Sinopsis K-Drama : Bad and Crazy Episode 05 part
1
SEMUA
KARAKTER, TEMPAT, GRUP, PERISTIWA DAN ORGANISASI ADALAH FIKTIF
Hui Gyeom menjalani sesi interogasi
dengan Su Yeol. Jika ditanya mengenai kejadian itu, Hui Gyeom masih ingat
jelas. Saat itu, dia melihat kalau sebelah mata si pelaku cacat. Setelah membunuh
tn. Do, dia lanjut membunuh Kim Gyeong Jun, rekan Hui Gyeom. Pokoknya, semua
orang yang ada di mobil tersebut yang masih bergerak, dibunuh oleh si pelaku
kecuali Hui Gyeom. Jika dibilang si pelaku tidak membunuh Hui Gyeom karena
mengiranya sudah mati, itu tidak masuk akal. Kenapa? Karena saat dia
berkeliling membunuh orang-orang, Hui Gyeom terus mengeluarkan suara rintihan
kesakitan dan tangisan melihat rekannya dibunuh. Anehnya, si pelaku pergi
begitu saja tanpa melakukan apapun padanya.
Dan pertanyaan yang sama yang Su Yeol
tanyakan pada Hui Gyeom, kenapa hanya dia yang selamat? Hui Gyeom juga nggak
tahu alasannya. Masalahnya, hal ini membuat posisi Hui Gyeom menjadi sulit.
Pertama, dia yang memerintahkan agar tn. Do dipindahkan malam itu juga dan dia
juga yang menghubungi hakim untuk mendapat surat perintah. Kedua, ayah Hui
Gyeom bangkrut 1 tahun yang lalu dan dia harus bekerja untuk melunasi hutang.
Namun, semua rekannya masih mengira keluarga Hui Gyeom kaya, termasuk Su Yeol
dan Jae Seon.
Untuk dugaan pertama, Hui Gyeom sudah
menjelaskan kalau dia melakukan pemindahan karena takut tn. Do akan merubah
perkataan. Tapi untuk masalah kedua, Hui Gyeom tidak suka jika membahas masalah
keluarganya. Menurutnya, itu tidak ada hubungannya dengan kasus. Namun, dari
sudut pandang polisi lain, ini jelas berhubungan. Ini bisa saja menjadi motif
kalau Hui Gyeom bekerja sama dengan ‘seseorang’ untuk membunuh tn. Do demi
uang.
Karena pembahasan sudah melenceng,
Hui Gyeom menjadi emosi dan mengajukan permintaan agar diinterogasi oleh kantor
pusat. Dia tidak mau diinterogasi sama Su Yeo.
“Itu yang dipikirkan semua orang. Kau
tahu itu, bukan?” ujar Su Yeol, menghentikan langkahnya. Apa yang sedari tadi
dikatakannya adalah apa yang dipikirkan orang-orang sekarang ini mengenai Hui
Gyeom. Jadi, sebaiknya kau tetap fokus. Mulai kini, kau harus memercayaiku dan
mengikuti arahanku.”
Setelah interogasinya selesai, Hui
Gyeom kembali ke unitnya. Dan seperti yang sudah diduga, semua orang tiba-tiba
bersikap berbeda saat dia masuk. Ada yang mencurigainya tapi ada juga yang
memihak padanya. Yang memihak, marah karena sikap mereka seolah Hui Gyeom
adalah pelakunya. Yang mencurigai beralasan, aneh saja Hui Gyeom tidak menerima
hukuman apapun dan pasti ada orang penting yang mendukungnya. Tawuran hampir
terjadi jika Gye Sik tidak berteriak menyuruh mereka untuk diam.
Gye Sik juga menyarankan agar Hui
Gyeom mengambil cuti. Hui Gyeom menolak. Untuk apa dia cuti? Dia akan menangkap
pelakunya!
=Episode 05=
Di sebuah pelabuhan, para pekerja
sedang melakukan bongkar muat untuk container yang membawa berkotak-kotak
permen bermerk : Eyes Candy. Permen dibawa menuju pabriknya untuk di olah
kembali. Ada yang aneh dalam proses pengolahannya. Para pekerja di sana harus
memilah permen tersebut. Permen itu mempunyai empat warna : putih, kuning,
merah dan hijau. Dan hanya pemen biru yang dikumpulkan untuk diproses ke tempat
lain.
Permen putih yang sudah dikumpulkan,
dibawa ke sebuah ruang rahasia. Di ruangan tersebut, permen dihancurkan dan
dimasak, didinginkan, dihancurkan dan di blender menjadi bubuk. Bubuk itu
kemudian ditakar dan dimasukkan ke dalam plastik yang memiliki logo mata. Yap!
Permen-permen itu adalah narkoba bernama ‘Pupil’ yang dicari keberadaannya oleh
team Kim Gye Sik.
Semua orang pasti mengira kalau yang
membunuh tn. Do adalah bos Yong, bukan? Sayangnya, tebakan kita semua salah!
Malah sebaliknya, bos Yong sedang mencari pelaku sebenarnya. Kunci pertama
adalah pada seorang anak buah yang kehilangan semua narkoba-nya. Anak buahnya
udah dipukuli dan dihajar habis – habisan, namun, dia tetap mengaku tidak tahu
menahu mengenai obat yang hilang. Dia tidak mencuri obat itu sama sekali.
Andrei memberitahu bos Yong kalau dia
merasa yang membocorkan informasi obat mereka bukanlah anggota mereka. Bos Yong
merasa ada ‘tikus-tikus’ yang mencoba mencuri barangnya. Dan pasti ada
hubungannya dengan kematian tn. Do. Jika terus begini, mereka bisa dituduh
membunuh tn. Do.
“Kita akan segera menarik produk kita
dari pasaran. Yang masih menjual produk kita berarti salah satu dari tikus itu.
Bunuh mereka semua,” perintah bos Yong.
--
Disaat yang sama, Su Yeol dan Jae
Seon sedang mencari petunjuk terkait kecelakaan mobil tersebut. Jae Seon sudah
mencari informasi tentang truk yang menabrak mobil tahanan dan hasilnya, truk
itu tidak terdaftar. Yang lebih membingungkan adalah kenapa informasi mengenai
pemindahan tersangka bisa bocor?
Secara mata, yang sedang mencari
petunjuk hanyalah Su Yeol dan Jae Seon. Tapi, secara batin, K ikut mencari petunjuk.
Namun, karena K hanya bagian dari diri Su Yeol, Jae Seon mana bisa melihanya
dan heran sendiri melihat Su Yeol marah-marah. Dia kira Su Yeol marah padanya.
Su Yeol udah merasa buntu memikirkan kasus ini. Soalnya, pemindahan ini kan
bersifat rahasia dan mendadak, tapi kenapa pelaku bisa tahu persis rute mana
yang akan ditempuh mobil tahanan? Dia sudah berpikir keras mengenai hal itu,
tapi tetap saja dia mencurigai Unit Narkotika.
Unit Narkotika terdiri dari : Kim Gye
Sik, Heo Jong Gu, Lee Hui Gyeom, Jeong Chan Gi dan Kim Gyeon Jun (yang
dibunuh). Nah, si Heo Jong Gu ini pernah diselidiki karena menerima suap dari
pelanggar narkoba. Karena mencurigakan, Su Yeol memerintahkan Jae Seo untuk
mengawasi Heo Jong Gu sementara ini.
Mengenai CCTV di sekitar TKP, Jae
Seon sudah memeriksanya. Jalan yang merupakan lokasi kejadian adalah jalanan
yang baru dibangun, jadi belum ada CCTV yang terpasang. Tapi, dia sudah
mengamankan rekaman dari semua jalan penghubung dan ada banyak sekali. Memang
tampaknya sulit, tapi Su Yeol udah bertekad! Mereka akan memeriksa semua CCTV.
Mereka harus mencari tahu kemana tersangka pergi setelah meninggalkan truknya.
Melihat semangatnya, Jae Seon jadi
bangga. Su Yeol sudah berubah belakangan ini dan lebih bersemangat. Seperti
sekarang, dia yang mengajukan diri untuk menangani kasus Hui Gyeom. Ah, pasti
kekuatan cinta.
Wkwkwkw. Dia nggak tahu aja kalau
yang bucin adalah K. Sementara Su Yeol bersemangat memecahkan kasus, supaya
bisa menyingkirkan K secepatnya.
Dari semua bukti yang mereka
kumpulkan, ada satu foto yang diambil dari blackbox mobil. Yaitu foto saat
seseorang tiba-tiba saja berhenti di depan mobil sehingga mobil mendadak
mengerem. Di foto itu, orang tersebut mengangkat tangan untuk menutupi wajah
karna silau dengan cahaya mobil. Wajahnya tidak kelihatan sama sekali.
Satu-satunya petunjuk adalah ada gelang di tangan si pria.
Setelah memotret foto petunjuk itu, K
langsung membawa Su Yeol pergi. Tepat setelah dia pergi, Jae Seon mendapat
telepon dari Hui Gyeom yang ingin mendapatkan foto saksi yang terekam di kamera
blackbox mobil. Jae Seon memang sudah dapat tapi foto saksi tidak terekam
karena saksi mengangkat tangan untuk menutupi wajah.
K membawa Su Yeol pergi mendadak
karena dia menemukan petunjuk. Gelang tangan yang di pakai si saksi adalah
gelang yang didapatkan saat masuk ke dalam bar. Dan bar yang dikunjungi oleh si
saksi di malam itu adalah bar det. Im. Bhahahaha. Det. Im mana mau membantunya.
Dia masih dendam karena Su Yeol mengacak-acak barnya, mengambil buku besarnya dan
memukulinya. Meskipun buku besar udah dikembalikan, dia masih dendam. Dia baru
mau membantu memberikan daftar tamu malam itu jika Su Yeol membiarkannya
memukulinya sekali dengan sangat keras.
Su Yeol nggak rela di pukuli, soalnya
yang bersalah kan K. Dia udah menyuruh K untuk keluar agar membuat det. Im
membantu dengan kekerasan, tapi K malah sok terlambat keluar. Akibatnya, Su
Yeol harus menerima tinju dari det. Im hingga sudut bibirnya berdarah.
Kejengkelan Su Yeol pada K bertambah!
Baru juga mendapat informasi, mereka
malah bertemu Hui Gyeom di depan bar. Hui Gyeom ke sana untuk mendapatkan
informasi mengenai saksi. Sama seperti K, dia mengenali gelang di tangan saksi
adalah gelang bar. Yah, gimanapun dia kan berada di unit narkotika dan sering
melakukan penggerebekan, jadi dia mudah mengenali gelang tersebut. Su Yeol
nggak suka kalau Hui Gyeom ikut mencari saksi. Alasannya masuk akal.
Orang-orang bisa berpikir kalau Hui Gyeom mau membungkam saksi. Kesal, Su Yeol
menyuruhnya berhenti memperumit keadaan.
Hui Gyeom nggak peduli. Dia ingin
menangkap sendiri pelaku pembunuh Gyeong Jun. Dengan gaya soknya, Hui Gyeom
menyuruh Su Yeol mempersempit tamu bar malam itu menjadi pria berumur 20-an
tahun.
Dan ya udah, besok pagi, Su Yeol dan
Hui Gyeom mulai mengunjungi satu persatu tamu bar di malam kejadian. Mereka
sudah memeriksa latar belakang para tamu. Namun, sudah keliling sampai malam,
saksi masih belum ketemu. Pencarian mereka akan dilanjutkan besok. Dan sebelum
berpisah, mereka makan dulu bersama.
Dasar bucin! K malah hanya memandangi
Hui Gyeom makan. Udah gitu, pas air di gelas Hui Gyeom habis, dia langsung
heboh pergi mengisi air lagi. Masalahnya, dari sudut pandang Hui Gyeom kan yang
melakukannya adalah Su Yeol. Wajar aja jika Hui Gyeom mencurigainya berkepribadian
ganda. Su Yeol shock! Eh, yang dimaksud Hui Gyeom berkepribadian ganda itu
hanyalah kiasan.
“Dengar. Kau terus memberiku bunga.
Kau membawakan aku air. Kudengar orang yang akan segera mati cenderung menjadi
orang lain. Apa kau sekarat?”
“Astaga. Aku tidak sekarat. Kenapa
kau selalu terdengar kejam?”
“Kenapa kau bekerja keras untuk kasus
ini? Apa kau masih menyukaiku?” tanya Hui Gyeom.
K mau menjawab ya dan mau membuat
tanda hati dengan jarinya. Untungnya Su Yeol berhasil melarang. Dia beralasan
melakukannya karena kasus ini menjadi sorotan publik. Hui Gyeom malah mengira
Su Yeol nggak serius bekerja dan menyuruhnya untuk fokus. Jangan membuatnya
bingung.
--
Setelah pencarian kesana kemari,
mereka berhasil menemukan si saksi. Saksi menolak di sebut saksi karena dia
nggak mendengar apapun.
“Itu kecelakaan besar. Mana mungkin
tak melihat apa pun? Suaranya juga pasti cukup lantang.”
“Aku tidak memperhatikan orang lain.
Ujianku sebentar lagi.”
“Jadi, kau pergi ke kelab karena ujianmu
sebentar lagi?”
“Orang-orang mati malam itu. Kami
menerima petunjuk sekecil apa pun. Tolong kerja samanya. Salah satu juniorku
juga meninggal. Juniorku seusia denganmu, Pak Gong.”
“Sudah kubilang aku tak melihat apa
pun. Aku langsung mendengar ambulans, jadi, aku tidak perlu melaporkannya. Itu
saja. Waktuku tidak banyak, aku harus pergi,” tegas saksi.
Eh, K malah tiba-tiba mengambil alih
tubuh Su Yeol dan berteirak marah pada saksi sampai mencengkeram kerah bajunya.
Saksi jelas ketakutan. Hui Gyeom juga panik karena Su Yeol memaksa saksi. Su
Yeol juga kaget karena K menggunakan kekerasan.
Dan sudah seperti ini, kesabaran Su
Yeol habis. Malamnya, dia langsung pergi mencari dr. Yeom yang baru aja mau
pulang kerja. Mau ngapain? Menerima pengobatan dari dr. Yeom untuk
menghilangkan K. dr. Yeom awalnya mau menolak, soalnya udah jam pulang kantor.
Eh, dia malah melihat dengan mata kepalanya sendiri, kepribadian Su Yeol yang
bertukar – tukar dengan K. kondisinya udah parah hingga K bisa mengontrol
seperti itu di saat Su Yeol masih dalam keadaan sangat sadar. K meminta dr.
Yeom untuk menyingkirkan Su Yeol, alih-alih dirinya.
Bahkan di dalam ruang konsultasi, Su
Yeol masih saja bertengkar dengan K. Namun, di mata orang biasa, dia seperti
marah-marah sendiri, kemudian memeluk diri sendiri, padahal nyatanya dia sedang
menahan K. Su Yeol lagi emosi banget karena K terus ikut campur padahal dia
udah bilang akan membantu Hui Gyeom! Jika K terus seperti ini, yang ada, dia
yang di pecat sebelum Hui Gyeom!!
Dr. Yeom sampai capek dan menyuruh
mereka berhenti. Dia juga memberitahu Su Yeol, kalau kecil kemungkinan K akan
menghilang dengan keinginan sendiri. Su Yeol udah menduga itu dan menyebut K
sebagai penipu.
“Bisa minta perhatian kalian? Kalian
berdua! Pertama, fakta bahwa kau bersedia diobati adalah perubahan yang sangat
positif. Tapi akan butuh waktu. Selagi kau menjalani perawatan...”
“Benarkah? Lantas, mari kita mulai.
Aku ingin ini cepat selesai,” potong Su Yeol.
Sesi pengobatan di mulai. Dr. Yeom
meminta Su Yeol untuk menceritakan masa kecilnya. Seperti yang sudah pernah
dibilang, kepribadian ganda disebabkan oleh trauma masa kecil. Kemungkinan
besar masa kecilnya memegang kunci masalah ini. Su Yeol setuju. Sementara K
menolak tanpa mau memberitahu alasannya. Su Yeol jadi semakin yakin kalau ada
sesuatu yang diketahui K. Dia jadi bersemangat dan meminta dr. Yeom
menghipnosisnya.
Hipnosis di mulai. Su Yeol masuk ke
alam bawah sadarnya. Di sana ada banyak sekali pintu di sebuah koridor yang
sangat panjang. Di setiap pintu tertulis angka. Su Yeol memutuskan membuka
salah satu pintu. Dibalik pintu ada pemandangan semak-semak disisi sungai. Su
Yeol membuka lagi pintu lain. Isinya ada dua orang sedang duduk bersama di
bawah langit cerah. Melihat pemandangan itu, kepala Su Yeol terasa sakit.
Dan tiba-tiba saja, Su Yeol seperti
orang linglung. Dia terus berjalan di sepanjang koridor dan berakhir di
ujungnya. Di ujung koridor ada sebuah pintu bernomor 1002. Sakit kepala Su Yeol
semakin kuat dan dia terbangun!
“Pak Ryu. Tahukah kau menderita
amnesia saat masih kecil?” tanya dr. Yeom, sangat serius.
Su Yeol tidak bisa mengingat masa
kecilnya.
Hal itu cukup mengganggu Su Yeol.
Namun, pekerjaan tetap harus berjalan. Jae Seon menghubungi dan memberitahu
kalau Heo Jong Gu baru saja tiba di pemakaman Kim Gyeong Jun. Dia juga sudah
menyelidiki Jong Gu yang ternyata suka berjudi dan bermain wanita. Tapi, dia
rasa itu tidak ada hubungannya dengan kasus.
Hm. Ada yang aneh. Sangat aneh. Saat
di rumah pemakaman, Kim Gye Sik duduk bersama dua bawahannya. Jong Gu terlihat
gelisah dan setelah ragu sesaat dia memberitahu kalau dia juga dibuntuti. Jeong
Chan Gi juga gelisah dan menanyakan Gye Sik, apa yang harus mereka lakukan?
Dengan suara kecil namun tegas, Gye Sik memerintahkan mereka untuk tetap diam.
Dalam situasi seperti ini, mereka harus bersembunyi dan tidak membuat masalah.
Jawaban itu tidak membuat keduanya puas.
Hui Gyeom tiba setelah perbincangan
mereka berakhir. Dia sudah ada di sana sedari tadi dan membantu pihak Gyeong
Jun untuk melayani para pelayat.
--
Saking lelahnya mengerjakan kasus Hui
Gyeom, Su Yeol sampai ketiduran di kantor. Baru juga istirahat sebentar, malah
sudah ada yang mengganggu. Kyung Tae datang dan memperkenalkan diri kalau dia
baru saja dipindahkan ke Tim Dua untuk Unit Antikorupsi. Dia kelihatan senang
bisa bekerja dibawah Su Yeol. Su Yeol kaget soalnya dia nggak tahu. Lebih
tepatnya dia nggak membaca laporan yang diberikan Jae Seon.
Hui Gyeom juga dalam perjalanan
pulang sambil menelepon Su Yeol untuk menanyakan perkembangan kasusnya. Mereka
belum selesai bicara, tapi Hui Gyeom sudah mengakhirinya. Alasannya karena ada
polisi yang berkumpul di depan rumahnya. Setelah memeriksa yang terjadi
sehingga polisi datang, Hui Gyeom langsung menelepon Su Yeol.
Alasan polisi ke sana karena mereka
menerima telepon soal kasus pencurian dan di suruh kemari. Saat mereka
memeriksa, mereka menemukan sebuah koper berisi uang dan narkoba ‘pupil’. Wajah
Su Yeol langsung lesu.
“Itu bukan milikku. Aku yakin seseorang
menjebakku. Seseorang menaruhnya di sini,” jelas Hui Gyeom, frustasi.
“Aku tahu. Aku tahu. Tapi surat
perintah telah dikeluarkan. Kami harus melanjutkan penangkapan. Kuharap kau
bisa mengerti,” ujar Su Yeol sambil memborgol tangannya. Bagaimanapun mereka
harus mengikuti protokol yang berlaku.
--
Setelah tiba di ruang interogasi,
borgol ditangan Hui Gyeom baru dilepaskan. Yang menginterogasi adalah Jae Seon
dan Su Yeol. Masih sama seperti tadi, Hui Gyeom mengatakan kalau dia sudah
dijebak. Dan itu juga mungkin alasan kenapa Gyeong Jun di bunuh sementara dia
dibiarkan hidup. Dia jadi bertanya-tanya, apa memang sejak awal dia adalah
target?
“Jika jaringan narkoba Do Yu Gon berencana
menjadikanmu atau Gyeong Jun mata-mata, mereka akan lebih mengincarmu daripada Gyeong
Jun yang baru saja bergabung di Unit Narkotika. Yang kita tahu pasti adalah, orang
itu tahu semua langkah dari anggota Unit Narkotika. Hui Gyeom. Apa ada orang di
timmu..,” ujar Su Yeol dan Jae Seon, berhati-hati.
“Kami belum yakin soal itu. Sama
seperti aku dijebak untuk ini, seseorang mungkin berusaha membuat orang-orang
mencurigai seluruh tim kami. Bagaimana jika kita menunggu sedikit lagi? Apa pun
yang terjadi, aku yakin kaptenku akan mengurus ini,” mohon Hui Gyeom.
“Menurutmu bagaimana dia bisa
membantumu? Dia tidak tahu atau
melakukan apa pun untuk menyelesaikan ini padahal seluruh tim terpuruk. Bagaimana
dia bisa menyelesaikan dan menangani ini? Mungkin dia hanya sibuk menyelamatkan
dirinya sendiri,” sadarkan Su Yeol.