Dikantin. Minato bercerita kepada
Maki bahwa dia tidak menyangka, bisa melihat banyak sisi berbeda Toru, saat
mereka berkencan. Dan sepertinya dia sudah salah paham tentang Toru selama ini.
Mungkin sebenarnya Toru masih orang yang baik dan polos seperti dulu.
“Jadi, kamu ingin tetap hidup
selamanya sebagai Noguchi Mina?” tanya Maki. Dan Minato langsung menjawab
tidak. “Ya, ‘kan? Soalnya sekarang sudah muncul orang benama Karasuma- kun,”
komentar Maki, menggoda Minato.
“Tak ada hubungannya dengan
Karasuma- kun, ‘kan?” sangkal Minato.
“Ah, berbohong lagi. Bukankah
kamu senang karena bertemu kembali dengannya?” tanya Maki dengan yakin. Dan
Minato mengangguk. “Kalau begitu, cepatlah lulus sebagai Mina, sebelum adikmu
makin terpikat padam,” katanya, mengingatkan.
“Tapi, ‘gimana caranya putus?”
tanya Minato, meminta bantuan. Dan Maki tersenyum penuh percaya diri.
“Aku sudah memikirkannya
untukmu,” kata Maki dengan bangga. Lalu dia mendekat ke telinga Minato dan
berbisik, “Pesta kencan buta,” bisiknya. “Serahkan padaku. Aku yang akan atur
dan mengajak adikmu. Habisnya, adikmu dari awal suka cewek gaul, ‘kan? Kalau
undang beberapa cewek gaul seksi ke kencan, dia pasti akan langsung selingkuh.
Setelah itu, kamu bisa membuat alasan putus, ‘kan? Gimana?” jelasnya.
@@@
Setelah klub selesai, Minato
bertemu dengan Karasuma. Dan disaat itu, Ketua Klub malah menyebutkan tentang
kencan buta yang akan Minato ikuti.
Ketua Klub dan para anggota mendoakan supaya Minato berhasil mendapatkan pacar. Dan mendengar itu, Minato merasa malu serta langsung menghentikan Ketua Klub.
“Tak disangka, ya. Kamu pergi ke
tempat seperti itu,” komentar Karasuma.
“Cuma melengkapi jumlah. Toh, aku
tak pernah populer,” kata Minato, menjelaskan dengan buru- buru.
“Itu tak benar. Sewaktu di les,
Ue-san populer dikalangan laki- laki. Ue-san saja yang tidak menyadarinya.
Sejak dulu,” kata Karasuma.
“Terima kasih,” balas Minato,
malu. Lalu dia pamit pergi.
Sebelum Minato berjalan menjauh,
Karasuma buru- buru memanggilnya. Lalu dia menanyai, bagaimana bila akhir pekan
ini mereka minum- minum nya. Dan Minato mengiyakan. Lalu dia pergi.
@@@
Maki mengundang Toru ke acara
kencan buta dengan alasan bahwa mereka tidak memiliki cukup anggota. Dan saat
Toru datang, Maki sengaja membuat para wanita dengan penampilan gaul untuk
mendekati Toru.
Namun didekati oleh tiga wanita
cantik, Toru tampak bersikap sangat lemas dan tidak bersemangat sama sekali. Melihat
itu, Minato ntah mengapa tetap merasa cemburu, tapi dia tidak mau mengakui
kalau dia cemburu.
“Oke, sudah saatnya meringkus.
Pinjamkan ponselmu,” kata Maki dengan percaya diri. Lalu dia mengetik dan
mengirimkan pesan kepada Toru menggunakan ponsel Mina.
Mina : Kamu lagi apa sekarang?
Saat ada pesan masuk, Toru
langsung melihat ponselnya. Dan Maki merasa bersemangat, “Dengar? Kalau cuma
dibaca atau berbohong, kita telah lolos tahap pertama,” katanya, menjelaskan.
Tapi tanpa disangka, Toru membalas pesan dengan jujur.
Toru : Aku lagi kencan buta supaya jumlahnya
pas. Aku akan segera pulaang. Maaf baru memberi kabar.
“Selanjutnya, bagaimana?” tanya
Minato, khawatir.
“Kalau sudah begini, itu loh!”
kata Maki, tidak pantang menyerah.
Mina : Hah? Apaan itu? Parah banget! Pulang
sekarang juga!
“Perubahan rencana ke ‘cewek
cemburu’. Dengan begini, dia akan benci Noguchi Mina dan berakhir,” kata Maki,
menjelaskan dengan yakin. Dan Minato menganggukkan kepalanya dan menatap Maki
dengan tatapan kagum.
Tapi tanpa disangka, tiba- tiba
mereka melihat Toru langsung berdiri dan mengatakan ingin pulang kepada teman-
temannya. Lalu saat teman- temannya bertanya kenapa, dia menjawab dengan jujur
bahwa pacarnya menunggunya. Melihat itu, Maki dan Minato sama- sama merasa
terkejut.
“Susah dikalahkan!” gumam Maki,
menghela nafas.
“Maki-chan. Selanjutnya,
selanjutnya!” desak Minato. Lalu tiba- tiba muncul balasan pesan dari Toru.
Toru : Aku sekarang diluar. Kamu dimana? Aku
ingin bertemu.
@@@
Karena Maki sudah kalah total,
maka dia menyerahkan semuanya kepada Minato. Dan dengan terpaksa serta terburu-
buru, Minato langsung mengubah penampilannya menjadi Mina, lalu menemui Toru
yang sudah menunggu diluar.
Ketika Mina datang, tanpa
mengatakan apapun, Toru langsung memeluk Mina. “Aku sangat senang. Karena Mina
cemburu,” katanya dengan lembut. Lalu dia menatap Mina dan ingin menciumnya.
Awalnya Mina tertegun, karena
Toru tiba- tiba memeluknya dan mengatakan hal seperti itu. Tapi kemudian, saat
Toru ingin menciumnya, dia secara refleks mendorong Toru menjauh. “Maaf, kamu
tak apa?” tanyanya, tersadar.
“Ada apa?” tanya Toru, bingung.
“Enggak. Lagian, kagak mungkin
melakukan itu di depan umam,” keluh Mina, beralasan dengan agak gugup.
“Ah, begitu ya,” kata Toru,
mengerti. Lalu dia mengambil sebuah kunci dari dalam tas nya dan memberikan itu
kepada Mina. “Kalau ‘gitu, mungkin ini saat yang tepat. Ini kunci rumah…
sebenarnya, aku tinggal sendirian,” jelasnya.
“Eh?!!”
“Aku baru akan pindah. Yang
peting kuberikan kunci duplikatnya dulu. Datanglah bermain kapan pun,” kata
Toru dengan ceria.
Minato : Takatsuki Minato, 20 tahun.
Kesucianku dipertaruhkan.
@@@
Direstoran. Minato minum- minum
bersama Karasuma dengan penuh semangat. Lalu setelah itu, kebiasaan bersih-
bersihnya muncul. Saat dia melihat ada noda air diatas meja, dia langsung
mengelap noda tersebut.
“Ue-san penyuka kebersihan, ya? Aku merasa
dari tadi kamu mengelap meja,” komentar Karasuma.
“Ah, maaf. Aku agak apikan,” jelas Minato, dengan agak malu.
“Mm… saat les
dulu, kamu enggak terkesan begitu,” kata
Karasuma, mengingat- ingat. Dan Minato membenarkan, saat SD dulu dia memang
tidak begini. “Apa ada penyebabnya?” tanya Karasuma, ingin tahu.
“Penyebabnya, ya,” pikir Minato, mengingat- ingat apa
penyebabnya.
@@@
Musim panas.
Saat Minato pulang sekolah, dia
melihat ada dua pasang sepatu didepan pintu. Sepatu pertama, ukurannya besar,
itu pasti punya Toru. Sepatu kedua, ukurannya kecil, ntah punya siapa dan
Minato merasa penasaran, siapa?
Lalu ketika Minato naik ke lantai
dua, dia bertemu dengan Senior Fukada yang kebetulan keluar dari kamar Toru.
“Si Adik?” sapa
Senior Fukada.
“Ah, bukan. Aku jadi kakaknya,” jawab Minato.
“Begitu, ya. Maaf mengganggu ya,” balas Senior Fukada, lalu dia pergi.
Setelah Senior Fukada pergi,
Minato dengan penasaran pergi ke kamar Toru. Dan ketika dia membuka pintu
kamar, dia melihat Toru duduk telanjang ditempat tidur dengan baju seragam yang
berserekan dilantai. Tanda bahwa Toru dan Senior Fukada barusan ngeseks disana.
@@@
“Kotor. Pikirku samar- samar.
Mungkin sejak saat itu, aku jadi suka kebersihan. Itu juga awal mula dari
hubungan Toru dengan cewek,” pikir Minato, merenungkan kejadian dulu itu.
“Ada apa? Tak apa?” tanya Karasuma dengan perhatian.
“Ah, gak apa- apa,” jawab Minato, tersadar dari lamunannya. “Kurasa enggak ada penyebab spesifik,” jelasnya.
Sebenarnya, Karasuma merasa kalau
Minato tidak menjawab jujur. Tapi dia tidak memaksa Minato untuk bercerita.
Dengan perhatian, dia mengatakan supaya Minato jangan memaksakan diri dan bila
misalnya ada hal yang Minato cemaskan, maka Minato bisa curhat kepadanya. Dan
mendengar itu, Minato sangat tersentuh.
“Kenapa pria ini kesannya lembut dan manis
begini? Karasuma-kun memang menawan, ya,”
pikir Minato sambil tersenyum lebar.
Selesai minum- minum, Karasuma
mengantarkan Minato pulang sampai ke depan rumah. Lalu dengan gugup, dia
menyatakan cinta kepada Minato. Dan Minato sangat terkejut sekali, bahkan
awalnya dia mengira kalau dia ada salah dengar.
“Aku sangat senang bisa bertemu
kembali dengan Ue-san,” kata Karasuma dengan agak gugup. “Jawabannya tak perlu
sekarang. Coba pikirkanlah,” jelasnya, menenangkan Minato.
Dikamar. Minato menghubungi Maki
dan menceritakan kepada Maki tentang hal barusan. Dan Maki menyarankan Minato
untuk segera putus dengan Toru, lalu jadian dengan Karasuma. Mendengar saran
itu, Minato diam.
“Kenapa kamu jadi bingung
begitu?” tanya Maki, heran. “Ini cuma perkiraan aja. Tapi kamu enggak serius
soal adikmu, ‘kan?” tanyanya, curiga.
“Enggak. Itu tak mungkin,”
sangkal Minato.
“Yang disukai Toru itu Mina,
cewek gaul. Yang disukai Karasuma- kun itu Minato,” kata Maki penuh penekanan
untuk mengingatkan Minato. “Kalau mikir mana yang baik untukmu, pasti langsung
ketemu jawabannya, ‘kan?”
“Ng,” gumam Minato, mengerti.
“Aku tahu kalau harus putus dengan Toru. Tapi ada satu masalah lagi yang
terjadi. Katanya, Toru pindah… demi Mina,” jelasnya, galau.
@@@