Sinopsis
Lakorn / Thai-Drama : F4 Thailand - Boys Over Flowers Episode 03 part 2
Ren mengantarkan Gorya menemui Mira. Sembari Mira
berbincang dengan Gorya, dia pergi menemui Ibu Mira. Mira sudah memotong
rambutnya pendek. Dan tujuannya memanggil Gorya untuk memberikan hadiah. Sepatu.
Gorya segan menerima hadiah mahal seperti itu, tapi Mira memaksanya untuk
menerimanya. Sepatunya cocok untuk Gorya.
Seharusnya Gorya tidak ikut campur lagi, tapi
dia malah memilih ikut campur. Dan semua demi Ren. Dia memohon agar Mira tidak
pergi ke Prancis. Permohonannya terdengar egois, tapi dia terus saja memohon
agar Mira tidak pergi demi Ren. Demi permohonannya tersebut, dia sampai rela
berlutut. Dia sendiri tahu permintaannya egois tapi dia tetap saja melakukannya
dengan alasan tidak mau senyum Ren menghilang.
Mira benar – benar baik. Dia ikut berlutut di
hadapan Gorya dan mencoba memberikan pengertia. Dia juga suka melihat senyuman
di wajah Ren. Namun, apa yang akan dilakukannya, akan membuat banyak orang
tersenyum. Dia tahu keputusannya akan menyakiti banyak orang, termasuk Ren. Tapi,
dia yakin Ren cukup kuat. Yang penting adalah banyak orang menunggunya membuat
mereka tersenyum. Dia seharusnya mengerti kan?
“Maafkan aku dan terimakasih. Aku membuat
keputusan itu karenamu.”
“Aku?”
“Aku melihat kekuatanmu. Kamu membuatku
percaya bahwa aku juga bisa menjalani hidup yang luar biasa. Dengar, sementara
gadis lain bahagia tentang Ren, kamu satu-satunya yang menghentikanku. Aku bisa
melihat betapa kamu menyukai Ren. Kamu sangat istimewa, Gorya. Simpan kekuatan
ini bersamamu. Jangan mengalihkan pandangan dari masalah. Seperti kataku, suatu
hari nanti kamu akan membuat perbedaan.”
Dan apa yang dibuat oleh Gorya, terlihat sama
Ren. Dia sangat marah! Dia nggak pernah memintanya untuk berlutut dan memohon
pada Mira seperti itu! Apa Gorya mau membuat Mira mengira dia memaksanya untuk
bicara dan membuatnya tetap di sini? Saking marahnya, Ren menyebutnya pembuat
masalah dan tidak pernah memikirkan perasaan orang lain! Jangan hanya
memikirkan perasaan sendiri!!
Eh, Gorya ikutan marah. Dia memarahi Ren yang
tidak bisa berjuang demi perasaan sendiri. Kenapa dia nggak pernah mencoba dan
selalu bilang nggak bisa?! Lihat Mira. Dia sangat luar biasa. Demi keyakinannya,
dia berani berjuang. Tapi Ren? Terus mengatakan kalau beginilah cara kerja dunia!
Dia tidak berusaha melakukan apapun untuk memperjuangkannya!
“Karena aku tahu tidak ada yang bisa ku
lakukan!!” teriak Ren. “Kamu sendiri belum bisa mengubah apapun.”
“Meski aku berjuang, tapi tidak bisa membuat
perubahan, aku lega karena setidaknya aku melakukan sesuatu. Karena itu penting
bagiku, P’Ren! Jika kamu sungguh menyukainya, hadapilah. Setidaknya kamu tahu
kamu sudah berusaha, bukan hanya bilang kamu tidak bisa memperbaikinya padahal
kamu tidak melakukan apapun!”
Ucapan Gorya jadi membuat Ren berpikir. Apakah
dia akan mencoba berusaha atau menyerah?
--
Hari H,
Hari ini adalah hari keberangkatan Mira.
Thyme, Kavin, MJ dan Gorya pergi ke bandara untuk mengantarkannya, kecuali Ren.
Tentu saja ada sedikit perasaan sedih di hati Mira karena Ren tidak
mengantarkannya. Setelah Mira masuk ke area boarding, Ren baru tiba. Gorya
tentu saja marah! Kenapa dia malah datang terlambat? Kenapa dia tetap tidak
melakukan apapun?!
“Siapa bilang aku tidak melakukan apapun?”
ujar Ren dan menunjukkan tiketnya. “Aku akan mengikuti Mira ke Prancis. Aku tidak
akan menghindari masalah seperti yang selalu kulakukan. Seperti apa akhirnya,
aku akan mencobanya. Berkat kamu, aku mengumpulkan kekuatan untuk berjuang. Ini
yang paling kusukai darimu,” lanjutnya sambil mengelus kepala dan mencium
kening Gorya.
Sahabatnya tentu kaget dengan yang
dilakukannya. Terutama Thyme. Dia marah. Bukan karena Ren mencium kening Gorya,
tapi karena Ren memutuskan pergi ke Prancis tanpa berdiskusi bersama mereka.
Tega sekali dia, padahal mereka selalu berempat sejak masih bocah! Apa dia
sungguh akan pergi?
“Ren, aku bahkan belum meminta maaf padamu,”
ujar Thyme, sedih.
“Tidak perlu.”
Mereka sudah berbaikan. MJ dan Kavin jelas
senang. Mereka juga mengejek Thyme yang menangis. Thyme mana mau mengaku dan
memarahi keduanya karena mempermainkannya. Gorya yang melihat itu tertawa. Menyadari
kalau F4 aslinya sangat kekanak-kanakan.
Buktinya saja, waktu sudah mau pergi,
sempat-sempatnya Thyme memberhentikan mobil di lapangan luas hanya untuk
berteriak-teriak, “Ren, semoga berhasil, kawan,” pada pesawat yang lagi
terbang. MJ dan Kavin pun mengikuti tingkah kekanak-kanakkan Thyme.
Aku belum lama
mengenal kalian. Tapi waktu yang singkat bisa menjadi momen penting. Meskipun ada
rasa sakit, ketakutan dan keraguan, yang membuat kita tumbuh, meski hanya
sedikit, tapi itu sangat jelas di benakku.
Maju terus,
rintangan mungkin akan menghampiriku. Tapi seperti kata P’Mira, aku tidak akan
mengalihkan pandanganku. Untuk hal apapun, jika kamu melihat jauh ke dalam,
kamu mungkin akan menemukan sesuatu yang bagus.
Akhirnya, kamu
mungkin bisa membuat perubahan suatu hari nanti.
Di rumah Thyme,
Thyme ternyata seorang pecinta kucing. Dia
mempunyai peliharaan seekor kucing yang diberinya nama Dango dan dia sangat
memanjakannya. Dan juga, sepertinya keberuntungan sedang ada di pihak Thyme. Dia
baru saja berbaikan dengan Ren. Dan kakaknya, Thea, hari ini memberitahunya
kalau dia dan Ibunya akan melakukan
perjalanan dinas yang cukup lama di Singapura. Mereka akan sangat sibuk. Artinya,
Thyme bisa melakukan apapun yang diinginkannya. Jika dia ingin mengejar Gorya,
lakukan saja.
“Mengejar? Tidak,” sangkal Thyme, masih
menolak mengakui rasa sukanya.
“Jadi, kamu tidak mau nasehat dari kakak? Kamu
bisa mengurus dirimu sendiri, ya?” goda Thea.
“Beberapa saran akan bagus,” bisiknya.
Thea semakin menggodanya dengan pura-pura
tidak mendengar suaranya. Dia baru puas saat Thyme akhirnya berteriak mau
diberikan nasehat. Thea akhirnya serius. Dia mengingatkan Thyme bahwa Gorya
bukan seseorang yang akan dihargai Ibu mereka karena latar belakangnya. Tapi,
jika Thyme benar-benar serius dan yakin tentang Gorya, dia akan mendukungnya
sepenuhnya.
Okay, sekarang, nasehat mendekati Gorya. Dari pengamatannya,
Gorya bukan tipe gadis yang suka bertele-tele. Jadi, lewatkan tahap itu.
Langsung masuk ke tahap berkencan. Nggak usah pedekate. Jangan kirim pesan atau menelepon karena hanya buang –
buang waktu.
Nasehat kakaknya langsung benar-benar
diterapkan sama Thyme. Dia mengajak Gorya berkencan. Nggak lewat chat atau
telepon, tapi melalui pesan video yang di siarkan di tv kantin sekolah. Nah,
isi pesannya benar-benar to the point :
“Nona Thitara Jundee (Gorya), kamu
menonton? Aku punya pengumuman untukmu. Begini… masa bodoh! Sabtu ini, temui
aku di menara jam dekat bianglala di Asiatique pukul 13.00. Mengerti? Itu saja.
Cukup!”
Hana yang ikut melihat pesan itu kaget dan
shock karena Thyme mengajak Gorya berkencan. Eh, Gorya malah menyangkal dan
merasa kalau Thyme hanya mencari cara untuk merudungnya. Itu bukan ajakan
kencan!!
--
Hari Sabtu,
Hari ini harusnya Gorya pergi menemui Thyme,
tapi dia tidak melakukannya. Dia malah menemani Kaning belanja. Kebetulan handphone-nya
juga rusak, jadi dia sekalian mau perbaiki. Padahal, Thyme sudah menunggu Gorya
di tempat janjian sebelum waktunya.
Saat belanja di salah satu toko, TV di toko
itu menyiarkan wawancara Thyme, Kavin dan MJ. Ketiganya ditanyai sama reporter,
apa mereka tidak mau masuk dunia entertainment? Kavin yang menjawab kalau
mereka sudah berkomitmen untuk tidak menjadi artis dan hanya akan fokus pada
bisnis keluarga.
Kaning yang udah pernah bertemu dengan F4 dan
selama ini mendengar gimana F4 mengganggu Gorya, sekarang udah benci sama F4.
Dia menganggap mereka menyebalkan. Gorya malah menggoda Kaning yang dulu pernah
bilang F4 itu tampan. Meski kelihatannya dia bersenang-senang dengan Kaning,
tapi Gorya terus menerus melirik jam. Dia merasa cemas kalau Thyme benar-benar
menunggunya. Dan memang kenyataannya, meski sudah lewat jam janjian, Thyme
masih menunggunya.
Gorya dan Kaning juga langsung pergi dari toko itu sebelum mendengar sesi wawancara
Thyme di TV selesai. Padahal saat itu, reporter sedang menanyai Thyme mengenai
pengalaman percintaannya. Thyme jujur kalau dia belum pernah pacaran karena dia
punya banyak kekurangan dan para gadis pasti tidak tahan dengannya. Dia bukan
tipe orang yang mengejar seseorang. Dia nggak suka memanjakan orang. Orang lain
biasanya yang memanjakannya. Dia pemarah dan ngga suka menunggu siapapun. Jika ingin
bersamanya, orang itu harus menjadi orang yang menunggu. Jika ingin bersamanya,
gadis itu yang harus bersabar.
Kaning sudah selesai berbelanja dan mengajak
Gorya untuk pulang. Pas mau pulang, hujan deras tiba-tiba turun. Mana Gorya
belum sempat memperbaiki hp-nya. Dia melihat jam ditangannya, udah jam 4. Dan
kebetulan, bianglala yang menjadi tempat janjiannya dengan Thyme terlihat dari
tempatnya sekarang berada. Hatinya jadi nggak tenang dan memutuskan untuk pergi
ke sana.
“Namun, mungkin jika gadis itu penting, dia
bisa mengubah saya selamanya.”
Saat Gorya tiba di tempat janjian tersebut,
Thyme masih di sana. Menunggunya dibawah hujan sambil menggigil kedinginan.