Dihari Toru akan pindah, teman
Toru datang untuk membantu. Lalu selagi menunggu Toru keluar dari rumah, dia
mengobrol dengan Minato. Dia mengatakan kepada Minato bahwa dia sangat
penasaran dengan cewek yang disukai Toru, karena kali ini dia bisa melihat
kalau Toru benar- benar jatuh cinta. Sebab selama ini meskipun Toru berpacaran
dengan banyak cewek, Toru tidak pernah benar- benar menyukai siapapun.
Mendengar itu, Minato merasa agak gugup. Lalu tiba- tiba Toru keluar dari
rumah.
“Kau selalu polosan, ya,” ejek
Toru. “Kesannya, bukankah lebih baik pakai riasan atau mengatur rambutmu?”
komentarnya.
“Cerewet. Kau hanya suka cewek
gaul, ‘kan?!” balas Minato dengan sinis.
Kemudian setelah itu, Toru dan
temannya pun pergi.
Minato : Dia benar- benar pergi. Jadi sepi, ya.
Memang benar sepi. Tapi…
Alasan kepindahannya Toru itu…
Toru mengirimkan pesan Line
kepada Mina. Dia memberitahu Mina bahwa dia sudah pindahan dan dia ingin Mina
datang bermain ke tempatnya.
… demi Mina, ya.
Selama ini juga sama.
Semuanya demi Mina.
Dia sampai memberi ponsel supaya ku bisa
menghubunginya kapanpun. Dia juga harus memutus hubungan dengan teman
sepermainannya. Kepindahannya juga.
“Aku ini terburuk, ya. Aku
memainkan hati Toru seperti itu,” gumam Minato, merasa bersalah.
@@@
Minato berencana untuk putus
dengan Toru. Alasannya dia mau pindah bersama keluarga ke tempat yang jauh,
seperti ke Hakkaido.
“Naif! Adikmu punya energi yang
‘nggak seperti anak sekarang. Dari tindakannya selama ini, jelas dia akan
mengikutimu ke Hokkaido,” komentar Maki sambil menata rambut Minato.
“Lebih jauh…” gumam Minato,
berpikir.
“Semangat dan putuslah
dengannya!”
@@@
Sebelum menekan bel dipintu, Mina
mempersiapkan dirinya. “Akan kujadikan
ini kebohongan terakhir,” pikirnya, bertekad. Lalu dia menekan pintu bel.
Mengejutkannya, orang yang
membuka pintu ternyata bukanlah Toru, melainkan teman Toru. Dan Mina merasa
sangat terkejut sekali. Disaat itu, Toru langsung keluar dan melindungi Mina
serta memperkenalkan pada si Teman bahwa Mina bukanlah Minato. Dan si Teman
percaya- percaya saja dengan Toru.
“Pulanglah,” pinta Toru kepada
temannya.
“Baiklah. Sampai nanti,
Mina-chan,” kata si Teman. Lalu dia pergi.
Didalam apatermen. Toru ingin
memeluk Mina, tapi Mina langsung menghindarinya dan dengan serius dia
memberitahu bahwa ada yang ingin dia bicarakan.
“Sebenarnya, kepindahan orang tua
ku sudah ditetapkan. Kami sekeluarga jadi pindah,” kata Mina, lalu dia berpikir
sesaat. “Itu … ke Ekuador.”
“Amerika selatan?” tanya Toru,
memastikan.
“Ya. Amerika selatan,” jawab
Mina, membenarkan. “Ayahku tak mengizinkanku tetap disini. Jadi, aku ikut ke
Ekuador. Karena itu .. eng… aku ingin kita putus.”
“Aku akan menunggumu sampai
kembali,” balas Toru, bersungguh- sungguh.
“Aku tak tahu kembali atau tidak.
Aku enggak bisa hubungan jarak jauh. Kumohon, Toru. Ayo putus,” kata Mina
dengan tegas. Lalu dia merasa bersalah sendiri.
Mendengar perkataan Mina, Toru terdiam. Dan
itu membuat Mina menjadi agak tidak nyaman. Lalu disaat Mina berpikir, apa yang
akan Toru katakan. Tiba- tiba saja, Mina melihat Toru menangis. Dan dia sangat
terkejut.
“Aku tidak ingin putus,” kata
Toru. Dan Mina langsung meminta maaf sambil mengelapkan air mata Toru. Lalu
Toru menarik Mina dan memeluknya. “Aku menyukai Mina.”
“Maaf, Toru,” balas Mina sambil
balas memeluk Toru.
Minato : Seharusnya, aku tak berbohong
padamu.
Kebohongan kecil yang bermula dari menganggap
enteng.
Karena hal itu, Toru sangat tersakiti.
Tapi, dengan ini berakhir sudah.
Maaf, Toru.
Selamat tinggal, Toru.
@@@
Pada saat perkumpulan klub,
Minato tampak melamun. Dan Karasuma menyadari hal tersebut, ketika dia
memperhatikan Minato.
Lalu pada saat acara perkumpulan
klub selesai, Karasuma pun menghampiri Minato dan berjalan pulang bersamanya.
Dengan perhatian, dia menanyai, ada apa dengan Minato dan apakah mungkin karena
pernyataan cintanya, sehingga Minato merasa kerepotan. Dan Minato menjelaskan
bahwa tidak ada apa- apa dan bukan karena itu.
“Syukurlah. Tapi, kenapa kamu
murung?” tanya Karasuma, perhatian. Dan Minato diam. “Sebelumnya aku ada
bilang, ‘kan? Kalau mau curhat, akan kudengar. Katakan apapun.”
“Ini salahku. Orang yang berharga
bagiku jadi terluka. Aku melakukan hal kejam. Aku terus berbohong pada orang
itu. Aku jadi benci diriku sendiri. Saking kejamnya,” kata Minato, membahas
tentang Toru yang dibohonginya. “Karena itu.. maaf. Aku dan Karasuma-kun…”
Sebelum Minato selesai berbicara,
Karasuma langsung memeluk Minato dengan erat. “Akan kutunggu. Sampai Ue-san
merasa baik- baik saja. Akan kutunggu,” katanya dengan sangat bersungguh-
sungguh.
@@@
Sudah 3 bulan Minato dan Karasuma
berpacaran. Dan saat mereka mengerjakan tugas bersama dicafe, Karasuma mengajak
Minato untuk makan malam bersama nanti untuk memperingatkan 3 bulan mereka.
Awalnya Minato lupa, tapi ketika Karasuma mengatakan itu, dia teringat bahwa
itu benar dan setuju untuk makan malam bersama nanti.
Setelah selesai mengerjakan
tugas, Minato pulang duluan. Dan ketika dia sampai dirumah, dia berjumpa dengan
teman Toru yang datang berkunjung.
“Kakak,” panggil si Teman. “Kamu
tahu Toru ada dimana?”
“Aku tak tahu. Kenapa?” balas
Minato, heran.
“Belakangan ini, dia enggak bisa
dihubungi. Tadi aku meminta Bibi untuk menghubunginya dan ternyata tak
terhubung,” kata si Teman, sangat khawatir.
“Apatermennya?” saran Minato,
ikut khawatir.
“Enggak bisa. Kelihatannya dia
tak disana,” jawab si Teman, merasa stress. “Sepertinya dia putus dengan
pacarnya. Soalnya dia benar- benar kepincut. Aku jadi khawatir,” jelasnya.
Mendengar itu, Minato langsung
berlari masuk ke dalam rumah.
Minato masuk ke dalam kamar dan
mengambil ponsel Mina yang disembunyikannya di dalam laci meja. Lalu dia
menyalakan ponsel Mina yang selama ini dimatikannya. Dan saat ponsel menyala,
tidak ada pesan masuk ataupun telpon masuk sama sekali, dan Minato jadi tambah
khawatir.
Lalu Minato pun datang ke
apatermen Toru. Dia menekan bel dan mengendor- ngedor pintu sambil memanggil
nama Toru. Tidak lama kemudian Toru membuka pintu dan menyebut nama Mina.
Kondisi Toru tampak sangat berantakan sekali dan ditangannya Toru memegang buku
tentang Ekuador. Melihat itu, Minato terdiam.
“Kalau ‘gak ada urusan,
pulanglah,” kata Toru, tanpa semangat sama sekali.
“Eh…” kata Minato, menghalangi
Toru yang ingin menutup pintu. “Kamu ‘nggak ke kampus, ‘kan? Kenapa kamu
mengurung diri?” tanyanya dengan cepat.
“Apa yang kulakukan tak ada
hubungannya denganmu, kan?” balas Toru. Lalu dia langsung menutup pintu.
Minato : Tak ada hubungannya denganku, ‘ya?
Entah kenapa hatiku terasa sakit.
Malam hari. Karasuma menelpon
Minato untuk mengingatkan tentang makan malam peringatan 3 bulan mereka. Tapi
Minato sama sekali tidak fokus mendengarkan.
“Minato?” panggil Karasuma, karena tidak ada respon.
“Maaf, apa?” balas Minato. “Ah.
Maaf. Tapi aku merasa lelah hari ini,” katanya, beralasan.
“Begitu, ya. Kalau begitu, kita
bicarakan lagi besok,” kata Karasuma, mengerti.
“Sampai nanti,” kata Minato,
lega. Kemudian setelah telpon mati, dia menatap ponsel Mina. “Enggak bisa kalau denganku, ya. Harus
Mina,” pikirnya, murung.
Keesokan harinya. Saat acara
hallowen klub, Minato menghampiri Karasuma dan mengajaknya untuk berbicara
sebentar diluar. Dan Karasuma mengiyakan.
Diluar. Minato membungkuk dan
meminta maaf kepada Karasuma. Lalu dia menjelaskan bahwa dia tertarik dengan
orang lain. Jadi dia tidak bisa bersama dengan Karasuma. Mendengar itu,
Karasuma sudah menduga sejak lama kalau Minato sebenarnya menyukai orang lain,
dan akhirnya Minato mengatakannya juga hari ini. Jadi dia paham dan mengerti.
@@@
“Lagi- lagi aku meriasmu seperti
ini, ya,” komentar Maki sambil merias wajah Mina. “Aku sendiri tak keberatan.
Tapi apa kamu yakin dengan ini? Menjadi Mina artinya kebohongannya dimulai
lagi.”
“Iya, aku paham,” jawab Mina
dengan yakin. “Aku selalu kebingungan harus gimana. Padahal hanya tinggal
mengulang hal sama. Meski begitu, kurasa Mina dibutuhkan olehnya sekarang.
Terlebih untukku juga,” jelasnya, curhat.
“Begitu,” gumam Maki, mengerti.
“Berarti, karena aku juga bingung harus apa, bakal kutemani sampai akhir deh,”
katanya, mendukung pilihan Mina. Dan mendengar itu, Mina tersenyum lega.
@@@
Dengan gugup Mina menarik nafas
dalam- dalam. Lalu setelah itu, dia mengetuk pintu apatermen Toru dan berbicara
dengan riang, “Toru! Aku kembali. Bukalah, Toru,” panggilnya.
Mendengar itu, Toru langsung
membuka pintu. “Mina,” katanya, tampak sangat senang.
“Begini, aku kembali ke Jepang
untuk tinggal bersama kerabat bibi ku,” kata Mina, menjelaskan. Tapi sebelum dia
selesai, Toru sudah langsung memeluknya dengan erat, sampai dia merasa agak
kesakitan.
Saat Mina mengeluh sakit, Toru
langsung melepaskan nya dan meminta maaf. Lalu dengan lembut dan perhatian,
Mina menyentuh rambut Toru dan menanyai, apakah Toru sudah makan. Kemudian saat
Toru menjawab belum, karena dia tidak nafsu makan. Mina langsung menasehati
Toru untuk jangan begitu dan makan dengan teratur.
Merasakan perhatian dari Mina,
Toru merasa sangat tersentuh. Dan dia menundukkan kepalanya untuk mencium bibir
Mina. Dengan gugup, Mina langsung mundur dan menghentikan Toru.
“Ini diluar,” kata Mina,
beralasan.
“Oh. Kalau ‘gitu, di dalam kamar,” kata Toru, langsung membuka
pintu apatermennya dan mengajak Mina untuk masuk. “Ah, hari ini menginap,
‘kan?” tanyanya.
“Enggak, enggak. Hari ini aku
cuma datang mampir. Aku harus pulang,” jelas Mina dengan cepat.
Minato : Dalam beberapa menit setelah
bertemu, kesucianku terancam. Bukan sebatas karena perasaan tertinggal.
“Aku ingin bersamamu lebih lama
lagi,” kata Toru dengan sikap sedih, seperti anak anjing yang tidak ingin
ditinggalkan pemiliknya.
“Tenang saja. Mulai sekarang,
kita bisa kencan perlahan,” kata Mina, menenangkan. Dan Toru langsung kembali
ceria. “Kalau begitu, 2 hari lagi,” pamit Mina.
“Aku mengerti,” kata Toru,
senang.
“Makan dengan benar ya.”
“Iya.”
“Akan kuhubungi lagi, ya. Dah.”
Minato : Mina luar biasa. Padahal apapun yang
kukatakan pada Toru itu enggak mempan. Dia bisa segampang ini membuat Toru
bahagia.
Berbeda sekali denganku.
@@@