Drama ini berlatar dalam distopia khayalan Korea, dan semua tokoh, organisasi,dan peristiwa adalah fiksi.
Grup Minbo,
Di depan gedung ada banyak sekali pendemo dan spanduk yang meminta agar Min Yong Sik, Ketua dari Grup Minbo, untuk mengundurkan diri. Dari spanduk yang ada, diketahui kalau para pekerja terus diberi pekerjaan tambahan dan mendapat upah yang rendah.
Dan inilah target pertama yang akan dikunjungi oleh Kang Yo Han. Tentu saja, tidak semudah itu baginya untuk menemui Min Yong Sik tanpa membuat janji sebelumnya. Tapi, tujuannya memang bukan untuk menemui Yong Sik. Dia hanya duduk dan menunggu selama 7 menit 30 detik di depan ruangan Min Yong Sik, kemudian pergi begitu saja. Ah, tidak, dia meminta sebuah amplop yang memiliki logo MINBO. Kemudian, amplop itu diisinya dengan brosur pendemo yang diambilnya di depan pintu masuk tadi.
Dan saat berjalan keluar dari gedung, dia sengaja menunjukkan amplop yang terlihat tebal itu pada pekerja yang ada di depan pintu masuk. Yo Han benar-benar pintar dan licik. Dia bisa menduga kalau seseorang menempatkan mata-mata di perusahaan Minbo. Dan benar saja, salah seorang pekerja langsung menelpon seseorang begitu melihat Yo Han keluar dengan membawa amplop tebal.
Tidak butuh waktu lama bagi Yo Han hingga dia mendapat telepon dari Park Du Man, Pimipinan dari Saram Media. Park Du Man mengajaknya bertemu di sebuah restoran. Dia adalah orang yang dihubungi pekerja Minbo grup tadi. Ah, dia nggak tahu saja kalau seorang pekerjanya ternyata adalah mata-mata Min Yong Sik. Tentu saja, pekerja itu memberitahu Yong Sik kalau Du Man melakukan pertemuan rahasia dengan Yo Han.
Rencana Yo Han beneran berjalan sangat mulus. Dia berhasil menciptakan perpecahan. Park Du Man dan Min Yong Sik saling mencurigai satu sama lain akan berkhianat, sehingga mereka memfitnah satu sama lain. Membicarakan kejelekan satu sama lain dan berjanji akan memberikan Yo Han bukti kejahatan masing-masing pihak.
Dengan mudah dan cepat, Yo Han mendapatkan dokumen penyelewengan dana proyek Dream Foundation oleh Park Du Man dan Min Yong Sik. Dan yang bertugas memeriksa keaslian dokumen tersebut adalah Ga On.
Semua kelihatannya berjalan mulus, hingga Presiden mengutus seseorang untuk membawa Yo Han ke hadapannya. Untuk apa? Untuk mengancamnya. Dia menyombongkan diri bisa membuat masyarakat lupa akan ucapan Yo Han dengan merilis beberapa skandal. Joong Se beneran mengira dia bisa mengendalikan Yo Han dengan beberapa kata. Mana dia sangka kalau Yo Han yang akan mengendalikannya. Menggunakan apa?
Menggunakan layanan live streaming medsos yang suka dilakukannya untuk menunjukkan citra Presiden yang bersahabat. Yo Han tiba-tiba saja mengeluarkan ponselnya dan membukan akun medsosnya, kemudian melakukan siaran live. Joong Se beneran nggak menduga hal ini sehingga dia nggak tahu harus bereaksi seperti apa selain mengikuti ucapan Yo Han. Yo Han berbicara kepada para netizen kalau Joong Se mengundangnya dan berjanji akan menyelidiki korupsi yayasan. Dan mau nggak mau, Joong Se mengiyakan semua ucapan Yo Han.
Kalau sudah begitu, dia nggak akan bisa menutupi masalah ini menggunakan skandal artis lagi. Ah, tamatlah sudah.
Saat pulang, Ga On sudah menunggunya di ruang kerjanya. Dia sudah selesai menganalisis semua laporan kecurangan yang diberikan oleh Park Du Man dan Min Yong Sik. Sekilas, tampakknya baik-baik saja, tapi jika diteliti, semuanya palsu. Semua laporan itu dibuat oleh mereka sendiri agar terlihat seperti orang yang mereka tuduh beneran menggelapkan uang. Yo Han memang sudah menduga hal itu, jadi dia nggak terlalu kecewa juga.
Mereka harus segera melakukan hal selanjutnya. Yaitu membayar orang-orang yang sudah memberikan informasi meskipun itu lelucon ataupun hanya informasi bohong demi mendapatkan uang. Mereka harus membuatnya seolah-olah terjadi hal besar. Yang dibutuhkan dalam menipu adalah kepercayaan diri.
Ga On tentu nggak suka karena orang tuanya meninggal karena penipu. Tapi Yo Han malah menyuruhnya menipu. Yo Han merasa kalau dia berbeda. Dia menipu untuk menyelamatkan dunia dengan uang sendiri.
Tapi, bagi Ga On, penipu tetaplah penipu. Malamnya, dia langsung bermimpi buruk. Dia memimpikan saat-saat dia melakukan demo bersama orang-orang menuntut keadilan agar Doh Young Choon (nama si penipu) diadili. Kemudian, saat dia harus melakukan pemakaman untuk kedua orangtuanya. Masa-masa itu adalah masa terberat dalam hidupnya. Di usianya yang masih belia, dia harus kehilangan kedua orang tuanya. Dan yang ada untuk menghiburnya adalah Soo Hyun. Kebenciannya begitu dalam kepada si penipu hingga dia hendak menusuk si penipu yang sudah tertangkap dan akan menjalani persidangan. Emosinya sudah tidak tertahankan saat melihat si penipu tidak menunjukkan penyesalan sama sekali, tapi malah tersenyum. Pisau ditangannya sudah siap untuk menusuk, jika Soo Hyun tidak tiba-tiba muncul dan mencegahnya. Demi menghentikannya, Soo Hyun sampai rela mengganggam pisau Ga On hingga telapak tangannya mengalami pendarahan parah.
Mimpi buruk itu membangunkan Ga On dari tidurnya. Meskipun bertahun-tahun sudah berlalu, luka itu masih tersisa di hatinya.
Dan karena itu juga, dia pergi menjenguk Soo Hyun besok paginya. Soo Hyun sangat-sangat mencurigai Yo Han dan ingin mengorek informasi dari Ga On mengenai apa yang sedang dilakukan Yo Han sekarang ini. Sayang sekali, Ga On tidak mengatakan apapun.
--
Seperti yang sudah direncanakan, kabar kalau Yo Han sudah membayar orang-orang yang memberikan informasi, tersebar melalui media-media elektronik. Semua masyarakat semakin heboh dan bersemangat. Apalagi saat tahu, walaupun informasi yang diberikan salah, mereka tetap mendapat bayaran uang yang besar.
Tentu saja, ini membuat pihak Yayasan menjadi cemas dan kelabakan. Ditambah lagi, pihak oposisi mulai menunjukkan dukungan pada Yo Han. Joong Se juga udah tahu kalau Du Man dan Yong Sik memberikan sesuatu pada Yo Han dan dia ingin tahu apa itu. Yah, keduanya mana mau jujur dan berbohong hanya memberikan informasi untuk membingungkan Yo Han.
Ditengah kecemasan tersebut, Yo Han tiba-tiba saja melakukan siaran live persidangan. Di depan para reporter, dia mengumumkan kalau sikap Yayasan mulai berubah. Contohnya, seperti Heo Joong Se yang akan mendukung penyelidikan. Kemudian, kedua eksektutif Yayasan, Min Yong Sik dan Park Du Man sudah memberikannya catatan keuangan mereka. Sebagai bukti, Yo Han menunjukkan foto dan rekaman video ketika dia menerima dokumen-dokumen tersebut dari Yong Sik dan Du Man. Dengan bukti yang ada, keduanya nggak akan mungkin bisa mengelak kalau itu hoax.
“Ini sangat menarik. Mereka memberikan subkontraktor kepada perusahaan anggota keluarga, dan mereka membeli lokasi untuk usaha bisnis di masa depan. Kebetulan, dokumen yang diberikan unya informasi yang berlawanan, jadi, saya harus menyelidikinya lebih lanjut. Namun, bukan hanya ini masalahnya. Mari kita lihat,” jelas Yo Han dan menunjukkan total uang sumbangan yang berhasil dikumpulkan Yayasan, yaitu : KRW 64.970.048.000. “Ke mana semua uang yang telah disumbangkan para direktur dimanfaatkan? Menurut Hakim Kim Ga On, yang telah memeriksa semua catatan keuangan yayasan, jumlah yang mereka klaim telah disumbangkan, dan jumlah yang diterima oleh yayasan tidak masuk akal.”
“Anda sungguh mendapatkan catatan keuangan yayasan?” tanya reporter.
“Ya. Seorang pemberani yang mengirimkannya.”
“Jika jumlahnya tidak sesuai, apa itu berarti ada yang menggelapkan uang itu?”
“Jika mereka tidak menggelapkannya, artinya mereka tidak pernah mendonasikan apa pun dari awal.”
“Apa Hakim Kim Ga On juga berpartisipasi dalam mengungkap ini?”
“Ya, benar. Seperti yang kalian tahu, Hakim Kim Ga On dikenal sebagai pria kaku berprinsip. Tapi aku yakin Anda tidak menyadari hal ini,” ujar Yo Han sambil menunjukkan artikel-artikel kematian orang tua Ga On. “Artikel ini tentang keluarga Hakim Kim Ga On. Hakim Kim mengatasi kesulitan seperti itu. Itu sebabnya dia tidak bisa diam saja bangsa ini ditipu oleh kemunafikan seperti itu. Setelah kita melakukan apa pun untuk melindungi informan, kami akan mengungkap semua isi laporan yang kami terima. Itu akan berlangsung dalam satu pekan dari sekarang. Terima kasih,” akhirinya.
Yo Han mengatakan semua itu, tanpa mempedulikan Ga On yang jelas merasa terkhianati. Dia nggak pernah setuju kalau kisah hidupnya diberitahukan kepada khayalak ramai. Dia nggak suka! Dan rasa suka itu bertambah saat Yo Han pergi saja dan memnbiarkannya dikerubungi para reporter yang penasaran akan hidupnya. Jin Joo lah yang membantunya lepas dari para reporter.
Dengan penuh kemarahan, dia mengejar Yo Han hingga ke ruang kerjanya dan menuntut penjelasan! Apa dia adalah alat bagi Yo Han? Kalau gitu, apa bedanya Yo Han dengan mereka yang menggunakan segala cara untuk mendapatkan apapun!
“"Kamu tidak boleh menjadi pelanggar hukum yang mencurigakan. Hakim punya kuasa terbesar saat mereka melakukan perintah hukum." Bukankah kamu sedikit naif? Ini perang,” tegas Yo Han, mengulang ucapan Ga On, waktu itu.
“Apa yang akan Anda ungkapkan pekan depan? Catatan keuangan yang Anda bersumpah palsu? Informasi yang tidak ada? Meski butuh waktu dan sulit, kita harus menghukum mereka sesuai hukum!”
Bukannya menjelaskan, tapi Yo Han semakin memprovokasi. Dia membahas mengenai hukuman yang diterima penipu orang tua Ga On. Hukuman yang didapatkan dengan trik-trik dari para pengacara mahal dan akhirnya dihukum 17 tahun penjara. Apa itukah keadilan bagi Ga On?!
Ga On semakin marah! Walaupun menggunakan trik, tapi penipu itu dihukum sesuai dengan hukum. Itulah sistemnya. Meskipun membencinya, itulah sistem.
“Itukah yang harus kamu percayai agar bisa hidup? Itu yang dilakukan Yoon Soo Hyun dan Min Jung Ho. Dua orang yang tersisa dalam hidupmu memberitahumu? Menahan keinginanmu untuk menusuk, membunuhnya dan mengakhiri hidupmu dengan berpegang pada keyakinan itu? Begitukah? Benarkah?!”
“Jangan menyimpulkan sendiri. Anda pikir Anda siapa?” bentak Ga On.
Yo Han tetap tenang dan berujar, “Ada yang ingin kutunjukkan kepadamu.”