Sinopsis
K-Drama : Bulgasal : Immortal Souls Episode 01 part 2
SEMUA KARAKTER, TEMPAT, GRUP, PERISTIWA
DAN ORGANISASI ADALAH FIKTIF
Setelah menerima
pesan penting tersebut, Dan Geuk dan Hwal bergegas pulang. Putri kandung Dan
Geuk, Dan Sol, melahirkan prematur dua minggu yang lalu dan bayinya tidak
berhasil diselamatkan. Dan selama dua minggu ini, Sol selalu memeluk mayat
bayinya. Dan Geuk yang baru tiba dan mendengar penjelasan pelayan, segera
mengambil bayi tersebut dari pelukan Sol. Sol baru sadar kalau ayahnya dan
suaminya kembali. Saat melihat Hwal, dia langsung menyalahkan semuanya ke Hwal.
Dia menyebut kalau bayinya tidak menangis semua karena kutukan Hwal!
Ucapan Sol
membuat ayahnya merasa marah. Dia membawa mayat bayi tersebut dan memerintahkan
pelayan agar tidak membiarkan Sol keluar. Dia juga mengabaikan tangisan Sol.
Dan Geuk mengeraskan hatinya pada Sol yang terus menangis sambil berteriak
memanggilnya agar mengembalikan bayinya. Dan Geuk juga meminta maaf pada Hwal
karena harus mendengarkan perkataan seperti tadi dari putrinya sekaligus istri
Hwal.
Hwal juga
merasa kehilangan atas kematian bayinya. Makanya, dia meminta Dan Geuk agar
memberikan tubuh bayi tersebut padanya. Dia yang akan memakamkannya. Diam-diam,
Hwal menangis di makam batu yang didirikannya. Bayi yang meninggal tersebut
adalah anak kedua Hwal dan Sol. Anak pertamanya masih hidup dan bernama A-Chan.
Dia terlahir dengan kedua mata buta.
A Chan sangat
menyanyangi ayahnya, tapi dia tidak pernah merasakan kasih sayang dari Hwal.
Hwal selalu berusaha menjauhinya dan menjaga jarak. Saat A Chan mencarinya dan
meminta izin agar menyentuh tubuh adiknya untuk terakhir kali, Hwal hanya diam.
Saat A Chan terjatuh dan mengulurkan tangan mencarinya, Hwal juga tetap diam.
Dia tidak membenci A-Chan. Sebaliknya, dia sangat menyanyangi A-Chan. Dia
selalu ingin memeluk dan menggengam tangan A-Chan. Hanya saja, setiap melihat
A-Chan, dia selalu dihinggapi rasa bersalah. Dia merasa mata buta A-Chan adalah
akibat dari kutukan Bulgasal padanya. Ingat kan pas masih kecil, dukun sempat
berujar : Orang yang berada di sisinya
akan muntah darah dan matanya akan kemasukkan tanah hitam.
Makanya, Hwal
sangat ingin menemukan Bulgasal. Untuk melepaskan kutukan Bulgasal padanya agar
anaknya dapat melihat kembali. Hal yang sama yang juga dirasakan oleh Sol. Dia
ingin membunuh Hwal agar kutukan Hwal yang menjerat anaknya hilang. Dia ingin
menyelamatkan anaknya dari kutukan.
Kenapa
menikahi Hwal jika dia begitu membencinya? Karena Dan Geuk. Dan Geuk yang
memaksanya menikahi Hwal. Jika dia nggak di paksa, dia nggak akan sudi menikah
dengan pria yang dikutuk Bulgasal. Sol begitu kejam pada ucapannya tanpa
mempedulikan bagaimana perasaan Hwal.
“"Kutukan Bulgasal." Aku
mendengar itu seumur hidupku. Itu juga perkataan yang kupelajari pertama kali. Saat
aku dibuang, dan saat dibenci penduduk desa, aku juga dengar kata-kata itu. Aku
berharap tidak dilahirkan. Aku selalu ingin mati.”
“Seharusnya
kau mati saja. Kenapa kau membuat anak-anakku terkena dampak kutukanmu? Kenapa
kau menikahiku? Aku yakin kau tidak mencintaiku. Pasti itu karena ayah
menyuruhmu.”
“Itu karena
kau sama denganku. Kau juga monster sepertiku,” jawab Hwal.
Sol terdiam.
Flashback
Hari pertama Dan Geuk membawa pulang Hwal ke
rumahnya, dia melihat Sol untuk pertama kalinya. Dan dia menemukan hal aneh
pada Sol. Kedua telapak tangan Sol di perban padahal tidak terluka.
End
Sama seperti
Hwal, semua orang di kota itu dan pelayan di rumah ini menganggap Sol aneh dan
menakutkan.
Flashback
Seiring berjalannya waktu, Hwal menjadi dekat
dengan Sol. Dia jugalah yang membuka perban di tangan Sol dan tidak
menganggapnya aneh.
End
Alasan tangan
Sol di perban adalah karena kemampuannya. Dia mempunyai kemampuan untuk melihat
masa lalu. Dia bisa melihat yang tidak bisa dan tidak seharusnya dilihat orang
lain.
Dan kali ini,
Hwal ingin Sol melihat masa lalunya. Dia mengenggam telapak tangan Sol dengan
kuat, mengizikannya melihat masa lalunya. Hal yang dilihat oleh Sol adalah saat
Hwal tenggelam ke dalam sungai, kemudian saat sesseorang menyelamatkannya dan
wanita cantik itu.
“Aku melihat
wanita yang menyelamatkanmu. Wanita yang masih kau ingat hingga kini.”
“Kita berdua
sama-sama dikutuk. Namun, aku akan menghancurkan kutukanku. Aku akan memburu
Bulgasal untuk mengakhiri kutukan ini.”
Sol tidak
peduli. Dia malah pesimis kaau Hwal bisa mengalahkan Bulgasal. Yang ada, dia
akan mati terbunuh sama Bulgasal. Hwal tidak masalah jika Sol tidak
mempercayainya. Tapi, dia akan membawa A-Chan bersamanya untuk menyembuhkannya.
Dia tidak akan membiarkan A Chan mati dan melindunginya.
Namun, Sol
tidak percaya pada ucapannya. Demi memastikan keamanan nyawa anaknya sendiri,
dia ikut dalam perjalanan Hwal memburu Bulgasal. Tempat yang dituju oleh Hwal
adalah desa tempat tinggalnya dulu. Kondisi desa masih sama. Dia juga masih
ingat wajah-wajah para penduduk yang dulu mengincar nyawanya. Yang berbeda,
sekarang pada penduduk melakukan ritual untuk Bulgasal. Mereka menangkap anak
lelaki dan menjadikannya persembahan bagi Bulgasal agar Bulgasal tidak murka
dan membunuh semua orang di desa.
Hwal tentu
tidak mendukung apa yang mereka lakukan. bentrokan hampir terjadi. Saat itulah,
dukun yang dulu memberitahu kutukan Bulgasal yang dimiliki Hwal, muncul. Dia
masih mengenal Hwal sebagai orang yang membuat Bulgasal datang ke desa mereka.
Dia juga meramal kalau semua orang di sini akan dibunuh oleh Bulgasal. Darah,
daging dan organ mereka akan berserakan di tanah! Sangat mengerikan.
Walau begitu,
Hwal tetap melakukan pencarian Bulgasal di hutan. Di sebuat sudut hutan,
terlihat kalau ada mayat rusa (yang entah kenapa disorot oleh kamera). Seperti
yang diduga, prajurit yang menentang Hwal merasa apa yang dikatakan mengenai
Bulgasal adalah omong kosong. Bulgasal tidak ada. Hwal tidak peduli pada
ucapannya karena dia berasal dari desa ini dan dia yakin Bulgasal ada disini.
Sama seperti
yang diramalkan oleh dukun, hal itu benar-benar terjadi. Darah bertumpahan.
Tapi, bukan karena Bulgasal. Ini karena bentrok antara prajurit Hwal yang ingin
mencari Bulgasal dengan penduduk desa yang takut Bulgasal akan murka. Ditengah
pertarungan tersebut, Hwal melihat sosok yang tidak asing. Wanita cantik
berbaju merah. Itu aalah wanita yang dulu menyelamatkannya dan tertikam.
Tanpa
mempedulikan semuanya, dia mengejar wanita itu hingga ke sebuah padang yang
luas.
“Kau tidak
mati waktu itu, juga tidak menua. Rupanya… kaulah Bulgasal,” ujar Hwal,
tertegun.
Dan tiba-tiba
saja, beberapa anak panah terbang menusuk punggung wanita cantik tersebut. Yang
menembak adalah prajurit yang tidak menyukainya. Dia memimpin prajurit lain dan
memerintahkan untuk menyerang wanita itu meskipun Hwal sudah melarang. Hwal
juga terkena anak panah karena melindungi wanita tersebut, teringat dulu wanita
itu menyelamatkan nyawanya. Akibatnya, wanita itu berhasil kabur.
Hati Hwal
menjadi goyah. Dia sampai memerintahkan agar mereka turun gunung.
Ditengah
malam, Hwal bermimpi buruk. Dia bermimpi memasuki sebuah gua. Ada kelelawan.
Ada api. Ada wanita cantik itu yang menatapnya penuh kemarahan sambil
menghunuskan pisau yang langsung ditahan sama Hwal dengan tangan kanannya.
Pisau itu menembus hingga ke punggung tangannya.
Mimpi buruk
itu membuat Hwal terjaga. Dia menatap tanda lahir seperti luka yang ada di
punggung tangan kanannya. Terasa sangat nyata. Karna sudah terbangun, Hwal
memutuskan untuk berjalan – jalan sembari memeriksa keadaan sejenak. Dia tanpa
sengaja melewati tenda Sol dan A Chan. Keduanya masih belum terlelap.
“Apa Ayah
tidak suka aku karena mataku begini? Ayah benci aku, bukan? Ayah tak pernah… memberiku
kesempatan untuk bersamanya. Aku tidak pernah memegang tangan Ayah, juga
menyentuh wajahnya. Aku juga tidak tahu… bagaimana rupa wajah Ayah. Kalau Ibu, aku
bisa langsung tahu. Ini semua pasti karena mataku begini,” ujar A-Chan, penuh
kesedihan.
“Tidak. Ini
bukan salahmu,” hibur Sol, berusaha tetap tegar.
Hwal yang
mendengar pembicaraan tersebut dari luar, tidak bisa menahan air matanya. Dia
merasa sangat bersalah pada A Chan karna harus menerima kutukannya. Makanya,
Sol juga membencinya yang tidak pernah memeluk anaknya sendiri karna takut. Dia
nggak pantas menjadi seorang ayah.
Hati Hwal
yang awalnya sudah goyah, kembali ke tekad awal. Dia akan menyelamatkan anaknya.
Dia akan melakukan tugasnya sebagai ayah untuk terakhir kalinya. Seperti yang
sudah didengarnya dari dulu, kutukannya baru bisa hilang jika Bulgasal
membunuhnya. Makanya, dia akan membiarkan Bulgasal membunuhnya. Meskipun dia
harus mati berulang kali, dia rela demi menyelamatkan A Chan.
Dengan tekad
tersebut, dia pergi mencari Bulgasal seorang diri ke dalam hutan. Di dalam
benaknya, ada begitu banyak pertanyaan
yang hendak ditanyakannya kepada Bulgasa yang cantik itu. Kenapa dulu dia
menyelamatkannya dan apa yang sebenarnya dia inginkan?
Bulgasal yang
sedang dicari oleh Hwal, muncul di perkemahannya. Satu persatu prajurit jatuh
pingsan setelah hidung mereka mengeluarkan darah deras secara terus menerus.
Bulgasal muncul untuk membunuh mereka. Kekacaun terjadi dan tenda mulai
terbakar. Ditengah kekacauan tersebut, mereka melihat Bulgasal sedang meminum
darah. Bajunya berwarna merah menyala. Kukunya tajam. Rambutnya panjang. Namun,
wajahnya tidak terlihat jelas.
Sol yang sedang
bersama A-Chan hanya bisa memeluk putranya dengan erat agar tidak merasa takut.
Dari dalam denda mereka, terdengar suara – suara mengerikan dan bayangan orang
menggigit.
Hwal tiba
terlambat. Perkemanhan sudah dalam keadaan kacau dan istri beserta anaknya tidak
ada lagi di sana. Sol membawa A-Chan untuk kabur dari Bulgasal. A-Chan yang
buta merasa sangat ketakutan, namun Sol berusaha menenangkannya dan berkata
bahwa Hwal akan menyelamatkan mereka. Sayangnya, hal itu tidak terjadi.
Bulgasal muncul
di hadapan mereka di tengah kabut. Sol yang merasakan bara bahaya, memerintahkan
A Chan untuk berbalik dan berlari secepat mungkin mencari Hwal. A Chan semakin
ketakutan tapi dia mengikuti perkataan ibunya. Dia hendak berlari, tapi karena
matanya yang buta, dia nggak bisa melihat apa yang ada di depannya dan berulang
kali terjatuh. Sambil meraba-raba, dia berteriak memanggil ayahnya. Gema suaranya
terdengar sama Hwal yang langsung berlari menuju sumber suara.
Suaranya terdengar
sangat dekat, tapi dia tidak kunjung menemukannya. Ketika itulah dia menyadari
banyaknya darah yang mengalir di tanah. Anaknya berada tidak jauh di depannya
dan dalam keadaan sekarat. Istrinya berada di depan mereka, meninggal dengan
mata terbuka. Saat anaknya menanyakan keadaan Ibunya, Hwal tidak tega harus
memberitahu sebenarnya dan berbohong kalau ibunya baik – baik saja.
Di nafas –
nafas terakhir ayahnya, yang diharapkan A Chan hanyalah memegang wajah Hwal. Dia
ingin tahu seperti apa rupa ayahnya. Tragisnya, dia meninggal sebelum sempat
menyentuh wajah ayah yang dikasihinya.
Tangis Hwal
pecah. Istri dan anaknya meninggal di depan matanya. Penyesalan melingkupinya. Seharusnya
dia menggenggam tangan anaknya sekali saja. Seharusnya, dia memeluknya.
Ditengah
penyesalan tersebut, sebuah pedang terhunus menembus dari punggung ke dadanya. Bulgasal
cantik muncul dan membunuhnya. Mata Bulgasal itu memerah. Terlihat banyak
bercak darah di tubuhnya. Hwal meninggal. Tepat di saat matahari terbit. Dan hal
aneh terjadi, darah Hwal keluar dari tubuhnya (berputar di sekitaran pisau) dan
mengenai tangan Bulgasal yang masih memegang pedang yang menghunus tubuh Hwal.
Sang bulgasal
terkesiap dan mundur selangkah. Di telapak tangannya muncul huruf yang berarti ‘Jiwa.’
Huruf itu masuk ke dalam tubuhnya melalui darah.
Ketika hal
tersebut terjadi, Hwal yang harusnya sudah meninggal kembali hidup. Matanya memerah.