Adegan kebakaran di episode sebelumnya bukan untuk menggambarkan orang tertentu sebagai penjahat. Dan kami ingin meminta maaf kepada petugas damkar dan pemirsa yang mungkin tersinggung.
Drama ini berlatar dalam distopia khayalan Korea, dan semua tokoh, organisasi,dan peristiwa adalah fiksi.
Hari ini, Yo Han di panggil atasannya, Ji Yoon Sik. Dia menyerahkan kasus yang akan ditangani Yo Han dalam siaran live nanti. Itu adalah kasus yang dipilihkan oleh kejaksaan. Dan juga, mulai sekarang, kasus-kasus yang akan disidangkan secara live akan diputuskan setelah didiskusikan. Jika Yo Han menolak, dia bisa mencari hakim lain untuk siaran live.
Ah, Yo Han udah tahu kalau semua ini dilakukan untuk mengekangnya. Dan tentu karena perintah dari Menteri Kehakiman. Mau tidak mau, Yo Han terpaksa menerima keputusan tersebut.
--
Persidangan live,
Begitu sidang dimulai, semua fans Ga On yang terdiri dari siswi-siswi SMA, sudah berkumpul di layar besar yang ada di jalan untuk memberikan semangat. Ga On memang adalah idol hakim. Wwuhuiii.
Persidangan kali ini adalah untuk membahas kasus pelecehan seksual yang sudah dilakukan oleh artis papan atas, Nam Seok Hoon. Laporan kasus pelecehan yang sudah diterima adalah 3 kasus pelecehan seksual dan 2 kasus tindakan tindak senonoh. Berbeda dengan kasus sebelum-sebelumnya, dimana terdakwa akan berusaha membela diri, kali ini, terdakwa mengakui semuanya.
Yo Han mulai mengetuk-ngetukan jarinya, yang artinya, dia mulai memikirkan sesuatu.
Awalnya, Nam Seok Hoon tidak mengakui semua tuduhan yang dituduhkan kepadanya. Namun, sebelum sidang hari ini, jaksa sudah menemui Seok Hoon di penjara. Dia ingin Seok Hoon mengakui sudah melakukan pemerkosaan. Seok Hoon tidak mau karena mungkin dia melakukan kesalahan saat sedang mabuk.
Kesalahan? Jelas-jelas bukan. Di dalam keadaan sadar ketika menelpon artis pendukung dan menyuruhnya datang ke hotel dengan dalih untuk berlatih adegan besok. Saat si artis menolak, Seok Hoon membentaknya. Artis itu menjadi ketakutan dan akhirnya bilang bersedia untuk datang.
Dan begitu dia dilaporkan, dia berkilah kalau gadis-gadis itu yang menggoda dan mencoba menarik perhatiannya. Dia mulai membahas kalau dirinya seorang ayah dan punya seorang putri. Lagipula, jaksa nggak punya bukti kan? Jaksa tidak datang dengan tangan kosong. Dia sudah mempunyai bukti. Sebuah harddisk yang berusaha dihancurkan Seok Hoo dengan palu. Sayangnya, dengan teknologi sekarang, harddisk yang sudah dihancurkan itu, masih bisa dipulihkan isinya. Namun, di dalam harddisk itu berisi hal lain yang terkait dengan ‘hobi’ Seok Hoon dan jika terkuak, keluarganya pasti akan terkejut, terutama putrinya. (Isinya tidak diberitahukan apa). Sepertinya, hobinya itu hal yang sangat harus dirahasiakan hingga dia memilih mengakui perbuatannya.
Jaksa menuntut agar terdakwa di tahan selama 20 tahun karena telah menggunakan kekuasannya dalam bisnis ini untuk melakukan kejahatan seksual berulang. Dan untuk mencegah kejahatannya berulang lagi, jaksa meminta hukuman atas dorongan seksualnya.
Woah, begitu jaksa mengatakan hal itu, semua hadirin menjadi heboh. Terdakwa juga panik karena ini berbeda daripada yang mereka bicarakan. Yo Han juga meminta jaksa menjelaskan maksud : ‘hukuman atas dorongan seksual’ apakah kebiri kimiawi?
“Biaya kebiri kimiawi mahal dan hukuman itu bukan solusi mendasar,” jawab Jaksa. “Ya. Penuntut meminta kebiri secara fisik.”
Gilee! Aula persidangan semakin heboh. Seok Hoon sangat panik dan meminta pengacaranya untuk segera bicara. Ini tidak seperti yang dibicarakan. Jaksa tidak memberikan kesempatan bicara untuk pengacara terdakwa dan menggunakan kata-kata kalau ini yang diinginkan rakyat.
Semua hadirin di persidangan, mulai berseru menyatakan kesetujuan. Ga On dan Jin Joo bingung mereka harus gimana karena ini keputusan yang sangat sulit. Yo Han juga tampak kesulitan. Ekspresinya itu membuat Sun Ah yang baru datang ke persidangan, tersenyum.
Kasus ini, memang disiapkan oleh Sun Ah dan Kyung Hee. Ini semacam test darinya. Jika Yo Han benar-benar menjatuhkan hukuman sesuai permintaan jaksa, maka publik akan hmmmm sudah bisa dibayangkan bukan, apalagi setelah melihat reaksi publik atas luka hukuman cambuk Young Min di foto yang tersebar. Tapi, jika dia menolak tuntutan jaksa, akan mengecewakan. Publik akan menganggapnya sama saja seperti yang lainnya.
Karena Yo Han juga tidak bisa memutuskan, dia mengakhiri persidangan dan akan dilanjutkan beberapa hari kemudian.
Yo Han ini pintar. Dari caranya menatap Suh Ah, kelihatan kalau dia tahu Sun Ah yang merencanakan semua ini.
--
Begitu tiba di rumah, Yo Han mulai sibuk menggunting-gunting kertas koran yang memuat berita ‘sterilisasi’. (Jadi ingat zaman sekolah di suruh buat kliping. Astaga, kelihatan saya sudah tua). Ga On tentu nggak suka karena mengira Yo Han menganggap manusia seperti hewan. Padahal, Yo Han nggak ada pikiran begitu.
“Aku terbiasa dengan orang yang melihatku seperti monster, tapi dengan wajahmu menatapku seperti itu, rasanya agak menyakitkan,” ujar Yo Han.
Ga On jadi merasa bersalah. Reaksinya itu membuat Yo Han jadi tahu kalau itu bisa melemahkan Ga On. Dia mulai sok tangguh, seolah dia memang beneran monster.
“Jangan berlagak tangguh. Bagimu, lebih baik kau menjadi monster daripada korban? Kau bahkan tidak berani menghadapi lukamu,” ujar Ga On. “Rupanya ini membuatmu lemah,” lanjutnya dan keluar daro ruang kerja Yo Han.
Kata-kata Ga On memang mengenai sasaran. Yo Han masih menyimpan luka lamanya. Dia masih teringat bagaimana ayahnya sering mencambuknya di ruang kerja tersebut menggunakan penggaris besi. Mengingat hal itu, air matanya menetes tanpa bisa dicegah. Dia seperti berharap bisa kembali ke saat-saat itu dan menghentikan ayahnya untuk memukulinya.
Tapi semua hanyalah harapan. Masa lalu itu tidak bisa diubah.
“Aku muak dengan sejarah keluarga ini.”
--
Yo Han sudah bangun karena suara ribut Elijah dan Ga On di halaman rumah. Keduanya sedang asyik bermain dengan Ggomi, kucing peliharaan Elijah. Kucing liar yang dibawa pulang oleh Yo Han. Melihat keduanya terlihat bahagia, senyum Yo Han otomatis tersungging. Akan tetapi, dia tidak bergabung dengan mereka dan tetap berdiam di kamarnya.
--
Saat tiba di kantor, Min Jung Ho, kepala MA, mengajak bertemu dengan Ga On. Dia menyindir sambil bercanda kalau sejak Ga On tinggal di rumah Yo Han, dia semakin sulit ditemui. Masih banyak yang ingin mereka bicarakan, jadi mereka memutuskan untuk bicara sambil makan siang.
Saat keluar dari gedung MA, mata Ga On terpaku pada motor hitam mengkilap yang terparkir di depan pintu masuk. Di motor itu ada stiker yang menunjukkan kalau itu motor pengiriman. Namun, dilihat dari suspensi, mesin dan rangkanya, semua terlalu bagus untuk sebuah motor pengiriman. tn. Min menyadari kalau Ga On terus menatap motor tersebut dan mengira Ga On hendak menaikinya.
tn. Min berkata demikian, karena dulu Ga On selalu naik motor sport. Dia dulu memang sering terlibat masalah dan setiap kali masuk kantor polisi, tn. Min yang akan datang untuk menjaminnya keluar. Namun, di hari itu, tn. Min sudah sangat marah dan memukul motor Ga On hingga hancur sambil memperingati kalau dia membuat masalah dengan naik motor lagi, mereka akan mati di depan makam orang tua Ga On.
Dan sepertinya, sejak hari itu, Ga On udah nggak naik motor lagi.
Mereka memutuskan untuk makan di sebuah restoran kecil sederhana. Di depan restoran, ada anak – anak yang sedang berebut boneka. Sambil makan, tn. Min membahas entah apa yang dialami Ga On di rumah Yo Han, tapi dia tak bisa netral. Dia sudah menjadi anggota team siaran langsung. Dan mungkin harus memilih, menjadi kaki tangan atau pengadu. Dan sampai sekarang, dia masih belum bisa memutuskan. Memihak Yo Han atau tidak.
Begitu selesai makan, Ga On yang keluar duluan sementara tn. Min membayar tagihan. Saat itulah, dia melihat anak-anak yang sedang berebutan boneka tadi, menghukum salah seorang anak dengan cara mencambuk punggung si anak menggunakan penggaris. Melihat itu, Ga On segera merebut penggaris dari tangan mereka. Tapi, anak-anak tersebut tidak mengerti kenapa Ga On mengambil penggaris mereka. Bagi anak – anak itu, mereka sedang bersenang-senang.
Dan ada seorang wanita yang mengenakan motor sport yang tadi dilihat Ga On, mengawasinya. Itu motor sport yang sama yang mengikuti Yo Han waktu itu.