Sinopsis Lakorn / Thai-Drama : F4 Thailand - Boys Over Flowers Episode 03 part 1

 

Sinopsis Lakorn / Thai-Drama : F4 Thailand - Boys Over Flowers Episode 03 part 1


Keluarga Gorya memulai hari dengan sama-sama menonton lakorn yang berjudul “Pria Bunga.” Dilakorn tersebut, terdapat adegan seorang wanita dan pria yang sedang bertengkar karena kesalahpahaman. Ketika melihat adegan itu, Ayah dan Ibu mulai berkomentar kalau si wanita marah-marah pada si pria, tapi pada akhirnya akan berakhir dengan pria itu juga. Ah, ada adegan klasik juga, yaitu : aksi jatuh dan ciuman. Nantinya, salah satu di antara mereka pasti akan terjatuh dan menimpa yang lain, yang ‘tanpa sengaja’ membuat keduanya berciuman. Keduanya itu saling mencintai dan jatuh itu hanya ‘alasan’. Coba pikirkan, emang berapa besar sih peluang seorang menindih orang lain dan bibir mereka bersentuhan? Hal itu tidak mungkin terjadi.



Eh dan benar saja, tidak lama adegan di lakorn menampilkan keduanya terjatuh dan bibir mereka bersentuha. Ayah dan Ibu langsung heboh berteriak kalau itu di sengaja.



“Itu tidak di sengaja!!!” teriak Gorya, histeris. Soalnya apa yang dikatakan Ayah dan Ibunya benar-benar terjadi padanya kemarin. Dia tidak sengaja menindih Thyme dan mereka berciuman. Ciuman pertamanya.


Ayah dan Ibu heran dengan teriakan Gorya dan menyimpulkan kalau Gorya terlalu menghayati cerita lakorn-nya.



Berbeda dengan Gorya yang menyakini kalau ciuman itu tidak disengaja, Thyme yakin kalau Gorya sengaja. Hatinya jadi berbunga-bunga jika mengingat hal kemarin. MJ dan Kavin menggodanya yang kehilangan ciuman pertama. Thyme menyangkal kalau itu ciuman pertamanya. Nah, pas ditanya dimana ciuman pertamanya? Thyme langsung salting, ngga bisa menjawab dan ujung-ujungnya bilang itu bukan urusan mereka. Sikapnya itu membuat MJ dan Kavin makin yakin kalau benar itu ciuman pertama Thyme.


Thyme mulai mengalihkan topik dengan membahas Gorya. Dia menilai kalau Gorya itu munafik. Bilang nggak suka sesuatu, tapi sebenarnya suka. Dia yakin Gorya ingin dia mendekatinya. Orang seperti Gorya itu mudah ditangani.


Ya udah kalau Thyme menilai Gorya seperti itu. Tapi, gimana hubungannya dengan Ren? Mereka udah muak melihat keduanya berselisih seperti in. Atau lebih baik kalau Thyme yang meminta maaf terlebih dulu. Thyme langsung menolak ide tersebut! Ren yang harus meminta maaf padanya, jika tidak, jangan harap mereka akan bicara lagi!


Ucapan Thyme itu didengar sama wanita-wanita yang diundang MJ dan Kavin. Dan langsung saja mereka sebarkan berita itu ke medsos. Langsung saja fans F4 mulai membuat berbagai asumsi, salah satunya Ren dan Thyme bertengkar karena menyukai wanita yang sama.



Mira yang melihat gosip itu langsung menanyakan kebenarannya pada Ren yang sekarang ada di rumahnya. Ren menyangkal. Lagian dia dan Thyme bertengkar hanya beberapa hari yang lalu saja. Mira kurang percaya, soalnya emang sudah beberapa hari ini Ren tidak bersama teman-temannya. Apa Ren menunggu hingga Thyme yang meminta maaf terlebih dahulu? Ren tidak mengiyakan. Hanya saja, menurutnya, Thyme yang salah kali ini. Waktu kecil, setiap mereka bertengkar, selalu dia yang mendatanginya dan meminta maaf duluan. Sekarang, mereka sudah dewasa dan Thyme harus menyadari kesalahannya.

“Jika kalian tidak saling bicara selamanya, kamu tidak keberatan dengan itu?”

“Aku tidak keberatan,” jawab Ren.


Seolah tidak mau membahas hubungan pertemanannya dengan Thyme lagi, Ren menanyakan apa rencana Mira setelah lulus kuliah nanti? Dia penasaran. Mira punya segalanya dan bisa melakukan semuanya : bisnis, modelling, iklan. Apapun pilihan Mira nanti, dia siap untuk mengawasi dan mendukungnya.


“Bagaimana jika semua pilihan itu bukan sesuatu yang kuinginkan? Bagaimana jika semua yang kumiliki bukan masa depan yang kuinginkan?” tanya Mira, serius.

“Apa maksudmu?”

“Ren. Ada hal penting yang ingin ku sampaikan.”


= Episode 03 =

The Paper Plane



Gorya galau berat memikirkan gimana caranya bicara dengan Ren. Sebelumnya, Kaning sudah menasehatinya agar tidak khawatir pada tanggapan Ren pada ciuman tidak sengaja itu. Ren pasti mengerti. Tapi, bukan itu saja yang dikhawatirkan Gorya.  Dia cemas karena belum pernah melihat Ren dan Thyme bertengkar seperti ini dan dia ada di tengah –tengah. Kaning menasehatinya untuk bicara langsung dengan Ren. Toh, nggak ada gunanya dia marah di pikirannya. Lagipula, itu bisa jadi kesempatan untuk menjelaskan mengenai ciuman itu. Jika nggak punya topik yang bisa dijadikan alasan untuk bicara, gunakan saja sapu tangan! Ren kan memberikan Gorya sapu tangan kan? Bilang aja mau kembalikan sapu tangan dan jadikan itu alasan untuk bicara!


Berbekal nasehat Kaning, saat jam istirahat, Gorya langsung pergi ke atap untuk menemui Ren sambil membawa sapu tangan Ren untuk dikembalikan. Namun, Ren nggak ada di sana. udah ditunggu lama pun, Ren nggak muncul.



MJ dan Kavin sudah memperhatikannya sedari tadi. Dan begitu ada kesempatan, mereka menghampirinya dan memberitahu kalau Ren bolos sekolah hari ini. Dan baru saja Mira memposting tentang Ren yang datang ke rumahnya. Jika mau, ke sana saja.



Berbekal informasi tersebut, setelah jam pulang sekolah, Gorya langsung pergi ke rumah Mira. Dasar sial, baru saja tiba, mendadak turun hujan. Mau nggak mau, Gorya terpaksa berteduh sebentar di sana. Dan saat itulah dia melihat perdebatan Ren dan Mira. Mira mengejar Ren yang mau pergi meski turun hujan sembari meminta pengertiannya atas keputusannya. Lagian Ren kan bisa berkunjung ke sana menemuinya. Ren tetap tidak mau mengerti. Dia juga nggak paham kenapa Mira harus menyerahkan semua yang sudah dibangunnya di sini dan menjalani hidup tanpa peduli siapapun?!


“Bukannya aku tidak peduli pada siapapun. Tapi yang kupilih akan bermanfaat bagi banyak orang,” tegas Mira.

“Lalu? Kamu juga bisa melakukannya dari sini! Ada banyak cara.”

“Ren, aku memutuskan untuk tinggal di Prancis dan mengikuti impianku. Ini sangat penting bagiku. Jika tidak, aku tidak akan bisa hidup sebagai gadis biasa. Aku menemukan masa depan yang kuinginkan. Aku tahu dunia yang kualami bukan itu. Tolong pahami aku, Ren.”


Sayangnya, Ren tidak bisa memahaminya. Dia nggak bisa menerima Mira yang memilih dunia yang dia tidak ada didalamnya. Ya udah, Mira kan sudah memutuskan untuk meninggalkan semuanya termasuk masa depannya dengannya.

Gorya yang melihat dan mendengar semuanya dari balik pagar, terdiam tidak tahu harus ngapain. Ini pertama kalinya dia melihat wajah Ren sesedih itu.


Dia baru benar-benar memahami apa yang terjadi ketika infotainment mulai sibuk memberitakan Mira, sosialita dari keluarga terkenal, membuat keputusan untuk meninggalkan Thailand. Pada wawancaranya, Mira menyatakan kalau dia akan pindah ke Prancis untuk mengejar impiannya sebagai pengacara HAM. Pilihannya mendapat tentangan dari keluarganya yang ingin dia belajar hukum bisnis, tapi dia sudah membuat keputusan setelah memikirkan, gimana caranya dia bisa bahagia saat orang di Thailand dan dunia tidak menerima keadilan sebagai manusia? Makanya, dia memajukan agenda kepindahannya. Keluarganya juga akhirnya menyetujuinya. Dia akan tinggal di Prancis untuk waktu yang lama.


Berita itu mendapatkan tanggapan positif. Banyak orang yang menyebut Mira sebagai malaikat yang jatuh. Tapi, tidak sedikit juga orang yang memahaminya. Salah satunya, Kaning. Dia tiadk mengerti kenapa Mira mau melepaskan semua yang dimilikinya di sini dan menjadi pengacara HAM. Sementara Gorya, dia memuji Mira yang begitu berani mengambil keputusan seperti itu. Dia kagum.


Paman Ga malah mengucapkan selamat pada Gorya. Soalnya kalau Mira pergi, Ren, pria yang Gorya sukai akan lanjang. Dia harus cepat bergerak, soalnya banyak gadis di sekolah yang pastinya matanya juga berkilau. Kesempatan seperti ini jarang terjadi, tahu.

--



Seperti apa yang dikatakan paman Ga, pagi ini, medsos sekolah di penuhi komentar oleh para fans Ren yang semuanya bilang bisa menjadi pengganti Mira bagi Ren. Gorya jadi merasa ragu. Apa benar Mira pergi adalah sebuah kesempatan bagus?


Lagi galau begini, ada saja yang membuatnya jadi kesal. Bus yang ditumpanginya untuk ke sekolah, kosong melompong dan hanya ada satu orang di kursi belakang, Thyme. Gorya jelas kaget, kenapa orang kaya seperti Thyme bisa naik bus? Dan kenapa bus dalam keadaan kosong seperti ini? Thyme awalnya membuat alasan kalau dia hanya ingin mencoba hal baru dan kebetulan sebuah bus lewat di hadapannya, jadi dia naik.


Itu alasan awal, tapi begitu Gorya mengomelinya soalnya nggak percaya pada alasannya, akhirnya Thyme jujur kalau dia membeli bus tersebut! Dia punya uang, jadi suka – suka dia mau ngapain! Dia mau hidup terasing juga urusannya. Nah, mumpung suasana hatinya sedang baik, dia mengizinkan Gorya untuk naik ke dalam busnya.


Ucapannya membuat Gorya jadi makin emosi. Hidup terasing bukan berarti sendirian! Dan ada banyak orang diluar sana yang menunggu bus, tapi Thyme malah berbuat hal begini. Ketika mereka bertengkar seperti itu, sebuah mobil yang ada di belakang mereka, memperhatikan dan menyuruh supirnya mendekati bus tersebut.




Di dalam bus, Gorya dan Thyme masih terus bertengkar. Gorya meminta supir untuk berhenti sementara Thyme melarang. Pada akhirnya, bus tetap berhenti. Bukan karena mendengarkan perintah Gorya tapi karena sebuah mobil mendadak berhenti di hadapan busnya. Thyme masiih nggak berhenti dan mengejar Gorya keluar.



Langkahnya baru berhenti ketika wanita di dalam mobil yang berhenti di depan bus barusan, menendang kakinya. Wanita itu adalah kakaknya. Berbeda dengan Thyme yang kasar, Thea sangat lembut dan sopan. Dia menuntun Gorya masuk ke dalam mobilnya dan memerintahkan supir untuk mengantarkannya ke sekolah. Anggap saja ini sebagai permintaan maafnya atas tindakan Thyme. Dia juga memberikan kartu namanya dan menyuruh Gorya menghubunginya jika butuh sesuatu.

Urusan dengan Gorya udah selesai, sekarang saatnya bicara dengan Thyme.



Karena Gorya datang ke sekolah dengan mobil mewah, tentu saja seisi sekolah jadi heboh. Salah satunya yang kepo adalah Hana. Gorya memberitahu kalau itu mobil Thea, kakak Thyme. Gorya juga sebenarnya merasa nggak nyaman karena jadinya harus diantar pakai mobil Thea. Dan itu semua gegara Thyme.



Thea mengajak Thyme bicara di dalam bus. Dia sudah tahu apa yang dilakukan Thyme selama ini, makanya dia juga udah tahu mengenai Gorya..

“Kakak yakin di lubuk hatimu, kamu bukan orang jahat. Tapi kamu bisa menjadi orang yang lebih baik.”

“Orang yang lebih baik? Sebagai Paramaanatra, pernahkan kita peduli dengan kata itu?” tanya Thyme balik, sarkas. “Kenapa tidak bilang kakak sudah kembali?”


Semua karena Roselyn, ibu mereka. Dia meminta Thea datang untuk menyelesaikan sesuatu. Ada sesuatu besar yang akan datang ke Paramaanantra. Ibu mereka sudah bergerak ke fase dua.

Yang dibicarakan sedang melakukan seminar. Dia mengumumkan kalau perusahaan akan berubah untuk menyambut era baru. Ini akan menjadi proyek terbesar mereka. Mulai kuarter ini, mereka akan memperluas wilayah mereka di Asia dimulai dari Singapura. Mereka akan melakukan apapun dan tidak akan menyerah sampai mencapai semua pencapaian. Saat hari itu tiba, mereka akan merayakn kesuksesan itu bersama.

“Semuanya mengalami perubahan besar. Keadaan tidak akan sama. Kamu juga. Saatnya kamu dewasa. Hari-hari bermainmu mulai berakhir,” nasehati Thea.


“Aku tahu. Aku tahu masa remajaku hampir berakhir. Untuk kehidupan yang tampak sangat familier, tiba hari yang akan mengubah segalanya. Aku tahu kita harus tumbuh dan melangkah ke dunia baru. Pada akhirnya, kamu harus menghadapinya dan menerimanya. Mungkin akan butuh waktu, tapi jangan khawatir. AKu akan berhasil.”

Jawaban Thyme membuat Thea merasa sangat bangga. Dia nggak nyangka kalau Thyme akan berubah seperti ini. Apa ini semua karena Gorya?

--


Ren yang masih tidak bisa menerima keputusan Mira, lagi mengurung diri di rumahnya. Kavin dan MJ sebagai sahabat, tentu merasa kasihan dan mengajaknya untuk hang out keluar sekalian mencari kegiatan yang menyenangkan.

--



Gorya masih saja memikirkan mengenai Ren. Dan setelah beberapa hari ini menunggunya masuk sekolah, akhirnya, hari ini dia menemukan Ren di atap sekolah. Ren juga udah dengar kabar kalau beberapa hari ini Gorya terus saja datang ke atap untuk menemuinya. Ada apa?

“Kamu baik-baik saja? Tentang Mira…”


“Saat aku masih kecil, aku sangat lemah hingga tidak bisa melakukan hal gila seperti tiga lainnya,” cerita Ren. “Tapi saat aku mengenal Mira, dia memintaku bermain dengan mereka. Dia mengurusku. Dia memastikan semuanya disesuaikan untukku. Jadi, aku sangat dekat dengannya. Begitu dekat hingga apapun yang dia lakukan atau katakan, aku memahami semuanya. Aku tahu salah satu kebiasaan buruknya adalah jika dia memutuskan sesuatu, tidak ada yang bisa kamu katakan untuk mengubahnya. Aku selalu tahu, bahwa hari ini akan datang. Aku membodohi diriku selama ini. Aku membayangkan Mira ada di sisiku selamanya. Tapi ini saatnya melanjutkan hidup. Sudah berakhir. Tidak ada yang bisa ku lakukan.”


Itu keputusan Ren. Tapi Gorya nggak suka mendengarnya. Dia nggak suka Ren memutuskan untuk menyerah pada rasa sukanya terhadap Mira tanpa melakukan apapun. Dan pas sekali, Ren menyampaikan kalau Mira ingin bertemu dengannya untuk memberikan hadiah.


Dari jauh, Thyme melihat keduanya.

 

Post a Comment

Previous Post Next Post