Sinopsis K-Drama
: Bad and Crazy Episode 09 part 1
SEMUA KARAKTER, TEMPAT, GRUP, PERISTIWA DAN ORGANISASI
ADALAH FIKTIF
X
tahu nama aslinya, Jae Hui. Artinya, X adalah seseorang yang berhubungan dengan
masa lalunya yang terlupakan. Namun, siapa dia? Dan saat memikirkannya, Su Yeol
kembali masuk ke alam bawah sadarnya. Dihadapannya ada pintu bernomor 1002 lagi
dan itu mengingatkannya pada pertanyaan Young Joo yang terus menerus menanyakan
tanggal berapa hari ini. 1002 berarti 02
Oktober. Artinya, semua nomor pintu di sana, berhubungan dengan sebuah tanggal.
Kali
ini, K tidak muncul untuk menghalanginya. Su Yeol akhirnya berhasil membuka
pintu tersebut. Dihadapannya berdiri seorang anak yang memakai jas hujan kuning
yang terkena cipratan darah. Anak itu adalah Young Joo. Dan dihadapan Young Joo,
seorang pria tergeletak tidak bernyawa. Su Yeol mengenalinya. Pria itu adalah
ayahnya. Dan saat dia menoleh kembali ke Young Joo, wajah Young Joo berubah
menjadi dirinya di masa muda.
Su
Yeol shock! Tidak mungkin dia membunuh ayahnya! Tidak! Tidak mungkin! Untuk
apa dia membunuh ayahnya?! Tidak!! Bukan dia!!
Semakin
Su Yeol memikirkannya, kepalanya semakin terasa sakit hingga dia kembali ke
kenyataan. Dia langsung mencari tahu kasus kebakaran 12 tahun yang lalu, yang
terjadi di rumahnya. Ada sebuah artikel yang berjudul kalau Kebakaran di
Gojin-dong dimanfaatkan untuk menutupi pembunuhan. Korban, In, memiliki 12 luka
tusuk dan putranya yang berusia 13 tahun mengalami amnesia karena syok. Darah
korban ditemukan di jas hujan kuning. Kebakaran diselidiki ulang sebagai
pembunuhan.
Jelas
berita di artikel itu sangat berbeda dengan yang didengarnya dari Ibunya.
Ibunya jelas-jelas memberitau kalau kebakaran itu yang membunuh ayahnya.
Makanya, dia ingin bicara dengan Ibunya untuk menanyakan kebakarannya. Dia menelepon
ibunya, tapi tidak diangkat. Rumah juga dalam keadaan kosong. Dia mencoba
menelepon lagi dan suara ponsel ibunya terdengar di sebuah laci. Saat dia
memeriksa laci itu, dia menemukan sekantong obat dan hasil pemeriksaan di bedah
saraf sebuah rumah sakit. Su Yeol jelas panik dan membangunkan kakaknya, Dong
Yeol untuk menanyakan kemana Ibu? Dong Yeol saja nggak tahu kalau Ibu pergi.
Keduanya langsung pergi mencari Ibu mereka.
Untunglah
Ibu berhasil ditemukan sama Dong Yeol. Dia ada di depan kedai lama mereka dalam
keadaan linglung dan tidak memakai sepatu. Dong Yeol jelas takut hingga
menangis karena Ibunya lupa kalau kedai itu adalah kedai lama mereka 10 tahun
yang lalu. Kenapa ibunya begini? Su Yeol yang baru tiba juga sama takutnya
dengan Dong Yeol melihat keadaan Ibu.
“Ibu,
ayo pulang,” ajak Su Yeol.
= Episode 09 =
Dong
Yeol dan Su Yeol sangat mencemaskan kondisi Ibu. Su Yeol juga akhirnya tahu
kalau Ibunya menderita alzhemeir. Dan alasan itu jugalah yang membuat Ibu
menyuruh Su Yeol pindah saat itu, agar dia nggak melihat kondisinya yang
seperti ini. Dia tidak mau Su Yeol mencemaskan hidupnya dan jalanilah hidupnya.
Su Yeol marah. Dia nggak menyangka kalau Ibunya akan menyuruhnya bertingkah
egois dengan tidak memikirkan Ibunya sendiri.
“Ibu
ingin berhenti menahanmu. Kau sudah berbuat banyak untuk ibu. Ibu tidak
menerimamu agar kau bisa membantu ibu. Ibu tidak bisa melakukan apa pun sebagai
ibumu. Kau anak yang pintar. Kau bahkan tidak bisa kuliah. Intinya, ibu tidak
mau membebanimu lagi. Ketahui saja itu. Ibu sudah menabung. Ibu juga sudah
mencari panti jompo. Jadi, jangan berpikir untuk meringankan beban ibu. Tidak
boleh,” tegas Ibu.
Perkataannya
semakin membuat Su Yeol, sedih. “Ibu tak pernah menjadi beban. Tidak sekali
pun. Ibu bahkan tidak tahu siapa aku, tapi Ibu menerima dan membesarkanku,”
tangisnya.
Usai
mengatakan itu, Su Yeol keluar dari kamar Ibunya agar Ibu bisa beristirahat.
Keduanya benar-benar sedih. Ibu menyanyangi Su Yeol dan tidak ingin menjadi
beban baginya. Su Yeol juga sayang ibunya dan tidak pernah menganggap ibunya
sebagai beban.
Pagi
hari tiba. Kondisi Ibu sudah lebih baik dari kemarin. Dia mengajak Su Yeol
bicara dan mengizinkannya bertanya apapun, seolah tahu kalau putranya ingin
menanyakan sesuatu mengenai masa lalu. Dia akan menjawab pertanyaan apapun
mengenai masa lalu Su Yeol yang diketahuinya sebelum dia kehilangan semua
ingatannya.
“Ibu
tak takut? Aku bisa saja membunuh ayahku sendiri. Bagaimana Ibu bisa berpikir untuk
membesarkanku?”
“Apa
maksudmu?”
“Ibu.
Ayahku... Apa aku sungguh membunuhnya?”
Flashback
Waktu itu, Dong Yeol baru saja pulang sekolah
dan menemukan seorang anak lelaki terbaring tidak sadarkan diri, tidak jauh
dari rumahnya. Dia langsung berteriak-teriak memanggil Ibunya agar keluar. Saat
itu, wajah Su Yeol di penuhi darah, bekas dipukuli. Kakinya juga luka parah
karena dia berlari tanpa mengenakan sepatu.
Ibu yang kasihan, membawanya masuk,
membersihkan tubuh dan lukanya dan merawatnya hingga sadar. Butuh waktu hingga
2 hari bagi Su Yeol untuk bangun. Begitu bangun, Ibu membuatkannya bubur dan
menanyakan identitasnya.
Su Yeol ingat nama dan tempat tinggalnya.
Namun, saat Ibu dan Dong Yeol mengantarkannya ke rumahnya, rumah itu sudah
tinggal puing bekas kebakaran dan di beri garis polisi. Detektif memberitahu
kalau ayahnya sudah meninggal dan menanyakan alibi Su Yeol. Mereka menyuruhnya
untuk jujur saja karena mereka juga sudah dengar dari tetangga kalau Su Yeol
sering dipukuli ayahnya. Pergi kemana dia setelah kebakaran?
Ibu yang melihat Su Yeol mendapat pertanyaan
mengintimidasi seperti itu, langsung maju dan memberitahu kalau Su Yeol
bersamanya beberapa hari ini. Dia juga memberi keterangan kalau Su Yeol pasti
kabur saat dipukuli soalnya dia pingsan dalam keadaan berlumuran darah. Dia
bersamanya dan tidak tahu apapun. Tolong selidiki dengan benar dan jangan
menakutinya seperti itu.
Selama Ibu memberikan pernyataan, Su Yeol
tiba-tiba saja jatuh pingsan. Setelah itu, dia mengalami demam selama sepekan.
End
“Dokter
bilang kau tidak boleh mengalami trauma lagi dan ingatanmu mungkin kembali suatu
hari nanti. Ibu berniat memberitahumu semuanya setelah kau mengingat kembali. Itu
saja.”
“Tapi
aku bisa saja membunuhnya. Aku bisa saja membunuh ayahku...”
“Kau
pikir polisi bodoh? Jika begitu, mereka akan menangkapmu,” marah Ibu.
“Buktinya
bisa saja rusak. Ada kebakaran.”
“Ryu
Su Yeol. Lihat ibu. Biar ibu katakan sekali lagi. Ibu akan mulai kehilangan
ingatan. Ibu mungkin mengatakan hal-hal tak masuk akal. Ibu mungkin akan
melihatmu dan bertanya siapa dirimu. Jadi, dengarkan ibu baik-baik. Bertahun-tahun
lalu, kau anak yang kabur untuk menyelamatkan diri sendiri. Itulah anak lelaki
yang ibu temui dahulu. Ryu Su Yeol yang telah menjadi putra ibu selama lebih
dari 20 tahun telah tumbuh menjadi pria seperti yang ibu kenal dahulu. Ibu juga
masih percaya kepadamu. Jadi, kau juga harus begitu. Kendalikan dirimu dan
lindungi dirimu. Ibu juga akan melakukannya,” tegas Ibu.
--
Kyung
Tae pergi menemui saksi yang menemukan Ju Hyeok pertama kali saat di serang
oleh Young Joo untuk meminta keterangan. Saksi itu bernama Sim Jeong Hun dan
bekerja sambilan sebagai pengantar makanan di sebuah restoran Gukban. Dari
pengamatannya, Kyung Tae melihat ada beberapa bekas memar di sekitar leher
Jeong hun. Jeong Hun juga sepertinya capek berurusan dengan polisi, soalnya dia
juga sudah memberikan keterangan atas semua yang diketahuinya. Kyung Tae
meminta maaf tapi meminta kooperasi Jeong Hun.
“Aku
tidak bisa tidur, jadi, aku ingin bermain basket. Aku pergi mengambil bola
basket.”
“Kau
melihat Baek Young Joo?”
“Aku
melihatnya di lorong. Lalu aku pergi ke kantornya. Dia tergeletak di lantai dan
berlumuran darah. Jadi, aku menelepon 119 lebih dahulu.”
“Kau
pasti terkejut melihat hal seperti itu untuk kali pertama. Tapi kau cukup
tenang,” komentar Kyung Tae. Dan tanpa sengaja, dia melihat ada bekas luka di
telapak tangan Jeong Hun saat dia menyeka wajahnya, “Luka ini... Entah siapa
yang melakukan ini. Tapi apa kau melaporkannya?”
“Untuk
apa?” tanyanya, agresif.
“Kenapa
tidak kau laporkan?”
“Masih
bisa ditahan,” jawabnya, ketus.
Setelah
mengatakan itu, dia nggak melayani Kyung Tae lagi dan lanjut bekerja.
--
K
masih ada tapi dia menghindari Su Yeol. Namun, mau dihindari gimanapun, mereka
kan satu tubuh, hanya beda ‘jiwa’ saja. Su Yeol sangat ingin bertemu dengannya
saat ini, karena dia mau tahu masa lalunya. K pasti menyembunyikan sesautu
darinya sehingga mencegahnya membuka pintu itu.
Setelah
dipaksa, K baru cerita kalau dia takut. Dia takut kalau pintu itu dibuka,
mungkin saja dia yang telah membunuh ayah Su Yeol. Dia takut kalau yang
melakukannya adalah dia.
Untuk
mencari tahu, dia pergi menemui dr. Yeom untuk meminta pendapat ahli mengenai
kondisinya dan K. dr. Yeom ingat kalau saat dia menghipnosis Su Yeol, ada pintu
lain di alam bawah sadarnya. Apa isi pintu itu? Su Yeol nggak tahu. Dia nggak
membuka pintu lagi. Ah, tapi ada yang aneh. Ayahnya meninggal pada 23 Oktober,
tapi kenapa pintunya 02 Oktober? Itu juga tanggal yang ditekankan Baek Young
Joo.
“Begini,
pikiran kita cenderung melupakan, menyimpan, dan mendistorsi ingatan secara
selektif,” beritahu dr. Yeom.
“Dengan
kata lain, yang kita lihat mungkin jauh dari kebenaran.”
“Tepat!
Itu mungkin saja. Tentu saja, tapi itu tidak selalu bagus. Kenapa pikiran bawah
sadar mendistorsi ingatan? Biasanya, Itu untuk menyembunyikan kebenaran, yang
sering kali lebih mengerikan.”
--
Hal
ini membuat Su Yeol semakin ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi 20 tahun
lalu. Dia mulai mengumpulkan berkas-berkas kasus lama. Hui Gyeom yang selama
ini memperhatikan, jadi ingin tahu kenapa dia menyelidiki kasus lama? Ada apa
dengan 02 Oktober? Kenapa itu sangat penting?
“Ini
satu-satunya petunjukku. Bedebah yang memanipulasi Baek Young Joo. Petunjuk
tentang orang itu.”
“Hanya
itu yang bisa kau katakan saat ini, ya?” tanya Hui Gyeom balik, dia tahu ada
hal lain yang disembunyikan Su Yeol.
Tapi,
dia tidak memaksa Su Yeol bercerita dan membantunya memeriksa berkas kasus
lama.
Salah
satu berkas kasus lama yang diselidikinya dan berhubungan dengan tanggal 02
Oktober adalah Pembunuhan Pengedar Narkoba di Gojin-dong. Korban bernama Jeong
Gang Jae. Pengedar narkoba yang terkenal saat itu. Awalnya, putranya, Jeong Yun
Ho, dijadikan tersangka utama. Tapi tidak lama setelah itu, seorang pria bernama
Seong Bok Jun ditangkap. Awalnya, dia
menyangkal keterlibatan. Tapi senjata
pembunuhan ditemukan dan kasusnya ditutup. Bersama senjata pembunuhan,
ditemukan jas hujan kuning.
Mirip.
Ada sebilah pisau sebagai senjata. Dan jas hujan kuning. Terlalu mirip hingga
mencurigakan.
Besoknya,
Su Yeol langsung pergi mencari Seong Bok Jun. Dia sekarang sudah bebas dan
membuka barber shop. Dia juga memberikan jasa cukur gratis pada gelandangan.
“Kau
terus bersikeras kau tidak bersalah. Kenapa kau tiba-tiba menyerah untuk mengajukan
keberatan? Awalnya, kau bilang tidak pernah melihat senjata pembunuhan.”
“Suatu
hari, aku tiba-tiba ingat semuanya.”
“Kau
tiba-tiba mengingatnya suatu hari?” tanya Su Yeol, bingung.
“Aku
tidak punya uang saat itu. Aku meminta narkoba ke Gang Jae dan bilang akan
membayarnya nanti. Tapi dia mengamuk dan mulai memakiku. Aku masih muda dan tak
tahu apa-apa. Aku pergi ke Pub Harapan sekitar pukul 19.30 dan mabuk. Lalu aku
pergi ke Toserba Boram di persimpangan Gojin-dong. Aku membeli jas hujan
seharga 100 won dan pisau dapur seharga 5.000 won di sana. Lalu aku pergi ke
rumah Gang Jae. Pintunya tidak terkunci dan dia tertidur. Begitulah
kejadiannya.”
“Begitu
rupanya. Kau mengingatnya dengan detail meskipun itu terjadi 22 tahun lalu,”
komentar Su Yeol, curiga. Aneh rasanya seseorang bisa ingat jelas jam dan harga
barang-barang yang menjadi bukti kejahatan.
“Bagaimana
aku bisa lupa? Saat aku melepaskan semuanya dan mengakuinya, semuanya
terungkap,” jawab tn. Seong, tersenyum.
Tidak
ada lagi yang bisa ditanyakan. Su Yeol pun menelepon Hui Gyeom untuk
memberitahu pertemuannya dengan tn. Seong. Tidak ada yang terlalu mencurigakan.
Hanya saja, tn. Seong seperti membaca sesuatu yang telah di hafalkan. Hmm.
Sementara itu, Hui Gyeom baru saja akan menemui pengacara yang menangani kasus
tn. Seong. Mana tahu ada petunjuk.
K
udah kembali normal. Pikirannya udah terbuka. Sebagai pahlawan, dia nggak boleh
takut dengan masa lalu. Maka, mereka harus menemukan ingatan masa lalu mereka
yang hilang. Makanya, dia sudah membeli sepeda dan mengajak Su Yeol ke
lingkungan rumah tinggal mereka. Sepertinya, Su Yeol ada kenangan tentang
sepeda. Sayangnya, Su Yeol tidak ingat apapun. Yang ada, dia hanya terus
mengeluh karena bokongnya terasa sakit. Sialnya lagi, karena K mengendarai sepeda
dengan bermain-main, mereka jadi tercebur ke sungai yang ada di dekat sana.
Yang
anehnya, Su Yeol tahu kalau air di sungai itu tingginya hanya selutut. Apa dia
pernah ke sana?
-
Pengacara
yang menangani tn. Seong masih ingat jelas terkait kasus tn. Seong. Soalnya,
sebagai seorang tahanan, tn. Seong menerima banyak surat. Jarang ada tahanan
yang menerima banyak surat, makanya tn. Soeng berkesan. Terlebih lagi,
surat-surat itu berasal dari seseorang yang konsisten mengirimnya surat selama
lebih dari satu dekade.
Makin
mencurigakanlah. Siapakah orang yang mengirimi surat secara konsisten itu?
--
Su
Yeol kembali ke barber shop tn. Seong setelah Hui Gyeom memberitahu kalau tn.
Seong menerima banyak surat saat menjadi tahanan. Saat mereka kembali, barber shop
dalam keadaan kosong. Dan K malah mulai membongkar laci yang ada di dalam rumah
meskipun Su Yeol udah melarang. Beruntungnya, dia langsung menemukan sebuah
kotak berisi tumpukan surat. Pengirim surat-surat itu adalah Jeong Yun Ho.
Putra korban. Dan isi dari surat-surat itu sama. Semuanya sama seperti
keterangan yang diberikan tn. Seong padanya.
Artinya,
keterangan yang diberikan tn. Seong adalah apa yang dibacanya setiap hari
selama lebih dari 10 tahun. Dia sudah di cuci otak. tn. Seong yang baru kembali,
marah saat melihat Su Yeol sudah membaca surat-suratnya.
“Kau
yakin kau membunuh Jeong Gang Jae? Tidak, bukan? Kau sebenarnya tidak ingat apa
pun.”
“Sudah
kubilang aku pelakunya. Sudah kubilang aku membunuhnya! Aku membunuhnya. Aku
orangnya. Aku melakukannya. Yun Ho tahu semua yang kulakukan hari itu. Memang
benar aku pergi ke Pub Harapan hari itu. Itu bukan kebohongan!” teriak tn Seong
dan mencengkeram kerah baju Su Yeol dengan erat.
“Tidak.
Itu bukan ingatanmu. Kau teler karena narkoba dan dia memanipulasi ingatanmu.”
“Lalu
siapa yang membunuh Jeong Gang Jae?” tanyanya, berteriak marah dan membanting
tubuh Su Yeol.
tn.
Seong kelihatan sangat percaya dengan apa yang ditanamkan Yun Ho padanya selama
ini. Dan saat ada yang mengatakan semua itu adalah kebohongan, dia nggak bisa
menerimanya. Pada akhirnya, dia mencoba membunuh Su Yeol dengan membenamkannya
ke ember berisi air.
Saat
itu, sedikit ingatan muncul di kepala Su Yeol. Dulu, dia pernah mencoba bunuh
diri dengan masuk ke sungai, tempat tadi dia tercebur bersama K. Ketika
itulah, seseorang berteriak memberitahu kalau sungai itu tidak sedalam yang
dipikirkan dan dia tidak akan mati meski masuk ke sana. Yang berteriak adalah
seorang pemuda seumuran dengannya dengan wajah yang juga babak belur, seperti dirinya.
Pemuda
itu mengajak Su Yeol untuk tinggal bersama di tempat Penampungan Anak Muda
Impian. Dan pemuda itu bernama Jeong Yun Ho!
Su
Yeol udah nggak berdaya. Dan untungnya, ada K di dalam dirinya. K mengambil
alih dan dengan kekuatannya berhasil lepas dari tn. Seong.
“Kenapa
kau melakukan ini, Detektif? Kenapa kau melakukan ini kepadaku?”
“Tolong sadarlah. Jeong Yun Ho berbohong
kepadamu.”
“Jika
bukan aku yang membunuhnya, apa yang harus kulakukan? Biarkan aku terus percaya
bahwa aku membunuhnya, Detektif. Kumohon!
Kumohon kepadamu,” tangis tn. Seong sambil berlutut memohon. Sepertinya,
pikirannya sudah kacau. Dia ingin mempercayai kalau dialah pembunuh tn. Jeong.
Mungkin, jika dia tidak mempercayai hal itu, dia akan merasa terpuruk, merasa
tidak adil berada di penjara selama bertahun-tahun untuk hal yang tidak
dilakukannya.