatangani, Mook pergi keluar ruangan untuk menenangkan dirinya. Kesedihan begitu menguasainya. Mau berusaha sekuat apapun dia, tetap saja dia nggak sanggup. Saat itulah, Lan menunjukkan diri. Mook beneran merasa down, dan meminta Lan untuk pergi. Dia perlu waktu untuk menenangkan diri.


Lan menatapnya. Dia tidak beranjak pergi, melainkan hanya memberikan punggungnya pada Mook. Dia meminta Mook untuk tidak pergi dan berjanji akan tetap diam dan tidak mengganggu Mook. Dia mengenggam tangan Mook dengan erat. 


Hening. Air mata Mook tidak bisa terbendung. Dalam diam, dia menangis dengan bersandar pada punggung Lan. Dan sesuai janji Lan, Lan hanya terus diam. Membiarkan Mook untuk menangis dan bersandar padanya. Hanya genggaman tangan yang menunjukkan kepeduliannya.

--


Poom dan Rut yang tahu mengenai masalah keluarga Petch, tentu ikut merasa prihatin. Poom juga sangat peka. Dia menyuruh Rut untuk pergi ke rumah sakit jika merasa khawatir pada keluarga Mook daripada tetap di sini, namun tidak fokus bekerja. Rut awalnya tidak mau mengakui, namun, untuk kali ini, dia kalah debat dari Poom. 


Poom juga mau ikut ke rumah sakit. Dia cemas dengan Petch yang sedang mengalami kesulitan. Sebagai mentornya, dia ingin menghibur Petch.

--


Da, Mook dan Petch pergi ke ruang rawat Pethai. Kini, mereka harus mencabut semua alat bantu yang terpasang ditubuh Pethai. Mook meminta ayahnya untuk tidak khawatir karena dia akan menjaga ibu dan Petch. Petch juga berkata bisa menjaga diri sendiri dan jangan cemas. Ketika dia sudah bisa membuat gamenya sendiri, dia akan membuat ayahnya menjadi Boss besar di gamenya dan tidak terkalahkan. 


Lan yang sedari tadi melihat dari luar, masuk ke dalam. Dia memegang tangan Pethai sembari memeluk tubuh Mook. Dia meminta Pethai untuk beristirahat dengan tenang dan tidak merasa khawatir. Keluarganya akan selalu ada untuk keluarga Pethai. Meski dia dan Mook sering bertengkar, namun, jika Mook dalam masalah, dia akan selalu ada disisinya. 

Ucapan Lan itu benar-benar diluar dugaan hati Mook. Disaat dia merasa terpuruk seperti ini, Lan muncul dan menghiburnya dengan perkataannya. Bukan hanya itu, Lan bahkan berjanji di depan ayahnya agar ayahnya bisa pergi dengan tenang. 



Pethai diantar ke ruang operasi untuk proses donor. Di depan ruang operasi sudah ada keluarga Lan, Oak, dan Ting. Lim meminta sahabatnya untuk pergi dengan tenang dan berjanji akan menjaga keluarga Pethai. Pat juga menjanjikan semuanya. Mereka adalah keluarga dan akan membantu mengurus semuanya. Beristirahatlah dengan damai.


Ting juga memberikan salam horma terakhirnya dalam tangis penuh pilu. Dia sangat berterimakasih pada kebaikan Pethai selama ini padanya dan keluarganya. Dia tidak akan pernah melupakan kebaikan Pethai.


Oak juga memberikan salam hormatnya. Dia sangat berterimakasih atas kepedulian Pethai selama ini padanya. Oak tumbuh tanpa sosok seorang ayah dan ibunya selalu tidak punya waktu untuknya, namun, Pethai menyayanginya dan selalu memperlakukannya seperti seorang putra. Dia akan mengenang kasih sayah Pethai kepadanya selamanya.

“Selamat jalan, Ayah,” ujar Mook. 

“Aku menyanyangi ayah lebih dari apapun di dunia ini.”



“Disinilah kita berpisah. Mulailah perjalananmu sebelum aku. Kelak, aku akan menyusul. Aku mencintaimu,” ujar Da dan mencium suaminya, untuk kali terakhir. 

Pethai akhirnya memasuki ruang operasi. Dia mungkin telah pergi, namun, sosoknya akan selalu ada di hati semua orang yang menyanyangi dan peduli padanya.


Mook memang menyetujui operasi donor tersebut, namun, rasanya masih terasa sangat berat. Dia pergi menjauh dari keluarganya untuk menangis. Tiba-tiba, Rut yang baru datang, sudah muncul di depannya. Dengan suara lembut, Rut menyuruh Mook untuk tidak berpura-pura kuat di depannya. Dia juga menarik Mook agar Mook bisa menangis sepuasnya di dadanya.


Lan yang hendak menyusul Mook, melihat moment tersebut. Rut juga melihat Lan yang menatapnya. Namun, dia hanya tetap diam. Lan juga memutuskan kembali, alih-alih menghampiri mereka.


Kini, ada banyak hal yang dipikirkan Lan. Dia masih ingat jelas saat Rut berulang kali bilang akan mendekati Mook karena Lan tidak mencintai Mook. Pikiran Lan sedang kacau. Lim dan Pat yang tidak tahu pikiran putranya, menanyainya mengenai Mook. Tapi, Lan malah menjawab kalau dia tidak tahu kemana Mook.

Jawaban yang membuat Lim sangat marah. Bagaimana bisa Lan bilang tidak tahu dimana Mook? Di saat seperti ini, Lan harusnya menemani, menghibur dan menenangkan Mook! 

“Kenapa kau harus melakukan itu? Itu bukan kewajibanku.”

“Kau suaminya.”




“Suami yang tidak mencintainya. Jadi, aku tidak punya kewajiban.”

“Tetap saja kau tidak boleh bersikap seperti ini. Kalian tumbuh bersama. Tidak bisakan kau setidaknya ada untuknya di saat seperti ini?” tanya Lim, marah.

Untuk kali ini, Pat setuju dengan suaminya. Namun, dia menyampaikannya dengan cara lebih lembut. Dia meminta putranya untuk tidak membiarkan Mook sendirian di saat seperti ini. Dia sangat mencemaskan Mook.

“Dia tidak sendirian. Jangan cemas soal itu,” jawab Lan. “Dia mungkin lebih baik daripada pria kejam seperti aku. Aku tidak dibutuhkan disini.”

Setelah menjawab dengan jawaban ambigu itu, Lan langsung pergi, meninggalkan sejuta pertanyaan pada Lim dan Pat. Keduanya beneran tidak mengerti, apa maksud Lan?


Mook hanya bersandar sebentar pada Rut. Begitu berhasil mengontrol diri, Mook menjauh sembari meminta maaf karena menangis di dadanya. Rut mengulangi perkataannya, kalau Mook tidak perlu berpura-pura tangguh di hadapannya. Dia ingin selalu ada di sisinya saat dia merasa rapuh.

“Terimakasih banyak,” hanya itu yang bisa dikatakan Mook.

“Sama-sama. Meski kau berharapa aku adalah Lan.”

“Aku tidak bermaksud begitu.”

“Tentu saja. Aku memahami perasaanmu. Waktu akan membantumu melalui ini,” ujar Rut, sembari memegang tangan Mook.

Mook tersenyum menunjukkan rasa terimakasih atas penghiburan yang Rut berikan. Setelah memberikan dukungannya, Rut pun pergi.


Sementara itu, Petch berusaha menghibur dirinya dengan bermain game. Poom lah yang menghampirinya terlebih dahulu dan menghiburnya. Poom benar-benar memperlakukan Petch dengan baik.


Rut yang mau kembali, menemukan mereka berdua. Dan Petch, saat melihat Rut, wajahnya menjadi sumringah (beneran, aku lihatnya sumringah gitu, atau aku yang salah lihat) dan langsung berlari ke arahnya sambil memeluknya dengan erat. Dia menangis sambil memeluk Rut dengan erat.

Poom adalah orang baik. Dibandingkan merasa tersinggung karena Petch malah berlari ke Rut dan mengabaikannya, Poom malah memberi kode agar Rut memeluk Petch. Namun, Rut tidak melakukannya. Dia menjauhkan tubuh Petch.


“Nampetch. Aku tahu kau sedih, tapi kau harus mengendalikan dirimu,” ujar Rut, menegaskan dan membuat garis pembatas. Sangat berbeda saat dia bersama dengan Mook.


Ah, sayangnya, Petch bukan orang yang mau mengerti. Dia malah tetap memaksa memeluk Rut. Poom kembali memberi tanda agar Rut memeluk agar Petch lebih tenang. Akhirnya, Rut pun melakukannya.

--


Lan pulang duluan ke rumah Rut dan menghabiskan malam dengan minum-minum di tepi kolam. Eh, Nuch lagi-lagi meneleponnya. Lan sedikit bimbang dan akhirnya mengabaikan telepon itu.

Rut yang baru kembali, memberitahu Lan kalau Mook akan menginap di rumah Da. Lan malah bersikap seolah tidak peduli. Dia malah bilang sejak menikahi Mook, hidupnya menjadi kacau. Rut jadi kesal. Dia ingin tahu apakah Lan beneran tidak mencemaskan Mook? Lan terus saja menyangkal dan malah menutupinya dengan perkataan-perkataan kasar yang menjengkelkan. 


Rut akhirnya menyebutnya brengsek. Dia bisa tahu kalau Lan berkata kasar untuk menjauhkan Mook. Tapi, baguslah jika Lan kejam. Semakin dia membencinya, semakin besar peluangnya untuk membuat Mook jatuh cinta padanya. 

Ah, Lan malah kembali membahas kemungkinan Mook adalah pelaku penyerangannya. Rut tidak peduli. Dia akan mengungkap kebenaran mengenai Mook.

Pembicaraan mereka terhenti karena ada notifikasi di smart watch Lan. Rut udah bisa tahu kalau Nuch yang menghubungi Lan lagi. Dia menyuruh Lan mencari tahu kebenaran mengenai Nuch dan berhentilah menghindar. Dia itu tahu alasan sebenarnya Lan mau berbulan madu adalah menghindari Nuch. Lebih baik, Lan mencari tahu perasaan sebenarnya daripada terus menghindar.

“Ah, aku juga akan berhenti berpura-pura menjadi pacarmu. Semua orang tahu kau berbohong. Tidak akan ada yang percaya, kecuali mereka yang tidak mengenalmu. Aku akan memulai permainanku sendiri. Aku yakin dalam permainan ini, aku akan menang.”

“Silahkan saja. Berbuatlah semaumu.”


Post a Comment

Previous Post Next Post