Sinopsis Lakorn / Thai-Drama : F4 Thailand - Boys Over Flowers Episode 02 part 1

 

Sinopsis Lakorn / Thai-Drama : F4 Thailand - Boys Over Flowers Episode 02 part 1


Semuanya shock dengan yang dilakukan Gorya sampai nggak tahu harus bereaksi seperti apa. Kesadaran mereka baru kembali ketika seorang siswi berteriak kalau Thyme sudah diserang dan rekam kejadian ini!! Baru juga mau mulai merekam, seorang guru mendadak muncul dan menegur mereka yang berkumpul di gedung kosong. Sontak, Gorya langsung kabur diikuti beberapa siswa lainnya juga. Beberapa membantu Thyme untuk berdiri.



Sayangnya, meskipun Gorya sudah kabur, tetap saja dia di panggil guru dan dimarahi karena sudah memukuli Thyme. Moment saat dia dimarahi tersebut, diam-diam di rekam beberapa siswa dan di sebar luaskan melalui medsos. Saat video itu di post, semua orang langsung menghujat Gorya dan merasa kasihan pada Thyme.

--



Hari yang cerah kembali tiba.

Para anggota F4 lainnya selain Thyme sudah berkumpul di sekolah dengan berbagai aktivitas mereka masing-masing. Kavin sibuk video call sama cewek-cewek kenalannya. Yah biasalah, ngajak hang out bareng. MJ sibuk melihat medsos yang ternyata sudah tersebar video saat Gorya menendang Thyme dan kabur. Video itu tidak akan memberikan efek negatif pada Thyme karena yang terekam adalah saat dia menendang Thyme, bukan saat Gorya di bully orang-orang. Masalahnya, komentar – komentar yang ada di video tersebut, semuanya memihak Gorya. Mereka memuji apa yang sudah Gorya lakukan adalah apa yang selama ini mereka harapkan dan inginkan.




MJ juga merasa kalau hal kecil seperti inilah yang biasanya memicu gerakan perlawanan. Kavin tidak begitu peduli dan yakin kalau Thyme bisa mengatasi masalah seperti ini. Nah, itulah yang MJ khawatirkan. Dia tidak tahu gimana cara Thyme akan mengatasi masalah ini karena dia juga nggak bisa dihubungi. Kavin jadi ikut khawatir. Sementara Ren, tidak terlalu peduli. Dia hanya sibuk mempelajari bahasa Prancis.



Gorya baru saja mau berangkat sekolah. Tapi, baru keluar dari rumah, sudah ada beberapa orang berpakaiah hitam yang menyergapnya dan menutupi wajahnya dengan kain hitam. Sebelum pandangannya terhalang, Gorya sempat melihat kalau Thyme berada dalam sebuah mobil van dan menatap ke arahnya.


= Episode 02 =

The Second Impact



Saat kain hitam diangkat dari kepalanya, dia sudah berada di ruangan spa. Ada beberapa wanita bermasker dihadapannya yang mulai merapikan alisnya, memakaikan masker, merias dan merubah penampilannnya menjadi cantik. Dia juga diberikan beberapa perhiasan untuk dikenakan dan sebuah gaun hitam. Rambutnya juga ditata bergelombang. Gorya sampai takjub melihat penampilan dirinya yang cantik dan anggun di kaca.


Namun, perasaan senang itu tidak berlangsung lama saat melihat Thyme. Apalagi, Thyme memberitahu kalau butuh 5 juta baht untuk merubah Gorya menjadi seperti ini. 5 juta baht itu digunakan untuk spa, riasan, menata rambut, gaun dan perhiasan. Sebagai hadiah tambahan, dia memberikan sebuah mobil bernilai 5 juta. Kan tidak mungkin Gorya pergi ke sekolah naik bus dengan penampilan seperti ini.

“Bagaimana kau bisa tahu aku pergi sekolah naik bus?”

“Aku tahu lebih dari itu,” jawabnya dan menunjuk ke sofa.



Diatas sofa ada banyak foto yang sudah dikumpulkan selama beberapa hari ini. Jadi, sudah beberapa hari ini Thyme menyuruh orang untuk membuntuti Gorya. Wajar saja jika Gorya marah. Dan hal ekstrem yang dilakukan Thyme ini hanya agar Gorya meminta maaf padanya. Bukan permintaan maaf sederhana. Dia mau Gorya merekam permintaan maaf karena sudah berani menentangnya secara terbuka dan katakan kalau dia salah sudah menentang F4. Jika Gorya melakukannya, Gorya akan mendapatkan semua yang dikenakannya beserta mobil. Jika dia tidak menerima tawarannya, entah apa yang akan dilakukan anak-anak sekolah pada Gorya.


Tawaran yang menggiurkan. Tapi, tidak untuk Gorya. Dia merasa jika Thyme hanya ingin permintaan maafnya, Thyme tidak perlu sampai mendadaninya dan memberikan hadiah. Hal itu membuatnya menyimpulkan kalau Thyme sebenarnya merasa bersalah di dalam hati dan mencoba bernegosiasi. Tapi alih-alih meminta maaf, dia malah melakukan hal seperti ini! Ini sama sekali tidak menyelesaikan masalah.



Thyme membantah semua kesimpulan Gorya. Dia menegaskan kalau dia hanya ingin memberikan sedikit uang dan bukan meminta maaf! Thyme mau sok pintar dengan menyebutkan sebuah pepatah Thailand, tapi dia malah nggak ingat dan malah Gorya yang memberitahukan pepatahnya!

“Apa kau bodoh?” tanya Gorya karena Thyme nggak tahu pepatah.

Thyme semakin kesal dan memaksa Gorya merekam video permintaan maafnya. Gorya dengan tegas menolak! Mau sebanyak apapun Thyme memberinya uang, itu tidak akan bisa membeli dirinya. Dia lebih suka naik bus dan bangga daripada menerima hal – hal tanpa integritas. Udah bicara panjang lebar, Thyme malah nggak mengerti maksud Gorya. Saking capeknya, Gorya memilih pergi aja. Tapi karena Thyme terus menariknya, dia tendang aja selangkangannya.




Namanya juga di rumah orang kaya yang besar, Gorya mana tahu jalan dan malah tersesat ke sana sini. Ujung-ujunngnya, dia ketangkap lagi sama Thyme. Terakhir, mereka ketangkap basah sama Roselyn, Ibu Thyme. Sikap Thyme langsung berubah drastis. Tidak pakai basa – basi, Roselyn langsung memerintahkan pengawalnya untuk menyeret Gorya keluar dari rumahnya, tentu saja sebelumnya, menyuruh Gorya mengembalikan semua yang dikenakannya, hadiah dari Thyme.




Gorya beneran kesal. Udahlah dia di culik dan dibawa paksa kemari, sekarang malah di usir begitu kasar. Namun, ada satu hal yang disadari Gorya dari kejadian ini : Thyme sangat kaya. Dan apa pilihannya untuk benar melawan Thyme?



Karena kejadian ini, Gorya terlambat datang ke sekolah. Saat dia tiba, semua orang di kelasnya sedang sibuk menulis sesuatu di papan tulis. Isinya menjelek-jelekan Gorya. Menyebutnya : Jala*g, rumput busuk, tidak berintegritas dan mau punya suami kaya. Bukan hanya papan tulis, tapi meja dan kursi juga di coret! Yang lebih memuakkan, guru yang masuk untuk mengajar marah – marah bukan karena pembullyan tapi karena papan tulis di coret padahal dia mau mengajar.


Masih belum cukup, chat group sekolah menjadi ajang untuk mengolok-olok dan menyebarkan fitnah mengenai Gorya. Ada yang bilang kalau ayah Gorya menjual ginjal untuk SPP karena mau menantu kaya. Ada yang bilang kalau Gorya udah bersama lebih dari 10 pria. Ada juga yang bilang kalau Gorya pernah melakukan ab**si. Gorya tentu marah dan muak dengan sistem yang ada di sekolah ini. Saking muaknya, dia memilih izin dari kelas.



Dia pergi ke atap sekolah untuk meluapkan emosinya!! Dia udah enek sama sekolah. Kalaupun semua fitnah itu benar, mau apa mereka?! Toh itu bukan urusan mereka semua. Udah puas marah-marah, Gorya baru ingat kalau Ren juga sering nongkrong di sana. Dan benar saja, Ren ada di sana, seperti biasa dan mengajaknya mengobrol. Gorya mengucapkan terimakasih atas bantuan Ren di atap dan di gudang waktu itu. 

“Aku mau bertanya. Jika kamu terbang dari Prancis pukul 05.00, pukul berapa kamu akan tiba di Thailand?” tanya Ren, secara tiba – tiba.


Gorya kaget dengan pertanyaan tiba-tiba itu. Namun, dia tetap menjawab. Kalau mau tahu, mereka harus tahu perbedaan waktunya. Tapi, dia lagi nggak bawa ponsel sekarang. Pembicaraan mereka hanya sampai di sana. Ren sibuk menggambar sementara Gorya memperhatikannya dari samping.


Nah, di belakang mereka, diam-diam geng cewek yang ada di kelas Gorya memperhatikan (kusebut saja mereka CS3). Mereka iri melihat Gorya bisa bergaul dengan Ren dan tampak cukup dekat.

--


Meskipun Ren udah menyuruh Gorya melupakan pertanyaannya tadi, Gorya tetap saja mencari tahu jawabannya. Di sela jam kerja sambilannya, dia mencari tahu perbedaan waktu Thailand dan Prancis. Waktu Thailand enam jam lebih cepat dari Prancis. Butuh 11 jam untuk sampai ke sini dari Prancis ke Thailand. Jika meninggalkan Prancis pukul 05.00, maka akan tiba di Thailand pukul 22.00.


Kaning yang sedari tadi memperhatikan jadi kepo. Ah, dia bisa menangkap kalau Gorya udah jatuh hati sama Ren. Dia menggoda kalau Ren bisa saja pangeran Gorya yang akan menciumnya. Memikirkannya saja membuat keduanya heboh sendiri. Paman Ga yang mendengarkan menyuruh mereka untuk tidak bercanda mengenai ciuman pertama. Ciuman pertama itu sangat penting karena hanya sekali. Dan ciuman pertama akan mengubah seluruh duniamu



Hm, daripada membahas ini, dia mau tahu, apa masalah kartu merah Gorya udah selesai? Pembicaraan terhenti karena Gorya kedatangan tamu. Hana. Dia menemui Gorya untuk meminta maaf. Dia merasa bersalah karena Gorya udah menolongnya tapi dia malah hanya membeku. Orang lemah sepertinya bahkan tidak bisa mendukung Gorya. Dia yakin kalau Gorya pasti marah padanya.



Harusnya susana menjadi haru. Eh, perut Gorya malah berbunyi dengan keras karena lapar. Setelah pergi membeli minuman, Goya baru lanjut bicara. Dia nggak marah dan malah bersyukur karen Hana tidak membantunya. Jika ya, Hana bisa terlibat masalah besar juga. Kepedulian Hana sudah cukup membuatnya bahagia. Dan masalah kartu merah, dia bisa bertarung sendirian. Hana hanya perlu mendukungnya diam-diam dan itu sudah cukup.

--


Thyme mengundang MJ dan Kavin ke rumahnya. Dia memberitahu apa yang sudah dia lakukan sama Gorya tadi pagi. Keduanya shock! Thyme sampai menculik Gorya? Gila! Hal itu bisa membuat Thyme dilaporkan, tahu! Thyme nggak peduli karna dia bisa membuat laporan Gorya hilang jika melaporkannya.


Kavin agak heran dengan Gorya yang nggak suka barang mahal dan berani membentak Thyme. Menurutnya, Gorya aneh.

“Saat melakukan sesuatu, aku pasti sutet,” ujar Thyme, tidak terima di remehkan.

“Sukses,” koreksi Kavin. Bahasa thai Thyme beneran hancur. Dia nggak tahu pepatah dan suka salah sebut. “Tapi, kamu harus hati-hati. Jika kakakmu tahu perbuatanmu, kamu akan mendapat masalah, bukan?” nasehatin Kavin.



MJ setuju. Dia juga menyarankan agar Thyme membatalkan kartu merahnya. Dia merasa kalau Thyme keterlaluan kali ini. Jika dibiarkan, masalah ini akan semakin membesar. Percayalah, belum terlambat untuk mundur. Thyme sadar kalau nasehat keduanya benar, tapi karna keras kepala, dia nggak mau mendengarkan. Dia memilih pergi untuk mencari Ren. Huft, padahal, Ren juga nggak akan peduli padanya. Yang dipedulikan Ren sekarang adalah…



Mira. Ren sekarang sedang berdiri di tengah jalan yang memampang poster Mira. Kebetulannya, Gorya ada di dekat sana dan memutuskan menyapa. Ren mengabaikannya. Gorya nggak menyerah dan memberikan jawaban atas pertanyaan Ren tadi beserta penjelasannya, jadi kalau pergi dari Paris jam 05.00, akan tiba di Thailand jam 22.00. Ren tersenyum dan memujinya berhasil memecahkan pertanyaan. Usai mengatakan itu, dia kembali menatap poster Mira.



Gorya jadi penasaran, apakah Ren mengenal Mira? Tidak ada jawaban. Gorya mulai bercerita kalau dia kagum dengan Mira dan itu juga salah satu alasannya bersekolah di Kocher.  Dia memuji Mira yang cantik dan berbakat. Dia ingin menjadi seperti Mira.


Ketika dia mengatakan semua itu, Ren tiba-tiba saja mendekatkan wajahnya. Gorya jadi gugup dan mengira Ren akan menciumnya. Dia udah kegeeran duluan. Perkiraannya salah. Ren hanya mau menyeka bekas minuman yang ada di mulut Gorya. Gorya jelas malu karena sudah salah paham.Ren malah semakin menggoda dengan mendekatkan wajahnya sekali lagi. Karena malu, Gorya pun kabur.


Dan semua itu ternyata dilihat sama Thyme dari dalam mobilnya. Dia cemburu.

--



Esok hairnya,

Gorya udah nggak peduli lagi sama pandangan orang-orang. Dia juga nggak takut lagi dan balas melotot jika ada yang melihatnya. Intinya, dia udah beradaptasi. Ditambah lagi, Hana mendukungnya diam-diam dengan terus mengirimkannya pesan.


Sayang kesenangannya tidak berlangsung lama. Kartu merah sudah berpindah. Kali ini, yang mendapatkannya adalah Hana. Berita mengenai Hana yang menjadi target selanjutnya dengan cepat menyebar ke semua orang. Video saat Hana dibawa menuju stadiun Kocher juga tersebar. Gorya yang melihat pesan itu, langsung berlari ke stadiun lama untuk menyelamatkannya.



Pembullyan Hana sudah sangat kelewatan. MJ dan Kavin saja sampai menatap Thyme dengan pandangan marah melihat apa yang akan dilakukannya. Jadi, anak buah Thyme berencana untuk mencukur rambut Hana di depan umum. Hana hanya bisa menangis ketakutan dan nggak berdaya untuk melawan. Untungnya, sebelum pisau cukur itu mengenai kepalanya, Gorya muncul dan menghentikan mereka. Kali ini, Gorya sangat amat marah! Thyme udah kelewatan. Musuh Thyme adalah dia dan lampiaskan saja padanya, ngapain harus melibatkan orang lain!



Tidak ada yang mendukung. Yang ada mereka malah menghujat Gorya. Thyme jelas senang dengan dukungan yang didapatkannya. Bukannya bertobat, dia malah menawarkan kesepakatan. Dia akan memaafkan Hana jika Gorya mencukur rambut. Kavin berteriak menegur tindakannya yang udah kelewatan. Thyme nggak peduli. Dia menyuruh Gorya mencukur rambut atau menyerah.


Gorya diam. Dia menggenggam erat pisau cukur di tangannya. Kesabarannya sudah benar-benar habis.


“Kamu hanyalah bocah kaya yang manja,” ujar Gorya, tajam.



Usai mengatakan itu, Gorya menyalakan pisau cukurnya dan siap mencukur rambutnya.

“Jawabanmu salah kemarin,” suara Ren terdengar menggema ke seluruh stadiun dan membuat Gorya menghentikan cukuran itu sebelum menyentuh rambutnya. Semua perhatian tertuju pada Ren sekarang.

Ren mendekat sambil tersenyum dan berujar, “Jam 21.00.”

“Hah?” bingun Gorya.

“Prancis dan Thailand hanya berjarak lima jam bulan ini. Aku hampir terlambat karenamu.”


Thyme kelihatan kesal dan pergi. Kavin dan MJ langsung mengumumkan kalau acara sudah berakhir dan semuanya harus bubar. Berkat Ren, Gorya tidak harus mencukur rambutnya. Dan Gorya semakin kagum padanya. Namun, saat dia hendak mencari Ren untuk mengucapkan terimakasih, Ren tidak ada di tempat biasa.


Situasi menjadi sangat tenang. Dan entah kapan badai selanjutnya akan menerjang.



Besok harinya,

CS3 sudah berkumpul di meja Gorya pagi-pagi sekali untuk meminta maaf. Mereka beralasan kalau sudah salah paham mengira Gorya ingin bersinar, tapi setelah melihat Gorya membantu Hana kemarin, seluruh sekolah menganggap Gorya sebagai pahlawan. Mereka juga bilang membully Gorya karena tidak ingin ada masalah dengan F4. Dan apa yang dilakukan Gorya kemarin, menunjukkan bahwa dia bisa membuat perubahan. Setelah mendengarkan semua ucapan mereka, hati Gorya jadi luluh dan mau memaafkan mereka.



Karena sudah berbaikan, CS3 menyarankan agar mereka membuat akun anonim untuk mengekspon apa yang dilakukan F4. Dengan takut-takut, Hana memberitahu kalau mereka sudah melakukannya. CS3 semakin bersemangat dan meminta ID-nya, biar mereka bisa follow. Setelah itu, mereka mengajak Gorya untuk ikut dengan mereka ke pesta penyambutan Mira yang baru kembali dari Paris. Kalau mereka nggak mau datang sendiri, mereka boleh mengajak teman.



Gorya ragu. Dia mendiskusikan ini sama Kaning. Dan Kaning menyuruhnya untuk pergi. Bukankah dia mengidolakan Mira? Kesempatan ini kan bisa menjadi kesempatan baginya bertemu langsung Mira. Lagipula, situasi di sekolah sudah membaik. Gunakan moment ini untuk mencari teman baru. Lagipula, meskipun Hana nggak bisa datang, Gorya kan punya Ren. Jika mau, dia juga bisa menemani Gorya.


Yeahh!! Terdengar sorakan dari pintu. Ternyata sedari tadi orang tua dan adiknya menguping dari balik pintu. Dibandingkan Gorya, mereka lebih bersemangat!

 

Post a Comment

Previous Post Next Post