Sinopsis K-Drama : Arthdal Chronicles Episode 13-1


Sinopsis K-Drama : Arthdal Chronicles Episode 13-1
Images by : TvN
Episode 01 part 1 – part 2 - part 3 / 02 part 1 – part 2 - part 3 / 03 part 1 – part 2 - part 3 / 04 part 1 – part 2 - part 3 / 05 part 1 – part 2 - part 3 / 06 part1 – part 2 - part 3 / 07 part 1 – part 2 - part 3 / 08 part 1 – part 2 - part 3 / 09 part 1 – part 2 - part 3 / 10 part1 – part 2 - part 3 / 11 part 1 – part 2 - part 3 / 12 part 1 – part 2 - part 3 

PREVIEW EP 2 EP 3 / EP 4 / EP 5 / EP 6 / EP 7 / EP 8 / EP 9 / EP 10 / EP 11 / EP 12 / EP 13
CUAP- CUAP part 1 / part 2 / part  3
Bagi pembaca baru ataupun lama yang sudah lupa mengenai jalan cerita Arthdal Chronicles, bisa baca sinopsis-nya di sini (di klik ya episode part-nya)
Part 3 : Arth, The Prelude to All Legends

Episode 12 (Part 2) di akhiri dengan Tanya yang berhasil membuktikan dirinya adalah keturunan asli dari Asa Sin. Sementara Eunseom yang akan berhasil ke luar dari Gitbadak.
Arthdal Chronicles
Tanya berdiri menatap semua orang yang hadir di Sidang Keramat. Dia menyatakan dirinya, Tanya dari Suku Wahan yang memecahkan cangkang, calon kepala suku Wahan. Dan leluhur Wahan adalah Serigala Putih Besar dan juga Kepala Suku Arthdal.

Flashback
Sebelumnya, Taealha sudah mengajarkan Tanya mengenai apa yang harus Tanya katakan nantinya, setelah berhasil menemukan lonceng.
End
“Aku Tanya dari Suku Wahan, orang yang pecahkan cangkang, calon kepala suku Wahan. Akan kuberi tahu ucapan Asa Sin, Serigala Putih Besar, yang adalah leluhur Wahan, dan Kepala Suku Arthdal : ‘Negeri yang kita pijak, langit yang kita puja, angin yang menyerupai napas kita, bulan yang menerangi kegelapan, api yang merangkul kita, air yang menyucikan kita, hewan, tanaman, dan buah yang memberi kita makanan. Kita berutang nyawa pada para dewa dan spirit yang mengendalikan semuanya, juga kematian kita. Kalian lahirkan kami, tapi jangan coba memiliki kami. Kalian besarkan kami, tapi jangan paksa kami takluk. Kalian bantu kami, tapi jangan hukum kami walau berdosa.’
--

Kitoha, Mugwang dan pasukan Daekan yang lain sedang berjaga. Kitoha merasa cemas jika benar Tanya adalah benar keturunan langsung Asa Sin, maka saat bulan sabit berikutya, seseorang akan merenggut jantung Mugwang (kutukan dan ramalah Tanya pada Mugwang). Kitoha tertawa senang mengatakan itu, dan Mugwang jelas kesal.
--
Semua rakyat msaih berkumpul di depan Kuil Agung menunggu hasil keputusan Sidang Keramat.
Di dalam, Tanya melanjutkan perkataanya : “‘Kalian lahirkan segalanya di dunia, dan semuanya ada untuk suatu alasan.’ Inilah… kata-kata Asa Sin.”
Semua langsung berlutut memberikan hormat.

Flashback
Saya kaget saat Tagon berkata Tanya tahu letak lonceng, padahal dari surat yang Taealha tulis, jelas itu adalah jebakan. Tagon menjelaskan kalau dari surat itu, lihat kata-kata yang di tandai Taealha dengan kuku-nya (jadi di kertas itu ada bekas kuku gitu), dan jika di gabungkan, tertulis Tanya tahu tempatnya.
End
Itulah bagaimana Taealha dan Tagon saling bertukar pesan dan mengerti.
Taealha berlutut dan mengakui Tanya sebagai kepala suku Asa Sin. Taealha bertanya, dua ratus tahun yang lalu, Kepala Suku Asa Sin, mengutus Aramun Haesulla ke Arthdal yang terpecah karena perang dan memintanya membentuk Serikat. Ramalan mengatakan kalau dia akan mengirimkan Aramun lagi. Dia mau bertanya, kapan Aramun akan kembali?
Dengan tenang, Tanya menjawab kalau Aramun sudah datang tapi mereka gagal mengenalinya. Orang yang menemukannya dan bisa mengenalinya sebagai keturunan Asa Sin, dialah pelindungnya. Pemimpin Serikat, Tagon.
Tagon menghampiri Tanya.
“Tagon, kau ditakdirkan menghubungkan langit dan bumi. Penghubung masa kini dan masa depan. Tagon, kau adalah kedatangan kedua Aramun Haesulla,” nyatakan Tanya.
Semua langsung bersorak. Menyebut Aramun Hasulla dan Keturunan Langsung Asa Sin!
Semua berjalan sesuai rencana Tagon dan Taealha. Namun berbeda dengan yang di bayangkan oleh Hae Mihol dan Asa Ron.

Pengawal penyampai pesan, menyampaikan pesan bahwa benar, Tanya dari Wahan telah menemukan lonceng bintang Kepala Suku Asa Sin!
Semua rakyat bersorak. Dotti, Chaeeun dan juga Mubaek senang karena itu artinya hal baik.

Tapi berita tidak sampai di situ, pengawal menyatakan kalau Tanya telah mengakui Tagon sebagai datangnya Aramun Haesulla lagi. Semua rakyat semakin bersorak. Tapi, tidak dengan Mubaek, dia tampaknya mencurigai sesuatu.
--
Berita mengenai Tanya juga sampai pada pasukan Daekan. Pasukan yang menyampaikan pesan bahkan menyuruh Mugwang untuk tetap berada di dalam rumah saat ada bulan sabit. Karena apa yang Tanya katakan berarti benar, dan Mugwang akan mati saat bulan sabit dengan jantungnya di renggut. Mugwang tampak ketakutan.
Penyampai pesan kembali mengatakan kalau Tagon telah di akui sebagai Aramun Haesulla yang datang kedua kalinya. Semua berteriak senang!
Tapi, teriakan senang itu berubah menjadi cemoohan untuk Mugwang yang harus berhati-hati saat bulan sabit.
--


Tagon keluar menemui rakyat dengan membawa Tanya. Dia mengangkat tangannya dan semua langsung bersorak, memanggilnya : Aramun Haesulla! Tanya tampak terkejut, dia ikut mengangkat tangan dan semua berteriak menyebut namanya.
Mereka… Mereka memanggilku? Semua orang mengelukan namaku. Eunseom. Kini aku bisa datang untuk menyelamatkanmu.
--
Eunseom berhasil tiba di atas. Syoreujagin segera menyuruh anak buahnya untuk membuang semua jasad yang mati karena wabah ke rawa.
Di saat yang sama, Yeonbal juga tiba di Doldambul. Dia datang untuk membawa Olmadae. Dia pergi menemui Goldu dan Goldu membawa mereka ke tambang. Tentu, semua ini di luar dari rencana Eunseom serta yang lain.

Walau sudah di bilang kalau Olmadae tewas karena wabah, Yeonbal tetap ingin melihat jasad Olmadae dan membawanya ke Arthdal. Syoreujagin panik dan melarang mereka untuk mendekat karena wabah itu bisa menular. Dia bahkan berkata kalau mereka harus segera membakar mayatnya. Yeonbal tetap ingin melihat.

Semua sudah tegang. Yeonbal mulai membukan satu persatu jerami pembungkus mayat. Yang pertama di bukanya adalah jerami yang menyelimuti Badoru. Tampaknya, dia melihat adanya kejanggalan.
Seucheon yang melihat dari jauh, langsung sadar. Dia berbisik memberitahu Dalsae kalau mayat-mayat itu belum tewas.

Yeonbal tertawa. Menyadari kalau dia sudah di tipu. Dia mendekat ke Syourejakin dan hendak memukulnya. Eunseom menggunakan kesempatan itu untuk bangkit dan berteriak agar semuanya juga bangkit dan lari. Suasana menjadi kacau dan tidak terkendai. Para budak berusaha untuk kabur.
Disaat seperti itu, bukannya kabur, Syourejakin malah berusaha mengambil permatanya. Goldu melihatnya dan segera berteriak pada anak buahnya untuk menangkap Syourejakin. Mendengar teriakan itu, Syourejakin pun berusaha kabur.


Eunseom bertarung melawan Yeonbal. Seucheon mengambil senjata yang ada di sana dan memutuskan rantai yang mengikat kaki Dalsae. Dia menyuruh Dalsae untuk kabur. Mereka berdua, bekerja sama membuka gerbang and membebaskan pada budak yang terikat.
Para budak yang terikat dan bebas, mulai membantu menyerang pada penjaga. Mereka membantu Eunseom. Mereka ingin kebebasan (sumpah, adegan ini membuatku merinding).

Di satu titik, Eunseom hampir terluka karena berusaha melindungi Olmadae. Dan Dalsae tiba di saat yang tepat untuk menolongnya. Dia berteriak menyuruh Eunseom untuk segera kabur. Dia ingin menebus kesalahannya pada Eunseom. Eunseom mendengarkan Dalsae dan segera membawa Olmadae kabur.
Syourejakin juga sudah berhasil kabur dari sana. Tapi, dia masih memikirkan permatanya yang tertinggal. Hal itu, membuatnya frustasi.

Para budak berusaha kabur dari gerbang utama. Daboru menggunakan senjatanya berusaha membobol gerbang. Berhasil gerbang terbuka. Dalsae membantu dengan menghalangi pada pengawal untuk mendekat. Yeonbal sendiri menyuruh anak buahnya untuk segera mencari Olmadae.
Semua budak telah keluar. Hanya terisa Badoru, Seucheon dan Dalsae. Dalsae berteriak menyuruh Badoru dan Seucheon untuk kabur sementara dia menahan mereka. Dan pada akhirnya, Dalsae tertangkap dan tidak berhasil kabur.
Eunseom menggendong Olmadae yang kakinya terluka dan tidak bisa berlari. Mereka tiba di rawa, dimana terdapat tumpukan mayat yang mati karena wabah. Dari belakang, terdengar suara teriakan Yeonbal dan pasukannya. Olmadae menyuruh Eunseom untuk menurunkannya dan kabur. Mereka tidak boleh mati berdua.
--

Para rakyat Arthdal masih merasa senang karena berhasil menemukan keturunan Asa Sin. Para suku Wahan yang bekerja sebagai budak, masih belum tahu yang terjadi dan tidak tahu kenapa para rakyat Arthdal merasa senang. Mereka bahkan berkata bahwa hal itu tidak ada gunanya bagi mereka.
Para pengawal datang mencari Suku Wahan. Para suku Wahan sudah ketakutan. Tapi, dengan sopannya, pengawal meminta para suku Wahan untuk mengikuti mereka.
--
Goldu dan pasukan tiba di rawa tempat pada mayat, tapi Eunseom dan Olmadae sudah tidak ada di sana. Untuk memastikan, mereka bahkan menusuk tubuh semua mayat. Setelah yakin Eunseom dan Olmadae tidak ada, mereka baru pergi.
Eng…ing… eng

Eunseom serta Olmadae ada di sana. Mereka bersembunyi di bawah rawa, dan memakain batang bambu kecil yang menjulanh ke atas untuk bernafas. Setelah memastikan tidak ada orang lagi, mereka baru keluar. Olmadae senang karena mereka berhasil mengecoh para pengejar, akan tetapi dia sudah tidak kuat untuk kabur lagi. Jika membawanya, Eunseom tidak akan bisa kabur dari sini tanpa terluka.
Eunseom tetap memaksa ingin membawa Olmadae.
“Menyerahlah,” pinta Olmadae.
“Aku tidak akan meninggalkan siapapun lagi,” tegas Eunseom dan tersenyum.
--

Semua kepala suku berkumpul untuk menghadap Tagon. Tanya ikut masuk bersama Tagon dan berdiri di samping Tagon. Dia sangat gugup dan hampir terjatuh karena menginjak gaun bajunya sendiri, jika Yangcha tidak menahan tangannya.
Tagon membuka pertemuan dengan membahas mengenai Asa Sin yang dulu pergi jauh ke Iark untuk melestarikan keturunan suci. Dan semua itu di turunkan pada suku Wahan yang akhirnya datang ke Arthdal.
“Aku, Tanya, keturunan langsung Kepala Suku kami, Asa Sin, akhirnya kembali ke rumahnya, mari lakukan gohamsani (ritual memberitahu kejadian penting kepada para dewa).”
Semua tampak terkejut.
Flashback
Sebelum mereka memasuki ruang rapat, Tagon sudah menyuruh Tanya untuk meminta agar di lakukan ritual gohamsani dalam tujuh hari.
End
Dan kini, Tanya meminta hal tersebut. Dia juga menyuruh Asa Ron untuk ke Puncak Gunung Putih dan siapkan gohamsani bersama dengan Asa Sakan.
Asa Ron di dalam hatinya, tahu dengan jelas kalau Tagon berencana mengurungnya di Danau Langit agar bisa mengambil alih Kuil Agung saat dia tidak ada. Tapi, dia tidak bisa membantah dan hanya bisa mematuhi perintah Tanya.
Tagon memberikan pengumuman lagi mengenai Tanya yang belum tahu banyak mengenai Serikat, jadi dia membutuhkan bantuan. Karena itu, dia memanggil Jiwa Gunung Puncak Putih ke Kuil Agung.
Para kepala suku tampak keberatan. Bagi mereka Jiwa Gunung Puncak Putih mempunyai niat jahat dan berencana mengacaukan Arthdal. Juga, Sanung Niruha tewas karena Suku Wahan.
“Kita yang lebih dulu bersalah pada keturunan suci. Juga, kesatria Wahan yang kita rebus sampai mati mungkin keturunan Asa Sin juga. Jadi, kuanggap impas, akhiri permusuhan,” keputusan Tagon.
Di dalam hatinya, Tanya bergumam kalau semua ini bukanlah akhir, tapi permulaan.
“Juga, leluhur dari Jiwa Gunung Puncak Putih memuja Asa Sin. Tidakkah mereka berhak kembali ke tempat milik mereka setelah Asa Sin kembali?” lanjut Tagon.
“Ya, Niruha. Kau benar sekali,” setuju yang lain pada akhirnya.
“Keturunan Asa Sin akhirnya kembali. Ini pantas dirayakan dengan meriah. Maka, berikan warga Serikat anggur dan makanan untuk merayakannya tujuh hari tujuh malam,” saran Taealha.
“Itu saran yang hebat. Silakan perintahkan,” setuju Tagon.
--
Setelah rapat selesai, Tanya menagih janji Tagon dan Taealha. Tagon bertanya janji apa? Saya dan Taealha bertanya memang mereka berjanji. Yangcha saat itu masuk dan terkejut melihat wajah Saya. Wajah Saya persis dengan Igutu yang di lawannya (Eunseom).
Tanya menagih janji karena telah mengikuti semua perintah Saya dan Taealha. Dia ingin Tagon membebaskan suku Wahan yang bekerja sebagai budak di Arthdal. Tagon menjawab kalau para pengawal sudah melakukannya. Tanya bertanya mengenal Doldambul, beberapa di bawah ke sana. Kembalikan mereka ke Arthdal.
Tagon berkata kalau Tanya tidak memerlukan izinnya untuk melakukan semua itu lagi.

Di saat itu, Mubaek tiba. Dia masuk ke dalam dan memberikan hormatnya pada Tanya. Dia juga memperkenalkan dirinya sebagai Mubaek dan suku Mulgil, pemimpin divisi militer. Tanya teringat dengan Mubaek orang yang dulu menangkap mereka dan membawa mereka ke Arthdal menjadi budak. Tapi, dia juga ingat kalau Chae-eun berkata Mubaek yang menyelamatkan Eunseom.
“Kenapa menyelamatkan Eunseom setelah menghancurkan kami?” tanya Tanya di dalam hatinya.
Tagon menyuruh Tanya untuk memberikan perintahnya.
“Itu… Dengar. Ada Suku Wahan yang ditangkap sebagai budak di Doldambul. Bawa mereka kembali,” perintah Tanya dengan gugup.
“Tentu, Niruha. Akan kukirim kuda tercepat untuk menyampaikan pesan. Mubaek akan menurutimu, Niruha.”

Mubaek akan beranjak keluar, tapi dia terkejut melihat Saya yang sangat mirip dengan Eunseom. Saat itu, Tagon memberitahu kalau Mubaek adalah orang yang menemukan byeoldaya Iark dan itu artinya dia memberikan sumbangsih yang besar pada mereka. Mubaek hanya menundukan kepala dan berjalan keluar.
Saat diluar, Mubaek bertanya-tanya, siapa tadi? Eunseom? Atau orang yang mirip dengan Eunseom?


Post a Comment

Previous Post Next Post