Original
Network : Tencent Video
“Gila,” keluh Xiao Heyun, ketika Li Shiqing menyeretnya keluar
dari bus dan lalu berjalan pergi begitu saja.
Kemudian ketika ada sebuah taksi yang lewat, Xiao Heyun
menghentikan taksi tersebut dan masuk ke dalamnya. “Pak, ke Digital Plaza,”
katanya, memberitahu tujuannya.
Ntah mengapa Xiao Heyun merasa agak pengap, walaupun ac didalam
taksi sudah menyala. Jadi diapun meminta si supir untuk membuka kan jendela
untuknya. Lalu setelah jendela dibuka, Xiao Heyun bersandar sambil menghirup
udara segar dari luar.
Dilampu merah. Taksi berhenti. Lalu Xiao Heyun mendapatkan pesan
dari temannya, dan diapun kemudian sibuk berchat-an dengan temannya.
Ketika lampu sudah menjadi hijau, bus yang dinaikinnya sebelumnya
itu, berjalan duluan. Lalu terjadi kecelakaan dan bus itu meledak. Saking
besarnya ledakan tersebut, taksi yang ditumpanginya juga ikut terkena imbas
ledakan tersebut.
Dalam kondisi setengah sadar, Xiao Heyun melihat petugas kebakaran
datang dan menyelamatkannya. Lalu dia dibawa ke rumah sakit. Dan kemudian dia
merasakan bagaimana dia meninggal.
***
Xiao Heyun tersentak dan terbangun dengan nafas
terengah- engah. Lalu saat dia melihat ke sekitarnya, dia tersadar bahwa dia
masih berada didalam bus.
“Mimpi ini terasa terlalu nyata,” gumam Xiao Heyun.
Li Shiqing yang duduk di sebelah Xiao Heyun terbangun.
Melihat itu Xiao Heyun bertanya padanya untuk memastikan sesuatu, “Aku minta
maaf. A-apakah ini pertemuan pertama kita?” tanyanya. Lalu dia merasa geli
sendiri, “Tidak apa- apa,” jelasnya.
“Kamu … juga masuk?” tanya Li Shiqin dengan terkejut dan
agak ragu- ragu.
“Masuk dimana?” balas Xiao Heyun, heran.
“Lingkaran,” bisik Li Shiqing dengan bersemangat, karena
bertemu teman yang mengalami hal yang sama. “Tidakkah kamu merasa pernah
bertemu denganku sebelumnya? Sebelumnya kita juga disini, dan setelah aku
bangun, kamu memberiku beberapa tisu. Tidakkah kamu ingat?” tanyanya.
Xiao Heyun mengira kalau Li Shiqin adalah orang aneh.
Jadi diapun pindah duduk. Lalu dia berpikir sejenak dan mengingat segala yang
terjadi sebelumnya.
Li Shiqing mendekati Xiao Heyun, “Apakah kamu pikir itu
hanya mimpi belaka? Tapi, sebenarnya itu bukan mimpi. Itu nyata!” jelasnya,
menyakinkan Xiao Heyun.
Dengan ngeri, Xiao Heyun menjauhi Li Shiqing. Dia
mendekati si supir bus dan meminta untuk di turunkan. Tapi si supir bus
menolak.
Li Shiqing kembali mendekati Xiao Heyun. “Aku sudah
mencoba ini sebelumnya, tidak ada gunanya,” katanya, menjelaskan.
“Jangan bicara padaku,” balas Xiao Heyun, menghindari Li
Shiqin. Lalu dia mengendor- ngedor pintu dan memaksa untuk keluar.
Kemudian saat bus berhenti karena lampu merah, Xiao
Heyun mendekati si supir. Dia ingin menekan tombol pintu yang ada didekat si
supir. Dan melihat itu, penumpang Pria Hitam (pria berbadan besar dan baju
singlet warna hitam), menghentikan Xiao Heyun dan memarahinya.
“Apakah kamu ingin membunuh kami?” keluh Pria Hitam,
marah.
“Kita berurusan dengan seseorang yang ingin berkelahi
disini,” kata Pria Hijau sambil merekam tindakan Xiao Heyun dengan kamera
ponselnya.
Xiao Heyun mengabaikan mereka. Dia diam sambil
memperhatikan sekeliling bus. Lalu dia melihat tombol darurat. Dia ingin
menekan tombol tersebut, tapi Pria Hitam langsung menghentikannya dan
menahannya.
“Aku ingin keluar dari bus!” teriak Xiao Heyun. “Ada
yang salah dengan busnya!” katanya berusaha menjelaskan.
“Dari apa yang aku lihat, ada sesuatu yang salah
denganmu!” balas Pria Hijau sambil masih merekam Xiao Heyun.
Lampu lalu lintas berubah hijau. Melihat itu, Li Shiqin
langsung duduk dan memejamkan matanya dengan erat. Dia siap menerima kenyataan
bahwa bus akan meledak.
Seorang pria pengirim barang tiba- tiba lewat, dan
melihat itu supir bus langsung membanting stir. Lalu bus pun menabrak mobil minyak
dan meledak.
***
Xiao Heyun tersentak dan terbangun. Li Shiqing yang
berada disampingnya langsung menanyai, apakah kali ini Xiao Heyun percaya
padanya. Dan dengan panik, Xiao Heyun ingin menekan tombol darurat yang ada di
bus.
“Jangan bertindak impulsif lagi,” kata Li Shiqing,
menghentikan Xiao Heyun.
Mendengar peringatan Li Shiqing dan melihat orang-
orang disekitarnya, Xiao Heyun pun tidak jadi menekan tombol darurat.
Xiao Heyun berpura- pura berpindah tempat duduk
sejenak. Lalu saat para penumpang lengah, dia pura- pura mendekati pintu untuk
melihat pemandangan diluar. Kemudian dengan cepat, dia mengambil palu pemecah
kaca, dan saat dia mengambil itu, alarm didalam bus berbunyi keras.
Xiao Heyun terkejut sendiri ketika alarm berbunyi
keras. Dengan panik, dia memecahkan kaca jendela dan berniat melompat keluar.
Melihat itu, Pria Hitam menarik Xiao Heyun untuk jangan melompat. Dan Pria
Hijau merebut palu yang Xiao Heyun pegang.
Li Shiqing menggunakan kesempatan ini, disaat para
penumpang merasa panik. “Paman, hentikan busnya! Biarkan semua orang keluar,
itu terlalu berbahaya!”
“Bus tidak diperbolehkan berhenti sebelum tiba di
terminal bus. Itu adalah instruksi,” jawab supir bus, menolak menghentikan bus.
“Semua kaca bus rusak, peraturan apa yang masih kamu
pedulikan?” keluh Xiao Heyun.
“Kamu masih keberanian untuk berbicara. Jendela
telah rusak oleh kamu. Palu pengaman itu hanya digunakan ketika ada situasi
kristis,” kata Pria Hitam, memarahi Xiao Heyun.
Didekat lampu merah. Bus berhenti. Dengan putus asa,
Xiao Heyun menanyai Li Shiqing, mengapa mereka selalu tidak bisa turun dari bus
ini. Dan Li Shiqing menjawab bahwa dia juga tidak tahu, dia sudah mencoba
berkali- kali juga sebelumnya.
Mendengar pembicaraan mereka berdua, para penumpang
merasa bingung.
“Tidak ada gunanya turun dari bus juga. Dan ini
sudah terlambat,” kata Li Shiqing saat melihat lampu lalu lintas sudah berubah
hijau.
“Apakah kita harus menunggu mati?” tanya Xiao Heyun,
putus asa.
“Benar. Kita harus menunggu dan mati,” jawab Li
Shiqing. “Tapi bisakah kamu tidak bersikap impulsif lainkali dan dengarkan aku
sampai selesai bicara, oke?” pintanya.
Setelah Li Shiqing mengatakan itu. Kecelakaan yang
sama terjadi. Lalu bus pun meledak.
***
“Apakah kamu sudah tenang?” tanya Li Shiqing, setelah Xiao
Heyun terbangun. Lalu saat dia melihat Xiao Heyun tampak seperti tidak nyaman,
dia menenangkannya. “Kamu bisa memberi petunjuk pada diri sendiri. Itu hanya
rasa sakit di hatimu, itu tidak akan melukaimu. Hal ini tidak nyata,” jelasnya.
Dengan stress, Xiao Heyun menghela nafas. “Kamu mungkin
tidak akan percaya, tapi aku tidak pernah se-impulsif itu sebelumnya.”
“Aku percaya,” kata Li Shiqing, bersungguh- sungguh.
Xiao Heyun masih merasa sangat bingung, bagaimana
‘lingkaran’ ini terjadi. Dia berpikir, apakah mungkin mereka di hinoptis. Dan
Li Shiqing menjelaskan bahwa dia juga berharap mereka di hinoptis, karena dia
juga tidak tau kenapa ‘lingkaran’ ini terjadi. Awalnya dia mengira bahwa dengan
menyeret Xiao Heyun bersamanya untuk keluar dari bus, itu akan menyelamatkan
Xiao Heyun, tapi dia tidak nyangka bahwa dia malah menarik Xiao Heyun ke dalam
‘lingkaran’ ini.
“Jadi tidak ada gunanya turun karena kita masih akan
kembali ke sini,” kata Xiao Heyun, menyimpulkan.
“Pada saat ini memang seperti ini,” gumam Li Shiqing.
“Aku juga tidak tahu apa yang akan terjadi nanti,” jelasnya.
Mendengar itu, Xiao Heyun jadi merasa sangat lemas dan
putus asa.
Li Shiqing menenangkan dirinya. Dia mencoba menguraikan
semua yang sudah terjadi sampai sekarang. Pertama, mereka selalu berpikir untuk
dari bus, karena mereka berpikir kalau turun dari bus, itu akan menyelesaikan
masalah. Tapi untuk keluar dari bus saja, itu terlalu sulit. Kedua, saat mereka
berhasil turun dari bus, itu tetap tidak berguna. Jadi dia mengajak Xiao Heyun
untuk berpikir sebaliknya. Yaitu mereka tidak perlu turun dari bus lagi. Mereka
hanya harus mencegah bus mengalami kecelakaan. Dengan serius, Xiao Heyun
mendengarkan analisis Li Shiqing.
“Lihat. Setiap kali kita tiba di depan persimpangan ini
dan lampu merah padam, akan ada sepeda pengantar barang yang datang dari sisi
ini, yang secara paksa akan datang ke sini. Dan setelah itu, untuk
menghindarinya, kita akan berbelok ke arah ini dan kemudian menabrak tangki
bahan bakar disisi itu. Setelah itu dua mobil akan bertabrakan dan kemudian
meledak,” kata Li Shiqing menjelaskan dengan detail. “Jadi aku berpikir, jika
kita bisa mencegah kecelakaan lalu lintas, maka kita dapat mencegah ledakan.”
“Itu… itu masuk akal,” balas Xiao Heyun, setuju.
Li Shiqing dan Xiao Heyun kemudian saling mengangguk.
Lalu Li Shiqing berjalan maju ke depan sambil memegang dadanya. Dia mendekati
supir bus dan menjelaskan bahwa hatinya terasa sakit dan tidak nyaman sampai
dia tidak bisa bernafas.
“Apakah ini mendesak?” tanya si supir bus.
“Iya,” jawab Li Shiqing. “Bagaimana bila kamu …”
“Berhenti disana,” kata Xiao Heyun. Dan secara
bersamaan, Li Shiqing mengatakan, “Bisakah kamu mengemudi lebih cepat?”
Mendengar itu, si supir bus merasa bingung, apakah harus
berhenti atau lanjut. Dan Li Shiqing serta Xiao Heyun saling bertatapan. Lalu
akhirnya, Xiao Heyun memilih untuk berhenti bicara, dan membiarkan Li Shiqing
yang bicara.
Para penumpang yang melihat Li Shiqing sakit, dengan
perhatian mereka memberikan air serta obat kepadanya. Melihat itu, Li Shiqing
tersadar bahwa di kejadian sebelumnya, ketika dia berpura- pura sakit juga, Ibu
Ungu memberikannya obat.
Karena tidak mungkin untuk turun dari bus, Li Shiqing dan
Xiao Heyun pun memikirkan rencana baru. Xiao Heyun menyarankan, bagaimana jika
mereka memperingatkan si supir bus supaya mereka dapat menghindari kecelakaan
lalu lintas. Dan Li Shiqing setuju.
Didalam mobil minyak. Supir tanker bertengkar dengan
asisten supirnya, karena si asisten supir membuka musik terlalu keras. Dan itu
mengganggunya.
Didalam bus. Xiao Heyun menasehati supir bus untuk
jangan terburu- buru saat menyentir, karena itu berbahaya. Dan mendengar itu,
Pria Hijau mendengus serta mengejek Xiao Heyun untuk tidak perlu menasehati si
supir bus, karena si supir bus adalah pengemudi yang sangat baik dan keahlian
mengemudinya luar biasa.
Selagi Pria Hijau berbicara, Li Shiqing dan Xiao Heyun
mengabaikannya. Mereka fokus memperhatikan jalan. Tapi semakin di abaikan, Pria
Hijau makin terus berbicara, membuat Li Shiqing merasa pusing dan kesal.
“Bisakah kamu tidak berbicara lagi?” tanya Li Shiqing,
mengeluh.
“Apa yang salah dengan wanita muda ini?” balas Pria
Hijau, agak kesal. “Eh, kamu tidak bisa menjalani hidup dengan cemas, kamu
harus hidup dengan pikiran terbuka. Apakah kamu bahagia atau tidak, kamu masih
harus hidup dari hari demi hari. Jadi kamu harus hidup bahagia setiap hari,
kamu tidak bisa menghindari bencana. Orang harus positif dan cerdas,” katanya, mulai
berceramah tentang kehidupan.
Pria pengantar barang mendapatkan peringatakan bahwa
dalam 1 menit pesanannya akan habis. Mendengar itu, dia jadi agak terburu-
buru.
Dimobil minyak. Supir tanker memarahi asisten supirnya
untuk mematikan musiknya. Dan si asisten supir balas marah, karena ketika dia
mengemudi, si supir juga duduk disampingnya sambil bermain game.
Karena kesal, si supir tanker sengaja mempercepat
sedikit. Dan itu membuat si asisten supir tersentak ke belakang. Tapi kemudian
dia melanjutkan bermain ponselnya lagi.
Sesampainya didekat perempatan, tempat kejadian. Li
Shiqing dan Xiao Heyun memperingatkan si supir bus untuk berhati- hati, karena
ada orang yang lewat didepan. Karena peringatan itu, si supir bus pun berhasil
berhenti tepat waktu, sebelum sesuatu terjadi.
Untungnya, si supir tanker juga berhasil berhenti tepat
waktu. Sehingga tidak terjadi kecelakaan. Dan bus melanjutkan perjalanan
seperti biasa.
Dibelakang bus, seorang pria bermasker hitam memperhatikan semua itu.