SEMUA KARAKTER, TEMPAT, GRUP, PERISTIWA DAN ORGANISASI
ADALAH FIKTIF
Su
Yeol benar-benar nggak menyangka kalau tuduhannya untuk memojokkan Gye Sik
adalah benar. Padahal, dia membuat tuduhan itu tanpa pernah berpikir kalau Gye
Sik adalah pelaku utamanya, mengingat image Gye Sik yang sangat bersih. Dan
karena keadaan sudah begini, tidak ada gunanya menyesal. Lebih baik mencari
buktinya untuk menangkap Gye Sik. Dan untuk melakukannya, Su Yeol membutuhkan
K. Hanya dia. Dia tidak mau kalau Jae Seon dan Kyung Tae berada dalam bahaya
jika membantunya.
K
setuju. Dia tersenyum malu-malu mengulurkan tangannya. Keduanya telah
bersepakat untuk saling melakukan itu.
“Tapi
dulu, kenapa kau melakukan itu?” tanya K, teringat sesuatu. “Kau sudah
melupakan semuanya, Su Yeol?”
Flashback
2 bulan yang lalu,
Kita kembali ke episode pertama, tapi mundur
beberapa waktu. Sehari sebelum dia menginterogasi Gye Sik, dia kan melakukan
pertemuan dengan keponakan Koms. Kim ditemani sama Kep. Gwak. Inti pertemuan
itu adalah mengambil hati keponakan Koms. Kim biar dia bisa dapat promosi. Dia
juga berjanji akan membuat Gye Sik dihukum sebagai balasan sudah pernah menuduh
keponakan Koms. Kim memakai narkoba.
Nah, saat dia pergi sebentar ke toilet dan
hendak kembali lagi, saat itulah dia mendapat telepon dari nomor tidak dikenal.
“Sim Sang Ho tidak membunuh Tak Min Su,” ujar
si penelepon tanpa basa basi. “Ku bilang
Sim Sang Ho tidak membunuhnya. Aku punya bukti.”
Masalahnya, saat Su Yeol menerima telepon itu,
dia dalam keadaan setengah mabuk. Terus karena yang menelepon tidak memberitahu
identitas, Su Yeol mengira itu hanyalah telepon iseng dan mengabaikannya. Dia
hanya fokus menyenangkan hati keponakan Koms. Kim.
Saat itu, K udah mulai muncul dan nggak suka
dengan sikap Su Yeol yang tidak bertanggung jawab.
End
Karena
K membahasnya lagi, Su Yeol baru ingat. Dia sangat menyesal karena sudah
mengabaikan telepon itu. Jika saja dia tidak melakukannya dan beneran
menyelidiki, mereka pasti sudah menangkap Kim Gye Sik dan tidak akan masalah
seperti ini. Makanya, Su Yeol semakin menyesal dan bertekad untuk menangkap Gye
Sik. Bagaimanapun caranya.
Hal
pertama yang harus dilakukan adalah mencari informasi mengenai Sim Sang Ho,
tersangka. Su Yeol menduga kalau saksi pasti berhubungan dengan Sang Ho, tapi
masalahnya Sang Ho nggak punya keluarga. Sebelum meninggal, Sang Ho hanya
berhubungan dengan Min Su. Tidak ada petunjuk. Su Yeol memutuskan ke rumah Sang
Ho, mana tahu mendapatkan sesuatu.
Dari
barang-barang yang berantakan di atas meja Sang Ho, terlihat kalau Sang Ho
sedang mempersiapkan diri untuk mendaftar ke Universitas Munyang. Sepertinya,
dia memang sudah mau bertobat dari narkoba.
--
Kyung
Tae sibuk mencari bukti kalau narkoba yang ditemukan di rumah Hui Gyeom
bukanlah milik Hui Gyeom, melainkan di jebak. Nah, dari foto-foto gerak gerik
Jong Gu sehari sebelum narkoba itu ditemukan di rumah Hui Gyeom, dia menemukan
petunjuk. Jae Seon yang ikut melihat foto itu, bergumam baru sadar kalau hari
dimana rumah Hui Gyeom dikatakan mengalami pembobolan (makanya polisi datang
dan ditemukan barang butki narkoba) adalah bersamaan dengan saat Heo Jong Gu
tidak ada di rumah duka. Jika dia menaruh narkoba di rumah Hui Gyeom dan
menganturnya agar terlihat seperti pembobolan, maka dia bisa menjebaknya.
Itu
yang digumamkan oleh Jae Seon di samping Kyung Tae. Nah, si Kyung Tae kayaknya
ngira itu isi pikirannya karena dia terlalu fokus, makanya dia semangat
memberitahukan analisanya yang adalah copy paste dari punya Jae Seon. Wkwkwk.
Jae Seon sampai terdiam. Mau marah nggak tega. Tapi, rasanya kok kesal lho.
--
Setelah
membongkar barang – barang Sang Ho, Su Yeol menemukan sebuah map bening yang
isinya adalah berkas, kwitansi dll dari Pusat Rehabilitasi Pencandu Narkoba
Munyang. Su Yeol langsung tancap gas ke
sana. Dia menunjukkan foto Sang Ho pada resepsionis dan resepsionis bilang
kalau Sang Ho bukan pasien mereka. Tapi… resepsionis mengenali Sang Ho sebagai
teman Woo Hyeok Jin, pasien mereka.
Sang
Ho bukannya sering mengunjungi Hyeok Jin, tapi selalu berhasil menemukan Hyeok
Jin. Hyeok Ji itu pasien rehab di rumah sakit itu yang sering kali kabur. Dan
setiap kali kabur, Sang Ho akan selalu berhasil menemukannya dan membawanya
kembali. Dia nggak pernah menyerah untuk membawa Hyeok Jin kembali.
Hm,
dari cerita itu saja, Su Yeol bisa menyimpulkan Sang Ho dan Hyeok Jin punya
hubungan khusus. Bisa saja Hyeok Ji merasa berutang pada Sang Ho. Sekarang
mereka harus menemukan Hyeok Jin. Jadi, dia meminta foto Hyeok Jin pada
resepsionis. Resepsionis juga memberikan informasi tambahan kalau Hyeok Jin
bisa ditemukan di tempat rongsokan dekat waktu. Hyeok Jin pernah pingsan di
sana dan mereka pergi ke sana untuk menyelamatkannya.
Su
Yeol langsung pergi ke sana. Dia sudah membeli teropong untuk mengintai dari
sisi dinding tempat itu. Masalahnya terlalu banyak orang sehingga dia sulit
mencari yang mana Hyeok Jin. K menyarankan untuk masuk saja, tapi Su Yeol nggak
mau. Kalau dia masuk dan Gye Sik tahu, gimana? Udah gitu, anak buah Il Su yang
mereka pukuli malam itu pasti ada di sana.
Ya
udah, mereka memutuskan untuk menyamar. Su Yeol sampai rela menukar bajunya
yang bagus dengan baju gelandangan yang bau. Udah ditukar, Su Yeol baru nyesal
karena bajunya sangat bau. Si gelandangan mana mau bajunya ditukar kembali dan
langsung pergi. K sok menawarkan diri untuk memakai baju itu. Yah, percuma
saja, kan mereka satu orang.
--
Masih
ingat Nam Eun Seok? Itu lho jaksa yang waktu itu ditugaskan menyelidiki kasus
dugaan suap yang diterima Su Yeol. Nah, dia ternyata uadh berhenti dari
Kejaksaan dan membuka praktik sendiri. Dan Su Yeol menjadi klien pertamanya. Su
Yeol memintanya menjadi pengacara Hui Gyeom. Makanya dia sekarang berada di
penjara untuk meminta keterangan Hui Gyeom. Baru Hui Gyeom mau menceritakan
kasusnya, ponsel tn. Nam malah berbunyi. Ibunya terus menerus menelepon.
Lama
kelamaan Hui Gyeom jadi kesal sendiri. Dalam hatinya Hui Gyeom merutuk karena
Su Yeol mencarikannya pengacara seperti ini.
--
Dengan
penyamaran barunya Su Yeol mulai berkeliling di dalam tempat rongsokan itu. Dia
hampir aja ketahuan bukan pencandu karena bersikap mencurigakan. Untungnya,
sebelum masuk tempat itu tadi, K sempat mengambil alih tubuhnya dan
menusuk-nusuk pergelangan tangannya dengan jarum, jadi kelihatannya itu bekas
makai.
Baru
lolos satu masalah, dia malah kena palak sama gelandangan lain yang mengincar
narkobanya. Gelandangan itu yang ada di tempat Il Su waktu itu. Karena tidak
mau ketahuan, Su Yeol mengizinkan mereka mengambil obatnya. Tapi itu malah
membuatnya semakin di curigai. Soalnya seorang pencandu beneran nggak akan
mungkin dengan mudah memberikan narkoba. Celaka! Merasa tidak punya piihan, Su
Yeol menyuruh K mengambil alih tubuhnya. K nggak mau dan mereka mulai berdebat.
Dan di mata para gelandangan itu, dia seperti orang gila yang bicara sendiri.
Beruntungnya
setelah gelandangan itu pergi, Su Yeol menemukan Woo Hyeok Jin yang menggigil
kedinginan di sebuah gerobak. Sontak saja, dia mau membawa Hyeok Jin. Yang
tentu saja di cegah sama para gelandangan di sana. Kali ini, K langsung
bertindak.
dr.
Yeom baru aja mau pulang kerja. Dan lagi-lagi, Su Yeol menemuinya. Kali ini
dengan penampilan gelandangan dan sangat bau. Hahahaha. Dan dia sekali lagi,
dia jadi batal pulang kerja. Su Yeol menjadikan tempatnya untuk menginterogasi
Hyeok Jin. Dia menanyakan mengenai Sang Ho. Hyeok Jin dalam keadaan tidak
fokus.
“Omong-omong,
apa kau meneleponku sekitar dua bulan lalu? Aku membuat kesalahan. Ini terkait
dengan Sim Sang Ho. Aku ingin menangkap pelaku sebenarnya. Ada detektif di Unit
Narkotika dan dia benar-benar psikopat. Ada alasan sendiri aku percaya dia menjebak
Sim Sang Ho atas pembunuhan.”
“Sang
Ho tidak membunuh siapa pun.”
“Benar,
bukan? Sim Sang Ho dibunuh. Lalu kini dia difitnah atas pembunuhan, bukan? Woo
Hyeok Jin! Kudengar dia sangat baik kepadamu. Dia melakukan banyak hal untukmu dan
berusaha menyelamatkanmu. Karena berterima kasih kepadanya, kau mungkin ingin
membersihkan namanya. Bukankah itu alasanmu meneleponku?”
“Tidak!
Kau salah paham. Aku tidak meneleponmu. Selain itu, aku... Aku membunuh Sang
Ho, mengerti? Kubilang, aku membunuhnya!” teriak Hyeok Jin, frustasi dan terus
menerus menggaruk tubuhnya.
Alasan
Hyeok Jin bilang begitu, karna di hari kejadian, Hyeok Jin memberitahu Il Su
yang adalah bos-nya kalau Sang Ho pergi untuk melaporkan mereka. Sang Ho akan
memberitahu detektif di Unit Narkotika bahwa polisi juga terlibat!!
Makanya,
Hyeok Jin sekarang berteriak-teriak histeris kalau dia yang membunuh Sang Ho
dan berhenti membicarkannya. Sambil mengatakan itu, Hyeok Jin menggaruk
tubuhnya membabi buta hingga berdarah. Su Yeol jelas pannik dengan tingkah
anehnya. dr. Yeom langsung turun tangan. Dia menahan tangan Hyeok Jin dengan
tubuhnya dan membungkam mulutnya dengan kain sambil mengatakan ‘tidak apa-apa.’
Setelah
itu, Hyeok Jin baru tenang. Dr. Yeom menjelaskan pada Su Yeol kalau tadi adalah
episode psikotik yang dipicu narkoba biasa. Terkadang, pencandu berpikir
melihat ribuan serangga merangkak di kulit mereka. Jika tak berhenti memakai
narkoba, dia bisa mati. Tidak ada yang bisa dilakukan sekarang. Yang pertama,
mari beristirahat.
Su
Yeol setuju. Dia juga mau istirahat dan meninggalkan Hyeok Jin di sana.
wkwkwkw. Dia nggak peduli meskipun dr. Yeom memanggil namanya dan terus saja
jalan keluar. Dia hanya bilang agar dr. Yeom menghubunginya kalau Hyeok Jin
sudah bangun.
--
Kyung
Tae dan Jae Seon bekerja sampai larut untuk mencari bukti kalau Hui Gyeom benar
dijebak oleh Jong Gu. Nah, Kyung Tae kan sudah memeriksa CCTV dan merasa kalau
berdasarkan rute dan waktu, Jong Gu tidak berhenti dimanapun saat menuju rumah
Hui Gyeom. Yang artinya, barang narkoba untuk menjebak Hui Gyeom sedari awal
ada di dalam mobilnya!
--
Esok
harinya,
Il Su
sedang diinterogasi sama Gye Sik dan Chan Gi. Lebih tepatnya, dia sedang
diajarkan simulasi jika diinterogasi harus menjawab apa. Il Su sudah berlatih
untuk melemparkan kesalahan pada Jong Gu dan Hui Gyeom. Dia dipaksa
melakukannya karena mantan napi dan takut sama polisi.
“Tunggu,
Kapten. Mungkin ini bukan masalah besar, tapi kuberi tahu saja untuk
berjaga-jaga. Anak buahku datang menemuiku pagi ini. Mereka bilang Ryu Su Yeol
muncul di tempat rongsokan lagi semalam. Tampaknya, dia membawa salah satu anak
bersamanya, tapi kebetulan dia... Dia anak yang memberitahuku salah satu
pencandu mengadukan kita kepada detektif di Unit Narkotika.”
“Detektif
di Unit Narkotika? Siapa?” tanya Chan Gi. “Tak Min Su?”
“Ya,
Tak Min Su.”
“Kau
pikir itu bukan masalah besar?” tanya Gye Sik, marah. “Ini artinya kau mungkin
tak bisa menyalahkan narkoba lagi. Kau bisa membusuk di penjara selamanya. Itu
bukan masalah besar bagimu? Bukankah ada wanita yang bekerja untukmu di lapas?”
tanyanya lagi, menyeramkan.
“Ya,
Pak. Tentu saja.”
Kenapa
Gye Sik menanyakan hal itu? Karena dia mau Gye Sik menyuruh anak buah wanitanya
yang berada di lapas agar memukuli Hui Gyeom sebagai bentuk peringatan pada Su
Yeol. Bukan hanya dipukuli, mereka main
pisau. Leher Hui Gyeom disayat sedikit, tapi tidak ditusuk. Mau sekuat apapun
Hui Gyeom, tetap saja dia takut.
Penyerangan
yang dialami sama Hui Gyeom, sampai ke telinga Su Yeol dan dia langsung menemui
Gye Sik. Mereka bicara di ruang rapat. Su Yeol juga harus mematikan ponselnya
di depan Gye Sik dan meletakkannya di meja sebagai bukti, dia tidak merekam
pembicaraan mereka.
“Dengar,
Kapten Kim. Hui Gyeom... Dia masih mengagumimu. Dia mengandalkanmu. Jadi,
kenapa kau melakukan itu?”
“Kukira
kita bekerja sama. Kami punya rencana bagus. Kenapa kau tiba-tiba menyelidiki
kasus Min Su? Apa? Kau pikir bisa memakainya untuk menjatuhkanku? Tapi
melihatmu menerobos seperti ini, kurasa berandal yang kau bawa tidak terlalu
berguna. Superintenden Ryu Su Yeol. Mulai sekarang, jika kau tiba-tiba memikirkan
sesuatu yang ingin dilakukan, jangan lakukan, apa pun itu. Jika berani
mendekatiku lagi, aku harus melakukan hal yang sama. Lalu jika kita tak sengaja
bertemu... Orang terdekatmu yang tidak ada hubungannya dengan semua ini bisa
terluka atau mati,” peringati Gye Sik. “Aku percaya kau akan terus bekerja
sama, Superintenden Ryu,” lanjutnya dan beranjak pergi.
“Tunggu.
Siapa yang seharusnya takut sekarang? Aku? Atau kau? Jika kau memang membunuh
Hui Gyeom, aku pasti sudah kalut dan kau tidak akan bisa mengatasinya. Jadi,
kau hanya bisa sedikit menakutiku dan membiarkannya. Bagaimanapun, kau langsung
melancarkan serangan balik, yang artinya aku tidak sepenuhnya salah tentang
kasus Tak Min Su. Itu kau juga, bukan?”
Pembicaraan
berakhir sampai di sana.
--
Sementara
Jae Seon dan Kyung Tae menuju ke tempat rongsokan dimana mobil Jong Gu berada.
Di sana tempat terakhir mobilnya terlacak. Keluarga Jong Gu juga menolak
mengambil mobilnya. Jadi, kalau mereka menemukan mobilnya dan di dalam mobil
itu ada barang-barang yang dicuri dari rumah Hui Gyeom, salah satunya medali emas
dari Festival Olahraga Nasional, maka itu bisa menjadi bukti kalau Hui Gyeom
hanya dijebak.
Mobil
ketemu. Tapi baru juga mau digeledah, seseorang memukuli Jae Seon dan mencopet
mobilnya. Kyung Tae langsung mengejarnya dan setelah mendapatkannya dia membawanya
kembali ke Jae Seon. Alasan Kyung Tae mengejar si pria mati-matian, karena si
pencopet memakai medali emas yang dicuri dari tempat Hui Gyeom. Si pencopet
memberitahu kalau dia menemukan medali itu dari mobil.
Yang
lucu, dompet Jae Seon yang di copet hilang. Udah digeledah juga nggak ketemu.
Jae Seon jadinya memeriksa Kyung Tae juga. Kyung Tae tersinggung karena Jae
Seon mencurigainya. Padahal, dompetnya itu terjatuh dan dipungut sama anjing
liar di sana.