Sinopsis
K-Drama : Squid Game Episode 07
Seperti biasanya, semua tubuh pemain yang
sudah tereliminasi dimasukkan ke dalam peti berpita dan nantinya akan
dikremasi.
Permainan sudah semakin mendekati akhir. Hanya
tersisa 2 permainan lagi untuk menentukan pemenang. Dan disaat seperti ini,
malah ada penyusup yang belum tertangkap. Tentu saja, topeng hitam menjadi
cemas. Ditambah lagi, mulai dari permainan ke-5, para VIP akan datang untuk
menonton langsung permainan.
Episode 07
VIP
Semua pemain kembali ke ruang istirahat.
Betapa kagetnya mereka, karena di ruang istirahat sudah ada seseorang yang
tidur dengan nyaman di kasur. Mi Nyeo. Dia tersenyum lebar sembari melambaikan
tangan kepada semuanya, terutama Deok Su. Deok Su sangat terkejut, karna dia
mengira kalau Mi Nyeo sudah disingkirkan. Ternyata, Mi Nyeo malah otomatis
masuk ke babak selanjutnya karena jumlah pemain yang ganjil. Dia juga disebut
orang-orang bertopeng itu sebagai ‘anak buangan.’ Kata mereka, mereka tidak
meninggalkan anak yang dikucilkan. Meskipun menjengkelkan, tapi dia sangat
beruntung tanpa bersusah payah masuk ke permainan ke-5. Hahahaha.
Si topeng hitam kembali ke ruangannya, tepat
saat teleponnya berbunyi. Dia memberitahu orang diseberang kalau mereka
sekarang akan menyambut para VIP. Selesai menerima telepon, langkah topeng
hitam tiba-tiba saja melambat. Dia menyadari kalau penyusup yang dicarinya ada
di ruangannya sekarang. Bagaimana? Dari gagang telepon. Gagang telepon tadi
berbeda dari sebelumnya. Dugaan topeng hitam memang benar, karna Jun Ho memang
tadi menyentuh teleponnya. Jun Ho mencoba menelpon nomor terakhir yang masuk,
tapi ternyata tidak bisa (di episode 06).
Jun Ho hampir saja tertangkap oleh si topeng
hitam. Dia bersembunyi di dalam ruang berkas. Beruntungnya, topeng hitam
mendapatkan panggilan dari walkie-talkie yang
melaporkan kalau mereka menemukan mayat di pantai utara pulau. Jadi, dia segera
pergi tanpa memeriksa secara teliti ruang berkas.
Jumlah pemain hanya tersisa 17 orang. Ruang
istirahat yang sebelumnya ramai dan penuh, sekarang terasa sangat lapang.
Meskipun mereka sudah semakin mendekati akhir permainan, namun, tidak terlihat
raut kebahagiaan dari beberapa orang. Ada beberapa pemain yang masih terpukul atas
permainan tadi. Karena permainan tadi, mereka harus kehilangan orang yang
paling dekat dengan mereka selama berada disana. Terutama 069. Dia bermain
bersama istrinya dan hasilnya, hanya dia yang lolos.
Di sisi lain, mayat yang ditemukan oleh para
anak buah si topeng hitam adalah mayat dari topeng segitiga yang dibunuh oleh
Jun Ho pertama kali untuk dapat menyusup ke dalam. Dari baju yang ada ditubuh
mayat, mereka menemukan tanda pengenal polisi : Hwang Jun Ho. Tidak ada yang
bisa mereka lakukan sekarang. Mereka harus segera melenyapkan semua bukti, agar
keberadaan dan permainan ini tidak terlacak. Dan karena alasan itu juga, topeng
hitam memerintahkan anak buahnya untuk segera membakar mayat itu.
Rasa sedih kehilangan istrinya, membuat 069
sangat terpukul dan ingin menghentikan permainan. Dia memohon kepada semuanya
agar mau melakukan voting lagi. Jika ada separuh suara yang mau menghentikan
permainan, mereka akan bisa keluar. Sayangnya, tidak ada yang berada
dipihaknya. Dalam rasa frustasinya, dia berteriak menanyakan apakah mereka
bukan manusia? Apa mereka sungguh mau meneruskan semua kegilaan ini karna
uang?! Kita sudah membunuh orang terdekat kita karena uang itu!
“Jika kita keluar… Apa istrimu akan hidup
kembali jika kita keluar dari sini? Apa kau akan diampuni karena telah membunuh
istrimu? Jika kau begitu tersiksa, kenapa kau kembali hidup-hidup? Kau
seharusnya mati menggantikan istrimu. Uang itu… bukan hanya pengorbanan
istrimu, tapi juga pengorbanan semua yang mati di sini. Kau mau pergi
meninggalkan itu? Kau mau pergi dan memulai lagi hidupmu yang menyedihkan dari
nol dengan rasa bersalah yang menyiksa? Kalian
semua yakin bisa hidup seperti itu? Jika kalian bisa, berdirilah sekarang juga.
Berdiri dan keluar dari sini!” ujar Sang Woo, penuh emosi.
Jawabannya, tidak. Meskipun merasa sedih,
mereka tetap ingin melanjutkan permainan.
Sementara itu, para VIP yang ditunggu oleh
topeng hitam sudah tiba menggunakan helipkoter. Kedatangan para VIP itu segera
topeng hitam sampaikan kepada bosnya, si tuan rumah yang mengadakan permainan
ini. Berbeda darinya yang mengenakan topeng hitam, tuan rumah mengenakan topeng
kucing full hiasan. Entah apa yang diperintahkan oleh tuan rumah, topeng hitam segera menyambut
para VIP.
Topeng hitam dengan menggunakan bahasa
Inggris, mengucapkan selamat datang. Dia juga memperkenalkan dirinya sebagai
‘Front Man’ yang menjalankan dan mengawasi semua permainan disini. Tuan rumah
tidak bisa menyambut karena ada urusan mendadak sehingga tidak bisa hadir dan
menyampaikan permintaan maaf. Para VIP untungnya tidak mempermasalahkan hal
tersebut dan hanya ingin menikmati permainan. Mereka dituntun menuju ruangan
mewah.
Para pemain kesulitan untuk tidur memikirkan
permainan yang akan mereka mainkan besok. Dan seperti biasanya juga, semua
gerak gerik mereka direkam dan disiarkan untuk dapat dionton oleh para
VIP. Para VIP sudah sangat nggak sabar
menonton permainan secara langsung dan sudah mempunyai jagoan masing-masing.
Disaat mereka bersenang-senang, Jun Ho mulai bergerak. Dia berhasil melumpuhkan
seorang pria yang bertugas menjadi pelayan bagi para VIP.
Lampu ruangan para peserta dinyalakan. Kenapa?
Karena 069 melakukan bunuh diri. Dengan meninggalnya 069, jumlah pemain
sekarang adalah 16 orang. Permainan kelima juga sudah langsung dimulai dan
semua pemain diperintahkan untuk menuju aula permainan. Nyawa mereka
benar-benar dianggap tidak ada artinya dihadapan para VIP. Mereka hanya
dianggap sebagai pion permainan yang bisa dijadikan sebagai barang taruhan.
Semua pemain sudah berkumpul di aula.
Dihadapan mereka sekarang ada 16 maneken yang mengenakan kaos bernomor 1 – 16.
Sebelum permainan dimulai, para pemain disuruh untuk memilih satu maneken yang
ada di depan mereka. Tanpa berpikir lama, beberapa pemain mulai memperebutkan
angka yang ada ditengah. Sementara yang lain sudah bergerak memilih nomor, Gi
Hun masih saja bingung menentukan pilihan.
Para VIP yang menonton juga bingung dengan
maksud nomor yang ada di depan dan meminta topeng hitam memberikan sedikit
petunjuk. Akhirnya, topeng hitam mengumumkan kalau nomor yang mereka pilih
menentukan urutan mereka bermain di permainan selanjutnya. Gi Hun makin
bingung, mau pilih main lebih dulu atau terakhir? Ketika dia bingung begitu,
orang-orang sudah mengambil nomor diurutan dekat terakhir dan pertama. Sekarang
hanya tersisa nomor 1 dan nomor 16.
Disaat lagi bingung begitu, seorang pemain
nomor 96 mendekatinya dan meminta agar dia diizinkan mengambil nomor 1.
Alasannya karena selama ini dia selalu hidup bersembunyi di belakang orang lain
seperti pengecut dan tidak pernah menjalani hidup sesuai keinginannya. Dan hari
ini, dia pun terlalu takut untuk memilih nomor terakhir. Jadi, untuk kali ini,
dia ingin dengan percaya diri menjadi yang pertama.
Setelah semua orang memilih nomornya, mereka
diarahkan masuk ke sebuah ruangan. Ruangan kali ini penuh dengan kelap kelip
lampu . Dihadapan mereka ada sebuah jembatan panjang yang terbuat dari kaca.
“Selamat
datang di permainan kelima. Permainan kelima adalah Menyeberangi Pijakan Kaca.
Pijakan terbuat dari dua macam kaca, kaca keras dan kaca biasa. Kaca keras
cukup kuat untuk menahan berat badan dua orang. Namun, kaca biasa akan pecah
meski hanya diinjak satu orang. Kalian harus menebak pijakan mana yang terbuat
dari kaca keras dan menginjaknya, lalu melewati 18 pijakan dengan selamat
sampai ke seberang untuk menyelesaikan permainan ini. Batas waktunya 16 menit. Kalian
harus menyeberangi jembatan dalam 16 menit. Permainan dimulai. Lepas sepatu
kalian, lalu naik ke jembatan sesuai urutan.”
Artinya, berada diurutan pertama, sangat tidak
diuntungkan. Resiko mereka kalah jauh lebih besar. Dan yang berada diurutan
terakhir, sangat diuntungkan karena mereka bisa melihat pijakan yang tidak
pecah yang sudah diseberangi oleh orang ke depannya. Namun, resikonya, ada
batas waktu. Mereka tidak bisa kelamaan berpikir. Jika mereka tidak bisa
berhasil menyeberang dalam batas waktu yang ditentukan, mereka akan tereliminasi
secara otomatis.
Permainan
ini sangat menarik bagi para VIP. Ah, tapi salah satu VIP, alih-alih menikmati
permainan, malah tertarik pada pelayan pria yang bertugas menuangkan wiski. Dia
meminta pelayan pria itu untuk duduk bersamanya. Dan pelayan pria itu adalah
Jun Ho yang menyamar.
Permainan sudah berlangsung hampir 2 menit,
tapi pemain pertama masih juga belum melangkah. Kaca yang ada dihadapannya
benar-benar mirip dan dia tidak bisa membedakannya sama sekali. Para pemain
yang ada dibelakangnya sudah mulai marah dan berteriak untuk mulai maju karena
tidak ada waktu lagi. Deok Su juga sampai mengancam akan mendorongnya jika dia
tidak kunjung maju.
Akhirnya, setelah pertimbangan panjang dan
takut dengan ancaman Deok Su, pemain pertama akhirnya maju. Pijakan pertama,
dia memilih kaca sebelah kiri. Berhasil! Kaca tidak pecah. Para pemain berseru
senang dan menyuruhnya untuk maju lagi. Pijakan kedua, kiri, Pecah!
Tereliminasi.
Sekarang saatnya pemain kedua maju. Pijakan
pertama, kiri. Pijakan kedua, kanan. Pijakan ketiga, dia harus memutuskan
sendiri. Dan dia memilih kiri. Pecah! Tereliminasi.
Pemain ketiga. Pijakan pertama, kiri. Pijakan
kedua, kanan. Pijakan ketiga, kanan. Pijakan keempat, dia juga nggak bisa
memutuskan dan malah menghitung peluangnya bisa menebak dengan benar. 1/32.768.
Para pemain dibelakangnya sudah panik dan menyuruhnya untuk segera maju karena
waktu terus berjalan. Akhirnya, dengan nekat, dia melompati pijakan satu
persatu secara cepat. Pijakan keempat, kanan. Pijakan kelima, kanan. Pijakan
keenam, kiri. Pijakan ketujuh, kiri. Pecah!
Pemain keempat. Dibelakangnya, sudah ada
pemain kelima, keenam dan ketujuh yang menunggu. Para pemain nggak bisa hanya
menunggu digaris start hingga ada pemain yang menyelesaikan permainan. Jika
mereka menunggu dan baru melompat setelahnya, mereka bisa kehabisan waktu.
Masalahnya, pemain keempat nggak tahu harus memilih pijakan keempat sebelah apa
karena pemain sebelumnya terlalu cepat bergerak. Saat dia bertanya ke pemain
kelima, pemain kelima juga nggak begitu yakin dan menjawab, sepertinya kiri.
Pemain ketujuh langsung berteriak kalau pemain ketiga tadi melompat ke kanan,
baru kiri. Pemain lain malah teriak, kiri. Tidak ada yang ingat.
Akhirnya, pemain keempat memilih mempercayai
pemain kelima. Dia melompat ke kiri. Pecah! Pemain kelima nggak merasa bersalah
sama sekali dan malah bergumam, ‘rupanya di kanan.’
Pemain kelima maju. Pijakan keempat, kanan. Pijakan kelima, kanan. Pijakan keenam,
kanan. Pecah!
Para pemain sudah terus bergerak maju. Hanya
tersisa 10 pijakan lagi yang masih harus ditebak, sementara pemain yang tersisa
ada 11 orang. Pemain ke-13 sudah ada dijembatan. Sementara pemain ke-14, 15 dan
16 yaitu Sang Woo, Sae Byeok dan Gi Hun masih digaris start. Sang Woo
memberitahu Gi Hun, kalau orang didepan mulai mengulur waktu, mereka yang
berada di belakang, akan terancam tidak bisa sampai keujung dalam batas waktu
yang ditentukan. Waktu yang tersisa sekarang kurang dari 10 menit.
Pijakan yang sudah berhasil diketahui : 1.
Kiri, 2. Kanan, 3. Kanan, 4. Kanan, 5. Kanan, 6. Kiri, 7. Kanan, 8. Kanan.
Pemain keenam bukannya maju, malah berlutut
dan berdoa. Pemain ketujuh yang ada dibelakangnya, panik dan menyuruhnya untuk
maju dan segera bergerak, bukannya berdoa. Pemain kedelepan malah mengancam
pemain ketujuh untuk membuat pemain keenam maju, jika tidak, dia akan
mendorongnya. Tidak ada pilihan, pemain ketujuh melompat ke kaca pemain keenam
dan memaksanya untuk melompat maju. Karena pemain keenam nggak mau, dia
mendorong pemain ketujuh. Pemain ketujuh kehilangan keseimbangan dan jatuh
memecahkan kaca yang ada di depan.
Pijakan kesembilan adalah kiri. Pemain keeman
kelihatan sangat bahagia karena bisa tahu pijakan selanjutnya setelah
mengorbankan orang lain. Selagi dia berdoa untuk berterimakasih, pemain
kedelapan sudah melompat ke kaca pijakannya dan mendorongnya. Pijakan yang ada
didepannya, langsung pecah. Pijakan kesepuluh adalah kanan.
Sekarang pemain kedelapan harus terus
melangkah maju, jika tidak, pemain kesembilan yaitu Deok Su, akan mendorongnya.
Pemain ke-14 dan 15 juga sudah berada di atas jembatan. Pemain ke-16, Gi Hun,
juga mulai naik jembatan. Tapi baru di pijakan pertama, dia sudah kebingungan.
Karna terlalu gugup dan takut, dia nggak ingat pijakan mana yang harus
diinjaknya. Untungnya, Sae Byeok memberitahunya. Kiri. Dia juga menyuruh Gi Hun
untuk fokus.
Pemain kesembilan sudah sampai dipijakan
kesepuluh. Dipijakan kesebelas, dia memilih kanan. Setelah berhasil memilih
satu pijakan dengan benar, dia menjadi lebih percaya diri dan yakin bisa
memilih pijakan yang benar. Pijakan keduabelas, dia memilih kiri. Pecah.
Kini, Deok Su yang berada diurutan pertama.
Masih ada 6 pijakan lagi yang harus ditebaknya.
Sisa waktu kurang dari 7 menit.
Pijakan yang sudah berhasil diketahui : 1.
Kiri, 2. Kanan, 3. Kanan, 4. Kanan, 5. Kanan, 6. Kiri, 7. Kanan, 8. Kanan, 9.
Kiri, 10. Kanan, 11, Kanan. 12, Kanan.
Setelah pertimbangan panjang, Deok Su berbalik
dan mengumumkan kalau dia nggak akan bergerak maju. Jika mau, mereka yang maju
duluan.
Permainan semakin seru bagi para VIP, kecuali
seorang VIP yang tertarik pada Jun Ho yang memakai topeng. Dia terus saja mau
membuka topeng Jun Ho karena dia mengagumi matanya. Jun Ho menolak dengan
alasan tidak boleh melepaskan topeng sesuai aturan. VIP itu tetap bersikeras
dan akhirnya Jun Ho setuju mau melepaskan topengnya tapi di tempat yang sepi,
hanya mereka berdua. Dengan senang hati, VIP itu mengabulkannya.
Pemain kesepuluh sangat takut dan
memerintahkan Deok Su untuk terus maju. Deok Su nggak mau dan menolak dengan
tegas. Dia juga nggak takut meskipun diancam akan didorong. Dia nggak rela mati
hanya demi mereka. Jika pemain kesepuluh nggak mau maju, ya udah, mereka mati
bersama disini.
VIP membawa Jun Ho ke ruangan khusus. Setelah
melihat wajah dibalik topeng, dia semakin senang. Yah nggak perlu dijelaskan
secara gamblang mengenai VIP gila! Dia mengira kalau Jun Ho adalah pelayan
biasa, sayangnya, dia salah. Jun Ho mempunyai senjata. Dia mempunyai pistol dan
mulai memerintahkan VIP itu menceritakan semua yang diketahuinya mengenai
permainan ini, jika tidak, dia mati! Dan sebagai bukti, Jun Ho merekam semua
pengakuannya.
Karena pemain kesembilan dan kesepuluh nggak
kunjung maju, pemain kesebelas akhirnya maju. Dia melompat ke kaca pemain
kesepuluh dan mendorongnya untuk maju. Pemain kesepuluh terdorong ke depan dan
Deok Su langsung mendorongnya juga, sehingga dia jatuh. Tereliminasi.
Pemain kesebelas adalah Mi Nyeo. Dia nggak
mengenal rasa takut dihadapan Deok Su dan menghinanya sebagai pengecut. Jika
dia nggak mau maju, dia yang akan maju. Ah, sayangnya, Mi Nyeo bukan wanita
biasa. Dia nggak mau mati hanya untuk orang seperti Deok Su! Dia kan sudah
pernah bilang, akan membunuhnya jika mengkhianatinya!
Dan yang dilakukannya adalah memeluk Deok Su
dengan erat, hingga Deok Su nggak bisa melepaskannya. Dan kemudian, dia
menjatuhkan dirinya, membawa Deok Su bersamanya. Kaca yang ada di depan mereka,
pecah. Pemandangan yang membuat para VIP merasa puas.
Topeng hitam yang sedari tadi memperhatikan,
ternyata curiga dengan VIP yang pergi dengan pelayan dan tidak kunjung kembali.
Dia memerintahkan anak buahnya untuk memeriksa VIP tersebut.
Waktu yang tersisa kurang dari 3 menit. Hanya
tersisa 4 pemain. Pemain ke-13 meminta agar Sang Woo tidak mendorongnya dan
memberikannya waktu. Dia bekerja di pabrik kaca selama 30 tahun dan bisa
membedakan kaca keras dengan kaca biasa. Caranya, melihat dari pantulan sinar
dan suara. Perkataannya, benar. Dia bisa menebak kaca yang ada didepannya
dengan benar setelah memperhatikan dengan seksama.
“Kenapa baru bilang sekarang? Jika kau
memimpin sejak awal…,” protes Gi Hun.
“Untuk apa? Mereka mencoba untuk membunuhku setiap
ada kesempatan.”
Para VIP yang melihat pemain ke-13 melangkah
dengan hati-hati, menjadi nggak senang. Apalagi saat tahu pemain ke-13 pernah
bekerja di pabrik kaca. Demi keadilan dan kepuasan para VIP, topeng hitam melakukan
setting ulang terhadap pencahayaan lampu. Lampu di jembatan menjadi redup.
Dihadapan pemain ke-13 sekarang hanya tersisa 1 kaca, tapi dia nggak bisa
membedakannya karena gelap. Sementara waktu yang tersisa hanya tinggal 1 menit
15 detik.
Topeng hitam mendapatkan laporan dari anak
buahnya kalau VIP yang menghilang, ditemukan pingsan. Dan penyusupnya, sedang
dicari.
Sang Woo sudah panik dan menyuruh pemain ke-13
untuk segera memutuskan. Pemain ke-13 juga panik. Dia butuh sesuatu untuk
dilempar agar bisa membedakan yang mana kaca keras dan kaca biasa. Masalahnya,
dia nggak punya apapun. Sang Woo juga nggak ada. Untungnya, Gi Hun ada. Dia
mempunyai 1 kelereng, kelereng yang diberikan oleh 001. Kelereng sudah
dilemparkan ke kaca kiri. Tapi, pemain ke-13 juga harus mendengarkan suara dari
kaca sebelah kanan, sementara mereka sudah tidak memiliki barang yang bisa
dilempar.
Sisa waktu tinggal 23 detik. Pemain ke-13
masih kesulitan memilih. Dan saat itu, Sang Woo sudah berada dibelakangnya dan
mendorongnya, memecahkan kaca yang ada di depannya. Jawaban terakhir adalah
kiri. Dengan begitu, dia berhasil sampai ke garis finish. Waktu tidak tersisa
banyak dan mereka nggak punya waktu untuk terkejut dengan apa yang dilakukan
Sang Woo. Dengan sisa waktu yang sangat mepet, Sae Byeok dan Gi Hun berhasil
tiba di garis finish juga.
Tepat saat jam menunjukkan 00.00, kaca
dijembatan langsung hancur lebur dan bertebangan kearah mereka. Goresan kaca
mengenai wajah dan badan mereka.
Topeng hitam sudah kembali ke ruangannya dan
mendapati Jun Ho yang kabur melalui pintu rahasia. Peralatan selam juga sudah
hilang 1. Dia menyuruh anak buahnya segera bergegas mengejarnya, sementara dia
masih harus melayani para VIP.