Original
Network : Tencent Video
Ketika Li Shiqing berpapasan dengan Guru Wu, dia menyapa
dengan sopan. Lalu dia memberitahu Guru Wu bahwa dia mau membeli beberapa buku.
Setelah itu, Li Shiqing pergi ke terminal dan menunggu
Bus 45. Karena dia sudah sering menaiki Bus 45, dia jadi akrab dengan supir
bus.
Didalam bus, Li Shiqing melihat ada banyak orang. Hampir
tidak ada kursi kosong yang tersisa. Dia duduk dibelakang.
Setiap kali Li Shiqing menaiki bus, dia cenderung
tertidur. Jadi tidak lama dia naik, dia tertidur. Dia tidak tahu berapa lama
dia tertidur. Dia bangun karena bunyi nada dering telepon. Bunyinya itu seperti
nada dering model telepon lama.
Li Shiqing merasa suara dering tersebut aneh, karena
suaranya sangat keras. Saat dia membuka matanya, dia merasa seperti semacam
cahaya menyilaukan menyinarinya. Lalu dalam seperkian detik, dia merasakan
wajahnya terbakar dan kesakitan.
Itu adalah kejadian pertama yang dialaminya.
Kemudian Li Shiqing terbangun dan melihat dirinya
masih berada didalam bus. Pada awalnya, dia mengira kejadian pertama yang
dialaminya itu hanyalah mimpi. Dia berpikir mungkin kepalanya terbentur di
suatu tempat ketika dia tertidur. Oleh karena itu, dia mengeluarkan ponsel
untuk bercermin. Tapi tidak ada memar di kepalanya. Tidak ada warna merah atau
tanda apapun.
Lalu Li Shiqing melihat keluar jendela dan merasa
matahari sangat cerah. Pada saat itu, dia menemukan bahwa dia sudah tidur untuk
waktu yang lama, karena hampir tidak ada orang didalam bus. Namun laki- laki di
sampingnya masih ada disana, laki- laki itu masih tidur.
Kemudian, Li Shiqing mendengar suara dering lagi.
Dia berpikir ada sesuatu yang aneh, jika itu benar- benar mimpi, kenapa nadanya
sama. Lalu disaat itu, cahaya yang dilihatnya datang lagi. Tapi kali ini, dia
merasa lebih realistis dari sebelumnya. Dan lebih jelas. Itu adalah ledakan.
Bus yang ditumpangi nya meledak.
Ini adalah kejadian kedua yang dialaminya.
Disaat Li Shiqing masih
bercerita, sebuah sms dari Polisi Ye Qiang masuk ke ponsel Polisi Zhang. “Aku memeriksa, anak laki- laki yang duduk
disampingnya di bus, bernama Xiao Heyun dan saat ini di rumah sakit Jialin
San.”
Setelah membaca sms itu, Polisi Zhang kembali mendengarkan cerita
Li Shiqing.
Li Shiqing menceritakan bahwa dia merasa ada sesuatu yang aneh
sedang terjadi padanya. Lalu dia ingin menceritakan kejadian ketiga yang
dialaminya. Tapi Polisi Jiang yang berada didekat pintu dan mendengar cerita Li
Shiqing sedari tadi, dia merasa tidak sabaran lagi. Polisi Jiang mengira kalau
Li Shiqing tidak serius dan diapun memarahi Li Shiqing.
“Xiao Jiang, periksa situasi di bawah,” perintah Polisi Zhang. Dan
dengan terpaksa, Polisi Jiang mengiyakan dan pergi. Sementara Polisi B tetap
berdiri didepan pintu untuk berjaga.
“Penyelidik Zhang, apakah kamu percaya apa yang aku katakan?”
tanya Li Shiqing. Dan dengan jujur, Polisi Zhang menggelengkan kepalanya.
“Apakah kamu… masih ingin aku melanjutkan?” tanyanya, ragu.
“Lanjutkan,” jawab Polisi Zhang.
Dikamar ICU. Dokter masih mengobati Xiao Heyun yang mengalami
luka bakar berat. Dan Xiao Heyun yang sadar, tahu bahwa kondisinya buruk.
Ketiga kalinya Li Shiqing terbangun didalam bus. Dia
merasa seluruh situasi terasa sangat mendebarkan. Dia yakin ini bukan mimpi
lagi.
Reaksi pertama Li Shiqing ketika terbangun untuk ketiga
kalinya adalah turun dari bus. Dia mencoba berbagai cara untuk bisa turun dari
bus, tapi para penumpang di bus malah menganggapnya sebagai orang aneh dan
menghentikannya yang ingin turun secara paksa.
Keempat kalinya Li Shiqing terbangun didalam bus.
Dia mengambil palu darurat. Tapi dia tidak berpikir bahwa ketika dia melepas
palu, seluruh bus akan membunyikan alarm. Dan kemudian bus itu meledak.
Kelima kalinya Li Shiqing terbangun. Dia menyerah
memaksa turun dari bus. Dia mulai mencoba memikirkan cara lain.
Dengan sikap kesakitan, Li Shiqing memberitahu supir bus
bahwa dia mengalami serangan jantung sekarang, jadi di meminta agar supir bus
tolong membawanya ke rumah sakit. Dan para penumpang serta supir memintanya
untuk bertahan sebentar, karena rumah sakit terdekat ada diseberang jembatan.
Hal itu membuat Li Shiqing merasa putus asa. Waktu
berjalan sedikit demi sedikit. Dia hanya bisa menunggu sampai bus meledak.
Namun kali ini Li Shiqing melihat seluruh proses kenapa
bus meledak. Dia merasa mungkin si supir bus terburu- buru untuk menurunkan dia
distasiun berikutnya, jadi si supir bus mengemudi lebih cepat. Disaat itu, bus
menabrak motor pengiriman yang datang dari kiri dan lalu bergegas ke depan. Kemudian
bus menabrak mobil minyak.
Mendengar cerita Li Shiqing yang kelima, Polisi Zhang pamit pergi
sebentar. Dan diluar kamar, Polisi Zhang menanyai Polisi B, apakah Polisi B ada
menceritakan rincian kecelakaan kepada Li Shiqing. Dan Polisi B menjawab tidak,
karena mereka hanya menyebutkan bus dan mobil minyak saja.
“Cek segera, jika dia ada mendengar atau melihat sesuatu mengenai
kecelakaan ini sebelum memasuki ruang pasien,” perintah Polisi Zhang, merasa
ada yang aneh.
“Baik,” jawab Polisi B.
Polisi Zhang kemudian kembali ke dalam kamar. Li Shiqing tahu
bahwa Polisi Zhang pasti merasa curiga padanya, tapi dia tidak ada berbohong
dan dia juga merasa ini aneh.
“Setelah bangun untuk kelima kalinya, apakah ada yang lain?” tanya
Polisi Zhang.
“Masih ada yang keenam kalinya,” jawab Li Shiqing.
Keenam kalinya Li Shiqing terbangun, dia benar- benar
tidak tahu harus perbuat apa. Kemudian saat dia melihat Xiao Heyun yang duduk
disebelahnya, dengan sengaja dia membuat Xiao Heyun menyentuh dadanya, lalu dia
menfitnah kalau Xiao Heyun adalah orang cabul.
Awalnya Li Shiqing berniat membawa Xiao Heyun bersamanya
ke kantor polisi, tapi sayangnya kantor polisi berada di seberang jembatan.
Jadi Li Shiqing mengubah rencana. Dia berteriak untuk turun dari bus.
“Sebelum mendapatkan pekerjaan, pengemudi bus harus melalui
berbagai jenis pelatihan darurat. Menghadapi kecelakaan seperti orang cabul
dibus, mereka biasanya akan memanggil polisi, mengamankan pintu, dan
menyelesaikan situasi di stasiun berikutnya,” kata Polisi Zhang, menjelaskan
hal dasar. “Dia bisa menghentikan mobilnya dan membiarkan kamu turun?” tanyanya,
heran.
“Aku tidak tahu. Tapi aku benar- benar menyeret laki- laki itu,”
jawab Li Shiqing. “Setelah menyeretnya pergi, aku tidak berinteraksi dengannya
lagi. Aku pergi. Dia memanggil taksi. Awalnya aku pikir menyeretnya pergi akan
membantu menyelamatkannya, tapi aku tidak menyangka itu akan merugikan dia,”
jelasnya, merasa bersalah.
“Berdasarkan apa yang kamu katakan, kamu berada dalam lingkaran
bus,” kata Polisi Zhang, menyimpulkan.
“Lingkaran? Ya. Ini adalah lingkaran,” kata Li Shiqing, tersadar.
“Ya, aku terus- menerus dilingkari dalam situasi ini.”
Polisi Zhang menduga kalau Li Shiqing ada menderita semacam
penyakit. Dan Li Shiqing menjelaskan bahwa dirinya juga merasa seperti gila,
tapi dia sudah bertanya pada Dokter, dan para Dokter mengatakan bahwa kepalanya
baik- baik saja. Mendengar itu, Polisi Zhang menatap Li Shiqing dengan tatapan
tidak percaya.
Ditatap seperti itu, Li Shiqing menjadi ragu pada dirinya sendiri.
“Bagaimana kalau aku diperiksa lagi?” gumamnya, bertanya.
Tiba- tiba Polisi Zhang mendapatkan telpon masuk dari Polisi
Jiang. Polisi Jiang mengabarkan bahwa Xiao Heyun, penumpang ditaksi, tidak
berhasil diselamatkan. Mendengar kabar tersebut, Polisi Zhang pun pamit dan
menyarankan Li Shiqing untuk beristirahat. Lalu dia keluar dari kamar.
“Panggil petugas polisi wanita. Perhatikan dia baik- baik. Hubungi aku jika terjadi
sesuatu,” kata Polisi Zhang, memberikan perintah kepada seorang petugas polisi
yang ada.
“Baik,” jawab si petugas polisi, mengerti.
Xiao Heyun meninggal.
Xiao Heyun tersentak dan terbangun dengan nafas terengah- engah.
Saat dia memperhatikan bahwa dia masih berada didalam bus, dia menghela nafas
lega.
“Mimpi ini terlalu realistis,” gumam Xiao Heyun.