Drama ini berlatar dalam distopia khayalan Korea, dan semua tokoh, organisasi,dan peristiwa adalah fiksi.
Cha Kyung Hee sangat tidak menduga kegilaan Yo Han kali ini. Dia beneran nggak menyangka kalau Yo han akan bertindak hingga sejauh ini. Sementara itu, di tempat berbeda, Heo Joong Se, Park Du Man dan Min Yong Sik sedang kelabakan. Semuanya stress karena alasan berbeda, tapi satu yang sama, penyebab stress mereka adalah Kang Yo Han. Park Du Man merasa sangat di permalukan karena Yo Han menyerangnya padahal dialah yang menanyangkan acara live persidangan. Joong Se berkoar-koar kalau Yo Han sudah menyatakan perang pada negara. Ini namanya pemberontakan. Beraninya dia menyerang Kepala Negara! Ketiganya merasa seperti difitnah padahal selama ini sering membantu orang lemah.
Melihat reaksi ketiganya yang begitu marah, Sun Ah mulai angkat bicara. Dia menyebut kalau ketiganya terlalu marah untuk tuduhan tidak berdasar. Ucapan Sun Ah jadi membuat mereka sadar. Tidak seharusnya mereka marah jika memang tidak menyentuh uang sumbangan masyarakat yang dipercayakan ke Yayasan Tanggung Jawab Sosial untuk proyek Dream Foundation. Ah, ini kode. Mereka harus tetap tenang agar tidak menimbulkan kecuigaan.
Begitu acara selesai, Ga On langsung ke ruangan Yo Han untuk meminta sebuah penjelasan. Setelah melihat yang Yo Han lakukan tadi, dia mulai mengerti. Sedari awal, inilah yang Yo Han rencanakan. Dia yang menculik tn. Jang dan menunjukkannya di saat yang tepat untuk menarik simpati publik. Dan kalau begitu, bukan Yo Han yang menyerang Soo Hyun karena buku tabungan yang dimiliki Soo Hyun nggak ada gunanya bagi Yo Han.
Yo Han menanggapi dengan senyum tipis dan memuji Ga On yang pintar. Dan yang menyerang Soo Hyun, mungkin orang yang tidak menyukainya.
Saat Ga On kembali ke ruangannya, Jin Joo sudah menunggunya untuk berdiskusi. Jin Joo tidak mengerti dengan apa tujuan Yo Han menyerang Yayasan padahal menurutnya, Yayasan adalah salah satu orang baik. Yayasan sering kali membantu orang miskin dan melakukan pekerjaan sukarela. Ga On hanya diam mendengarkan dan setelah Jin Joo selesai bicara, dia baru memberitahunya hal penting. Dia pernah diajak oleh Yo Han untuk menghadiri pesta rahasia dengan anggota penting yayasan. Saat tahu hal itu, Jin Joo sangat marah. Marah karena dia nggak dibawa, bukan karena tahu tujuan Ga On dan Yo Han diundang untuk disuruh membantu kasus Young Min.
Jin Joo juga sudah mulai meragukan Yo Han, padahal sebelumnya, dia sangat mengelu-elukan Yo Han. Sekarang, dia menilai tindakan Yo Han yang memberikan uang kepada saksi adalah hal yang salah. Dan juga tadi, Yo Han tiba-tiba meminta masyarakat untuk memilih apakah mereka memercayainya atau tidak. Rasanya, seperti Yo Han menipu masyarakat. Dulu, Yo Han baginya adalah orang yang percaya diri dan adil. Tampak sangat berkilau. Tapi, sekarang, dia nggak yakin.
Dan entah kenapa, dia malah teringat ucapan Sun Ah padanya, yang menyebutnya sangat bersinar. Kelap kelip.
Sun Ah benar-benar sudah sukses mendapatkan kekayaan. Dia tinggal dirumah yang sangat besar dengan teknologi canggih. Tapi, semua itu, bisa hancur kalau dia salah langkah dalam menghadapi Yo Han. Makanya, dia kelihatan kesal walaupun tadi bersikap seolah baik-baik saja. Bukti kekesalannya tampak jelas saat Jae Hee datang untuk menyerahkan buku tabungan Soo Hyun yang dicurinya. Dia tidak memerlukan buku itu lagi, jadi buang saja. Yang harus Jae Hee lakukan adalah mengawasi tiap gerakan Seo Jung Hak.
Setelah memberikan perintah, dia baru menegur Jae Hee agar bekerja lebih cepat. Jika saja dia lebih cepat, mereka pasti terlebih dahulu mendapatkan tn. Jang. Lakukan dengan benar. Bisa, bukan?
Meskipun Sun Ah hanya mengatakan kalimat-kalimat teguran biasa, tapi aura menyeramkannya tidak bisa ditutupi. Menakutkan.
Dan hari ini, Sun Ah akan menjadi pembicara untuk sebuah komunitas anak-anak remaja yang kabur atau yatim piatu. Seharusnya, yang menjadi pembicara adalah tn. Seo Jun Hak, tapi, karena pernyataan Yo Han kemarin, terlalu riskan kalau muncul di depan publik sekarang ini. Saat tiba, dia sempat melihat si pengurus komunitas, memarahi seorang gadis muda untuk tidak tertidur saat tn. Seo bicara nanti. Pengurus itu belum tahu kalau Sun Ah yang akan menggantikan. Sikapnya beneran munafik. Waktu melihat Sun Ah pertama kali, dia memasang wajah meremehkan, tapi saat tahu Sun Ah adalah direktur eksekutif Yayasan, ekpresi mukanya dan caranya bicara berubah menjadi sangat sopan dan ramah. Dia juga menyuruh Sun Ah berhati-hati pada anak-anak disini karena mereka terdiri dari anak yang kabur dan yatim piatu. Baginya, semua anak itu bermasalah. Jadi, jangan terlalu dekat dengan anak-anak tersebut. Mereka mungkin bisa mencuri barang berharga Sun Ah.
Karena posisi Sun Ah tidak menghadap kepadanya, si pengurus jadi nggak melihat ekspresi tersinggung di wajah Sun Ah.
Sun Ah harus memperkenalkan diri sebelum memberikan seminar. Ada reporter juga di sana untuk merekam seminar tersebut. Awalnya, Sun Ah hendak menulis namanya menggunakan karakter China, tapi dia nggak ingat meskipun Jae Hee sudah diam-diam memberitahu cara menulisnya. Akhirnya, Sun Ah memilih untuk menulis namanya dalam Hangul. Namanya Sun-Ah. Sun dari kata ‘baik’ dan Ah dari kata ‘anak-anak.’ Jadi, arti namanya adalah anak baik. Ibunya pasti berharap dia akan tumbuh menjadi orang biasa yang baik. Tapi, kenapa dia melakukan itu padanya? Jika itu keinginannya, kenapa dia memukulinya tiap kali mabuk?
Ujarannya itu membuat semua terdiam. Tidak menyangka kalau Sun Ah akan membicarakan sedikit dari masa lalunya. Sun Ah kelihatannya sengaja mengatakan itu untuk menarik simpati. Dan dengan lihai, dia segera mengalihkan topik, seolah yang tadi dibicarakannya tidak begitu penting untuk didengarkan. Tapi, para remaja putri yang sudah mendengar ucapannya, sudah terlanjur penasaran. Salah satu dari mereka mulai mengangkat tangan dan bilang kalau ibunya juga begitu padanya. Ibunya akan berubah menjadi sangat berbeda saat mabuk.
Sun Ah mencoba bijak kalau Ibu mereka pasti kesulitan. Dulu, dia nggak mengerti hal tersebut, tapi sekarang dia mengerti. Suami meninggalkan keluarga dan dia (Ibu) harus bekerja banting tulang untuk menghidupi diri sendiri dan anak. Walau begitu, tetap saja Ibu nggak boleh melakukan hal itu pada anaknya. Makanya, dia yakin kalau Ibunya begitu pasti karena dia anak nakal. Dia sering mengumpat, berkelahi dan dihukum karena mencuri. Tapi, dia nggak punya pilihan saat itu karena semua orang menghina, mengejek dan memukulinya. Dia selalu merasa kelaparan.
Dan kemudian, di usia 12 tahun, dia mulai bekerja di rumah keluarga kaya. Anak-anak dirumah itu sangat menggemaskan, wangi dan tidak pernah mengumpat. Bersinar dari kepala sampai kaki. Jika dia bisa sehebat mereka, apa Ibunya tidak akan memukulinya? Apa Ibunya akan menyayanginya?
Ceritanya berakhir dengan pertanyaan tersebut. Dia mengalihkan kembali topik dengan mengajukan pertanyaan, apa yang bisa mereka lakukan untuk menjadi anak baik? Semua peserta seminar, diam. Nggak bisa menjawab.
“Kalian harus menjadi kaya,” ujar Sun Ah, menjawab pertanyaannya sendiri. “Kalian hanya bisa bersikap baik jika bisa memenuhi kebutuhan. Dunia adalah hutan. Saat kalian harus memangsa orang lain untuk bertahan hidup, bagaimana bisa bersikap baik? Pertama, bertahanlah dengan cara apapun. Jika ada yang memukulmu, gigit saja. Jika butuh sesuatu, curi saja.”
Saat mendengar pengajaran Sun Ah, Jae Hee jadi geleng-geleng kepala. Pengajaran Sun Ah terlalu ‘jauh’. Mana pernah kan ada seminar yang nyuruh nyuri? Cuma Sun Ah yang bisa begitu. Apalagi saat dia memberikan pertanyaan, anak-anak itu harus gimana ketika terjun ke dunia bebas dan ada bedebah yang ‘mendekati’? Salah satu anak menjawab kalau mereka harus melapor polisi.
“Tidak. Jawaban yang salah. Manfaatkan itu,” ujar Sun Ah. Wah, sudah bahaya. Jae Hee langsung memberi tanda kepada reporter untuk keluar dan berhenti merekam. “Hukum tidak pernah memihak kita. Jadi, pastikan memiliki bukti. Rekamlah jika bisa. Kemudian, siksa dia sampai mati. Ancam akan menghancurkan semua miliknya sampai dia menjadi jinak seperti anjing,” lanjut Sun Ah. Hm, sepertinya, ini yang terjadi padanya dan dia lakukan pada tn. Seo Jung Hak.
Karena pengajarannya itu, anak-anak menjadi bersemangat dan bertepuk tangan. Mungkin, bagi mereka, Sun Ah senasib dengan mereka dan bisa mengerti diri mereka. Di sesi akhir acara, gadis yang tadi memulai pertanyaan pertama kali, kembali bertanya, karena Sun Ah sudah sukses sekarang, apa Ibunya menyayanginya?
“Ibuku meninggal saat usiaku 12 tahun. Dia mabuk berat dan jatuh dari tangga,” jawab Sun Ah.
Begitu acara usai, si pengurus mulai memuji-muji seminar Sun Ah yang menyegarkan dan realistis. (Cih, dasar penipu. Padahal, saat Sun Ah menyampaikan seminarnya itu, dia memasang eksprei jijik. Tapi, sekarang, malah bilang seminarnya luar biasa). Bukan hanya itu, dia juga meminta Sun Ah untuk datang memberikan seminar lagi.
Dan entah apa yang ada di pikiran Sun Ah. Karena tanpa di duga, dia mendorong si pengurus hingga jatuh dari atas tangga. Hal itu terlihat sama gadis yang bertanya diseminar tadi. Gadis itu terkejut, tapi kemudian, tersenyum puas melihat si pengurus terjatuh. Dia adalah gadis yang tadi dimarah-marahi sama si pengurus. Ah, sepertinya, Sun Ah telah menjadi panutannya.