Sinopsis K-Drama : Bad and Crazy Episode 05 part
2
SEMUA
KARAKTER, TEMPAT, GRUP, PERISTIWA DAN ORGANISASI ADALAH FIKTIF
Yang dikatakan Su Yeol, benar. Gye
Sik hanya sibuk menyelamatkan diri sendiri! Yang lebih mengerikan, dia adalah
dalang dari pembunuhan tn. Do. Sementara yang menjebak Hui Gyeom dengan narkoba
adalah Jong Gu. Makanya Gye Sik emosi. Dia kan sudah bilang untuk tetap diam
dan tidak melakukan apapun!!!
Flashback
Gye
Sik yang memerintahkan orang di penjara untuk menusuk tn. Do. Saat tn. Do
sedang ditangani, tn. Do meminta dikeluarkan dari penjara karena ‘orang-orang’
itu berusaha membunuhnya! Jika Gye Sik membantunya, dia akan memberitahukan
darimana semua narkoba itu didapatkan dan cara mereka menyebarkannya. Sekarang,
dia yang punya kekuatan untuk menolong tn. Do, maka dia ingin tn. Do memberikan
informasinya terlebih dahulu baru dia akan memindahkannya ke tempat aman.
Tidak
punya pilihan, tn. Do memberitahukan semuanya. Sayangnya, dia memberitahukannya
pada orang yang salah. Begitu mendapatkan informasinya, tn. Do langsung
memerintahkan Jong Gu untuk membunuh semuanya.
End
Dan sekarang, Jong Gu merasa
terpojok! Dia tidak terima di salahkan sama Gye Sik! Dia juga nggak punya
pilihan. Mereka mengikutinya. Dia yang mencuri narkobanya! Gimana kalau cuma
dia yang tertangkap? Dia juga harus melindungi dirinya sendiri!!
“Ini sebabnya mereka membuntutiku. Kau
bereaksi saat mereka mencurigaimu. Kubilang tidak akan mudah menipu Ryu Su
Yeol. Jika ini gagal...”
“Kenapa harus gagal? Aku hanya
membantunya sedikit karena Lee Hui Gyeom sedang diselidiki. Bukankah kau akan membuatnya
dipecat sejak awal? Dia seharusnya senang karena masih hidup sekarang,” balas
Jong Gu.
“Tutup mulutmu,” marah Gye Sik.
Chan Gi juga ada di sana dan sibuk
memeriksa narkoba hasil jarahan mereka di malam itu. Semuanya benar, kecuali
narkoba yang ditemukan di rumahnya.
Flashback
Jong
Gu dan Chan Gi pergi ke tempat sesuai informasi yang diberikan oleh tn. Do. Di
sana ada sebuah mobil terparkir dan dibagasinya berisi sekoper narkoba Pupil.
Keduanya sontak tertawa bahagia membayangkan mereka akan kaya raya.
Setelah
hasil jarahan di dapat, sekarang mereka harus membunuh tn. Do yang sedang
dibawa dengan mobil tahanan bersama Hui Gyeom dan Gyeong Jun. Jong Gu pun
menyampaikan pendapatnya, bukankah lebih baik mereka menyingkirkan semua orang
untuk berjaga-jaga? Gye Sik diam sejenak sebelum menjawab agar Hui Gyeom
dibiarkan hidup.
End
Dan ditempat ini jugalah mereka
bertemu dengan si pelaku pembunuh, Jeong Il Su. Il Su tidak hanya di
perintahkan untuk membunuh tapi juga menjual hasil jarahan narkoba Pupil
mereka.
--
Saat Gye Sik kembali ke kantor, dia
berpas-pasan dengan Su Yeol. Dan dia kembali berakting sebagai atasan yang
baik, sok menanyakan keadaan Hui Gyeom.
Pertanyaan yang sangat basa-basi. Wajar jika Su Yeol balik bertanya,
menurutnya gimana keadaan Hui Gyeom setelah dijebak atas dua kejahatan konyol
berturut-turut? Gye Sik tahu itu sarkasm, jadi dia memilih pergi.
“Tentang kasus ini. Kau tahu
orang-orang akan mencurigai timmu sejak awal, bukan? Tapi makin aku menggali, semua
bukti terus mengarah kepadanya. Seakan-akan seseorang berusaha mengakhiri ini dengan
menjadikannya kambing hitam. Tapi firasatku mengatakan orang itu ada di Unit
Narkotika.”
“Aku memercayai semua orang di timku,
tapi jika ada masalah, aku akan menanganinya.”
“Tidak. Aku
akan menanganinya. Timku akan melakukannya. Kau bahkan tak tahu apa yang
terjadi,” tegas Su Yeol, yang artinya dia tidak mempercayai siapapun di Unit
Narkotika. SIAPAPUN.
--
Saksi yang
waktu itu ditemui sama Su Yeol dan Hui Gyeom, tidak bisa melalui hari dengan
tenang. Dia selalu merasa takut sehingga hal itu membuatnya kesulitan sendiri.
Kenapa? karena dia memang benar melihat kecelakaan mobil tahanan dengan sebuah
truk dan seorang pria masuk ke dalam mobil untuk membunuh.
Makanya, saat
Su Yeol datang menemuinya lagi, dia takut dan kabur. Kali ini, Su Yeol
membiarkan K mengambil alih tubuhnya, soalnya K jauh lebih kuat daripadanya.
Berkat K juga saksi yang hampir saja tertabrak, tertolong. Saksi masih terus
bersikeras kalau dia tidak tahu apapun dan jangan mengganggunya. Su Yeol nggak
percaya. Dia begitu ketakutan, jadi dia pasti tahu sesuatu.
Pas sekali
disaat itu, dia mendapat telepon dari Kyung Tae yang sudah memeriksa CCTV dan
menemukan rute pelarian Il Su. Dia sudah menyelidiki kalau rumah sakit mengirim
3 truk ambulans. Dan dari CCTV terlihat kalau ada ambulans lain yang datang 5
menit sebelum ambulans lain dan meinggalkan TKP sebelum polisi tiba. Informasi Kyung Tae merupakan clue penting.
Saksi tidak
sepenuhnya berbohong. Bukankah sebelumnya dia bilang mendengar suara sirine
ambulans? Jadi, tidak mungkin dia tidak tahu apapun. Dia membujuk saksi untuk
buka mulut jika ingin pelaku ditangkap. Jika tidak, dia akan selamanya hidup
penuh ketakutan seperti ini.
Flashback
Saat tabrakan terjadi, mobil tahanan jatuh ke
bawah jalan dan berguling-guling. Rasa penasaran, cemas dan takut membuat saksi
memutuskan untuk turun memeriksa mobil. Saat itulah dia melihat Il Su yang
keluar dari mobil dengan tubuh terkena banyak cipratan darah. Ketakutan, dia
hendak pergi. Sialnya, di belakangnya sudah ada anak buah Il Su. Il Su juga
sudah melihat wajahnya.
Dengan tatapan mengerikan, Il Su memperingatinya
kalau mereka sudah melihat wajah masing-masing. Setelah mengatakan itu, Il Su
kabur dengan menaiki mobil ambulans yang tiba.
End
Akhirnya,
saksi memberitahu semua yang diketahuinya. Pelaku kabur dengan mobil ambulans
dan melihat wajahnya. Dia sangat ketakutan kalau – kalau akan dibunuh jika buka
mulut.
Keberaniannya
membuat Su Yeol menemukan petunjuk baru. Dia langsung menelepon Kyung Tae
kembali dan memerintahkan untuk mencari mobil ambulans yang pergi pertama kali
tersebut.
--
Esok hari,
Il Su sudah
mendapatkan seorang pelanggan yang mau membeli ‘pupil’. Mereka membuat janji
temu di sebuah tempat pemancingan. Tidak disangka, pelanggannya adalah Andrei.
Dia kuat dan tidak punya belas kasihan. Dia menyiksa Il Su hingga dia mau buka
mulut dari siapa dia mencuri obat tersebut. Il Su sampai memohon ampun untuk
tidak dibunuh.
Ah, tidak
diduga, Il Su nggak datang sendirian. Gye Sik mengikutinya. Dan dia menggunakan
pistolnya untuk membuat Andrei berhenti. Keinginnya hanya satu. Andrei
membawanya menemui Bos Yong. Gye Sik benar-benar tidak tahu malu. Dia mencuri
dan menyebut kalau itu barangnya sekarang, jadi jika bos Yong menginginkannya,
dia harus membeli darinya. Sok berbaik hati, dia menawarkan setengah harga
untuk obatnya. Toh, Bos Yong juga
akan mendapatkan 20 kali lipat dari yang da bayar, bukan?
Dan dari
obrolan mereka, kita jadi tahu kalau Gye Sik selama ini selalu menjual barang
sitaan narkoba dari orang yang ditangkapnya. Dia hanya berpura-pura jujur,
padahal nyatanya dia menangkap para pengedar untuk mengambil barang mereka dan
menjualnya kembali. Bos Yong menolak membayar. Dia udah punya banyak uang.
Bukankah yang harus dipikirkan Gye Sik sekarang, gimana cara dia akan keluar
dengan selamat dari tempatnya?
“Kami
membunuh Do Yu Gon menggantikanmu. Bukankah dia mengganggumu?” jawab Gye Sik.
Jawaban yang tidak memuaskan bos Yong. “Menurutku kau bisa menggunakan
bantuanku untuk banyak hal. Jika kupakai cara legal untuk membersihkan pasar
untukmu, kau akan lebih mudah menjalankan bisnis dengan status ilegalmu.”
“Hei. Bekerja
sama denganmu tak semudah itu karena aku tahu kau bos para tikus.”
“Apa yang kau
inginkan?” tanya Gye Sik.
--
Mobil
ambulans akhirnya ditemukan di tempat rongsokan. Pemilik tempat juga tidak tahu
darimana mobil itu berasal karena saat pagi sudah ada di sana. Tapi, karena
onderdil mobilnya masih dalam keadaan bagus, dia berusaha tidak marah. Namun,
tetap saja membongkar mobilnya dengan benar akan sangat merepotkan. Mana mobil
itu ditinggalkan di tempat yang tidak terekam CCTV.
“Pak, apa
semua orang mengeluarkan kamera dasbor sebelum membawa mobil untuk dihancurkan?”
tanya Kyung Tae.
“Sebagian
begitu. Tapi beberapa masih ada kamera dasbornya. Jika begitu, kita yang ambil.”
“Ada yang
kamera dasbornya masih ada?” tanya Jae Seon.
“Beberapa
rekamannya pasti masih utuh,” ujar pemilik tempat.
Ooohh. Jika
mereka mengumpulkan kamera dasbor mobil yang masih belum diambil, mereka bisa
melihat wajah orang yang meninggalkan mobil tersebut! Briliant!! Su Yeol sangat
senang dan memuji Kyung Tae yang bangga menjadi penyidik. Sementara Jae Seon,
cemburu. Wkwkwk, biasa kan hanya dia dan Su Yeol.
Dari kamera
dasbor yang berhasil ditemukan, mereka akhirnya tahu pelaku adalah Jeong Il Su.
Mereka juga sudah melakukan penyelidikan latar belakang dan hasilnya buntu.
Ayah Jeong Il Su sudah lama tidak mendengar kabar Il Su. Il Su sudah
bertahun-tahun meninggalkan rumah keluarganya. Dan tidak ada satupun yang
pernah mencoba menghubunginya sejak Ibunya meninggal. Entah gimana caranya
mereka bisa menemukan si pelaku.
“Pemindahan
diputuskan secara tidak terduga. Menemukan ambulans dan bahkan truk dalam waktu
singkat... Mungkinkah dia punya koneksi dengan industri otomotif?” tanya Kyung
Tae, menyatukan semua petunjuk.
“Kami berdua
sudah menyelidikinya,” jawab Jae Seon.
“Bagaimana
jika itu perusahaan yang baru saja bangkrut? Ini. Aku memeriksa daftar penjual mobil
bekas dan tempat rongsokan, semuanya masih beroperasi penuh. Jadi, aku menyusun
daftar yang baru-baru ini bangkrut. Jika lihat nomor 33 di sini... Mungkin
hanya kebetulan, tapi pemiliknya dan Jeong Il Su satu SMP,” beritahu Kyung Tae.
“Hei, ini
kota kecil. Semua orang satu sekolah. SD, SMP... Bukankah kau juga punya…,”
ujar Jae Seon, tidak sependapat.
“Kyung Tae. Kau
jimat keberuntunganku. Dari mana asalmu?” puji Su Yeol, bangga. Kyung Tae juga
senang.
Dan
lagi-lagi, Jae Seon merasa iri. Wkwkw.
“Hei, buat
daftar orang yang satu sekolah dengan mereka. Mengerti?” perintah Su Yeol dan
beranjak pergi.
Su Yeol mau
pergi untuk memeriksa tempat rongsokan yang sudah bangkrut itu. Sialnya, ada
dua mobil yang diparkir dengan mengapit mobilnya sehingga dia nggak bisa
membuka pintu. Tidak habis akal, K langsung menawarkan untuk naik motor. Su
Yeol setuju tapi harus dia yang mengendarai motornya! Lebih baik menyetir
dengan aman daripada ugal – ugalan seperti K.
Mereka tiba
di tempat tersebut dan menemukan narkoba pupil. Sialnya, tempat itu memang
adalah tempat persembunyian Il Su. Kalau udah gini, Su Yeol langsung meminta K
yang maju dan mengambil alih tubuhnya. Hasilnya, mereka menang. Sialnya, karna
kurang jumlah mereka tidak siap atas serangan tidak terduga. Il Su sedari tadi
bersembunyi dan saat yang tepat, dia menyuntikan sesuatu ke leher Su Yeol.
Cairan itu membuat Su Yeol dan K menjadi tidak berdaya.
Dan saat dia
sadar, dia sudah dalam keadaan terikat di kursi dengan mulut terlakban. K juga
menghilang. Dan yang lebih mengejutkan, Gye Sik, Jong Gu dan Chan Gi muncul
dihadapannya. Mereka tidak lagi menyembunyikan fakta kalau mereka adalah
dalang. Dan di depan matanya, dia melihat pembunuhan. Jong Gu mau membunuh Il
Su, tapi sebelum dia melakukannya, Gye Sik terlebih dahulu menembak bahunya.
Jong Gu shock dan merasa dikhianati. Chan Gi juga shock.
Alasan Gye
Sik melakukannya adalah permintaan bos Yong. Dia meminta agar Gye Sik
membawakannya kepala tikus yang menyelinap ke gudangnya. Dan orang itu adalah Jong
Gu.
Gye Sik
memerintahkan Il Su untuk mengambil pistol Jong Gu dan menembaknya. Jong Gu
panik dan memohon untuk tidak dibunuh sama Gye Sik. Dia nggak mengerti apa
salahnya padahal dia sudah melakukan semua perintahnya. Il Su juga takut tapi
tidak punya pilihan karena Gye Sik mengancamnya dengan pistol mengarah ke
kepala. Daripada dia mati, lebih baik dia membunuh Jong Gu. Dorrr! Jong Gu
tewas.
“Hei, Chan
Gi. Jangan panik. Akan kujelaskan semuanya nanti,” ujar Gye Sik dengan tenang
pada Chan Gi. “Kau membunuh polisi. Apa yang akan kau lakukan sekarang?”
“Tolong
jangan bunuh aku. Aku akan melakukan apa pun yang kau katakan,” mohon Il Su.
“Kau cukup
bijaksana untuk seorang pencandu. Bagus. Masuk penjara jauh lebih baik daripada
mati.”
Sekarang,
saatnya menangani Su Yeol. Su Yeol juga takut mati.
“Tidak!
Jangan! Tolong dengarkan aku. Dengarkan aku! Tolong dengarkan aku! Kapten Kim
Gye Sik. Kurasa aku tahu rencanamu. Jeong Il Su, tersangka pembunuhan Do Yu
Gon. Lalu kaki tangannya, Heo Jong Gu. Mereka berkelahi, lalu salah satu dari
mereka mati. Jadi, sekarang, Jeong Il Su akan ditangkap. Rencana yang bagus. Pintar
sekali. Ya. Sejauh ini, hampir sempurna. Tapi begini, jika kau menembakku
sekarang, bagaimana dengan timku? Kau
pikir mereka akan diam saja? Bagaimana dengan Hui Gyeom? Apa dia akan
menerimanya? Dengar. Aku tidak akan ikut campur, ya? Aku akan mengurus semuanya
untukmu, jadi, kau tidak akan diselidiki, paham? Kau tahu sendiri kemampuanku. Bersih
dan rapi, bukan? Kumohon! Sekali ini saja. Percayalah kepadaku sekali ini saja.
Jeong Il Su, bedebah itu, menyuntik leherku dengan semacam obat. Hasil tesku
akan positif jika dilakukan tes narkoba. Mana bisa aku macam-macam padahal tahu
itu konsekuensinya? Pikirkanlah. Apa itu masuk akal bagimu? Kumohon...,” mohon
Su Yeol sambil menawarkan kesepakatan.
Akhirnya, Gye
Sik mau melepaskannya. Namun, tidak semudah itu. Dia harus memastikan Su Yeol
benar-benar akan bungkam. Makanya, dia memerintahkan Su Yeol untuk memegang
jarum suntik yang masih baru. Tujuannya, itu akan menjadi alat bukti palsu Su
Yeol memakai narkoba. Supaya dia nggak bisa mengelak kalau dia hanya dijebak.
Tidak hanya itu, sejam yang lalu, Gye Sik juga sudah mengirim uang ke rekening
kakak Su Yeol sebagai bentuk terimakasih karena sudah dibantu.
“Sejam yang
lalu?” tanya Su Yeol, terkejut. Artinya, sedari awal dia memang sudah akan
dijebak.
“Tampaknya
sejauh ini kita sepaham, jadi, aku lega. Tapi bagaimana saat kau pergi dari
sini? Kau mungkin berubah pikiran. Tapi jika alat suntik dengan sidik jarimu dan
uang misterius tiba-tiba muncul, siapa yang akan dipercaya orang-orang? Semua
orang di kantor tahu kau suka mengumpulkan suap. Apa yang akan terjadi? Akankah
orang memercayaimu, polisi korup yang hanya memedulikan uang? Atau aku, yang
mempertaruhkan nyawa untuk menangkap pengedar?”
“Jadi... ini
rencanamu sejak awal?” marah Su Yeol.
Il Su tertawa
karena semua sudah direncanakan. Dor!!! Gye Sik menembaki bahu Il Su.
“Bedebah itu
menembak Jong Gu dan membunuhnya. Jadi, jika aku tak melakukan apa pun, akan
terlihat agak aneh, kau tahu? Ini tindakan yang tepat, bukan?” ujar Gye Sik,
amat sangat tenang.
Dan begitulah
semua di tutup dengan semua tuduhan pembunuhan kepada Heo Jong Gu. Su Yeol yang
ada di TKP menjadi saksi. Dan semua dibuat seolah Gye Sik adalah heroik : Saat
Heo Jong Gu hendak menembak komplotannya, Jeong Il Su, Kapten Kim Gye Sik
menembaknya di bahu untuk menghentikannya. Tapi saat itu, Jeong Il Su mengambil
pistol Heo Jong Gu dan menembaknya.
Semua ini terjadi dalam sekejap.
Dan itu juga
yang disampaikan oleh Su Yeol kepada timnya. Ada beberapa yang janggal seperti
kenapa mereka saling menembak jika mereka komplotan?
“Heo Jong Gu
pasti berusaha menyingkirkan Jeong Il Su untuk menghindari penyelidikan, mengetahui
bahwa kami sedang mencari Jeong Il Su,” bohong Su Yeol.
“Dia membunuh
Heo Jong Gu tepat di depan polisi?”
“Dalam
darahnya terdeteksi obat terlarang berdosis tinggi, jadi, aku yakin dia
membunuh di bawah pengaruh narkoba.”
“Baiklah.
Kalau begitu, mari kita selesaikan kasusnya. Cobalah meminimalkan liputan media
atas kasus ini. Kerja bagus, Su Yeol,” puji Kep. Gwak.
Semua
hanyalah kebohongan! Su Yeol benci sama dirinya sendiri yang sudah menutupi
kebenaran hingga seperti ini! K yang tidak tahu apapun, malah marah-marah
setelah menghilang mendadak. Su Yeol jelas emosi. Jika K tidak menghilang
mendadak, ini semua tidak mungkin terjadi. Mereka saling menyalahkan dan
memukuli.
Setelah
saling memukuli itu, Su Yeol pergi menjenguk Hui Gyeom di penjara. Su Yeol
mengira kalau Hui Gyeom akan segera dibebaskan karena Il Su sudah ditangkap. Sayangnya,
tidak. Hui Gyeom memberitahu kalau Il Su sepertinya bersikeras kalau dia
terlibat dengan mereka. Hui Gyeom juga masih sulit percaya, soalnya dia merasa
Il Su hanyalah dalang. Apa beneran dia yang mengedarkan narkoba di belakang tn.
Do?
“Jangan memikirkan
hal seperti itu. Pikirkan saja cara untuk membuktikan kau tidak bersalah.”
“Aku
baik-baik saja, jangan terlalu khawatir. Berhentilah datang ke sini juga. Ini
bukan hal baik. Aku merasa risi. Kau tahu, timku... Mereka mungkin panik
sekarang, tapi aku yakin mereka akan berusaha sampai bisa mengeluarkanku,”
yakin Hui Gyeom, tanpa sadar kalau timnya lah yang sudah menjebak dan
mengkhianatinya. Teamnya adalah dalang sebenarnya!
Su Yeol jadi
semakin merasa bersalah. Sebelum kembali ke selnya, Hui Gyeom terpikir sebuah
hal. Apa mungkin Jong Gu juga yang memerintahkan pembunuhan Tak Min Su?
Su Yeol sudah
sepenuhnya lupa dengan nama Min Su, tapi karena Hui Gyeom menyebutkannya, dia
jadi teringat kembali. Kasus Tak Min Su adalah kasus yang membuatnya menginterogasi
Gye Sik pertama kali (di episode 01). Di interogasi, Gye Sik bilang kalau dia
menembak pelaku karena pelaku menembak Min Su. Dia menembak kaki pelaku dan
pelaku terjatuh dari atas gedung. Saat itu, Su Yeol menyudutkannya dengan
menuduhnya sebagai orang yang membunuh keduanya. Namun, itu hanya argumen untuk
memojokkannya atas perintah atasan.
Namun,
sekarang, saat dia melihat dengan seksama berkas kasus Tak Min Su. Dia
menemukan hal aneh. Di foto TKP terlihat kalau Sang Ho terjatuh dan spanduk ada
di atas tubuhnya. Disebelahnya ada tubuh Min Su yang kakinya menimpa spanduk.
Aneh! Jika Min Su terjatuh duluan, baru Sang Ho, maka harusnya kaki Min Su
tidak mungkin ada di atas spanduk.
Dan cerita
akan berbeda jika Sang Ho yang terjatuh duluan baru Min Su.
Flashback
Min Su tiba di TKP, tepat saat Sang Ho terjatuh
dari atas gedung. Saat dia menoleh ke atas, dia melihat sosok Gye Sik. Min Su
langsung berlari ke atas mengejar Gye Sik. Gye Sik yang sudah menduga,
bersembunyi dan diam-diam mendorong Min Su. Min Su sempat berpegangan pada sisi
lantai. Sayangnya, Gye Sik memang berniat membunuhnya. Dia menginjak kedua
tangan Min Su hingga dia melepaskan pegangannya.
Min Su terjatuh tepat di sebelah Sang Ho.
Bersamaan dengan hal tersebut, hujan turun. Untuk membuat alibi pada diri
sendiri, Gye Sik mengambil pecaha kaca dan menusukkannya ke perut.
End
Itulah yang
disimpulkan oleh Su Yeol yang sudah melihat kondisi langsung TKP.
“Mungkin, hal-hal
yang kukarang untuk melibatkan Kim Gye Sik semuanya benar,” gumam Su Yeol.
“Lalu? Apa
yang akan kau lakukan sekarang? Kau akan menulis novel tentang itu dan menjadi
penulis terlaris? Dasar pengecut. Sekarang kau curiga?” ejek K.
“Kau bilang
aku harus melakukan sesuatu! Aku akan menyelidiki kasus ini lagi. Pasti ada
sesuatu. Aku mungkin bisa mengalahkan
Kim Gye Sik.”
“Sendirian?
Menurutmu itu mungkin?”
“Tidak. Denganmu.
Kim Gye Sik memang psikopat. Terlalu berbahaya jika melibatkan Jae Seon dan
Gyeong Tae. Hanya kau dan aku yang pergi. Hanya kita berdua.”
K tersenyum
malu – malu dan mengulurkan tangannya. Dia setuju.