Sinopsis K-Drama
: Bad and Crazy Episode 09 part 2
SEMUA KARAKTER, TEMPAT, GRUP, PERISTIWA DAN ORGANISASI
ADALAH FIKTIF
Su Yeol kembali ke kantor dan masuk ke akun Young Joo. Dan
kembali, X mengajaknya chat. Kali ini, Su Yeol menebak kalau X adalah Jeong Yun
Ho. Tebakannya, benar.
Whitezero : Apa yang kau lakukan kepadaku? Apa yang
terjadi?
X: Tugasmu mencari tahu, Jae Hui. Tapi tidak perlu terburu-buru. Tidak
lama lagi, kau akan tahu bahwa yang kita bagi sangat istimewa.
Flashback
Yun Ho mengajak
Su Yeol untuk tinggal di Penampungan Anak Muda Impian. Mereka bisa tinggal di
sana secara gratis, namun, tidak bisa lama. Mereka harus pergi jika ada terlalu
banyak anak-anak. Lantas, jika mereka harus pergi dari sini, mereka harus
kembali ke tempat menyedihkan itu.
“Penderitaan ini
takkan berakhir bagi kita berdua sampai mereka menghilang selamanya,” ujar Yun
Ho, terlihat sedikit tersenyum.
End
Ingatan itu, membuat Su Yeol pergi menemui dr. Yeom, di malam
buta. Ah, bukan Su Yeol, tapi K. Peristiwa saat kepala Su Yeol di tenggelamkan
tn. Seong, bukan hanya membuat Su Yeol teringat sama Yun Ho, tapi K juga ingat
gimana awalnya dia bisa muncul.
Dr. Yeom mau tahu ingatan apa yang diingatnya dan bagaimana dia
bisa muncul pertama kali? K tidak mau memberitahu. Yang jelas, ingatannya ini
jauh berbeda dari kejadian sebenarnya.
“Itu mungkin saja. Tapi kemungkinan besar perasaanmu saat itu nyata. Bagaimana perasaanmu saat ingatan lama itu muncul kembali? Pikiran tak bisa macam-macam dengan itu. Merasa bahagia, sedih, atau takut. Kau tahu, perasaan semacam itu. K, bagaimana perasaanmu saat itu?”
“Saat itu... Saat aku mengingatnya,” ujarnya terhenti, “aku ingin
membunuh seseorang.”
Dr. Yeom terkesiap kaget.
--
Su Yeol yang sudah mengingat sedikit masa lalunya, pergi menemui
Ju Hyeok. Untuk diskusi sekaligus meminta melihat data lama konseling remaja
yang masuk di sana tahun 1999. Dan benar, ada data yang terkait dengannya dan
Yun Ho. Mereka pertama kali masuk ke sana pada tanggal 21 Mei 1999. Di data itu
juga ada fotonya bersama Yun Ho yang terlihat sangat dekat.
“Kini, setidaknya kau tahu berurusan dengan siapa. Silakan hubungi
aku kapan saja. Aku akan dengan senang hati membantu,” ujar Ju Hyeok.
Setelah pertemuan itu, Su Yeol pergi ke atap untuk menenangkan
diri. Pas sekali dia meihat seorang gadis yang berdiri di tepi pembatas seolah
mau bunuh diri. Dan saat Su Yeol mau menghentikannya, gadis itu langsung pergi
begitu saja.
--
Kyung Tae memang benar-benar memiliki jiwa sosial yang tinggi.
Saat melihat kondisi Jeong Hun, dia bisa merasakan kalau luka memar ditubuhnya
itu seperti luka yang didapat dari pukulan berulang kali. Karena khawatir, dia
membawa seorang pekerja sosial untuk memeriksa keadaan dan tempat tinggal Jeong
Hun. Dari informasi yang ada, Jeong Hun adalah anak yatim piatu dan hanya
tinggal dengan kakaknya yang manta narapidana.
Rumah Jeong Hun dalam keadan terbuka. Pintunya nggak terkunci.
Rumah juga dalam keadaan berantakan. Sisa-sisa makanan tergeletak begitu saja
di atas mereka. Saat dipanggil, nggak ada satupun yang merespon. Semakin mereka
memeriksa ke dalam, mereka malah menemukan seorang pria dalam keadaan tidak
sadarkan diri dan kepalanya dipenuhi darah. Si pekerja sosial sontak berteriak
ketakutan.
Yang ada di sana bukan hanya pria tersebut, tapi juga Jeong Hun
yang menatap pria yang ada di depannya dengan pandangan kosong.
Begitu Jeong Hun sadar, dia pun dibawa untuk diinterogasi. Yang
bertugas menginterogasinya adalah Su Yeol.
“Apa dia benar-benar mati?” itu yang pertama kali Jeong Hun
tanyakan pada Su Yeol.
Kakaknya selalu memukuli Jeong Hun dan menyebutnya pecundang.
Hingga di satu titik, Jeong Hun tidak tahan lagi dan mengambil pan untuk memukulinya.
“Apa dia benar-benar mati?”
“Kenapa tidak melaporkannya ke polisi? Kenapa kau menatap mendiang
kakakmu?”
“Untuk memeriksa apa dia benar-benar mati. Karena si berengsek
itu... Mungkin dia belum mati,” jawabnya, tetap tenang.
“Kau membunuhnya?”
“Jika dia mati, baguslah.”
“Apa itu kecelakaan? Atau...”
“Apa pentingnya? Yang penting, penderitaan sudah berakhir,”
jawabnya.
Kata yang terdengar tidak asing. Penderitaan? Su Yeol masih ingin
mengorek informasi, tapi Kyung Tae datang memanggilnya dan meminta waktu
bicara. Mereka bicara di luar ruang interogasi. Kyung Tae memberitahu kalau
Jeong Hun bukan pelakunya. Dia punya alibi. Dari rekaman CCTV di tempat
kerjanya, terlihat Jeong Hun ada di sana untuk mencuri uang kasir.
“Apa masalahmu? Kau tidak membunuh kakakmu,” tanya Su Yeol pada
Jeong Hun, begitu mendepatkan informasi. “Pada saat waktu kematiannya, kau
mencuri uang dari restoran tempatmu bekerja. Semuanya terekam di rekaman CCTV. Sim
Jeong Hun, katakan yang sebenarnya. Kenapa kau melakukan itu? Kenapa kau bilang
membunuhnya, padahal tidak? Kenapa?”
“Aku tak pernah bilang aku membunuhnya. Aku hanya bilang baguslah
jika dia mati. Aku bisa pergi sekarang, bukan?”
“Tunggu. Kau bilang penderitaannya sudah berakhir. Siapa yang
mengatakan itu? Kau dan Baek Young Joo saling mengenal? Apa ada orang lain yang
terlibat dalam kasus ini? Katakan. Kau butuh bantuan, 'kan? Aku bisa
membantumu.”
“Membantu? Yang benar saja. Kau bilang bedebah itu sudah mati,
bukan? Aku akan jujur. Siapa pun pembunuhnya membantuku menyingkirkannya,”
jawanya, sinis.
Su Yeol benar-benar merasa ada yang aneh. Yun Ho pasti terlibat
pada kejahatan para remaja ini. Tidak lama, Kyung Tae datang lagi untuk
melaporkan kalau dia menemukan ada hal aneh yang ditemukannya saat memeriksa
CCTV. Jeong Hun kan sudah lama bekerja di restoran tersebut, jadi mustahil dia
nggak tahu letak CCTV dan nekat mencuri uang tanpa menutupinya.
“Dia sengaja ke sana untuk mencuri uang receh di perkiraan waktu
kematian kakaknya,” analisis Su Yeol.
“Menurutmu Jeong Hun membuat alibinya?”
“Aku punya firasat buruk. Firasatku mengatakan ini belum berakhir.
Aku merasa ini mulai dari awal lagi.”
Dan karena ucapan Su Yeol, Kyung Tae dan Jae Seon mulai mengikuti
Jeong Hun. Tingkah Jeong Hun sangat mencurigakan. Dia bersikap sangat santai
padahal baru saja mengalami kejadian traumatis. Karena ini kali pertama Kyung
Tae membuntuti Jeong Hu, tingkahnya jadi kelihatan sangat kaku. Jae Seon pun
sok mengajari agar bertingkah santai.
Ya udah, sama Kyung Tae di turuti. Dia kan ketangkap basah tuh
sama Jeong Hun kalau lagi membuntuti. Biar nggak ketahuan, dia langsung akting
sedang menangkap penjahat. Karena Jeong Hun belum pernah bertemu dengan Jae
Seon, jadinya Kyung Tae memperlakukan Jae Seon sebagai penjahat yang sedang
dikejarnya. Tingkahnya benar-benar menarik perhatian. Jae Seon yang paling malu
karena diperlakukan sebagai penjahat. (mereka berdua ini beneran cocok!)
--
Su Yeol memeriksa rekaman yang ada di sekitar rumah Jeong Hun. Di
salah satu rekaman, beberapa jam setelah kematian kakak Jeong Hun, dia melihat
wajah yang nggak asing. Itu adalah gadis yang dilihatnya seperti mau bunuh diri
di atap di tempat Penampungan Anak Muda Impian, dua hari yang lalu.
Langsung saja Su Yeol dan Kyung Tae pergi untuk menyelidiki gadis
itu. Namanya adalah Gi So Yeon, berusia 23 tahun dan mengambil jurusan kerja
sosial. Nn. Gi sudah menjadi sukarelawan
di penampungan sejak SMA. Selama Kyung Tae memberitahu identitas Nn. Gi, Su
Yeol hanya terus menatap ke bawah. Dia berdiri tepat di posisi Nn. Gi saat itu
dan melihat ke bawah. Dia ingin mencari tahu apa yang waktu itu Nn. Gi lihat.
Dari sana, mereka hanya bisa melihat hamparan bunga dan lubang
got. Tidak ada yang aneh.
Namun, karena curiga, mereka pergi memeriksa lubang got tersebut.
Benar saja. Ada kantong plastik hitam yang disembunyikan di lubang got
tersebut. Dan isinya adalah jas hujan kuning dengan palu berlumuran darah.
“Wanita itu. Dia tidak berniat melompat. Dia menatap ke arah ini. Lubang
got ini, tempat dia menyembunyikan senjatanya. Segera kirim ini ke Forensik dan
suruh Jae Seon melacak Gi So Yeon sekarang juga.”
--
Terlambat! Saat mereka berhasil menemukan Nn. Gi, dia dalam
keadaan babak belur dan langsung dilarikan di rumah sakit. Dan sekarang, dia
sedang menjalani operasi.
“Masih tak tahu siapa pelakunya?” tanya Su Yeol, yang baru tiba
pada Jae Seon.
“Ya. Aku menyelidikinya, ternyata Gi So Yeon sudah memesan untuk
operasi cakramnya hari ini. Tapi masalah cakramnya kemungkinan besar disebabkan
oleh trauma eksternal berulang kali.”
“Jadi, ini bukan kali pertama dia dipukuli? Ada hubungan dengan
Jeong Hun?”
“Sudah kucari, tapi tidak ketemu. Aku memeriksa riwayat panggilan,
pesan, dan surelnya, tapi tidak ada apa-apa. Dia sudah lama menjadi sukarelawan
di penampungan, tapi kemungkinan dia bertemu dengan Jeong Hun sangat kecil.”
Operasi masih belum selesai. Kyung Tae tiba tidak lama kemudian
untuk memberitahu hasil forensik. Darah yang ditemukan di senjata itu adalah
darah kakak Jeong Hun dan DNA Nn. Gi ditemukan di sarung tangannya. Dia juga
menemukan kalau Park Seong Gwan, mantan pacar Nn. Gi, yang bekerja sebagai pria
pendamping, terobsesi dengan Nn. Gi. Dia
dengar Nn Gi harus pindah beberapa kali untuk menjauhinya. Dan ada catatan yang
menunjukkan Nn. Gi melaporkannya dua kali atas penyerangan. Nah, yang membuat
Kyung Tae merasa Park Seong Gwan ada hubungannya dengan kasus ini adalah, saat
dia membuntuti Jeong Hun, dia selalu melihat Park Seong Gwan.
“Menurutmu ini kebetulan?” tanya Kyung Tae.
“Tidak. Tidak mungkin ini kebetulan,” ujar Su Yeol dan mulai
memikirkan kemungkinan yang terjadi, “Jeong Hun mengincar Park Seong Gwan. Park
Seong Gwan mengusik Gi So Yeon. Sim Jeong Hun sengaja ke sana untuk membuat
alibi (mencuri uang kasir). Bagaimana jika Gi So Yeon membunuh kakaknya saat
dia melakukan itu? Itu artinya alibi Gi So Yeon... Jika operasi ini adalah
alibinya... Ini jelas belum berakhir. Sim Jeong Hun dan Gi So Yeon. Mereka
memutuskan saling membunuh untuk satu sama lain. Di mana Jeong Hun? Bukan, Park
Seong Gwan. Park Seong Gwan kini dalam bahaya.”
Sembari mengatakan itu, Su Yeol mulai berlari keluar untuk mencari
Park Seong Gwan.
(Jadi, Nn. Gi dan Jeong Hun ini saling bekerja sama. Nn. Gi
membunuh kakak Jeong Hun dan saat dia melakukan aksinya, Jeong Hun membuat
alibi dengan mencuri uang kasir. Setelah itu, Jeong Hun akan membunuh Park
Seong Gwan dan saat dia melakukannya, Nn. Gi akan membuat aibi dengan menjalani
operasi. Keduanya kan nggak saling berhubungan dan nggak punya motif dengan
orang yang mereka bunuh, sehingga akan sulit terlacak).
Dugaan Su Yeol benar. Jeong Hun berniat membunuh Park Seong Gwan
dengan memukuli kepalanya menggunakan tongkat sembari menaiki motor. Eh,
rencananya nggak berhasil. Seong Gwan berhasil mengindar dan dia terjatuh dari
motornya. Yang ada, dia dipukuli sama Seong Gwan. Su Yeol tiba saat itu dan
berusaha melerai keduanya. Jeong Hun sudah gila, dia mengeluarkan pisaunya. Dia
akan membunuh Seong Gwan sesuai rencana awal. Dia menyuruh Su Yeol menyingkir
jika nggak mau ikut terbunuh. Selama mereka berdebat, Seong Gwan mencoba kabur.
Jeong Hun mengejarnya. Su Yeol juga dan menahannya.
Melihat sosok Seong Gwan, dia jadi teringat sesuatu. Yang membunuh
ayahnya bukan dia, tapi Yun Ho. Yun Ho mengenakan jas hujan kuning. Dan hari di
saat tn. Jeong, ayah Yun Ho terbunuh, Su Yeol ada di sana. Saat itu, Yun Ho
berdiri di belakangnya dengan mengenakan jas hujan kuning dan berujar :
“Terimakasih. Kau membunuh ayahku untukku. Tunggulah sebentar lagi. Aku juga
akan segera menyelamatkanmu,” ujarnya, tersenyum.
Saat dia sadar, perutnya sudah tertikam pisau. Jeong Hun yang
ketakutan, langsung kabur.
Dalam keadaan sekarat, Su Yeol kembali ke alam bawah sadarnya.
Semuanya tampak merah. Dia kehilangan arah. Pintu 1002 terbuka. Yun Ho membunuh
ayahnya.
“Su Yeol, kau akan tersesat di labirin ini selamanya?” ujar K yang
muncul dan menarik Su Yeol agar kembali.
“Tidak. Entah kenapa aku
tiba-tiba berada di sini.”
“Kau tidak ingat? Kau ditusuk.”
“Ditusuk? Benar, ya. Benar. Jeong Yun Ho. Dia membunuh ayahku. Aku
ingat semuanya. Aku tidak membunuhnya.”
“Kau benar. Bukan kau.”
“Jadi, kau juga mengingatnya?”
“Ya. Jeong Yun Ho, si berengsek itu. Dia membunuh ayahmu.”
“Ayo. Ayo tangkap Jeong Yun Ho.”
“Tapi bagaimana denganku? Kau tidak ingat bagianku dalam cerita itu?”
tanya K. “Ini ingatan pertamaku tentang diriku. Aku membunuh seseorang.”