Original
Network : Tencent Video
Suatu hari, seorang wanita menelpon ke kantor polisi. Dengan
panik, dia melaporkan bahwa ada sebuah kasus. “Ada bom di Bus 45. Mereka akan menyebrangi jembatan sekarang. Nomor platnya
adalah A77651. Tolong hentikan bus ini, ada penumpang lain disana. Aku baru
saja turun, tapi masih ada penumpang dan bom didalam bus. Ng, ada sekitar 7-8
bom, tapi aku tidak yakin. Silakan memblokir kendaraan, tidak ada waktu. Namaku
Li Shiqing. Silahkan hubungi nomor telpon ini.”
Seorang pria pengantar barang bersiap- siap dan berangkat menaikin
motornya.
Bus yang dimaksud oleh Li Shiqing berhenti didekat lampu merah.
Seorang anak yang berada didalam mobil merasa tertarik ketika melihat bus umum
tersebut. Dia memberitahu Ayahnya bahwa dia ingin bus umum seperti itu.
“Mengapa kamu ingin bus umum? Mobil kamu bagus, ada lampu
berkedip,” kata si Ayah, menolak permintaan anaknya.
“Aku ingin bus. Belikan aku satu,” balas si Anak, bersikeras.
Disaat si Ayah dan anaknya mengobrol, lampu lalu lintas berubah
menjadi hijau. Lalu bus yang berada disamping mereka berjalan duluan. Kemudian
tiba- tiba bus itu meledak.
***
Didalam bus. Li Shiqing tersentak dan terbangun dengan nafas
terengah- engah. Hal itu membuat Xiao Heyun yang duduk disampingnya ikut
terbangun juga.
Ketika Xiao Heyun melihat Li Shiqing berkeringat sangat banyak, dengan berbaik hati dia menawarkan tissue padanya. Tapi Li Shiqing malah menatapnya dengan tatapan aneh. Dan saat Xiao Heyun mau menjelaskan, Li Shiqing tiba- tiba saja menarik tangannya dan meneriaki bahwa dia adalah orang cabul.
Setelah meneriaki Xiao Heyun sebagai orang cabul. Li Shiqing
mendekati supir bus dengan sikap ketakutan. “Orang itu menyentuh aku ketika aku
sedang tidur,” lapornya.
Mendengar itu, setiap orang yang berada didalam bus memarahi Xiao
Heyun. Dan Xiao Heyun yang difitnah mencoba membela dirinya.
“Ayo pergi ke kantor polisi, pak,” pinta Li Shiqing kepada si
supir.
“Pergilah! Aku tidak melakukan apa- apa, apakah kamu pikir aku
takut padamu?” kata Xiao Heyun, kesal.
“Lihat, dia bersedia pergi. Mari kita berbalik di depan, pak,”
mohon Li Shiqing kepada si supir. Tapi si supir tidak mau dan hanya diam saja.
“Nona muda, tidak perlu berbalik. Kantor polisi terdekat adalah diseberang
sungai, aku sudah merekam semuanya,” tolak penumpang, Pria Hijau (pria
berkemeja hijau), sambil menunjukkan ponselnya.
“Bus ini tidak bisa berhenti tiba- tiba. Juga, kita semua tidak
bisa pergi ke kantor polisi bersamamu,” tolak penumpang, Ibu Ungu (Ibu berbaju
ungu).
“Benar, benar. Kita tidak bisa pergi ke kantor polisi, aku
memiliki hal- hal mendesak yang harus dilakukan,” tolak penumpang, Bapak Putih
(bapak berbaju kaus putih).
Mendengar banyak yang tidak setuju, maka Li Shiqing pun meminta agar
si supir menurunkan dirinya saja. Dan Pria Hijau membujuk Li Shiqing untuk
jangan takut serta telpon polisi saja, lalu biarkan polisi menunggu di stasiun
berikutnya. Namun Li Shiqing tetap bersikeras untuk turun, apalagi saat mereka
hampir mau melewati jembatan, Li Shiqing tampak sangat panik dan semakin
bersikeras untuk turun sekarang.
“Mengapa kamu mencoba melarikan diri setelah menyakiti orang lain?
Apakah kamu merasa bersalah?” keluh Xiao Heyun, bertanya.
“Biarkan saja mereka pergi, pak. Jangan biarkan mereka mengganggu
kamu mengemudi,” kata Ibu Ungu, tidak tahan mendengar Li Shiqing.
Akhirnya si supir bus pun menghentikan bus dan membiarkan Li
Shiqing untuk turun. Tapi pada saat pintu terbuka, Li Shiqing merasa agak ragu
untuk melangkah keluar sendirian dan dia menarik Xiao Heyun untuk turun
bersamanya. Dan para penumpang merasa heran, kenapa Li Shiqing menarik Xiao
Heyun turun dari bus. Lalu kemudian, bus pun kembali melanjutkan perjalanannya.
Melihat bus berjalan pergi, Li Shiqing menatap aspal tempatnya
berinjak. Lalu dia tersenyum lega. Dan Xiao Heyun merasa heran, ada apa. Lalu
Xiao Heyun pun mengajak Li Shiqing untuk ke kantor polisi sekarang, tapi Li
Shiqing malah mengatakan bahwa mereka tidak perlu lagi pergi ke sana. Dan Xiao
Heyun semakin merasa heran serta bingung, ada apa sih.
“Aku tahu kamu bukan orang cabul,” kata Li Shiqing. Lalu dia
tampak bingung harus menjelaskan baagaimana. “Aku minta maaf. Terima kasih,”
katanya. Lalu diapun pergi.
“Hei, hei!” teriak Xiao Heyun, kesal. “Apa ada yang salah dengan
kepalamu?”
Li Shiqing mengabaikan teriakan Xiao Heyun dan terus berjalan pergi. Disaat itu, sebuah taksi lewat dan Li Shiqing melihat Xiao Heyun masuk ke dalam taksi tersebut.
Disimpang jalan Qing Shui Xiang, Li Shiqing tampak ragu- ragu
untuk terus berjalan. Kemudian tiba- tiba saja terdengar suara ledakkan besar.
Dan disaat Li Shiqing merasa terkejut serta tidak memperhatikan jalan, seorang
pengendara motor lewat dan menabraknya. Lalu Li Shiqing pun terbaring di aspal
jalan.
Pemadam kebakaran datang ke tempat kejadian dan bekerja untuk
memadamkan bus yang terbakar.
Dirumah sakit, Li Shiqing tersadar. Kepalanya terasa sakit sekali
serta rasanya ingin muntah, karena dia menderita gegar otak ringan.
Ambulance datang ke rumah sakit membawa Xiao Heyun yang mengalami
luka bakar berat, akibat ledakan bus mengenai taksi yang ditumpanginya.
Pada saat Xiao Heyun dibawa masuk ke dalam rumah sakit, dia dan Li
Shiqing berpapasan dan saling menatap sekilas.
Akibat gegar otak ringan yang Li Shiqing alami, Li Shiqing jadi
tampak agak bingung- bingung dan perasaannya tidak nyaman.
Dilokasi kejadian. Para polisi berkumpul dan menyelidiki penyebab
ledakkan bus. Mereka menduga bahwa ini merupakan kecelakaan lalu lintas yang
disebabkan oleh seoarang pengendara motor yang memotong jalan pada saat
melintas. Namun hal ini tetap akan diselidiki lebih jauh lagi.
Dikamar rawat. Li Shiqing masih tampak agak bingung- bingung.
Polisi A melapor pada Zhang Cheng. Dari titik kecelakaan hingga
perhentian terakhir di Jalan Yanjiang, secara kesuluruhan ada sembilan orang
didalam bus dan tambah pengemudi, jadi sepuluh orang, tapi sekarang hanya
ditemukan delapan mayat saja. Dari rekaman cctv yang berada dijalan, mereka
melihat bahwa dua penumpang tersebut sudah turun duluan sebelum ledakan bus
terjadi, dan tempat mereka turun bukanlah halte pemberhentian bus.
“Menurutku ini agak mencurigakan,” kata Polisi A, berpendapat.
“Apakah ada bukti?” tanya Polisi Zhang.
“Kamu belum menemukan mereka,” jawab Polisi A.
“Temukan mereka terlebih dahulu.”
Dirumah sakit. Polisi A (Jiang Feng) dan Polisi B menanyai kondisi
Li Shiqing kepada dokter. Setelah itu barulah mereka mengunjungi kamar rawat Li
Shiqing untuk melakukan wawancara.
“Kondisinya belum stabil. Harap cepat,” kata Perawat, mengingatkan
kedua polisi. Lalu dia pergi meninggalkan kamar.
Pertama- tama, Polisi Jiang dan Polisi B menjelaskan tujuan
kedatangan mereka. Pukul 13.42 hari ini, bus 45 bertabrakan dengan mobil minyak,
di perempatan Jembatan Kuajiang dan itu memicu ledakan besar. Lalu mereka
melihat dari rekaman cctv bahwa sebelum terjadi ledakan, bus berhenti secara
ilegal dan membiarkan Li Shiqing serta Xiao Heyun untuk turun. Dan mereka ingin
tahu, kenapa.
“A.. aku berada didalam bus. Tapi apa yang kamu katakan, aku tidak
terlalu yakin,” jawab Li Shiqing, akibat gegar otak ringan yang dialaminya.
Karena Li Shiqing tampak tidak terlalu ingat, maka Polisi B
mencoba membantu Li Shiqing dengan menanyakan
beberapa pertanyaan. Pertama, dia menanyakan, apa yang Li Shiqing
rencanakan untuk dilakukan hari ini. Dan Li Shiqing menjawab bahwa dia mau
membeli beberapa buku, di toko buku Sanlian yang berada di pusat kota, dan bus
45 menuju ke sana.
“Jika kamu pergi ke pusat kota, mengapa kamu turun lebih awal?
Apakah kamu melihat sesuatu yang mencurigakan di bus? Apakah seseorang memiliki
konflik dengan supir bus? Apakah kamu mendengar percakapan yang mencurigakan?
Atau melihat orang yang mencurigakan?” kata Polisi B, mengajukan beberapa
pertanyaan bertubi- tubi.
“Aku… aku pikir aku mungkin tertidur,” jawab Li Shiqing.
“Kamu tertidur lalu tiba- tiba terbangun untuk dari bus? Dan bukan
di halte bus juga?” tanya Polisi Jiang, merasa heran.
“Aku… aku benar- benar tidak ingat,” jawab Li Shiqing.
Polisi Ye yang berada diruangan cctv jalanan menghubungi Polisi
Jiang dan melaporkan hasil penyelidikannya. Li Shiqing tidak memiliki latar
belakang kriminal dan tidak ada motif juga. Li Shiqing hanya seorang mahasiswa
biasa.
“Kamu juga melihat rekamannya. Sebelum mereka turun, bus
beroperasi seperti biasa. Tapi setelah mereka turun, bus melaju jauh lebih
cepat. Terutama di lampu lalu lintas. Ini tidak logis,” kata Polisi Jiang,
menjelaskan kecurigannya.
“Bus secara ilegal berhenti disisi jalan menyebabkan penundaan,
masuk akal bahwa bus akan melaju lebih cepat untuk mengisi waktu,” balas Polisi
Ye.
“Tidak. Itu adalah dua masalah yang berbeda. Dia terlalu
mencurigakan. Tidak ada yang dia katakan cocok,” balas Polisi Jiang, masih
yakin bahwa ada yang mencurigakan.
Dikamar. Polisi B masih mewawancarai Li Shiqing. Lalu Polisi Jiang
yang sudah selesai bertelponan kembali ke dalam kamar dan ikut mengajukan
beberapa pertanyaan kepada Li Shiqing. Namun jawaban Li Shiqing sering berubah-
ubah dan membuat mereka tidak mengerti. Kemudian Polisi Zhang datang.
“Aku wakil kapten unit detektif kota, nama aku Zhang Cheng,” kata
Polisi Zhang, memperkenalkan dirinya kepada Li Shiqing. “Jangan gugup. Kami
akan melakukannya perlahan,” jelasnya, menenangkan Li Shiqing.
Setelah Polisi Zhang selesai mengatakan itu, Polisi Jiang kembali
mengajukan beberapa pertanyaan kepada Li Shiqing. Tapi jawaban yang Li Shiqing
berikan masih membingungkan mereka. Dan sambil memegang kepalanya, Li Shiqing
mengaku bahwa pikirannya terasa kacau. Merasa agak tidak sabaran, Polisi Jiang menjadi
kesal.
“Nona, jangan gugup. Aku punya sesuatu yang mungkin membantu kamu
mengingatnya,” kata Polisi Zhang dengan ramah. Dia memperlihatkan rekaman cctv
saat Li Shiqing dan Xiao Heyun turun dari bus.
Melihat rekaman cctv tersebut, Li Shiqing akhirnya mengingat segala
yang terjadi. “Aku membunuhnya,” gumam Li Shiqing dengan pelan. Lalu dia merasa
mual dan muntah.
Dengan sigap, Polisi B mengambilkan ember untuk Li Shiqing. Dan
Polisi Zhang membukakan botol air minum untuk Li Shiqing.
Li Shiqing telah mengingat semuanya, tapi dia agak sulit untuk
menjelaskan. Melihat sikap Li Shiqing yang tampak ragu- ragu untuk bercerita,
Polisi Zhang pun menyuruh agar Polisi Jiang dan Polisi B keluar terlebih
dahulu. Lalu Polisi Zhang membujuk serta menyakinkan Li Shiqing untuk menceritakan
segalanya kepadanya.
“Aku menemukan mimpi didalam mimpi,” kata Li Shiqing, memulai
ceritanya.
Polisi Zhang agak tidak menyangka bahwa Li Shiqing akan mengatakan
hal yang aneh seperti itu. Lalu dia menyalakan perekam suara dan meminta izin
Li Shiqing untuk boleh merekam nya. Dan Li Shiqing mengizinkan.
“Ini dimulai seperti ini,” kata Li Shiqing, melanjutkan ceritanya.