Sinopsis
Lakorn / Thai-Drama : F4 Thailand - Boys Over Flowers Episode 04 part 2
Begitu pulang sekolah, Gorya langsung
mengurung diri di kamar dan menelepon paman Ga untuk minta izin nggak masuk
kerja. Dia sakit flu. Kla Khao yang datang untuk mengantarkan obat,
sempat-sempatnya menggoda kakaknya yang udah punya pacar. Video saat Thyme
mengantar Gorya juga tersebar hingga ke sekolah Kla Khao.
Di saat yang sama, kepala pembantu di rumah
Thyme, menemukan handuk pink yang dibelikan Gorya, tersimpan rapi di lemari
baju Thyme.
Hari sudah gelap saat Gorya keluar dari
kamarnya untuk makan malam bersama. Ayahnya dan Kla Khao sedang berada di ruang
tamu dan mencoba memperbaiki hp Gorya. Ayah merasa bersalah karena
kesalahannya, Gorya sampai harus mencari pekerjaan sampingan lain.
Lagi asyik berbincang, terdengar suara orang
membuka pagar rumah. seluruh keluarga langsung ketakutan mengira yang datang
adalah rentenir. Gorya yang pergi memeriksa sambil membawa sapu sebagai
senjata. Yang datang adalah Thyme dengan membawa kantong kecil. Arghhh!
Wajarlah kalau Gorya berteriak kaget. Begitu
sadar, dia langsung mengusirnya. Terlambat! Ayahnya sudah keluar karena
teriakannya dan memasang wajah garang memarahinya berani datang ke rumah
seorang gadis di malam hari begini. Wajah garangnya langsung hilang saat Thyme
menyebutkan namanya. Pas sekali, TV sedang menyiarkan berita keluarga
Paramaanantra yang merupakan keluarga terkaya. Gileee!!! Orang paling kaya
datang ke rumah mereka.
Seluruh keluarga Gorya langsung sibuk
menyambut Thyme dengan sebaik mungkin.
--
Kavin dan MJ yang gagal untuk membujuk Thyme
agar menjauhi Gorya, memutuskan menggunakan cara lain. Menemui Kaning, sahabat
Gorya. Mereka menjemputnya dari tempat kerja dan membawanya ke rumah Kavin.
--
Demi menyambut kedatangan Thyme, Ibu sampai
memesan paket hot pot seharga 499 baht. Paket terbesar yang bisa mereka pesan.
Thyme langsung takjub. Yang dikatakan Gorya kalau 500 baht bisa dipakai untuk
makan satu keluarga, benar. Dia juga senang makan di rumah Gorya, karena
seluruh keluarga bersifat hangat dan terus berbicara sepanjang makan. Dia bisa
melihat gimana Gorya dan Kla Khao bertengkar hanya karena sepotong daging yang
diambil Kla Khao dari mangkok Gorya.
--
Pembantu Kavin menyiapkan makanan untuk Kaning
yang seorang tamu, sambil memberitahu kalau dessert yang disediakan di buat
oleh koki terbaik dan sulit ditemukan di tempat lain. Kaning tertarik dan ingin
mencoba dessert tersebut, namun, segan. MJ dan Kavin menyadari itu, menyuruhnya
untuk tidak tegang dan santai saja. Ya udah, Kaning mencoba sebuah dessert dan
memuji rasanya sangat lezat.
Setelah memakannya, Kavin memberitahu kalau
harga dessert yang dimakannya itu bernilai hampir 4000 baht (sekitar 1,7jt-an).
Kaning langsung kayak hilang selera makan. Mahal, bo. Ya udah, kenapa mereka
mencarinya
Kavin dan MJ menjelaskan kalau teman mereka,
Thyme serius pada perasaannya dengan Gorya. Jadi, mereka ingin memberikan
peringatan agar Kaning menyuruh Gorya berhenti dekat dengan Thyme. Hidup mereka
tidak seperti hidup Kaning dan Gorya. Semua mengenai hidup mereka sudah
direncanakan. Dessert mahal seperti yang terhidang ini, jauh lebih mudah mereka
dapatkan dibandingkan dengan yang tidak bisa mereka miliki.
--
Keluarga Gorya udah hampir selesai makan.
Hanya tersisa potongan kecil daging terakhir. Untuk menentukan siapa yang akan
mendapatkan daging terakhir tersebut, ayah menyarankan agar mereka bermain
permainan yang bernama Daging Ajaib. Kla Khao yang menjelaskan aturan permainan
pada Thyme, di permainan ini, mereka harus menceritakan kisah tersedihnya untuk
membenarkan kenapa dia pantas mendapatkan bagian terakhir daging tersebut. Di
sebut daging ajaib karena bisa menyembuhkan semua kesedihan.
Game start! Gorya yang pertama kali
menceritakan kisah sedihnya. Dia harus belajar sekaligus bekerja. Dia harus
tetap bisa mempertahankan nilai bagusnya atau dia akan kehilangan beasiswa. Dia
juga bertanggung jawab atasu pengeluaran pribadi. Keluarganya juga terlilit
hutang sekarang.
“Itu dia. Dia menyindir ayah,” balas ayah dan
membuat Gorya tertawa.
Selanjutnya, giliran Kla Khao. Dia merasa
paling sedih soalnya harus memakai seragam sekolah berulang kali hingga
kancingnya lepas. Dia juga selalu memakai barang berkas dari ayah atau Gora di
rumah. Tidak pernah punya pakaian bagus.
Sekarang, giliran Thyme. Thyme agak shock
mendengar kisah Gorya dan Kla Khao, soalnya dia nggak pernah kekurangan. Hidupnya
baik. Padahal itu hanya sepotong daging, tapi memainkan permainan ini
menjadikannya daging ajaib. Di rumahnya, tidak ada permainan. Tidak ada yang
bicara di meja makan. Tidak ada tawa. Mereka diajarkan untuk tenang saat makan
saat kecil. Hanya pembicaraan bisnis yang diperbolehkan. Aneh, makanan melimpah
di rumahnya, terbuat dari bahan-bahan terbaik, tapi dia belum pernah makan
daging seistimewa itu. Dia tidak punya kisah sedih dan tidak butuh daging itu.
Walaupun dia bilang begitu, tapi bagi Ibu
Gorya, itu kisah sedih. Makanya, dia ingin memberikan daging itu untuk Thyme.
Gorya dan adiknya langsung melarang. Biar adil, Gorya membagi daging itu
menjadi potongan kecil sehingga semua orang bisa mendapatkan daging ajaib. Hal
absurd yang membuat Thyme merasa bahagia.
Pada akhirnya,
potongan daging itu dibagi menjadi lima potongan kecil. Kami hampir tidak bisa
merasakan apapun. Tapi itu menunjukkan bahwa kami tidak meremehkan masalah
siapapun. Itu menunjukkan semua orang butuh obat untuk hati masing-masing.
--
Kaning sudah mendengar maksud dan tujuan Kavin
dan MJ mengundangnya. Intinya, mereka ingin dia meghentikan temannya karena
khawatir Thyme akan mendapatkan masalah, begitu bukan? Kavin meluruskan kalau
mereka hanya memberikan saran. Jika Kaning tidak ingin Gorya terluka, jaga dia.
Jika Gorya tidak menyukai Thyme, tidak masalah baginya. Tapi jika dia
menyukainya, jangan lanjutkan. Dia hanya akan terluka. Hidup mereka sudah
ditakdirkan, terutama Thyme.
“Tupai, kurasa kamu bisa mengerti. Kamu tidak
bisa selalu mengikuti hatimu,” ujar Kavin.
“Boleh minta nomor teleponmu?” minta Kaning.
Kavin tanpa ragu memberikannya. MJ langsung
bermuka masam, mengira Kaning ingin mendekati Kavin seperti gadis lainnya.
Kavin juga berujar jalau Kaning bisa meneleponnya jika membutuhkan bantuannya.
Tidak ada yang tidak bisa dilakukan F4. Selama mereka berbicara, Kaning sibuk
dengan hp-nya.
“Aku mengerti semua yang kamu katakan. Tapi
caramu bertindak tanpa sepengetahunanya menyebalkan. Aku tidak pernah melakukan
apapun tanpa sepengetahuan Gorya. Yang lebih penting, kamu menyuruhku
memercayai temanku. Jalan manapun yang dipilih Gorya, aku yakin itu yang
terbaik. Kamu harus mencoba memercayai temanmu. Jika tidak ada hal lain, aku
permisi. Aku bisa pulang sendiri,” ujarnya dan beranjak pergi.
Kavin dan MJ terdiam. Kavin tidak berani
mengatakan apapun. kenapa? karena dia baru saja mendapatkan notifikasi ada uang
masuk sebesar 4000 baht ke rekeningnya. Itu uang Kaning untuk membayar dessert
yang dimakannya tadi. Dan tujuannya meminta nomor Kavin adalah supaya dia bisa
membayarnya.
“Sama keras kepalanya. Itu sebabnya mereka
berteman,” komentar MJ.
“Lebih tepatnya, naif.”
Mereka nggak tahu aja kalau sebenarnya Kaning
menyesali tindakannya yang sudah bertindak tanpa berpikir panjang. Karna
membayar dessert itu, sisa uang di rekeningnya sekarang hanya 12 baht. Huft.
--
Makan malam sudah usai dan Thyme pamit pulang.
Gorya mengantarkannya hingga ke depan pagar. Thyme masih takjud dengan
peralatan di rumah Gorya yang rata-rata adalah barang tua. TV Gorya saja masih
TV tabung, sangat berbeda dengan yang ada di rumahnya. Karena terlalu asyik
dengan keluarga Gorya, Thyme sampai lupa tujuan awalnya berkunjung. Dia
membelikan obat untuk Gorya.
Saat masih berbincang, Gorya tidak sengaja
menjatuhkan barang dari kantong celananya. Saputangan milik Ren yang belum
sempat di kembalikannya. Thyme masih tetap bersikap tenang setelah melihat sapu
tangan itu. Dan entah kenapa, dia mulai menceritakan pengalaman masa kecilnya
dengan Ren.
Dulu, saat kecil, dia pernah merusak boneka
kesayangan Ren. Ren sangat menyukai boneka itu sampai tidak bisa tidur tanpa
memegangnya. Saat melihat betapa Ren menyukai boneka itu, dia semakin
menginginkannya. Karena perbuatannya, boneka itu hancur. Alih-alih meminta
maaf, dia malah bilang itu salah Ren. Dia juga melarang Kavin dan MJ untuk
bermain dengan Ren. Dia benar-benar brengsek. Setelah itu, Ren tidak pernah
membentaknya atau apapun, malah bersikap seperti tidak terjadi apa-apa. Dia
kembali untuk bermain dengannya. Padahal, boneka itu mainan yang paling di
cintainya.
Setelah tumbuh dewasa, dia menyadari kalau
dirinya beneran brengsek.
“Kenapa kau memberitahu ini padaku?”
“Entahlah. Aku hanya ingin melakukannya. Ren
orang yang baik. Tidak heran kalau semua orang jatuh cinta padanya.”
“Jika kamu terus memikirkannya, minta maaflah
padanya.”
Eh, Thyme malah nggak mau hanya karena itu
bisa merusak citranya. Wkwkw. Dia dengan Gorya malah jadi main dorong-dorongan.
Keluarga Gorya yang mengintip dari jendela, tersenyum senang. Lagi asyik
dorong-dorong, pagar rumah Gorya malah ambruk. Astaga!
Suasana jelas langsung canggung.
“Rumahmu penuh kejutan,” ujar Thyme, mencoba
mencairkan suasana. “Ini bagus. Aku menjadi lebih mengenalmu.”
“Terlalu kenal. Pulanglah sekarang. Ayo.”
Jika hidup adalah
tentang membuka pintu untuk menemukan hal baru, pintuku menawarkan banyak hal.
Dari hidup yang penuh kegelapan, kini aku melihat lebih banyak cahaya. Sedikit
demi sedikit.
Sepertinya aku
kembali ke kehidupan normal yang bahagia, benar bukan?
Sayangnya tidak! Kepala pembantu yang
menemukan handuk pink di lemari Thyme, melaporkan hal itu pada Roselyn, Ibu
Thyme, yang hari ini akan berangkat ke Singapura untuk perjalanan dinas. Dengan
tenang, Roselyn menyuruh agar handuk itu dikembalikan ke tempatnya. Dan minta
seseorang untuk mengawasi Thyme baik-baik, terutama di sekolah.
Masalah yang akan dihadapi oleh Gorya, bukan
hanya Roselyn, tapi hal lain. Hari ini, saat dia tiba di sekolah, semua siswa
menatapnya dengan pandangan mencemooh. Sialnya, hp Gorya yang baru di perbaiki,
kembali rusak. Semua tanda tanya baru terjawab saat melihat di mading sekolah,
tertempel foto-fotonya. Fotonya saat bekerja di bar malam namun dalam posisi
yang ambigu. Foto itu diambil sedemikian rupa sehingga terlihat seolah-olah
Gorya ‘melayani’ pria tua. Padahal faktanya, dia hanya mencekik si pria karena
mencoba memegangnya.
Dan Thyme yang baru tiba, melihat semua foto
tersebut.
Ps. Yang udah nonton versi Korea, pasti tahu
siapa pelakunya.
Terimakasih banyak...lanjut terussss...semgattt
ReplyDelete