Paman
Xue memilih untuk mengikuti segala keputusan Zhi Cheng. Dan Zhi Cheng menjelaskan
bahwa dia mau memecat ke empat manager yang telah terlibat dalam masalah ini,
mulai besok dia tidak mau melihat wajah mereka lagi di Wenda.
“Zhi
Cheng, menjalan kan perusahaan tidak seperti militer. Masalah kesetiaan
penting, tapi masalah fleksibilitas juga penting. Dengan kamu menghukum begitu
keras…,” jelas Paman Xue, seperti tidak setuju bila Zhi Cheng langsung memecat
ke empat orang itu sekaligus.
“Wakil
ketua Gu Yanzhi yang berbagi tanggung jawab sebagai ketua. Aku akan
menghukumnya juga. Aku akan menugaskan nya di Aida, perusahaan cabang dari
Wenda, sebagai wakil ketua,” jelas Zhi Cheng, memotong perkataan Paman Xue.
“Baiklah,”
balas Paman Xue, setuju dengan keputusan Zhi Cheng.
Didalam
mobil. Chen Zheng menghubungin Wei Kai, dia memberitahukan bahwa tampak nya
Grace sulit untuk diatasi, karena Grace seperti sudah mengetahui semua rencana
mereka.
“Oh
ya. Kamu tahu hari ini aku berpapasan dengan siapa?” tanya Wei Kai yang tadi
ada berpapasan dengan seorang Pria. Dan ntah siapa pria itu, tapi saat Chen
Zheng bercerita, raut wajah Wei Kai berubah menjadi lebih keras.
Lin
Qian telah membuat keputusan, dia memutuskan untuk tidak pergi ke Amerika
bersama dengan Mo Chen. Dan dia mengembalikan tiket pesawat yang Mo Chen
berikan padanya. Lalu sejak Lin Qian telah berani membuat keputusan seperti itu, maka Mo Chen
pun tidak mau memaksa Lin Qian lagi untuk ikut bersama dengannya.
Mo
Chen lalu merobek tiket pesawat yang Lin Qian kembalikan padanya. “Aku tidak
marah. Aku merobek tiket ini supaya kamu tahu bahwa dari sekarang apapun
pilihan mu, apapun yang kamu hadapi, itu adalah hidup mu. Kesulitan yang ada,
kesenangan pengalaman, itu karena pilihan mu sendiri. Aku akan menghormati
itu,” jelas Mo Chen.
Besok
Mo Chen akan kembali ke Amerika sendirian, dan sambil tersenyum Mo Chen menepuk
pelan kepala Lin Qian, dia berharap yang terbaik untuk Li Qian. Lalu setelah
memberitahu hal itu, Mo Chen pun pergi.
Dengan
senang, Lin Qian tersenyum, karena kebaikan kakak nya yang mendukung keputusan
nya.
Jin
Yuan sedang berbelanja bersama dengan Yanzhi. Ketika mereka berdua melihat
berita mengenai Zhi Cheng yang membakar semua pakaian anak, mereka merasa lega.
Jin Yuan mengatakan bahwa mulai sekarang Ayah bisa mengandalkan Zhi Cheng.
Dan
Yanzhi tersenyum setuju. Tapi ketika pembawa berita menyebutkan namanya dan
mengatakan bahwa posisisnya sebagai Wakil ketua Wenda di copot, Yanzhi merasa
sangat terkejut. Begitu juga dengan Jin Yuan.
Lin
Qian melihat daftar lowongan kerja yang ada di Internet.
Pagi
hari. Didapur. Yayi dan Lin Qian bersama- sama memasak sarapan. Sambil memasak,
Lin Qian memberitahu Yayi bahwa karena toko online mereka sudah di tutup, maka
dia akan mulai melamar kerja.
Mendengar
itu Yayi merasa sangat terkejut sekali, karena setahunya Lin Qian selalu ingin
menjadi designer yang bebas. Dan Lin Qian membenarkan hal itu, dia memang ingin
menjadi seorang designer yang bebas, tapi bagaimana pun dia tidak terus
bergantung kepada Kakaknya.
Lin
Qian lalu berjanji bahwa saat dia mendapatkan pekerjaan, dia pasti akan membawa
Yayi masuk kerja bersama nya ke dalam sana. Dan dengan senang, Yayi
membersihkan tangannya dan menyalamin Lin Qian.
“Fighting!”
kata Yayi, menyemangati Lin Qian.
Li
menanyakan tentang mengapa Zhi Cheng menggunakan nama nya dan melakukan banyak
hal tanpa memberitahukan kepadanya. Dan Zhi Cheng membalas bahwa itu bukan hal
yang penting, melainkan menurutnya apa yang paling penting sekarang adalah
kematian Kakaknya.
“Aku
melihat dia minum. Dia melakukannya ketika tidak ada siapapun disekitarnya, itu
dilakukannya saat dia stress,” kata Li yang percaya bahwa Zhi Qian mati
kecelakaan karena mabuk.
“Dia
tidak mungkin mabuk. Dia tidak ada alasan untuk pergi minum- minum. Apa itu
karena sesuatu yang terjadi diantara kalian berdua?” balas Zhi Cheng.
“Apa
yang kamu bicarakan? Mengapa aku bertengkar dengannya?”
Zhi
Cheng menjelaskan bahwa sejak Zhi Qian mengambil alih Wenda, Ayah selalu
mengontrol nya, menyuruhnya apa yang harus dilakukan. Kepadahal Zhi Qian menginginkan
perubahan, ia mengingikan revolusi bagi Wenda, tapi ia tidak bisa karena itu.
“Aku
menolong dia. Dia sama seperti mu. Dia tidak pernah tahu betapa gelap nya dunia.
Jika bukan karena aku yang melurus kan nya, maka keluarga kita akan habis sejak
lama,” jelas Li.
“Itu
mengapa aku pergi. Setiap orang salah, kecuali kamu,” balas Zhi Cheng.
Walaupun
mereka berdua sama- sama keras kepala, sebenarnya mereka berdua juga sama- sama
merasa sedih akan kematian Zhi Qiang.
Sebelum
pergi. Zhi Qian membantu Ayah nya yang kesulitan untuk mengambil selimut nya
yang terjatuh ke lantai. “Banyak bisnis yang harus di lakukan. Aku akan mencari
tahu apa yang terjadi kepada Kakak ku,” jelas Zhi Qian. Lalu dia pamit dan
pergi.
Jin
Yuan memanggil Zhi Cheng yang akan pergi, dia mengajak Zhi Cheng untuk makan malam
bersama dengan mereka sebelum pergi. Dan dia memberitahu bahwa nanti Paman Xue
akan datang mengunjungin Ayah dan bergabung dengan mereka.
“Xue
Mingtao?” tanya Zhi Cheng dengan heran.
Lin
Qian melakukan wawancara lamaran kerja. Pertama, Lin Qian melamar di Simeiqi,
dan dia diterima kerja disana. Tapi Lin Qian menolak. Dia menghubungin Yayi dan
menceritakan semuanya, menurutnya ketika dia berkeliling di perusahaan ini, dia
menemukan bahwa bagian design mereka tidak mendesign sendiri, tapi mereka hanya
mencopy dari merk lain.
“Tapi
seingatku kamu bilang padaku bahwa gaji yang ditawar kan disana sangat bagus,”
komentar Yayi.
“Gajinya
memang bagus, tapi aku seorang designer. Jika mereka ingin aku mencopy barang
merk lain, aku tidak bisa menolaknya,” jelas Lin Qian.
Diparkiran.
Grace sangat terkejut, ketika dia bertemu dengan seorang Pria yang dikenalnya.
Dengan marah si Pria meneriaki Grace.
“Mengapa
kamu melakukan ini pdaku? Apa yang ku lakukan?!” teriak si Pria.
“Apa?
Apa yang terjadi?” tanya Grace dengan bingung.
“Teruslah
berakting. Apa kamu perlu menjadi sejahat itu padaku? Kamu tahu betapa penting
nya pekerjaan itu bagi ku? Apa kamu tahu berapa banyak pengorbanan ku untuk
pekerjaan itu?”
“Mengapa
kamu berteriak padaku? Aku tidak tahu apa yang kamu bicarakan. Aku sudah bilang
padamu sejak lama, berhenti mengganggu ku,” balas Grace.
Disaat
Grace ingin pergi, si Pria menarik dan mencekik Grace. Dan tepat disaat itu,
Wei Kai datang dan menyelamatkan Grace. Lalu melihat Wei Kai yang terus menerus
memukuli si Pria, Grace berteriak menyuruh nya untuk berhenti, dan karena itu
maka Wei Kai pun berhenti memukulinya serta melepaskannya.
“Jika
kamu mengganggu aku lagi, kamu tidak akan bisa lepas semudah ini,” kata Grace
dengan keran kepada si Pria.
Dengan
penuh perhatian, Wei Kai membantu Grace yang sedikit kesakitan kakinya untuk
berjalan. Dan Grace pun mengikuti Wei Kai.
Paman
Xue bersikap baik, dia mengatakan kepada Li bahwa mulai sekarang setiap orang
harus menuruti perintah Zhi Cheng, dan siapapun yang tidak menurut, maka Zhi
Cheng bisa memberitahu kan kepadanya, lalu dia akan menghukum orang itu.
“Ketua,
ini bukan aku memuji anak mu di depanmu. Ini adalah permulaan bagi Zhi Cheng,
tapi dia sangat mirip seperti kamu dulu. Dia menyelesaikan masalah,
menyelamatkan reputasi kita, dan Wenda, dia juga menunjukan pada kita apa yang
bisa di lakukan nya. Aku begitu kagum,” kata Paman Xue memuji Zhi Cheng dengan
sangat berlebihan.
“Sangat
bagus. Sangat bagus,” balas Li dengan senang sambil menyalamin tangang Paman
Xue. Kemudian Li mengulurkan tangannya kepada Zhi Cheng. “Keluarga kami.
Sekarang ada dibahumu,” kata Li.
Mendengar
semua itu, Zhi Cheng hanya diam saja. Dan dengan suara pelan, Paman Xue meminta
nya untuk mengatakan sesuatu. Lalu karena itu maka Zhi Cheng pun berbicara.
“Aku hanya berharap setiap orang bisa bekerja dengan ku.”
Dengan
sikap perhatian, Paman Xue membawakan air untuk Li minum. Dan Zhi Cheng diam
memperhatikan semua itu dengan pandangan heran.
Diluar
gedung. Wei Kai memakai kan obat pada kaki Grace yang kesakitan, dan karena
tidak enak hati, maka Grace pun menolak dan ingin memakai nya sendiri. Tapi Wei
Kai tidak membiarkan Grace untuk memakai obat nya sendiri, dan dia yang memakai
kannya.
“Apa
sudah lebih baikan?” tanya Wei Kai sambil mengurut kaki Grace.
“Sudah
cukup. Terima kasih,” jawab Grace.
Dengan
penasaran, Grace menanyakan mengapa Wei Kai datang ke sini hari ini, seperti
sangat kebetulan sekali. Dan Wei Kai membalas bahwa mengapa dia tidak boleh ke
sini, mungkin saja Tuhan ingin dia menyelamatkan Grace di sini.
“Oh
ya, aku dengar majalah mu sedang merencanakan sesuatu, tentang pemula di tempat
kerja,” kata Wei Kai sambil duduk disebelah Grace.
“Kamu
sangat banyak akal,” balas Grace.
“Bagaimana?
Menurut mu aku cocok?” tanya Wei Kai dengan sikap bercanda.
“Cocok
dalam hal apa?” tanya Grace, pura- pura tidak mengerti.
“Setiap
hal. Bukankah aku cocok dengan cerita mu?”
“Kami
sudah memiliki seseorang untuk itu.”
“Jika
tebakan ku benar, apa itu Li Zhicheng?”
“Ini
informasi internal kami, aku tidak berhak untuk memberitahu kannya.”
“Eh.
Aku penyelamat mu hari ini. Kamu yakin tidak akan memberitahu aku?”
“Pertama
aku berterima kasih padamu yang telah menyelamatkan ku hari ini. Tapi untuk hal
lainnya, semua ada waktunya. Apa mungkin ini semua diatur, Bos Ning?” tanya
Grace. Dan Wei Kai hanya tersenyum saja.
Lalu
Grace pun pamit mau pergi dulu, dan Wei Kai dengan perhatian menawarkan diri
untuk memberikan Grace tumpangan.
Lin
Qian melakukan wawancara lamaran kerja di Perusahaan yang kedua, yaitu di
Xinbaorui. Disana Lin Qian memperlihatkan resume nya dan menjelaskan tentang
dirinya. Lin Qian tamat dari York Universitas yang merupakan universitas
ternama, dia lulus dari sana 3 tahun yang lalu dan mendapatkan peringkat
pertama. Setelah itu, dia membuka toko online shop nya sendiri.
“Kamu
bukan karyawan pengalaman? Kelihatannya orang dari York tidak bagus sama
sekali. 3 tahun setelah tamat dan tidak ada pekerjaan?” kata si Pria pewawancara
dengan tidak sopan.
“Aku
memilih untuk mengerjakan merk ku sendiri. Tapi itu bukan berarti bahwa aku
tidak punya pekerjaan. Memulai bisnis sendiri juga adalah pekerjaan. Anda tidak
seharusnya berkesimpulan begitu,” balas Lin Qian.
Si
Pria pewawancara yang tidak senang karena Lin Qian berani membalas
perkataannya, dia mengatakan bahwa apakah Lin Qian di terima disini atau tidak,
itu bergantung padanya. Dan Lin Qian membalas bahwa dia tahu, tapi tidak
seharusnya si Pria pewawancara menilai berdasarkan penilaian pribadi saja,
melanikan seharusnya ia menilai secara masuk akal.
Dengan
sikap angkuh, si Pria pewawancara mengambil resume yang Lin Qian berikan. Dia
menggoyangkan resume itu di depan Lin Qian, lalu membuang nya ke tempat sampah.
“Aku
minta maaf, aku hanya tidak merasa seperti masuk akal hari ini,” kata si Pria
pewawancara. Dan Lin Qian menatap nya dengan kesal.
Lin
Qian menghubungin Yayi dan mencerita kan semuanya dengan kesal. Lalu Yayi
menyarankan agar Lin Qian pergi saja melamar ke perusahaan bernama Aida, karena
disana sedang ada mencari seorang designer.
“Aida?
Aida milik Wenda Group, kan?” tanya Lin Qian, dan Yayi membenarkan. Lalu Lin
Qian berkomentar bahwa saat ini di dalam Wenda sedang sangat bermasalah, jadi
dia tidak mau, karena itu seperti bunuh diri jika bekerja disana sekarang.
“Aku
beritahu kamu. Boss baru nya sangat ‘hot’,”
jelas Yayi.
“Aku
sedang mencari pekerjaan, bukan suami,” balas Lin Qian. Lalu dia mematikan
telponnya.
Tags:
Our Glamorous Time
Akhir ny...
ReplyDeleteAda lanjutan ny....slalu menunggu
ReplyDeleteJgn lma2 y kak..trima kasih
ReplyDeleteKak....!! Ko blom d lanjutt
ReplyDeletePliss...lanjut y kak...aq slalu menanti
ReplyDeleteKak..mana lanjutan ny??
ReplyDeleteAq setia menunggu
ReplyDeleteBlom dlanjutt??
ReplyDeletePdhal crita ny bagus
ReplyDeletePlisss...dong kak
ReplyDeleteLanjutinn
ReplyDelete